Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional
adalah kemempuan dalam mengorganisir materi pembelajaran. Untuk melakukan
tugas tersebut, guru hendaknya memiliki keterampilan bagaimana merencanakan
pembelajaran tersebut sesuai dengan karakteristik bahan materi pembelajaran
disamping karakteristik siswa, kondisi lingkungan sekolah dan masyarakat
sekitarnya.
Dalam makalah ini diuraikan tentang dimensi dan struktur Pendidikan IPS
(PIPS) yang akan menjadi dasar dan sumber pembelajaran khususnya dalam
pengorganisasian materi yang diselenggarakan oleh guru. Proses pembelajaran di
kelas untuk para siswa hendaknya dapat mengarakan, membimbing, dan
mempermudah mereka dalam penguasaan sejumlah konsep dasar sehingga
mereka dapat membentukstruktur ilmu pengetahuannya sendiri. Tugas ini
sebenaranya tidak mudah mengingat kemampuan sisiwa sekolah memiliki latar
belakang kemampuan dan lingkungan yang berbeda. Oleh karena itu, sangat perlu
ada upaya pencarian dan penerapan model pembelajaran yang tepat agar proses
belajar mengajar lebih berkualitas.
Penguasaan dan pengembangan dimensi dan struktur pembelajaran dalam
PIPS sangat penting bagi guru karena siswa sekolah menengah diharapkan telah
memiliki kemampuan berfikir abstrak dan parsial atau spesialisasi serta berpikir
analitis.
Untuk memfasilitasi kebutuhan ini mahasiswa calon guru perlu
mempersiapkan model pembelajaran yang tepat yang didukung oleh kemampuan
penguasaan terhadap dimensi-dimensi PIPS dan strukturnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa defenisi dimensi IPS ?
2. Apa saja pembagian dimensi IPS ?
3. Apa defenisi struktur IPS ?
4. Apa saja model struktur IPS ?

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang dimensi IPS
2. Menguraikan jenis-jenis dimensi IPS
3. Menjelaskan tentang Struktur IPS
4. Menjelaskan model struktur IPS
BAB II
PEMBAHASAN
A. DIMENSI IPS
Dimensi adalah parameter atau ukuran yang dibutuhkan untuk menggambarkan
sifat-sifat suatu objek. Dimensi dalam Pembelajaran IPS dibelajarkan secara
terpadu dari 4 (empat) kajian, yaitu geografi, ekonomi, sejarah dan sosiologi
melalui pendekatan tema. Pembelajaran berbasis pada kontekstual dengan
mengamati dan belajar dari pengalaman sekelilingnya. Karakteristik IPS ini
mampu mewadahi perkembangan psikologis peserta didik pada usia tersebut yang
selalu ingin tau, berpikir kritis dan senang bereksplorasi.
Menurut Sapriya (2015, p.h 46-56) program pendidikan IPS yang
komprehensif adalah program yang mencakup empat dimensi,yaitu :dimensi
pengetahuan,dimensi keterampilan ,dimensi nilai dan sikap dan dimensi tindakan.
Walaupun empat dimensi ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda satu
sama lain, namun dalam proses pembelajaran empat dimensi ini saling tumpang
tindih dan saling melengkapi. Untuk kepentingan analisis akademik, empat
dimensi ini dibedakan agar guru dapat merancang pembelajaran IPS secara
sistematis dan untuk meyakinkan bahwa semua kawasan sudah terliput.

