Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PROFESI KEGURUAN

Dosen Pengampu : wiwin putriawati S.pd M.pd

"peran guru dalam bimbingan/konseling"

Disusun Oleh :

DIMAS JULIANSYAH (2184202163)

WULAN RISKI RAHMADHANI (2184202171)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PARACENDEKIA NW


SUMBAWA

TAHUN AJARAN 2022/2023


ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah "profesi keguruan" yang berjudul "peran guru
dalam bimbingan/konseling" yang di bimbing langsung oleh dosen kami Ibu wiwin putriawati s.pd m.pd.
Shalawat dan salam tak lupa kami haturkan kepada revolusi akbar yakni Nabi Muhammad SAW. Yang
mana berkat jasa dan perjuangannya seluruh umat manusia dapat menikmati terangnya dunia ini yakni
dengan addinul islam (agama islam).

Dalam proses penyusunan makalah ini, besar harapan kami bahwa makalah yang kami susun dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca pada umumnya.

Kami sebagai penyusun makalah ini sangat menyadari bahwa ini masih jauh dari kata sempurna
karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sumbawa, 18 februari 2023

Penulis

iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................5

A. Latar Belakang.....................................................................................................5
B. Rumusan masalah................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................7

A. Pengertian bimbingan dan konseling..................................................................7


B. Asas bimbingan konseling....................................................................................9
C. Jenis bimbingan dan konseling...........................................................................12
D. Tugas guru bimbingan dan konseling................................................................14
E. Fungsi bimbingan konseling disekolah..............................................................16
F. Kegiatan bimbingan konseling...........................................................................18
G. Peran guru dalam kegiatan bimbingan konseling di sekolah...........................19

BAB III PENUTUP..........................................................................................................21

A. Kesimpulan..........................................................................................................21
B. Saran....................................................................................................................21

REFERENSI.....................................................................................................................22

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Guru merupakan salah satu komponen penting dalam rangka mencapai amanat Undang-Undang
tersebut dimana guru mempunyai fungsi strategis mengembangkan potensi peserta didik dalam hal
ketakwaan, pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa secara keseluruhan. Peran guru juga sangat
diharapkan mampu secara optimal mengembangkan peserta didik dengan tidak hanya sebagai pembelajar,
melainkan juga sebagai pembimbing peserta didik dalam mengenal dirinya dan lingkungannya. Hal ini
dilakukan agar peserta didik tidak tersesat dalam proses menuju generasi yang sesuai amanat Undang-
Undang. Salah cara atau wadah untuk mempermudah mewujudkan hal tersebut adalah layanan bimbingan
dan konseling bagi peserta didik di sekolah.

Bimbingan dan konseling merupakan bantuan kepada individu peserta didik dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya atau dalam proses belajarnya. Bantuan semacam
itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, agar setiap peserta didik dapat lebih berkembang ke arah yang
seoptimal mungkin. Dengan demikian bimbingan dan konseling menjadi bidang layanan khusus dalam
keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut
termasuk, tentu saja, seorang guru.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian bimbingan dan konseling?


2. Apa saja asas bimbingan konseling?
3. Apa saja jenis bimbingan dan konseling?
4. Apa saja tugas guru bimbingan dan konseling?
5. Apa saja fungsi bimbingan konseling disekolah?
6. Apa saja kegiatan bimbingan konseling?

v
7. Apa saja peran guru dalam kegiatan bimbingan konseling di sekolah?
8.

vi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian bimbingan dan konseling


1. Defenisi bimbingan

Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan dan konseling memberikan
pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu
kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan.

Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal
dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana
masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99),
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm
dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan
diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang
dirinya sendiri.

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance” berasal dari kata
kerja “to guide” yang mempunyai arti “menunjukan, membimbing, menuntun, ataupun membantu”.
Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau
tuntunan.

Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s Book of Education 1955,
yang_menyatakan:

“Guidance is process of helping individual through their own effort to discover and develop their
potentialities both for personal happiness and social usefulness.”

vii
“Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usaha sendiri untuk menentukan dan
mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.”

2. Definisi konseling

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam
mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya,
menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya
sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi
yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat
belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan
datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).

Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang secara etimologis berarti “to give
advice” (Homby: 1958:246) atau memberi saran dan nasihat.

Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu
berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara
guru/konselor dengan klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahakn dirinya untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan
kemanfaatan sosial.

Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional
antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau
seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk
membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga
dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan Konseling
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh
seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut
konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan
berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat
memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat
merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

viii
3. Tujuan bimbingan dan konseling

Dalam hubungan ini pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa “dalam rangka
upaya agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.
(Prayitno. 1997:23). Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, ditujukan agar peserta didik mengenal
kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal
pengembangan diri lebih lanjut. Sebagai manusia yang normal di dalam setiap diri individu selain
memiliki hal-hal yang positif tentu ada yang negatif. Pribadi yang sehat ialah apabila ia mampu menerima
dirinya sebagaimana adanya dan mampu mewujudkan hal-hal positif sehubungan dengan penerimaan
dirinya itu. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan ditujukan agar peserta mengenal
lingkungannya secara objektif, baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang sangat sarat
dengan nliai-nilai dan norma-norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan
itu secara positif dan dinamis pula.

Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan ditujukan agar peserta didik
mampu mempertimbangkan dan mengabil keputusan tentang masa depan dirinya, baik yang menyangkkut
bidang pendidikan, bidnag karir, maupun bidnag budaya, keluarga dan masyarakat (Prayito, 1998: 24).
Melalui perencanaan masa depan ini individu diharapkan mampu mawujudkan dirinya sendiri dengan
bakat, minat, intelegensi dan kemungkinan-kemungkinan yang dimilikinya. Dan perlu pula diingat bahwa
diri haruslah sejalan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Apabila
kemampuan mewujudkan diri ini benar-benar telah ada pada diri seseorang, maka akan mampu berdiri
sendiri sebagai pribadi yang mandiri, bebas dan mantap.

B. Asas bimbingan konseling

Penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling selain dimuati oleh
fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas
bimbingan. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin
keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan
menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling itu sendiri.

Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan nafas
dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan

ix
baik, maka penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan
terhenti sama sekali.

Asas- asas bimbingan dan konseling tersebut adalah :

1. Asas Kerahasiaan (confidential); yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan
yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing
(konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaanya benar-benar terjamin,
2. Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik
(klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru
Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti
itu.
3. Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi
sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan
keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi
dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor)
berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien)
mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan
kekarelaan.
4. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran
layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru
Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif
dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
5. Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan
konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan
diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan
bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
6. Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan
konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang.

x
Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan
dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
7. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan
(peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang
serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke
waktu.
8. Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain,
saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi
dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting
dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum,
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan
lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan
mengamalkan norma-norma tersebut.
10. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar
ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus
terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang
lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua,
guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat
mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam
lembaga sekolah maupun di luar sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan
konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa
aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.

xi
C. Jenis bimbingan dan konseling

Jenis – jenis bimbingan di bedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance)


