Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PEMETAAN KOMPETENSI (LEARNING EXPERIENCE)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran SD

Dosen Pengampu : Agung Setyawan., M.Pd.

Disusun Oleh

Titik Musfiroh 190611100216

Dwi Lestari Nur F 190611100220

Auliya Niswatul F. 190611100224

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta inayah - Nya kepada kita semua, sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam patut kita haturkan kepada Nabi akhir zaman,
Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tanpa ada satu halangan. Dalam penulisan
makalah ini, banyak pihak yang telah mendukung. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua,
2. Dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran SD, bapak Agung Setyawan.,
M.Pd..
3. Dan semua teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bangkalan, 27 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... I

DAFTAR ISI.......................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................... 2

C. Tujuan................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 4

A. Pengertian Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator


Pencapaian Kompetensi (IPK) …………………………………. 4
B. Macam – Macam Perangkat Pembelajaran SD/MI............................ 8
C. Manfaat Perangkat Pembelajaran Bagi Guru ………………………. 3

BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 9

A. Penutup............................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 25
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah aspek yang tidak bisa dipisahkan pada kehidupan
di masyarakat. Pendidikan sendiri memiliki peran penting dalam membangun peradaban
masyarakat. Pendidikan merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan untuk mencerdaskan
sebuah bangsa. Pendidikan menurut H Ihsan Fuad (2005 : 1) merupakan sebuah usaha
manusia untuk mengembangkan dan menumbuhkan potensi manusia baik dari segi
jasmani hingga rohani yang sesuai dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat dan
budaya. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 juga mengatakan bahwa pendidikan
merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Di Indonesia pendidikan sendiri telah mengalami perkembangan. Hal ini dapat di
lihat pada perkembangan kurikulum mulai dari kurikulum 1947, kurikulm 1952,
kurikulum 1964, kurikulum 1968, Hingga sekarang menggunakan kurikulum 2013. Pada
pembelajaran kurikulum 2013 ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan
masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia. Pembelajaan tematik adalah
pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sedangkan menurut
Rusman (2012), pembelajaran tematik merupakan sebuah model pembelajaran terpadu
(integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
B. Rumusan Masalah
Melalui latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari Kompetensi Inti (KI), kompetensi dasar (KD), dan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK) ?
2. Apa saja macam-macam perangkat pembelajaran tematik SD/MI ?
3. Apa manfaat perangkat pembelajaran bagi guru ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dari Kompetensi Inti (KI), kompetensi dasar (KD), dan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK).
2. Mengetahui macam-macam perangkat pembelajaran tematik SD/MI.
3. Mengetahui manfaat perangkat pembelajaran bagi guru.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Dan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK).
1. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi inti atau yang di singkat KI merupakan sebuah aspek yang penting
dalam pembelajaran terutama pada pembelajaran kurikulum 2013. Pada kurikulum
KTSP kedudukan kompetensi inti sama dengan kompetensi dasar (KD). Kompetensi
inti merupakan elemen baru dalam pendidikan yang tidak dimiliki oleh kurikulum-
kurikulum sebelumnya. Kompetensi inti dapat diartikan sebagai kualitas yang harus
dicapai seorang siswa melalui proses pembelajaran secara aktif. Menurut pendapat
lain juga disebutkan bahwa kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk
mencapai Standar Komptensi Lulusan yang harus dimiliki seorang siswa pada setiap
tingkat kelas atau program.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan
pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.
Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi
Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga
memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan
antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara
konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari
mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama
sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi inti dijadikan batas
kemampuan yang harus dilakukan dan dimiliki oleh setiap peserta didik pada saat
pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan pendapat E. Mulyasa pada buku pembelajaran tematik
SD/MI karya Maulana Arafat bahwa melalui kompetensi inti, integrasi vertikal
berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Sebagi anak tangga
menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, kompetensi inti juga memiliki
multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah
sikap dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spriritual yang terkait dengan tujuan
pendidikan nasional membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa. Kedua,
sikap sosial yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik
yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
kompetensi inti terdiri dari empat aspek yang tersusun dalam rumusan sebagai
berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual
Sikap merupakan sebuah ekspresi dan nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang (Muhibbin Syah :2008). Sikap merupakan
kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap
stimulus yang ada dalam lingkungan sosial (Irma :2014 ,60). Sedangkan
spiritual sendiri merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan adat,
budaya dan agama. Sikap spiritual menjadi kompetensi yang pertama daripada
kompetensi lainnya. Sehingga pembelajarannya pun harus terus menerus
untuk dijadikan sebuah pembiasaan bahkan diintegrasikan ke dalam setiap
mata pelajaran. Sikap spiritual tersebut sangat berkaitan dengan pembentukan
peserta didik yang beriman dan bertaqwa dengan cara menghormati,
menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianut (Irma : 2014, 65-
66). Sehingga, pada kurikulum 2013 penekanan pada penilaian sikap spiritual
ini diantaranya seperti rajin beribadah, berperilaku syukur, berdoa sebelum
dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah, mengucapkan
salam.