B. PEMBAGIAN DIMENSI IPS


1. Dimensi Pengetahuan (Knowledge)
Setiap orang memiliki wawasan tentang pengetahuan sosial yang
berbeda-beda. Secara konseptual, pengetahuan (knowledge) hendaknya
mencakup: (1) Fakta; (2) Konsep; dan (3) generalisasi yang dipahami oleh
siswa. Fakta adalah data yang spesifik tentang peristiwa, objek, orang dan
hal-hal yang terjadi (peristiwa). Dalam pembelajaran IPS diharapkan siswa
dapat mengenal berbagai jenis fakta khususnya yang terkait dengan
kehidupan.Pada dasarnya fakta yang disajikan untuk para siswa hendaknya
disesuaikan dengan usia dan tingkat kemampuan berfikirnya. Secara umum,
fakta untuk siswa SD hendaknya berupa peristiwa, objek, dan hal-hal yang
bersifat konkret. Oleh karena itu guru perlu mengupayakan agar fakta
disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas masing-masing.
Konsep merupakan kata-kata atau frase yang mengelompok,
berkatagori, dan memberi arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan.
Konsep merujuk pada suatu hal atau unsur kolektif yang diberi label. Namun
konsep akan selalu direvisi disesuaikan dengan konsep menurut disiplin
ilmu-ilmu social.
Konsep dasar yang relevan untuk pembelajaran IPS diambil terutama
dari disiplin-disiplin ilmu sosial. Banyaknya konsep yang terkait dengan
lebih dari satu disiplin, isu-isu sosial, dan tema-tema yang berasal dari
banyak dimensi ilmu sosial. Konsep-konsep tersebut tergantung pula pada
jenjang dan kelas sekolah.
Konsep yang dibentuk secara multidisiplin berasal dari konsep disiplin
tradisional dan menjadi pemerkaya bagi kajian IPS. Konsep-konsep ini
muncul karena adanya keperdulian dan persepsi sosial serta munculnya
permasalahan social yang semakin kompleks. Hal ini telah dipandang
sebagai cara alternatif dalam mengorganisasikan konsep-konsep IPS.
Generalisasi merupakan suatu pernyataan dari dua atau lebih konsep
yang saling terkait. Generalisasi memiliki tingkat kompleksitas isi,
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
Pengembangan konsep dan generalisasi adalah proses mengorganisir
dan memaknai sejumlah fakta dan cara hidup bermasyarakat. Merumuskan
generalisasi dan mengembangkan konsep merupakan tujuan pembelajaran
IPS yang harus dicapai oleh siswa dengan bimbingan guru. Hubungan antara
generalisasi dan fakta bersfat dinamis. Memperkenalkan informasi baru yang
dapat mendorong siswa untuk merumuskan generalisasi merupakan cara
yang baik untuk menkondisikan terjadinya proses belajar bagi siswa.
Dengan informasi baru, pada siswa dapat mengubah dan memperbaiki
generalisasi yang telah dirumuskan terlebih dahulu.4
2. Dimensi Keterampilan (Skills)
Kecakapan mengolah dan menerapkan informasi merupakan
keterampilan yang sangat penting untuk mempersiapkan siswa menjadi
warga Negara yang mampu berpartisipasi secara cerdas dalam masyarakat
demokratis. Oleh karena itu, berikut uraian sejumlah keterampilan yang
diperlukan sehingga menjadi unsure dalam dimensi IPS dalam proses
pembelajaran
a. Keterampilan Meneliti
Keterampilan ini diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah data.
Secara umum penelitian mencapkup sejumlah aktivitas sebagai berikut:
• Mengidentifikasi dan mengungkapkan masalah atau isu
• Mengumpulkan dan mengolah data
• Menafsirkan data
• Menganalisis data
• Menilai bukti-buki yang ditemukan
• Memyimpulkan
• Menerapkan hasil temuan dan konteks yang berbeda
• Membuat pertimbangan nilai
b.Keterampilan Berpikir
Sejumlah keterampilan berfikir banyak berkontribusi terhadap pemecahan
masalah dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat secara efektif.Untuk
mengembangkan keterampilan berfikir pada diri siswa perlu ada
penguasaan terhadap bagian-bagian yang lebih khusus dari keterampilan
berfikir tersebut serta melatihnya di kelas,seperti keterampilan berfikir
kritis dan kreatif bagi siswa.