Dalam hal ini bantuan yang dapat diberikan kepada anak dalam bimbingan pendidikan
berupa informasi pendidikan, cara belajar yang efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah,
mengatasi masalah belajar, mengambangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam
pendidikan atau membantu agar para siswa dapat sukses dalm belajar dan mampu menyesuaikan
diri terhadap semua tuntutan sekolah.
2. Bimbingan Pekerjaan
Bimbingan pekerjaan merupakan kegiatan bimbingan yang pertama, yang dimulai oleh
Frank Parson pada tahun 1908 di Boston, Amerika Serikat. Departemen tenaga kerja di negara ini
telah memplopori bimbingan pekerjaan bagi kaum muda agar mereka memiliki bekal untuk terjun
ke masyarakat.
Bimbingan pekerjaan telah masuk sekolah dan setiap siswa di sekolah lanjutan tungkat
pertama dan atas menerima bimbingan karir. Konsep Parson sangat sederhana, yaitu sekedar
membandingkandan mengkombinasikan antara hasil analisis individual dan hasil analisis dunia
kerja
3. Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi merupakan batuan yang diberikan kepada siswa untuk embangun
hidup pribadinya, seperti motivasi, persepsi tentang diri, gaya hidup, perkembangan nilai-nilai
moral / agama dan sosial dalam diri, kemampuan mengerti dan menerima diri orang lain, serta
membantunya untuk memecahkan masalah pribadi yang ditemuinya. Ketepatan bimbingan ini
lebih terfokus pada pengembangan pribadi, yaitu membantu para siswa sebagai diri untuk belajar
mengenal dirinya, belajar menerima dirinya, dan belajar menerapkan dirinya dalam proses
penyesuaian yang produktif terhadap lingkunganya.

Selain jenis – jenis dalam bimbingan, juga terdapat beberapa jenis-jenis layanan dalam bimbignan dan
konseling. Berikut uraianya :

1. Layanan Orientasi; Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari,

xii
untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu,
sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan
layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
2. Layanan Informasi; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan
lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil
keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier
berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi
untuk pencegahan dan pemahaman.
3. Layanan Pembelajaran; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan
kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan
dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
4. layanan Penempatan dan Penyaluran; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program
studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik
dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan Penempatan
dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
5. Layanan Konseling Perorangan; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan
permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling
perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang dihadapinya. Layanan
Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
6. Layanan Bimbingan Kelompok; merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik
secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok
bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial,
serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan
tujuan agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu
untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan
keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok
berfungsi untuk pemahaman dan pengembangan

xiii
7. Layanan Konseling Kelompok; merupakan layanan yang memungkinan peserta didik (masing-
masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.

D. Tugas guru bimbingan dan konseling

Guru bimbingan dan konseling/konselor memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang dalam


pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik. Tugas guru bimbingan dan
konseling/konselor terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah.

Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu membantu peserta didik dalam:

1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami, menilai bakat dan minat.
2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang
harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara
mandiri.
4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan
menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

Dalam melakukan proses pembelajaran dikelas maupun membimbing anak-anak dan siswa guru harus
memperhatikan segala aspek psikologi ,perkembangan ,ingatan, memori dan pola berpikir anak .Hal ini
penting untuk menumbuhkan kepercayaan dan mengembangkan potensi yang ada pada siswa atau anak
agar anak dan siswa mampu tumbuh dan perkembang sesuai dengan harapan orang tua,guru dan
masyarakat Permasalahan yang ada pada anak hendaknya penyelesaiannya melibatkan komponen orang
tua, guru , masyarakat dan konsuler.

xiv
Orang tua,guru dan masyarakat harusnya memahami bahwa tugas sebagai guru hanya kesuksesan anak itu
bukan hanya mampu mendapatkan nilai yang tinggi tetapi juga mampu mengembangan nilai spritual
(kecerdasan spritual) dan kecerdasan emosian yang terkadang kecerdasan emosian dan spiritual yang
mampu membawa kesuksesan terhadap anak dalam kehidupan di masyarakat.

Dalam belajar haruslah diperhatikan faktor yang memperbaruhi sisiwa dalam memperoleh dan mengingat
pengetahuan . Oleh sebab itu guru haruslah memperhatikan hal tersebut dalam memlakukan pembelajaran
dikelas dengan memperhatikan hal tersebut pengetahuan yang diberikan oleh guru akan menjadi ingatan
yang setia dalam memori siswa.