b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial


Sikap sosial merupakan salah satu perilaku yang digunakan ketika seseorang
sedang bersosial dengan orang lain ataupun sekelompok orang. Peterson dan
Seligman yang dikutip oleh Wiguna menyatakan bahwa sikap sosial
merupakan sikap seseorang yang berkenaan antara dirinya dengan orang lain
atau masyarakat dengan tujuan untuk menjaga hubungan baik seseorang
dengan orang lain sehingga dapat hidup berdampingan dengan baik dan saling
memberikan manfaat (Irma : 2014, 65). pada kurikulum 2013 penekanan pada
penilaian sikap sosial , diantaranya jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi,
gotong royong, santun, dan percaya diri.

c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan


Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda,
sifat, keadaan dan harapan-harapan. Pengetahuan bisa diperoleh melalui
pendidikan pengalaman, intusi, logika, wahyu, atau kegiatan mencoba-coba
(trial dan error). Pada kurikulum 2013, siswa tidak hanya mampu teori, akan
tetapi diharapkan mampu dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari. Ranah pengetahuan merefleksikan konsep-konsep keilmuan yang harus
dikuasai oleh peserta didik melalui proses belajar mengajar. Seperti yang
ditetapkan dalam revisi taksonomi Bloom, dimensi-dimensi pengetahuan
diantaranya empat sebagai berikut :
1) Pengetahuan Secara Faktual (Factual Knowledge)
suatu pembelajran yang senantiasa dilakukan tehadap masalahmasalah
faktual yang terjadi di sekitar peserta didik sehingga peserta didik
dibiasakan untuk menemukan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
2) Pengetahuan Konseptual (Conceptual Knowledge)
Dimensi ini mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, dan
hubungan antara dua atau lebih kategori dan klasifikasi. Kategori ini
mencakup prinsip dan generalisasi tentang hal-hal yang abstrak dengan
meringkas hasil-hasil yang telah diamati.
3) Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge)
pengetahuan prosedural ini menitikberatkan pada “suatu proses”. Proses
yangmana mencakup tentang kapan suatu teknik, strategi, metode itu
harus digunakan.
4) Pengetahuan Metakognitif (Metacognitif Knowledge)
Pengetahuan ini lebih mencakup pengetahuan kognisi secara umum yang
meliputi pengetahuan strategis, pengetahuan tentang prosesproses kognitif
termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional dan pengetahuan diri

Sedangkan dimensi ranah kognitif pada revisi teori Bloom terdapat enam
tingkatan dalam proses berpikir seseorang, diantranya sebagai berikut:

1) Mengingat (remember)
Pada kategori pertama ini lebih menekankan pada retensi. Mengingat
dapat diartikan sebagai munculnya ide tertentu yang berasal dari ingatan
yang sudah lama.
2) Memahami (understand)
Memahami merupakan kegiatan yang melibatkan makna dari suatu materi
yang dikonstruksi baik yang diucapkan, ditulis, digambar ataupun grafis
oleh pendidik.
3) Mengaplikasikan (applicating)
Kategori ini melalui prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal
latihan atau menyelesaikan masalah.
4) Menganalisis (analyzing)
Menganalisis berarti dalam proses pembelajaran siswa melakukan
perincian materi menjadi lebih detail dan mengaitkan hubungan antar
materi tersebut. Proses ini meliputi: membedakan, mengorganisasikan,
serta mengatribusikan (berpendapat)
5) Mengevaluasi (evaluating)
Mengevaluasi ialah membuat keputusan berdasrkan kriteria dan standar
yang ada seperti kualitas, efisiensi, dan konsistensi.
6) Mencipta (creating)
Mencipta berarti mengkolaborasikan antar bagian untuk mengolah
menjadi sesuatu yang belum ada sebelumnya dan koheren atau membuat
sesuatu produk yang orisinal.

d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti ketrampilan


keterampilan merupakan suatu kemampuan di dalam menggunakan akal,
fikiran, ide serta kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah atau juga membuat
sesuatu itu menjadi lebih bermakna sehingga dari hal tersebut menghasilkan
sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Sehubungan dengan kompetensi
ketrampilan yang diharapkan dalam Kurikulum 2013 yaitu keterampilan untuk
mengembangkan dan mengeksplorasikan pengetahuannya. Adapun tahapan-
tahapan dalam mengukur ketrampilan peserta didik diantaranya diperoleh
melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
menciptakan. Keenam tahapan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1) Mengamati
Melalui pengamatan, peserta didik belajar tentang dunia sekitar yang
fantastis. Objek-objek dan fenomena alam dapat diamati dengan
melibatkan indra penglihat, indra pembau, pengecap, peraba, dan
pendengaran. Kegiatan pengamatan merupakan ketrampilan paling dasar
dalam mengembangkan ketrampilan lainnya. Melalui observasi, peserta
didik mengumpulkan tentang tanggapan-tanggapan terhadap objek yang
diamati. Pada kegiatan ini guru dapat memberikan contoh yang terkait
atau penerapan materi pembelajaran dalam kehidupan nyata,baik secara
lisan, pengamatan langsung maupun menggunakan media pembelajaran
seperti video dan lain-lain.
2) Menanya
Melalui mengamati peserta didik akan menemukan informasiinformasi
baru yang memangkitkan rasa keingintahuannya yang diwujudkan dengan
bertanya. Bertanya merupakan wujud atau bentuk komunikasi untuk
mendalami materi pembelajaran untuk mendapatkan informasi seluas-
luasnya dan mencari inti dari materi pembelajaran. Menanya juga
merupakan wujud peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran
sekaligus menunjukkan kualitas proses dan hasil pembelajaran serta
indikator keberhasilan pengelolaan instruksional. Dengan menanya peserta
didik terlatih untuk mengembangkan informasi dan pengetahuan yang
didapatnya sekaligus menumbuhkan karakter, kepribadian, serta rasa
percaya diri.
3) Mencoba
Mencoba bisa juga disebut dengan mengumpulkan data atau eksplorasi.
Dalam aktifitas ini dilakukan untuk melengkapi data-data terkait materi
pembelajaran melalui diskusi, identifikasi, serta analisis.
4) Menalar
Menalar bisa juga disebut dengan mengasosiasi. Mengasosiasi dapat pula
diartikan dengan menautkan. Pada aktifitas ini, peserta didik dibawa untuk
berlatih mengkaitkan konsep materi pembelajaran dengan kondisi yang
ada di dunia nyata. Kebermaknaan pelajaran akan dapat dirasakan peserta
didik ketika ilmunya dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
5) Menyajikan/mengkomunikasikan
Komunikasi merupakan salah satu dasar untuk memecahkan masalah.
Ketrampilan dalam menyampaikan sesuatu baik secara lisan maupun
tulisan termasuk komunikasi. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) yang
dikutip oleh at-Taubany dan Suseno, mengkomunikasikan diartikan
sebagai penyampaian dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu
pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau sura dan visual.62 Dalam
kegiatan pembelajaran, mengkomunikasikan dapat dilakukan dengan
persentasi, menyampaikan hasil diskusi, membaca peta, tabel, grafik,
bagan, lambang-lambang, diagram, demonstrasi atau bermain peran
6) Menciptakan
Menciptakan merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki
siswa. Siswa akan menciptakan hal baru berdasarkan pada konsep dan
teori yang sudah ada.