Keterampilan berpikir kritis adalah proses kognitif siswa dalam
menganalisis secara sistematis dan spesifik masalah yang dihadapi,
membedakan masalah tersebut secara cermat dan teliti, serta
mengidentifikasi dan mengkaji informasi guna merencanakan strategi
pemecahan masalah. Pendapat tersebut diperkuat oleh Stobaugh (2013: 2)
yang menjelaskankan bahwa berpikir kritis adalah berpikir yang reflektif
secara mendalam dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
untuk menganalisis situasi, mengevaluasi argumen, dan menarik
kesimpulan yang tepat. Orang yang mampu berpikir kritis adalah orang
yang mampu menyimpulkan apa yang diketahuinya, mengetahui cara
menggunakan informasi untuk memecahkan permasalahan, dan mampu
mencari sumber-sumber informasi yang relevan sebagai pendukung
pemecahan masalah Adinda (2016: 129). Berdasarkan penjelasan di atas,
keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan dasar untuk
memecahkan masalah.
Beberapa keterampilan berfikir yang perlu dikembangkan oleh guru di
kelas untuk para siswa meliputi :
a. Mengkaji dan menilai data secara kritis
b. Merencanakan
c. Merumuskan
d. Memprediksi hasil dari sesuatu kegiatan atau peristiwa
e. Menyarankan apa yang akan ditimbulkan dari suatu peristiwa atau
perbuatan
f. Curah penfapat
g. Berspekulasi tentang masa depan
h. Menyarankan berbagai solusi alternatif
i. Mengajukan pendapat dari perspektif yang berbeda
c. Keterampilan Partisipasi Sosial
Dalam belajar IPS, siswa perlu dibelajarkan bagaiman berinteraksi dan
bekerjasama dengan orang lain. Keahlian bekerja dalam kelompok sangat
penting karena dalam kehidupan bermasyarakat begitu banyak orang
menggantungkan hidup melalui kelompok. Beberapa keterampilan
partisipasi sosial yang perlu dibelajarkan oleh guru meliputi :
• Mengidentifikasi akibat dari perbuatan dan pengaruh ucapan terhadap
orang lain
• Menunjukkan rasa hormat dan perhatian kepada orang lain
• Berbuat efektif sebagai anggota kelompok
• Mengambil berbagai peran kelompok
• Menerima kritik dan saran
• Menyesuaikan kemampuan dengan tugas yang harus diselesaikan
d. Keterampilan Berkomunikasi
Pengembangan keterampilan berkomunikasi merupakan aspek yang
penting dari pendekatan pembelajaran IPS khususnya dalam inkuiri sosial.
Setiap siswa perlu diberi kesempatan untuk mengungkapkan pemahaman
dan perasaannya secara jelas, efektif, dan kreatif. Walaupun bahasa tulis
dan lisan telah menjadi alat berkomunikasi yang paling biasa, guru
hendaknya selalu mendorong para siswa untuk mengungkapkan
gagasannya dalam bentuk lain, seperti dalam film, drama, seni (suara, tari,
lukis), pertunjukkan, foto, bahkan dalam bentuk peta. Para siswa
hendaknya dimotivasi agar menjadi pembicara dan pendengar yang baik.
3. Dimensi Nilai dan Sikap (Value and Attitude)
Pada hakekatnya, nilai merupakan sesuatu yang berharga. Nilai yang
dimaksud disini adalah seperangkat keyakinan atau prinsip perilaku yang
telah mempribadi dalam diri seseorang atau kelompok masyarakat tertentu
yang ketika berpikir atau bertindak. Umumnya, nilai dipelajari sebagai hasil
dari pergaulan atau komunikasi antarindividu dalam kelompok seperti
keluarga, himpunan keagamaan, kelompok masyarakat atau persatuan dari
orang- orang yang satu tujuan.
