Anda di halaman 1dari 11

PERAN GURU DALAM BIMBINGAN KONSELING DI SD

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling SD


Dosen Pengampu : Dr. Mutmainah, S. Ag., M. Si.

Kelas 6F
Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Basyar Salim (190611100201)
2. Titik Musfiroh (190611100216)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta inayah - Nya kepada kita semua, sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam patut kita haturkan kepada Nabi akhir zaman,
Rasulullah Muhammad SAW. Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tanpa ada satu
halangan. Dalam penulisan makalah ini, banyak pihak yang telah mendukung. Untuk itu, kami
ucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua.
2. Dosen pengampu mata kuliah Kuliah Bimbingan Konseling SD, Dr. Mutmainah, S.
Ag., M.Si.
3. Dan semua teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan. Untuk itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Gresik, 12 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling ............................................................................ 3
B. Peran Guru dalam Bimbingan Konseling di SD ............................................................. 4
C. Upaya Peningkatan Peran Guru dalam Bimbingan Konseling di SD ............................. 5
BAB III ...................................................................................................................................... 7
PENUTUP.................................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 7
B. Saran ............................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar tidak diberikan oleh Guru
Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus
menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi
pelajaran dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa
terkecuali. Hal ini tentunya menambah beban kerja bagi guru Sekolah Dasar karena tugas
dan tanggung jawab tentunya semakin banyak. Guru Sekolah dasar tentunya harus
mendapat pengetahuan yang cukup selain dalam melaksanakan tugas sebagai guru kelas,
juga dalam memberikan layanan bimbingan konseling.
Pemberian layanan bimbingan konseling harus sesuai dengan konteks pemberian
bimbingan dan konseling yakni mencakup beberapa pemberian layanan bimbingan
konseling yang meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut selayaknya diketahui dan dipahami setiap
guru Sekolah Dasar meskipun peran sesungguhnya adalah sebagai guru kelas yang
berperan mengajar semua mata pelajaran kecuali mata pelajaran agama maupun mata
pelajaran olah raga.
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung tentunya banyak dinamika maupun
permasalahan yang terjadi di luar konteks pembelajaran, misalnya masalah kenakalan siswa
yang perlu penanganan khusus. Guru Sekolah Dasar harus mampu melaksanakan ketujuh
layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat
diantisipasi sedini mungkin, atau bila sudah terjadi masalah, maka perlu adanya
penanganan yang tepat untuk mengatasinya, sehingga tidak menggangu jalannya proses
pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa
mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti. Peran guru
dalam menangani Bimbingan dan Konseling di SD sangat penting untuk diterapkan secara
maksimal, sehingga makalah ini akan membahas mengenai “Peran Guru dalam Bimbingan
Konseling di SD”.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2. Bagaimana peran guru dalam Bimbingan Konseling di SD?
3. Bagaimana upaya peningkatan peran guru dalam Bimbingan Konseling di SD?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran guru dalam Bimbingan Konseling di SD.
2. Untuk mengetahui peran guru dalam Bimbingan Konseling di SD.
3. Untuk mengetahui upaya peningkatan peran guru dalam Bimbingan Konseling di SD.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


1. Pengertian Bimbingan
Prayitno dan Erman Amti menyatakan bahwa bimbingan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno, 2004).
Sementara Bimo Walgito mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan
atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitankesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai
kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan
Erman Amti mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu
setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
Berdasarkan pengertian bimbingan menurut para ahli tersebut dapat diketahui
bahwa bimbingn merupakan suatu proses atau cara yang dilakukan untuk membantu
individu maupun kelompok dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Berdasarkan
definisi tersebut secara jelas dapat diketahui bahwa tugas untuk memberikan bimbingan
ditekankan pada individu maupun kelompok, sehingga guru yang bertindak untuk
memberikan bimbingan harus senantiasa membantu murid-muridnya baik secara
individu maupun secara berkelompok untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapinya.
2. Pengertian Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara
dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan
khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseling dibantu
untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya
masa depan yang dapat diciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya,
demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat
belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-
kebutuhan yang akan datang (Wibowo, 2005).

3
Jones, Insano dalam wibowo menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu
hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini
biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang
melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan
memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat
pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Berdasarkan pendapat tentang bimbingan konseling di atas dapat disimpulkan
bahwa bimbingan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara
pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai
potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu
itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal,
mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai
kesejahteraan hidup.
B. Peran Guru dalam Bimbingan Konseling di SD
Guru memiliki peranan yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan belajar
siswa. Dalam bimbingan dan konseling guru memberikan fasilitas bimbingan kepada
siswa, baik tatap muka maupun melalui layanan Online. Guru memberikan layanan
konsultasi yang baik dan menyenangkan supaya siswa merasa nyaman dalam belajar. Guru
pada sekolah dasar memiliki peranan yang andil dalam pemenuhan tugas perkembangan
siswa, baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
Sejalan dengan hal tersebut, Guru sekolah dasar memiliki beberapa tugas yaitu
tugas profesional, kemanusiaan dan tugas sosial. Tugas profesional seorang guru yaitu
untuk mendidik, mengajar, dan melatih siswa untuk mengembangkan pengetahuan siswa
dan keterampilan. Sedangkan tugas mendidik merupakan yang diemban oleh guru di
sekolah dasar dalam rangka mempersiapkan siswa dengan memiliki kepribadian yang baik
sesuai dengan nilai dan moral. Begitu juga dengan tugas guru sebagai kemanusiaan berarti
guru adalah orang tua kedua siswa ketika mereka berada di sekolah. Sebagai orang tua
harus mendidik anaknya, begitu juga guru harus menganggap siswa sebagai anaknya
sendiri dan memberikan pengajaran dan pendidikan yang baik kepada siswa. Guru
memiliki kewajiban mendidik siswa supaya memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila. Tugas berikutnya adalah adalah guru memiliki tugas sosial, yang artinya