2. Kompetensi Dasar (KD)


Kompetensi dasar merupakan kompetensi turunan dari kompetensi inti.
Kompetensi dasar (KD) dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi
menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai
berikut:
a. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
b. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan
KI-2;
c. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan
KI-3; dan
d. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.

Pada kurikulum 2013 mengembangkan dua proses pembelajaran yaitu proses


pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran dibagi
menjadi pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung yang terjadi
secara terintegrasi dan tidak terpisah. Proses pembelajaran langsung adalah proses
pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan
berpikir, dan keterampilan 18 psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan
kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau
menganalisis, dan meng-komunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam
kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Pembelajaran
tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran
langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3
dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses
pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.

Sedangkan pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai


dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam
proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap
sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata
pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan
masyarakatPembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang
menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

3. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang
berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti:
mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali,
mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan. Indikator pencapaian
hasil belajar dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan
kemampuan setiap peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan
menjadi dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar, hal ini disesuaikan dengan
keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator pencapaian kompetensi
merupakan pengukur sikap peserta didik melalui observasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar. Indikator pencapaian kompetensi dasar dengan
menggunakan kata kerja operasional (KKO). Berikut daftar KKO pada tabel 9.12
dibawah ini :
Tabel Kata Kerja Operasional

No Ranah Kata Kerja Indikator Pencapaian


. Kompetensi Operasional Kompetensi
1. Pengetahuan Mengingat Menyebutkan macam-macam
Tumbuhan
2. Pengetahuan Memahami Menjelaskan nilai-nilai
Pancasila
yang terkandung dalam sila
Ketuhanan Yang Maha Esa dan
sila Kemanusiaan yang Adil
dan
Beradab.
3. Pengetahuan Menerapkan Menuliskan ciri-ciri teks
investigasi.
4. Pengetahuan Menganalisis Membedakan teks investigasi
dan teks deskripsi.
5. Pengetahuan Mengevaluasi Menentukan hasil operasi
hitung
yang melibatkan berbagai
bentuk
pecahan.
6. Keterampilan Mencoba Mencari, mengolah informasi,
serta, membuat kesimpulan dan
mengomunikasikan hubungan
keterkaitan manusia dan kondisi
geografis, serta pengaruhnya
bagi kehidupan sosial budaya
dalam bentuk laporan hasil
pengamatan.
7. Keterampilan Mencipta Berkreasi mengolah umbi
dengan cara sederhana menjadi
satu jenis makanan.
8. Keterampilan Menyaji Menyajikan kreasi hasil
pengolahan makanan dalam
kegiatan pameran secara
sedehana.

Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa KKO diambil dari teori Taksonomi
Bloom yang direvisi di dalamnya merujuk kepada 8 fase dalam belajar yang harus
diterapkan, seperti : mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, mencoba, mencipta, dan menyaji. Selanjutnya KKO harus
dikembangkan melalui IPK, disebabkan setiap guru harus punya capaian yang akan
dituju untuk menghasilkan pembelajaran yang sukses. Penulisan indikator
menggunakan persyaratan kondisi dan ada kriteria yang menunjukkan siswa telah
kompeten atau belum kompeten secara individual. Penulisan indikator pencapaian
kompetensi mengikuti aturan penulisan kalimat baku yang terdiri dari unsur SPOK
(subjek, predikat, objek dan keterangan).
 Subjek dengan menyebutkan  “siswa” 
   Predikat menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan
diamati,
 Objek berupa perilaku/kompetensi yang diharapkan akan dicapai.
 Keterangan diperlukan jika ada persyaratan kondisi atau kriteria khusus dari
perilaku dikehendaki seperti waktu penyelesaian, tempat pengerjaan, jumlah yang
harus diselesaikan, alat yang digunakan, dll).