Heterogenitas nilai yang ada di masyarakat tentu menimbulkan
masalah tersendiri bagi guru dalam pembelajaran IPS di kelas. Di suatu
pihak, nilai dapat masuk ke dalam masyarakat dan tidak mungkin steril dari
isu-isu yang menerpa dan terhindar dalam masyarakat demokratis. Di pihak
lain, tidak dipungkiri bahwa nilai tertentu muncul dengan kekuatan yang
sama dalam masyarakat dan menjadi pembelajaran yang baik serta menjadi
perlindungan dari berbagai penyimpangan dan pengaruh luar. Agar ada
kejelasan dalam mengkaji nilai di masyarakat, maka nilai dapat dibedakan
atas nilai sustantif dan nilai prosedural.
a. Nilai Substantif
Nilai substantif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan
umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan atau menyampaikan
informasi semata. Setiap orang memiliki keyakinan atau pendapat yang
berbeda-beda sesuai dengan keyakinannya tentang sesuatu hal.
Dalam mempelajari nilai substantif, para siswa perlu memahami proses-
proses, lembaga- lembaga, dan aturan-aturan untuk memecahkan konflik
dalam masyarakat demokratis. Dengan kata lain, siswa perlu mengetahui
ada keragaman nilai dalam masyarakat dan mereka perlu mengetahui isi
nilai dan implikasi dari nilai-nilai tersebut.
Manfaat lain dari belajar nilai substantif adalah siswa akan menyatakan
bahwa dirinya memiliki nilai tertentu. Guru harus menjelaskan bahwa
siswa membawa nilai yang beragam ke kelas sesuai dengan latar
keluarga, agama, atau budaya. Selain itu, guru perlu menyadari pula
bahwa nilai yang dia anut tidak semuanya berlaku secara universal.
Program pembelajaran IPS hendaknya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan, merefleksi, dan mengartikulasikan nilai-
nilai yang dianutnya. Proses ini tergantung pada nilai-nilai prosedural di
kelas. Siswa hendaknya memiliki hak mengambil posisi nilai mana yang
akan dianut tanpa paksaan atau menangguhkan keputusan dan tetap tidak
mengambil keputusan. Dengan kata lain, siswa hendaknya didorong
untuk bersiap diri membenarkan posisinya, mendengarkan kritikan yang
ditujukan terhadap dirinya dan atau mengubah keputusannya bila ada
pertimbangan lain.
b. Nilai Prosedural
Nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai
kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran dan
menghargai orang lain. Nilai-nilai kunci ini merupakan nilai yang
menyokong masyarakat demokratis, seperti: toleran terhadap pendapat
yang berbeda, menghargai bukti yang ada, kerja sama, dan menghormati
pribadi orang lain. Apabila kelas IPS dimaksudkan untuk
mengembangkan partisipasi siswa secara efektif dan diharapkan semakin
memahami kondisi masyarakat Indonesia yang beraneka ragam, maka
siswa perlu mengenal dan berlatih menerapkan nila-nilai tersebut.
Pembelajaran yang mengaitkann pendidikan nilai ini secara eksplisit atau
implisit hendaknya telah ada dalam langkah-langkah atau proses
pembelajaran dan tidaklah menjadi bagian dari konten tersendiri. Dengan
kata lain, nilai-nilai ini tidak perlu dibelajarkan secara terpisah. Selain itu,
masyarakat demokratis yang ideal harus mampu mengungkapkan nilai-
nilai pokok dalam proses pembelajaran bukan hanya retorika semata
bahkan harus menghormati harkat dan martabat manusia, berkomitmen
terhadap keadilan sosial, dan memperlakukan manusia sama
kedudukannya di depan hukum.
4. Dimensi Tindakan (Action)
Tindakan sosial merupakan dimensi PIPS yang penting karena
tindakan dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif.
Mereka pula dapat belajar secara konkret dan praktis. Dengan belajar dari
apa yang diketahui dan terpikirkan tentang isu-isu sosial untuk dipecahkan
sehingga jelas apa yang akan dilakukan dan bagaimana caranya, para siswa
belajar menjadi warga Negara yang efektif di masyarakat.