4
sebagai guru bertugas untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dan
dapat diterima di lingkungan masyarakat maupun berbangsa dan negara (Suharjo, 2006).
Seorang siswa yang memiliki permasalahan tertentu, dengan adanya proses
bimbingan konseling dapat mengatasi permasalahannya dengan baik sesuai dengan potensi
yang ada dalam dirinya. Dengan adanya proses bimbingan dan konseling, siswa diharapkan
dapat merasa aman dan nyaman dalam mengatasi permasalahannya karena dibantu oleh
seseorang dalam hal ini konselor dengan baik. Adapun peranan guru dalam Bimbingan
Konseling menurut Sardiman terdapat sembilan peran guru dalam kegiatan bimbingan
konseling yaitu (Sardiman, 2011) :
1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium,
studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan
lain-lain.
3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya
(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses
belajar-mengajar.
4. Direktur, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan
pengetahuan.
7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-
mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang
akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak
didiknya berhasil atau tidak.
C. Upaya Peningkatan Peran Guru dalam Bimbingan Konseling di SD
Adapun upaya untuk meningkatkan peran guru dalam menjalankan bimbingan dan
konseling dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan pelatihan tentang pelaksanaan pemberian layanan bimbingan dan konseling
oleh guru Sekolah Dasar

5
Pelatihan tentang pelaksanaan pemberian layanan bimbingan dan konseling ini
dilaksanakan secara bertahap, yakni melalui perwakilan dari sekolah secara bergantian.
Adapun pelaksanaan pelatihan ini dilaksanakan minimal satu kali dalam satu semester.
Adapun guru yang telah melaksanakan pelatihan diharapkan juga mampu membagi
ilmunya kepada guru-guru lainnya yang belum pernah mendapatkan pelatihan yang
serupa.
2. Menyelenggarakan berbagai seminar tentang upaya pemberian layanan bimbingan dan
konseling oleh guru Sekolah Dasar.
Penyelenggaraan seminar diharapkan mampu memberikan gambaran bagi guru tentang
bagaimana pelaksanaan pemberian layanan bimbingan dan konseling anak pada siswa
Sekolah Dasar. Penyelenggaraan seminar juga berdasarkan peran serta Dinas
Pendidikan dalam upayanya meningkatkan kemampuan guru dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling bagi siswa Sekolah Dasar.
3. Pengupayaan peran maksimal Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP)
Adanya kelompok kerja guru yang dilaksanakan secara rutin tentunya akan
memberikan berbagai solusi terhadap permasalahan yang berkaitan dengan anak didik
masing-masing guru. Hal ini karena dalam forum KKG maupun MGMP guru dapat
senantiasa berdiskusi dan bertukar pikiran dengan guru lainnya baik guru satu
sekolahan maupun dari sekolahan lain yang tentunya memiliki solusi yang berbeda-
beda dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pemberian layanan
bimbingan dan konseling kepada siswa. Adapun adanya forum KKG maupun MGMP
ini secara nyata telah mampu memberikan peningkatan bagi guru dalam memberikan
layanan bimbingan konseling kepada siswa Sekolah dasar.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami sesuatu
masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat
memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau
kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan
yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk
mencapai kesejahteraan hidup. Bimbingan Konseling di SD terjadi antara guru dengan
peserta siswanya. Guru memiliki peranan yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan
belajar siswa. Dalam bimbingan dan konseling guru memberikan fasilitas bimbingan
kepada siswa, baik tatap muka maupun melalui layanan Online. Guru memberikan layanan
konsultasi yang baik dan menyenangkan supaya siswa merasa nyaman dalam belajar. Guru
pada sekolah dasar memiliki peranan yang andil dalam pemenuhan tugas perkembangan
siswa, baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
B. Saran
Penulis mengharapkan agar pembaca dapat memahami prosedur penyusunan
layanan bimbingan dan konseling secara komprehensif agar bisa memperoleh hasil yang
efektif dan efisien ketika sedang di hadapkan dengan berbagai masalah yang sedang di
alami oleh para siswa di sekolah itu sendiri.

7
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, E. A. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.


Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori dan Praktek. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Wibowo, M. E. (2005). Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UNNES Press.

Anda mungkin juga menyukai