4. Pemetaan Kompetensi Inti Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Dan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK)
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan sampai tahapan penentuan
dan pemetaan standar kompetensi, dan kompetensi dasar, serta indikator, yaitu :
1. Mengidentifikasi karakteristik dan bekal kemampuan siswa
Karakter dan bekal kemampuan siswa harus terlebih dahulu diidentifikaasi oleh
guru. Hal ini dilakukan untuk menentukan garis batas antara perilaku yang tidak
perlu dan perlu ditetapkan sebagai indikator keberhasilan siswa dalam
menguasai kompetensi.
2. Menentukan tahapan berpikir dari SK, KD dan Indikator Pencapaia Kompetensi
(IPK) yang ingin dicapai.
Pemetaan SK, KD dan IPK diperlukan untuk melihat secara keseluruhan
bagaimana SK dan KD bisa dicapai. Sebagai contoh jika tahapan berpikir SK
ada di C3 maka tahapan berpikir KD biasanya mulai C1, C2 sampai C3. Apabila
akan mengembangkan IPK untuk KD dengan ranah berpikir C2 maka dimulai
dengan membuat IPK dari C1 sampai akhirnya C2 yang merupakan ranah
berpikir KD.
3. Menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) masing-masing KD
dengan memperhatikan tahapan berpikir SK dan KD.
Penentuan dan pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
sangatlah perlu untuk dilakukan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran akan
mudah dibuat setelah merumuskan indikator yang terlebih dahulu dilakukan
pemetaan SK dan KD. Beberapa manfaat yang akan didapat, yaitu:
1. Menentukan analisis materi pembelajaran
Penjabaran indikator dapat menentukan materi yang akan dibahas dalam
pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah dijabarkan dalam indikator, dan memudahkan menentukan
kedalaman materi dengan memperhatikan ranah berfikir SK, KD dan
IPK-nya.
2. Menentukan kegiatan pembelajaran
Penjabaran indikator yang memudahkan penentuan materi tentu akan
berdampak pada penentuan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan ini meliputi 3 bagian, yaitu kegiatan Tatap Muka, Penugasan
Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur untuk masing KD
dan IPK. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, guru, dan
lingkungan. Penugasan terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran
yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi
dan atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu
penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan
terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan.
Selanjutnya adalah kegiatan mandiri tidak terstruktur yang merupakan
kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran
oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang
pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran
atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
peserta didik yang akan dilakukan untuk mencapai indikator berdasarkan
materi yang harus diberikan.
3. Menentukan teknik penilaian
Indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi dasar
merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian sehingga
dengan demikian penilaian yang akan dilakukan akan sesuai dan
memenuhi aspek yang ingin dicapai oleh SK dan KD.

Pemetaan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator


Pencapaian Kompetensi (IPK) dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini :

Tabel Pemetaan KI, KD, dan IPK

Indikator pencapaian
No. Kompetensi inti Kompetensi dasar
kompetensi

1. Menerima, Menerima keberagaman Pembiasaan


menjalankan, dan karakteristik individu mengucapkan salam
menghargai ajaran dalam kehidupan pada saat masuk ke
agama yang dianutnya. beragama sebagai ruangan, baik di rumah
anugerah Tuhan Yang maupun di sekolah.
Maha Esa di lingkungan
rumah dan sekolah.
2. Memiliki perilaku jujur, Menunjukkan perilaku Pembiasaan untuk
disiplin, tanggung jujur, disiplin, tanggung bersikap jujur, disiplin,
jawab, santun, peduli, jawab, santun, peduli, dan tanggung jawab, santun,
dan percaya diri dalam percaya diri dalam peduli, dan percaya diri
berinteraksi dengan berinteraksi dengan dalam berinteraksi
keluarga, teman, gugur, keluarga, teman, dan guru dengan keluarga, teman,
dan tetangganya. sebagai perwujudan nilai dan guru dimanapun
dan moral pancasila berada.
3. Memahami Mendeskripsikan Menjelaskan proses
pengetahuan factual, perkembangbiakan perkembangbiakan
konseptual, prosedural, makhluk hidup. generative pada
dan metakognitif pada tumbuhan.
tingkat dasar dengan
cara mengamati,
menanya, dan mencoba
berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah,
di sekolah, dan tempat
bermain.
4. Menyajikan Merumuskan dengan Menyelesaikan soal
pengetahuan faktual kalimat sendiri, membuat cerita pecahan, decimal,
dalam bahasa yang model matematika, dan dan persen menggunakan
jelas, sistematis, dan memilih strategi yang operasi hitung
logis dalam karya yang efektif dalam penjumlahan,
estetis, dalam gerakan memecahkan masalah pengurangan, dan
yang mencerminkan nyata sehari-hari yang perkalian.
perilaku anak-anak berkaitan dengan operasi
beriman dan berakhlak hitung, bangun ruang dan
mulia. data, serta memeriksa
kebenaran jawabannya.

5. Kompetensi Inti (KI) Dan Kompetensi Dasar (KD) Per Mata Pelajaran
Sebelumnya kita tahu bersama bahwa kurikulum sekarang yang banyak
digunakan dan berlaku adalah kurikulum 2013 revisi 2017 yang artinya sudah ada
penyempurnaan dari tahun – tahun sebelumnya. Meskipun demikian, tak bisa
dipungkiri bahwa masih juga banyak sekolah yang memakai kurikulum lama seperti
KTSP. Perbedaan mendasar yaitu di KTSP yang menjadi pusat dalam pembelajaran
adalah Guru, sedangkan di K13 adalah Siswa. Jadi seperti ini, di KTSP guru dianggap
sebagai sentral pembelajaran jadi semua sumber pembelajaran berasal dari guru dan
dalam prakteknya kebanyakan siswa hanya pasif mendengarkan materi yang
disampaikan guru. Sedangkan di K13 sebaliknya, siswa dituntut lebih aktif dalam
pembelajaran, bisa mencari materi selain dari guru dan juga tidak hanya pasif
mendengarkan artinya siswa diharapkan terus aktif dalam kegiatan pembelajaran
tersebut. Untuk itu buku ajar yang digunakan siswa berupa buku tematik, dimana
dalam satu pembelajaran beberapa muatan materi menjadi terpdu. Hal ini termasuk
langkah efisien dan efektif dalam dunia pendidikan. Selain itu, pemetaan KI dan KD
saat ini juga berdasarkan tema.
A. Langkah – Langkah Pemetaan Tema
Pemetaan tema dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun demikian tidak
ada cara yang terbaik untuk menentukan tema tapi tergantung dari situasi dan kondisi
karena pada dasarnya pembelajaran tematik bergantung pada situasi dan kondisi
kelas, sekolah, guru, atau lingkungan sehingga prosedur penentuan tema disesuaikan
dengan situasi dan kondisi tempat. Menurut Tim Puskur dari Departemen Pendidikan
Nasional (2006) menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama,
guru mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam
masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
Cara kedua, guru menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk
menentukan tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan peserta didik sehingga
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Perbedaan antara cara pertama dengan cara yang kedua terletak pada
penentuan tema. Cara yang pertama penentuan tema dilakukan setelah guru
melakukan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator.
Tema ditentukan setelah melihat keterhubungan antara kompetensi satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.Sedangkan pada cara yang kedua guru
menentukan tema terlebih dahulu baru mencari keterhubungan antara tema dengan
kompetensi dasar dengan indikator dari berbagai mata pelajaran.
Tema–tema dalam pembelajaran tematik, sebagaimana dijelaskan Subroto dan
Herawati (1978) juga dapat dikembangkan berdasarkan kriteria berikut :
1. Minat siswa yang pada umumnya dapat menarik untuk dijadikan kriteria
penentuan tema, seperti hari libur. Kegiatan hari libur sangat menyenangkan bagi
siswa. Banyak yang dapat dilakukan oleh siswa seperti bermain bola, ke sawah
dan sebagainya.
2. Minat guru yang berhubungan dengan sekolah, siswa atau proses atau proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan pemahaman siswa. Misalnya, guru dapat
memilih tema koperasi sekolah. Guru dapat mengembangkan pernyataan-
pertanyaan seperti apa yang dijual di koperasi sekolah? Apa keuntungan koperasi
sekolah?
3. Kebutuhan siswa, seperti perkelahian antar siswa yang perlu pemecahan dan
jalan keluar. Siswa dapat dilibatkan dalam mengambil pemecahan perkelahian
antara siswa. Oleh karena itu, perkelahian dapat dijadikan sebagai tema.