Dimensi tindakan sosial dapat dibelajarkan pada semua jenjang dan
semua tingkatan kelas kurikulum IPS. Dimensi tindakan social untuk
pembelajaran IPS meliputi tiga model aktivitas sebagai berikut.
• Percontohan kegiatan dalam memecahkan masalah dikelas
seperti cara berorganisasi dan bekerja sama.
• Berkomunikasi dengan anggota masyarakat dapat diciptakan.
• Pengambilan keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas, khususnya
pada saat siswa diajak untuk melakukan inkuiri.
C. STRUKTUR IPS
Struktur adalah bangun atau susuan (dalam pikiran) yang terdiri atas unsur-
unsur yang berhubungan satu sama lain dalam kesatuan.
Jacob Bronowski (Supardi, 2011, p. 13) menjelaskan bahwa ilnu adalah
aktivitas menyusun fakta-fakta yang diketahui dalam kelompok-kelompok di
bawah konsep-konsep umum, dan konsep-konsep itu dinilai berdasarkan
pernyataan dari tindakan-tindakan yang kita dasarkan padanya. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa batang tubuh ilmu strukturnya mencakup:fakta, konsep,
generalisasi, dan teori.
Model pembelajaran alternatif untuk bidang ilmu-ilmu sosial telah
diperkenalkan dengan aneka ragam istilah diperkenalkan dengan aneka ragam
istilah, seperti : Model Inkuiri, Problem Solving, Berpikir Kritis, Pengambilan
Keputusan, dan sebagainya. Pada hakekatnya, model-model pembelajaran ini
lebih banyak menekankan pada upaya membelajarkan siswa secara aktif
(Students’ Active Learning).
Untuk menyajikan materi pembelajaran yang penuh dengan muatan konsep,
generalisasi dan teori, Marlin L. Tanck dalam Sapriya (2009) memperkenalkan
model pembelajaran konsep, generalisasi dan konstruk yang dikenal dengan “A
Model of A knowledge” (Model Struktur ilmu Pengetahuan).
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran IPS dan sekaligus menjadi tugas
guru pada tingkat pendidikan dasar adalah menerjemahkan materi yang sulit
menjadi mudah atau materi pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret. Suatu
upaya untuk menerjemahkan dan mengkonkretkan hal yang abstrak tersebut
biasanya diperlukan sesuatu yang berfungsi sebagai wakil atau representasi.
Sesuatu yang mewakili inilah yang dikenal dengan sebutan model. Para siswa
yang tengah belajar pada jenjang pendidikan menengah , perlu dibimbing dan
diperkenalkan kepada atau dilatih kemampuan dalam berpikir abstrak. Dengan
kata lain, para guru perlu memperkenalkan pengetahuan abstrak (abstrack
knowledge) kepada siswanya. Salah satu cara untuk membantu para siswa dalam
memiliki kemampuan ini adalah melalui perantara model.
D. MODEL STRUKTUR PENGETAHUAN
Menurut Tanck pengetahuan (knowledge) dianggap sebagai hasil kerja
intelektual yang dikembangkan oleh manusia melalui proses psikologisnya. Hasil-
hasil itu dapat digolongkan dalam bentuk/jenis pengetahuan yang berbeda-beda.
Jenis pengetahuan dapat dilihat sebagaimana dirancang dalam model struktur atau
organisasi pengetahuan.
Model ini berusaha membedakan jenis-jenis pengetahuan yang berbeda-beda
dan mengorganisasikannya dalam suatu struktur. Model ini dapat mewakili suatu
cara bagaimana pengetahuan yang bersifat abstrak ini dapat digolongkan dan
disusun sehingga para guru dapat dengan mudah merancang pengajaran dan para
siswa lebih mudah lagi belajar. Model dibawah ini dapat diuji apakah model ini
dapat membantu para guru lebih efektif merancang pengajaran aspek pengetahuan
pilihan yang bersifat abstrak dan apakah para siswa merasakan terbantu pada
waktu belajar menguasai pengetahuan pilihan tersebut.
