Disusun Oleh
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta inayah - Nya kepada kita semua, sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam patut kita haturkan kepada Nabi akhir zaman,
Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tanpa ada satu halangan. Dalam penulisan
makalah ini, banyak pihak yang telah mendukung. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua,
2. Dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran SD, bapak Agung Setyawan.,
M.Pd..
3. Dan semua teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... I
DAFTAR ISI.......................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 4
A. Penutup............................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah aspek yang tidak bisa dipisahkan pada kehidupan
di masyarakat. Pendidikan sendiri memiliki peran penting dalam membangun peradaban
masyarakat. Pendidikan merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan untuk mencerdaskan
sebuah bangsa. Pendidikan menurut H Ihsan Fuad (2005 : 1) merupakan sebuah usaha
manusia untuk mengembangkan dan menumbuhkan potensi manusia baik dari segi
jasmani hingga rohani yang sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat dan
budaya. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 juga mengatakan bahwa pendidikan
merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Di Indonesia pendidikan sendiri telah mengalami perkembangan. Hal ini dapat di
lihat pada perkembangan kurikulum mulai dari kurikulum 1947, kurikulm 1952,
kurikulum 1964, kurikulum 1968, Hingga sekarang menggunakan kurikulum 2013. Pada
pembelajaran kurikulum 2013 ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan
masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia. Pembelajaan tematik adalah
pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sedangkan menurut
Rusman (2012), pembelajaran tematik merupakan sebuah model pembelajaran terpadu
(integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
B. Rumusan Masalah
Melalui latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari Kompetensi Inti (KI), kompetensi dasar (KD), dan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK) ?
2. Apa saja macam-macam perangkat pembelajaran tematik SD/MI ?
3. Apa manfaat perangkat pembelajaran bagi guru ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dari Kompetensi Inti (KI), kompetensi dasar (KD), dan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK).
2. Mengetahui macam-macam perangkat pembelajaran tematik SD/MI.
3. Mengetahui manfaat perangkat pembelajaran bagi guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Dan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK).
1. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi inti atau yang di singkat KI merupakan sebuah aspek yang penting
dalam pembelajaran terutama pada pembelajaran kurikulum 2013. Pada kurikulum
KTSP kedudukan kompetensi inti sama dengan kompetensi dasar (KD). Kompetensi
inti merupakan elemen baru dalam pendidikan yang tidak dimiliki oleh kurikulum-
kurikulum sebelumnya. Kompetensi inti dapat diartikan sebagai kualitas yang harus
dicapai seorang siswa melalui proses pembelajaran secara aktif. Menurut pendapat
lain juga disebutkan bahwa kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar Komptensi Lulusan yang harus dimiliki seorang siswa pada setiap
tingkat kelas atau program.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan
pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.
Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi
Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga
memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan
antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara
konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari
mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama
sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi inti dijadikan batas
kemampuan yang harus dilakukan dan dimiliki oleh setiap peserta didik pada saat
pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan pendapat E. Mulyasa pada buku pembelajaran tematik
SD/MI karya Maulana Arafat bahwa melalui kompetensi inti, integrasi vertikal
berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Sebagi anak tangga
menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, kompetensi inti juga memiliki
multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah
sikap dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spriritual yang terkait dengan tujuan
pendidikan nasional membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa. Kedua,
sikap sosial yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik
yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
kompetensi inti terdiri dari empat aspek yang tersusun dalam rumusan sebagai
berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual
Sikap merupakan sebuah ekspresi dan nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang (Muhibbin Syah :2008). Sikap merupakan
kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap
stimulus yang ada dalam lingkungan sosial (Irma :2014 ,60). Sedangkan
spiritual sendiri merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan adat,
budaya dan agama. Sikap spiritual menjadi kompetensi yang pertama daripada
kompetensi lainnya. Sehingga pembelajarannya pun harus terus menerus
untuk dijadikan sebuah pembiasaan bahkan diintegrasikan ke dalam setiap
mata pelajaran. Sikap spiritual tersebut sangat berkaitan dengan pembentukan
peserta didik yang beriman dan bertaqwa dengan cara menghormati,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianut (Irma : 2014, 65-
66). Sehingga, pada kurikulum 2013 penekanan pada penilaian sikap spiritual
ini diantaranya seperti rajin beribadah, berperilaku syukur, berdoa sebelum
dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah, mengucapkan
salam.