B. Prosedur Pemetaan Tema


Pemetaan tema dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh
dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai
mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan ini, menurut Tim
Puskur Departemen Pendidikan Nasional, dapat dilakukan dengan :
a. Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator.
Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari
setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
2) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelaaran.
3) Dirumuskan dalam kata kerja operasionalnya yang terukur dan/atau dapat
diamati.
b. Menentukan Tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni :
1) Cara pertama : mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan
menentukan tema yang sesuai.
2) Cara kedua : menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan,
untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan peserta
didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
c. Identifikasi dan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator.
Identifikasi dan analisa untuk setiap standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator disesuaikan dengan setiap tema sehingga semua standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.
C. Kegiatan Pemetaan Keterhubungan KD dan KI Ke Dalam Tema
Pemetaan KD dan KI ke dalam tema dimulai dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Karena
pembelajaran tematik adalah keterpaduan berbagai mata pelajaran yang
diikat dengan tema, dalam pemetaan tema harus dimulai dengan pemetaan
tema mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.
b. Mengidentifikasi standar kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang
diajarkan di kelas 1-3.
c. Mengidentifikasi kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan di
kelas 1-3.
d. Menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator. Penjabaran kompetensi
dasar ke dalam indikator dapat menggunakan format berikut :
Berikut pemetaan kompetensi inti dan kompetensi dasar tematik yang dipecahkan
berdasarkan mata pelajaran di SD/MI pada tabel di bawah ini.

Tabel Pemetaan KI dan KD setiap Mata Pelajaran SD/MI

Kompetensi Inti (Pengetahuan) Kompetensi Inti (Keterampilan)


3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan mencerminkan
kegiatannya, dan benda-benda perilaku anak beriman dan
yang dijumpainya di rumah, di berakhlak mulia.
sekolah dan di tempat bermain.

Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia SD/MI

Kompetensi Dasar
Kelas III
3.1 Memahami pengetahuan faktual 4.1 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan mencerminkan
kegiatannya, dan benda-benda perilaku anak beriman dan
yang dijumpainya di rumah, di berakhlak mulia.
sekolah dan di tempat bermain.

Kelas VI
3.2 Menggali isi teks penjelasan 4.2 Menyajikan hasil penggalian
(ekspalanasi) ilmiah yang informasi dari teks penjelasan
didengar dan dibaca (eksplanasi) ilmiah secara lisan,
tulis, dan visual dengan
menggunakan
kosakata baku dan kalimat efektif

Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI

Kompetensi Dasar
Kelas VI
3.3 Menganalisis cara makhluk hidup 4.3 Menyajikan karya tentang cara
menyesuaikan diri dengan makhluk hidup menyesuaikan
lingkungan diri dengan lingkungannya,
sebagai hasil
penelusuran berbagai sumber

Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI

Kompetensi Dasar
Kelas VI
3.4 Memahami makna proklamasi 4.4 Menyajikan laporan tentang
kemerdekaan, upaya makna proklamasi kemerdekaan,
mempertahankan kemerdekaan, upaya mempertahankan
dan upaya mengembangkan kemerdekaan, dan upaya
kehidupan kebangsaan yang mengembangkan kehidupan
sejahtera. kebangsaan yang sejahtera.