Dalam melakukan proses pembelajaran dikelas maupun membimbing anak-anak dan siswa guru harus
memperhatikan segala aspek psikologi ,perkembangan ,ingatan, memori dan pola berpikir anak. Hal ini
penting untuk menumbuhkan kepercayaan dan mengembangkan potensi yang ada pada siswa atau anak
agar anak dan siswa mampu tumbuh dan perkembang sesuai dengan harapan orang tua,guru dan
masyarakat Permasalahan yang ada pada anak hendaknya penyelesaiannya melibatkan komponen orang
tua, guru , masyarakat dan konsuler.

Orang tua, guru dan masyarakat harusnya memahami bahwa tugas sebagai guru hanya kesuksesan anak
itu bukan hanya mampu mendapatkan nilai yang tinggi tetapi juga mampu mengembangan nilai spritual
(kecerdasan spritual) dan kecerdasan emosian yang terkadang kecerdasan emosian dan spiritual yang
mampu membawa kesuksesan terhadap anak dalam kehidupan di masyarakat.

Perlunya bimbingan konseling disekolah

Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelangi perlunya
bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Secara umum, latar belakang
perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu:
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,
tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut sudah barang tentu perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada
dalam pendidikan, salah satunya komponen_bimbingan.

Bila dicermati dari sudut sosio kultural, yang melatarbelakangi perlunya proses bimbingan adalah
adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak disetiap dimensi
kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara
laju lapangan pekerjaan relatif menetap.

xv
Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9) ada lima hal yang melatarbelakangi perlunya layanan
bimbingan di sekolah yakni:

1. masalah perkembangan individu,


2. masalah perbedaan individual,
3. masalah kebutuhan individu,
4. masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan
5. masalah belajar

E. Fungsi bimbingan konseling disekolah

Sugiyo dkk (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:

1. Fungsi penyaluran ( distributif )


Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan siswa-siswa
dalam memilih program-program pendidikan yang ada di sekolah, memilih jurusan sekolah,
memilih jenis sekolah sambungan ataupun lapangan kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita-
cita dan ciri- ciri kepribadiannya. Di samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki
kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar,
dan lain-lain.

2. Fungsi penyesuaian ( adjustif )


Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memperoleh
penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik bimbingan khususnya dalam teknik
konseling, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-
kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya secara
optimal.

3. Fungsi adaptasi ( adaptif )


Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf sekolah khususnya
guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi
siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat
dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha

xvi
untuk merencanakan pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh
pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat (Sugiyo, 1987:14)

Prinsip bimbingan konseling disekolah

Prinsip merupakan paduan hasil kegiatan teoretik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan (Prayitno, 1997:219). Berikut ini prinsip-prinsip
bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah sumber, sebagai berikut:

1. Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala kejiwaannya adakah unik dan
khas. Keunikan ini memberikan ciri atau merupakan aspek kepribadian seseorang. Prinsip
bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap dan tingkah laku seseorang, dalam
memberikan layanan perlu menggunakan cara-cara yang sesuai atau tepat.
2. Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai berbagai kebutuhan. Oleh karenanya
dalam memberikan bimbingan agar dapat efektif perlu memilih teknik-teknik yang sesuai dengan
perbedaan dan berbagai kebutuhan individu.
3. Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang pada akhirnya orang yang dibantu
mampu menghadapi dan mengatasi kesulitannya sendiri.
4. Dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus aktif , mempunyai bayak inisiatif.
Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya berpusat pada orang yang dibimbing.
5. Prinsip referal atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabila ternyata
masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah (petugas bimbingan). Untuk
menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada petugas atau lembaga lain yang lebih ahli.
6. Pada tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan identifikasi
kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu yang dibimbing.
7. Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan yang
dibimbing serta kondisi lingkungan masyarakatnya.
8. Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan program pendidikan pada
sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan karena usaha bimbingan mempunyai
peran untuk memperlancar jalannya proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
9. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah dipimpin oleh
seorang petugas yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang bimbingan. Di samping itu ia
mempunyai kesanggupan bekerja sama dengan petugas-petugas lain yang terlibat.

xvii
10. Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan penilaian secara
teratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan manfaat yang diperoleh
dari pelaksanaan program bimbingan. Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan
bimbingan konseling nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi
sangat penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk
menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219).