Sedangkan dimensi ranah kognitif pada revisi teori Bloom terdapat enam
tingkatan dalam proses berpikir seseorang, diantranya sebagai berikut:
1) Mengingat (remember)
Pada kategori pertama ini lebih menekankan pada retensi. Mengingat
dapat diartikan sebagai munculnya ide tertentu yang berasal dari ingatan
yang sudah lama.
2) Memahami (understand)
Memahami merupakan kegiatan yang melibatkan makna dari suatu materi
yang dikonstruksi baik yang diucapkan, ditulis, digambar ataupun grafis
oleh pendidik.
3) Mengaplikasikan (applicating)
Kategori ini melalui prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal
latihan atau menyelesaikan masalah.
4) Menganalisis (analyzing)
Menganalisis berarti dalam proses pembelajaran siswa melakukan
perincian materi menjadi lebih detail dan mengaitkan hubungan antar
materi tersebut. Proses ini meliputi: membedakan, mengorganisasikan,
serta mengatribusikan (berpendapat)
5) Mengevaluasi (evaluating)
Mengevaluasi ialah membuat keputusan berdasrkan kriteria dan standar
yang ada seperti kualitas, efisiensi, dan konsistensi.
6) Mencipta (creating)
Mencipta berarti mengkolaborasikan antar bagian untuk mengolah
menjadi sesuatu yang belum ada sebelumnya dan koheren atau membuat
sesuatu produk yang orisinal.
Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa KKO diambil dari teori Taksonomi
Bloom yang direvisi di dalamnya merujuk kepada 8 fase dalam belajar yang harus
diterapkan, seperti : mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, mencoba, mencipta, dan menyaji. Selanjutnya KKO harus
dikembangkan melalui IPK, disebabkan setiap guru harus punya capaian yang akan
dituju untuk menghasilkan pembelajaran yang sukses. Penulisan indikator
menggunakan persyaratan kondisi dan ada kriteria yang menunjukkan siswa telah
kompeten atau belum kompeten secara individual. Penulisan indikator pencapaian
kompetensi mengikuti aturan penulisan kalimat baku yang terdiri dari unsur SPOK
(subjek, predikat, objek dan keterangan).
Subjek dengan menyebutkan “siswa”
Predikat menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan
diamati,
Objek berupa perilaku/kompetensi yang diharapkan akan dicapai.
Keterangan diperlukan jika ada persyaratan kondisi atau kriteria khusus dari
perilaku dikehendaki seperti waktu penyelesaian, tempat pengerjaan, jumlah yang
harus diselesaikan, alat yang digunakan, dll).
4. Pemetaan Kompetensi Inti Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Dan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK)
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan sampai tahapan penentuan
dan pemetaan standar kompetensi, dan kompetensi dasar, serta indikator, yaitu :
1. Mengidentifikasi karakteristik dan bekal kemampuan siswa
Karakter dan bekal kemampuan siswa harus terlebih dahulu diidentifikaasi oleh
guru. Hal ini dilakukan untuk menentukan garis batas antara perilaku yang tidak
perlu dan perlu ditetapkan sebagai indikator keberhasilan siswa dalam
menguasai kompetensi.
2. Menentukan tahapan berpikir dari SK, KD dan Indikator Pencapaia Kompetensi
(IPK) yang ingin dicapai.
Pemetaan SK, KD dan IPK diperlukan untuk melihat secara keseluruhan
bagaimana SK dan KD bisa dicapai. Sebagai contoh jika tahapan berpikir SK
ada di C3 maka tahapan berpikir KD biasanya mulai C1, C2 sampai C3. Apabila
akan mengembangkan IPK untuk KD dengan ranah berpikir C2 maka dimulai
dengan membuat IPK dari C1 sampai akhirnya C2 yang merupakan ranah
berpikir KD.
3. Menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) masing-masing KD
dengan memperhatikan tahapan berpikir SK dan KD.
Penentuan dan pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
sangatlah perlu untuk dilakukan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran akan
mudah dibuat setelah merumuskan indikator yang terlebih dahulu dilakukan
pemetaan SK dan KD. Beberapa manfaat yang akan didapat, yaitu:
1. Menentukan analisis materi pembelajaran
Penjabaran indikator dapat menentukan materi yang akan dibahas dalam
pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah dijabarkan dalam indikator, dan memudahkan menentukan
kedalaman materi dengan memperhatikan ranah berfikir SK, KD dan
IPK-nya.