Kompetensi Dasar Matematika SD/MI

Kompetensi Dasar
Kelas III
3.5 Menjelaskan dan melakukan 4.5 Menyelesaikan masalah
penjumlahan dan pengurangan penjumlahan dan pengurangan
pecahan berpenyebut sama. pecahan berpenyebut sama.
Kompetensi Dasar
Kelas VI
3.6 Membandingkan prisma, tabung, 4.6 Mengidentifikasikan prisma,
limas, kerucut, dan bola. tabung, limas, kerucut, dan
bola.

Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SD/MI

Kompetensi Dasar
Kelas III
3.7 Memahami prosedur gerak dasar 4.7 Mempraktikkan gerak dasar
mengambang (water trappen) dan mengambang
meluncur di air serta menjaga (water trappen) dan meluncur di
keselamatan diri/orang lain dalam air serta menjaga keselamatan
aktivitas air. diri/orang lain dalam
aktivitas air.
Kompetensi Dasar
Kelas VI
3.8 Memahami keterampilan salah 4.8 Mempraktikkan keterampilan
satu gaya renang dan dasar-dasar salah satu gaya renang dan dasar-
penyelamatan diri. dasar penyelamatan diri.
Kompetensi Dasar Seni Budaya dan Prakarya SD/MI

Kompetensi Dasar
Kelas III
3.1 Mengetahui unsur-unsur rupa 4.1 Membuat karya dekoratif.
dalam karya dekoratif.
Kompetensi Dasar
Kelas VI
3.2 Memahami interval nada. 4.2 Memainkan interval lagu dan alat
musik.

Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SD/MI

Kompetensi Inti (Sikap Spiritual) Kompetensi Inti (Sikap Sosial)


1. Menerima dan menjalankan 2. Menunjukkan prilaku jujur,
ajaran agama yang di anut. disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, dan tetangganya.
Kompetensi Inti (Pengetahuan) Kompetensi Inti (Sikap Sosial)
3. Memahami pengetahuanfaktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas dan
(mendengar, melihat, membaca) logis, dalam karya yang estetis,
dan menanya berdasarkan rasa dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak
makhluk ciptaan Tuhan dan sehat, dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda mencerminkan perilaku anak
yang di jumpainya di rumah dan beriman dan berakhlak mulia.
di sekolah.

Kompetensi Dasar
Kelas III
1.1 Menerima arti bintang, rantai, 2.1 Bersikap jujur, peduli, kasih
pohon berungin, kepala sayang sesuai sesuai dengan sila-
banteng, dan padi kapas pada sila Pancasila dalam lambang
lambing Negara “Garuda Negara “Garuda Pancasila”
Pancasila” sebagai
anugerah Tuhan Yang Masa Esa.
3.1 Memahami arti gambar pada 4.1 Menceritakan arti gambar
lambang Negara “Garuda gambar pada lambang Negara
Pancasila”. “Garuda Pancasila”.
Kelas VI
1.1 Bersyukur kepada tuhan yang 2.1 Bersikap penuh tanggung jawab
maha esa atas nilai-nilai pancasila sesuai nilai-nilai Pancasila dalam
secara utuh sebagai satu kesatuan kehidupan sehari-hari.
dalam kehidupan sehari-hari.
3.1 Menganalisis penerapan nilai- 4.1 Menyajikan hasil analisis
nilai pancasila dalam kehidupan pelaksanaan nilai-nilai pancasila
sehari-hari. dalam kehidupan sehari-hari.

B. Macam – Macam Perangkat Pembelajaran Tematik SD/MI

C. Manfaat Perangkat Pembelajaran Bagi Guru

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta: Puskur
Balitbang

Wahyudi, Muhammad imam. 2019. Perkembangan kurikulum Indonesia. Jakarta :


Kompasiana.com di akses pada tanggal 28 April 2021 melalui
https://www.kompasiana.com/muhamadimamwahyudi/5de3c59a097f366256005864/perkem
bangan-kurikulum-indonesia?page=all

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya,


2008), hal. 120 9
Imas Kurinasih & Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan,
(Surabaya: Kata Pena, 2014), hal. 6

Maulana Arafat,&Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI, (Yogyakarta: Penerbit


Samudra Biru, 2019), hlm. 130

Anda mungkin juga menyukai