F. Kegiatan bimbingan konseling

Berdasakan Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling (2004) dinyatakan
bahwakerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK yang dijabarkan dalam 4
(empat) kegiatan utama, yakni:

1. Layanan dasar bimbingan

Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh siswa
mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas
perkembangan siswa SD.

2. Layanan responsif

adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat
penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventik atau mungkin kuratif. Strategi
yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi.

Isi layanan responsif adalah:

a. bidang pendidikan;
b. bidang belajar;
c. bidang sosial;
d. bidang pribadi;
e. bidang karir;
f. bidang tata tertib SD;
g. bidang narkotika dan perjudian;
h. bidang perilaku sosial, dan
i. bidang kehidupan lainnya.

xviii
3. Layanan perencanaan individual

adalah layanan bimbingan yang membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-
rencana pendidikan, karir,dan kehidupan sosial dan pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini untuk
membantu siswa memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri.

4. Dukungan sistem

adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara dan meningkatkan


progam bimbingan secara menyeluruh. Hal itu dilaksanakan melalui pengembangaan profesionalitas,
hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasihat, masyarakat yang lebih luas,
manajemen program, penelitian dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990)

Kegiatan utama layanan dasar bimbingan yang responsif dan mengandung perencanaan individual serta
memiliki dukungan sistem dalam implementasinya didukung oleh beberapa jenis layanan BK, yakni:

 layanan pengumpulan data,


 layanan informasi,
 layanan penempatan,
 layanan konseling,
 layanan referal/melimpahkan ke pihak lain, dan
 layanan penilaian dan tindak lanjut (Nurihsan, 2005:21).

G. Peran guru dalam kegiatan bimbingan konseling di sekolah

Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat


menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan
kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang
dirumuskan.

Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:

 Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi
lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
 Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.

xix
 Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk
mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas)
sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
 Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
tujuan yang dicita-citakan.
 Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
 Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
 Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
 Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
 Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik
maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil
atau tidak.

xx
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling ditujukan untuk
membimbing dan mengarahkan individu melalui usahanya sendiri untuk menentukan dan
mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kegahagiaan pribadi serta bertujuan agar individu
dapat mengembangkan dirinya secara optima/sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan ditujukan agar peserta didik mampu
mempertimbangkan dan mengabil keputusan tentang masa depan dirinya, baik yang menyangkkut bidang
pendidikan, bidnag karir, maupun bidnag budaya, keluarga dan masyarakat.

Bimbingan disini suatu proses membantu individu melalui usaha sendiri untuk menentukan dan
mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial,
makadari itu peran dari sekola, orang tua murid, dan juga guru haruslah sinergi dalam membantu
masalah-masalah yang timbul dalam rangka upaya agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, dan merencanakan masa depan.

B. SARAN

 Bagi para pembaca, hendaknya makalah ini tidak dijadikan satu-satunya pedoman.
 Bagi para calon pendidik, hendaknya mengetahui benar peran guru dalam bimbingan/konseling
untuk menjadi bekal saat menjadi tenaga pendidik.
 Bagi pendidik, hendaknya menyampaikan kurikulum yang ada sebaik mungkin untuk
mewujudkan tujuan dalam proses belajar mengajar.

xxi
REFERENSI

http://bahanajarguru.blogspot.com/2012/07/makalah-peranan-guru-dalam-bimbingan.html?m=1

[diakses pada 18 februari 2023 pukul 22:00]

http://nengberbagi.blogspot.com/2014/02/peran-guru-dalam-bimbingan-konseling.html?m=1

[diakses pada 18 februari 2023 pukul 22:00]

xxii

Anda mungkin juga menyukai