Model struktur ilmu pengetahuan terdiri atas unsur-unsur yang dapat
digambarkan dalam diagram, sebagai berikut :
Construct Generalization Concept
Fact and Atribute
Secara lebih rinci unsur-unsuryang ada dalam struktur ilmu pengetahuan
diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Atribut
Atribut merupakan karakteristik atau sifat sejumlah benda, peristiwa atau
ide yang dapat dibedakan. Atribut-atribut itu misalnya ciri-ciri yang dapat
dianggap sama, serupa atau berbeda. Atribut dapat didasarkan pada fakta
berupa informasi konkret yang dapat diverifikasi dari laporan orang lain
atau hasil pengamatan langsung seseorang. Apakah informasi itu akurat,
dapat dibuktikan dengan cara memeriksa kebenaran laporan atau dengan
meneliti, mendengarkan, menyentuh, dan merasakan.
Laporan lisan, gambar, dan chart data dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan atribut- atribut. Penkomunikasian fenomena dan
kondisi yang terlihat merupakan prosesmempelajari atribut-atribut. Para
siswa dapat mempelajari atribut-atribut melalui proses persepsi, yakni
memperoleh informasi dari orang lain, atau pengamatan dan pengkajian
oleh mereka sendiri.
Atribut dapat diketahui menurut tingkat kesadaran yang berbeda-beda.
Beberapa atribut dapat dengan udah dinyatakan sedangkan yang lainnya
mungkin dapat dipahami dan digunakan namun tidak mudah diungkapkan.
2. Kelas
Kelas adalah pengelompokkan kategori benda-benda, peristiwa atau
pemikiran. Setiap kelas meliputi benda-benda yang memiliki kesamaan
atribut dan mengabaikan atribut-atribut yang berbeda atau tidak ada
kaitannya. Pengkelasan berdasarkan pada satu atau atribut tertentu, tidak
pada semua atribut.
Pengkelasan merupakan sesuatu hal yang biasa dan banyak kegunannya.
Semua orang yang kita ketahui, kita tempatkan dalam ragam kelas, seperti
laki-laki – perempuan, kaya – miskin, bersahabat – bermusuhan. Benda-
benda hidup dapat dikelompokkan sebagai berikut: tanaman – hewan,
mamalia atau reptil atau burung, binatang buas – binatang piaraan.
Kelompok buku-buku dapat dibagi menurut jenisnya, seperti fiksi –
nonfiksi, bersamul tebal – bersampul tipis, mudah – sulit. Dengan
demikian, kita dapatmengklasifikasikan sesuatu secara praktis menurut
pengalaman sesuai dengan atribut- atributnya.
3. Simbol
Setiap kelas dapat dirujuk dengan suatu symbol. Symbol menunjukkan
kelas. Symbol dapat berupa kata-kata, tanda, gerak mimic,nomor angka,
atau yang lainnya. Apapun namanya simbol merupakan cara yang
bermanfaat untuk mengkomunikasikan tentang kelas. Kelas semua benda
yang digunakan dalam produksi mungkin cocok disebut “sumber-sumber
produksi” atau “faktor-faktor produksi”. Benda-benda seperti tanah dan
pohon dapat dirujuk sebagai sumber alam. Kelas benda-benda buatan
manusia yang digunakan untuk memproduksi dapat dinamakan “modal”.
Kelompok orang yang bekerja untuk menghasilkan sesuatu barang dapat
disebut “tenaga kerja” (buruh) atau “sumber daya manusia”.