2. Menentukan kegiatan pembelajaran
Penjabaran indikator yang memudahkan penentuan materi tentu akan
berdampak pada penentuan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan ini meliputi 3 bagian, yaitu kegiatan Tatap Muka, Penugasan
Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur untuk masing KD
dan IPK. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, guru, dan
lingkungan. Penugasan terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran
yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi
dan atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu
penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan
terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan.
Selanjutnya adalah kegiatan mandiri tidak terstruktur yang merupakan
kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran
oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang
pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran
atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
peserta didik yang akan dilakukan untuk mencapai indikator berdasarkan
materi yang harus diberikan.
3. Menentukan teknik penilaian
Indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi dasar
merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian sehingga
dengan demikian penilaian yang akan dilakukan akan sesuai dan
memenuhi aspek yang ingin dicapai oleh SK dan KD.
Indikator pencapaian
No. Kompetensi inti Kompetensi dasar
kompetensi
5. Kompetensi Inti (KI) Dan Kompetensi Dasar (KD) Per Mata Pelajaran
Sebelumnya kita tahu bersama bahwa kurikulum sekarang yang banyak
digunakan dan berlaku adalah kurikulum 2013 revisi 2017 yang artinya sudah ada
penyempurnaan dari tahun – tahun sebelumnya. Meskipun demikian, tak bisa
dipungkiri bahwa masih juga banyak sekolah yang memakai kurikulum lama seperti
KTSP. Perbedaan mendasar yaitu di KTSP yang menjadi pusat dalam pembelajaran
adalah Guru, sedangkan di K13 adalah Siswa. Jadi seperti ini, di KTSP guru dianggap
sebagai sentral pembelajaran jadi semua sumber pembelajaran berasal dari guru dan
dalam prakteknya kebanyakan siswa hanya pasif mendengarkan materi yang
disampaikan guru. Sedangkan di K13 sebaliknya, siswa dituntut lebih aktif dalam
pembelajaran, bisa mencari materi selain dari guru dan juga tidak hanya pasif
mendengarkan artinya siswa diharapkan terus aktif dalam kegiatan pembelajaran
tersebut. Untuk itu buku ajar yang digunakan siswa berupa buku tematik, dimana
dalam satu pembelajaran beberapa muatan materi menjadi terpdu. Hal ini termasuk
langkah efisien dan efektif dalam dunia pendidikan. Selain itu, pemetaan KI dan KD
saat ini juga berdasarkan tema.
A. Langkah – Langkah Pemetaan Tema
Pemetaan tema dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun demikian tidak
ada cara yang terbaik untuk menentukan tema tapi tergantung dari situasi dan kondisi
karena pada dasarnya pembelajaran tematik bergantung pada situasi dan kondisi
kelas, sekolah, guru, atau lingkungan sehingga prosedur penentuan tema disesuaikan
dengan situasi dan kondisi tempat. Menurut Tim Puskur dari Departemen Pendidikan
Nasional (2006) menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama,
guru mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam
masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
Cara kedua, guru menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk
menentukan tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan peserta didik sehingga
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Perbedaan antara cara pertama dengan cara yang kedua terletak pada
penentuan tema. Cara yang pertama penentuan tema dilakukan setelah guru
melakukan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator.
Tema ditentukan setelah melihat keterhubungan antara kompetensi satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.Sedangkan pada cara yang kedua guru
menentukan tema terlebih dahulu baru mencari keterhubungan antara tema dengan
kompetensi dasar dengan indikator dari berbagai mata pelajaran.
Tema–tema dalam pembelajaran tematik, sebagaimana dijelaskan Subroto dan
Herawati (1978) juga dapat dikembangkan berdasarkan kriteria berikut :
1. Minat siswa yang pada umumnya dapat menarik untuk dijadikan kriteria
penentuan tema, seperti hari libur. Kegiatan hari libur sangat menyenangkan bagi
siswa. Banyak yang dapat dilakukan oleh siswa seperti bermain bola, ke sawah
dan sebagainya.
2. Minat guru yang berhubungan dengan sekolah, siswa atau proses atau proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan pemahaman siswa. Misalnya, guru dapat
memilih tema koperasi sekolah. Guru dapat mengembangkan pernyataan-
pertanyaan seperti apa yang dijual di koperasi sekolah? Apa keuntungan koperasi
sekolah?