4. Konsep
Konsep merupakan pokok pengertian yang bersifat abstrak yang
menghubungkan orang dengan kelompok benda, peristiwa, atau pemikiran
(ide). Lahirnya konsep karena adanya kesadaran atas atribut kelas yang
ditunjukkan oleh simbol. Konsep “tanah” bagi siswa merupakan sebutan
umum untuk sumber alam yang produktif. Konsep buruh menurut siswa
merupakan sebutan abstrak tentang apa yang dimiliki oleh semua anggota
kelas/kelompok.
Konsep bersifat abstrak dalam pengertian yang berkaitan bukan dengan
contoh tertentu melainkan dengan semua anggota kelas. Konsep dapat
dianggap sebagai suatu model kelompok benda yang terpikirkan. Konsep
merupakan cara berpikir menggenerelasasikan sejumlah anggota kelas yang
khusus ke dalam satu contoh model yang tidak nampak, termasuk atribut
semua contoh yang berbeda-beda.
Konsep bersifat subyektif dan menyatu. Semua orang membentuk konsep
dari pengalamannya sendiri. Dari pengalaman seperti mencatat contoh-
contoh dan mendengarkan diskusi yang melibatkan kelas, setiap orang
menjadi sadar akan pengertian dan atribut.
Konsep merupakan kesadaran internal yang mempengaruhi perilaku yang
tampak. Konsep- konsep yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat
diperoleh dari konsep disiplin ilmu atau dari konsep yang telah biasa
digunakan dilingkungan kehidupan siswa atau masyarakat setempat.
Berikut ini adalah matrik yang dapat dijadikan model oleh guru dalam
proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Program Pendidikan IPS yang komprehensif adalah program yang mencakup
empat dimensi sebagai berikut:
1. Dimensi pengetahuan (Knowledge); mencakup fakta, konsep dan
generalisasi.
2. Dimensi keterampilan (Skills); mencakup keterampilan meneliti, berpikir,
partisipasi sosial, dan berkomunikasi.
3. Dimensi nilai dan sikap (Values and Attitudes); terdiri atas nilai substansif
dan nilai prosedural. Nilai substantif adalah keyakinan yang telah dipegang
oleh seseorang dan umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan
atau menyampaikan informasi semata. Nilai-nilai prosedural yang perlu
dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran,
menghormati kebenaran dan menghargai pendapat orang lain.
4. Dimensi tindakan (Action). merupakan dimensi PIPS yang penting karena
tindakan dapat memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif.
Dimensi dan Sruktur Ips akan menjadi dasar dan Sumber pembelajaran dalam
pengorganisasian materi yang diselenggarakan oleh guru.

B. SARAN
1. Dalam mengajarkan IPS pada siswa sangat perlu ada upaya pencarian dan
penerapan model pembelajaran yang tepat agar proses belajar mengajar
lebih berkualitas.
2. Mahasiswa calon guru perlu mempersiapkan model pembelajaran yang
tepat yang didukung oleh kemampuan penguasaan terhadap dimensi-
dimensi PIPS dan strukturnya.
DAFTAR PUSTAKA

Toni Nasution dan Maulana Arafat, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial,
Yogyakarta:Samudera Biru,2018
(https://www.slideshare.net/pdewi6132/dimensi-dan-struktur-ips
https://silabus.org/dimensi-dalam-pembelajaran-ips/
(https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPP/article/download/13529/pdf,
(https://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/dimensi-dan-struktur-pendidikan-ips
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................. Ii
DAFTAR ISI................................................................................ Iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1
A. LATAR BELAKANG.................................................... x
B RUMUSAN MASALAH................................................. x
C. TUJUAN......................................................................... x
BAB II PEMBAHASAN.............................................................. x
A. DIMENSI IPS................................................................. x
B PEMBAGIAN DIMENSI IPS.......................................... x
C.STRUKTUR IPS.............................................................. x
D. MODEL STRUKTUR PENGETAHUAN..................... x
BAB III PENUTUP...................................................................... x
A. KESIMPULAN............................................................... x
B. SARAN........................................................................... x
DAFTAR PUSTAKA................................................................... x

Anda mungkin juga menyukai