3. Kebutuhan siswa, seperti perkelahian antar siswa yang perlu pemecahan dan
jalan keluar. Siswa dapat dilibatkan dalam mengambil pemecahan perkelahian
antara siswa. Oleh karena itu, perkelahian dapat dijadikan sebagai tema.
Kompetensi Dasar
Kelas III
3.1 Memahami pengetahuan faktual 4.1 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan mencerminkan
kegiatannya, dan benda-benda perilaku anak beriman dan
yang dijumpainya di rumah, di berakhlak mulia.
sekolah dan di tempat bermain.
Kelas VI
3.2 Menggali isi teks penjelasan 4.2 Menyajikan hasil penggalian
(ekspalanasi) ilmiah yang informasi dari teks penjelasan
didengar dan dibaca (eksplanasi) ilmiah secara lisan,
tulis, dan visual dengan
menggunakan
kosakata baku dan kalimat efektif
Kompetensi Dasar
Kelas VI
3.3 Menganalisis cara makhluk hidup 4.3 Menyajikan karya tentang cara
menyesuaikan diri dengan makhluk hidup menyesuaikan
lingkungan diri dengan lingkungannya,
sebagai hasil
penelusuran berbagai sumber
Kompetensi Dasar
Kelas VI
3.4 Memahami makna proklamasi 4.4 Menyajikan laporan tentang
kemerdekaan, upaya makna proklamasi kemerdekaan,
mempertahankan kemerdekaan, upaya mempertahankan
dan upaya mengembangkan kemerdekaan, dan upaya
kehidupan kebangsaan yang mengembangkan kehidupan
sejahtera. kebangsaan yang sejahtera.
Kompetensi Dasar
Kelas III
3.5 Menjelaskan dan melakukan 4.5 Menyelesaikan masalah
penjumlahan dan pengurangan penjumlahan dan pengurangan
pecahan berpenyebut sama. pecahan berpenyebut sama.
Kompetensi Dasar
Kelas VI
3.6 Membandingkan prisma, tabung, 4.6 Mengidentifikasikan prisma,
limas, kerucut, dan bola. tabung, limas, kerucut, dan
bola.
Kompetensi Dasar
Kelas III
3.7 Memahami prosedur gerak dasar 4.7 Mempraktikkan gerak dasar
mengambang (water trappen) dan mengambang
meluncur di air serta menjaga (water trappen) dan meluncur di
keselamatan diri/orang lain dalam air serta menjaga keselamatan
aktivitas air. diri/orang lain dalam
aktivitas air.
Kompetensi Dasar
Kelas VI
3.8 Memahami keterampilan salah 4.8 Mempraktikkan keterampilan
satu gaya renang dan dasar-dasar salah satu gaya renang dan dasar-
penyelamatan diri. dasar penyelamatan diri.
Kompetensi Dasar Seni Budaya dan Prakarya SD/MI
Kompetensi Dasar
Kelas III
3.1 Mengetahui unsur-unsur rupa 4.1 Membuat karya dekoratif.
dalam karya dekoratif.
Kompetensi Dasar
Kelas VI
3.2 Memahami interval nada. 4.2 Memainkan interval lagu dan alat
musik.
Kompetensi Dasar
Kelas III
1.1 Menerima arti bintang, rantai, 2.1 Bersikap jujur, peduli, kasih
pohon berungin, kepala sayang sesuai sesuai dengan sila-
banteng, dan padi kapas pada sila Pancasila dalam lambang
lambing Negara “Garuda Negara “Garuda Pancasila”
Pancasila” sebagai
anugerah Tuhan Yang Masa Esa.
3.1 Memahami arti gambar pada 4.1 Menceritakan arti gambar
lambang Negara “Garuda gambar pada lambang Negara
Pancasila”. “Garuda Pancasila”.
Kelas VI
1.1 Bersyukur kepada tuhan yang 2.1 Bersikap penuh tanggung jawab
maha esa atas nilai-nilai pancasila sesuai nilai-nilai Pancasila dalam
secara utuh sebagai satu kesatuan kehidupan sehari-hari.
dalam kehidupan sehari-hari.
3.1 Menganalisis penerapan nilai- 4.1 Menyajikan hasil analisis
nilai pancasila dalam kehidupan pelaksanaan nilai-nilai pancasila
sehari-hari. dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta: Puskur
Balitbang