Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Konsep Dasar Bimbingan Konseling Islam”

OLEH

Nana septiana anshar 732286201009


Anita 732286201061

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ENREKANG
ENREKANG
2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen pengampu.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi
mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Kami menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar
makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf. Demikian
yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Enrekang, 16 April 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 3
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Konseling dan Bimbingan Islam...............................................4
2. Fungsi Konseling dan Bimbingan Islam.................................................5
3. Tujuan Konseling dan Bimbingan Islam...............................................11
4. Primsip Konseling dan Bimbingan Islam..............................................13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan bimbingan dan konseling semakin populer dikenal oleh


masyarakat, khususnya di sekolah. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari
program bimbingan dan konseling di sekolah. Para siswa yang berbakat
memerlukan. bimbingan untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang
dimilikinya sehingga akan menjadi pribadi yang unggul, secara akademis dan
akhlak. Ada juga sebagian siswa yang membutuhkan konseling karena banyak
menghadapi problema yang dapat mengganggu eksistensi dan proses dalam
belajar. Pelanggaran terhadap peraturan sekolah juga memerlukan konseling agar
sikap pelanggaran terhadap peraturan dapat dikurangi, sehingga akan
terbentuknya kedisiplinan siswa yang tinggi. Tawuran antarpelajar, pemakaian
obat-obatan terlarang, video porno, seharusnya juga menjadi perhatian yang besar
dari tenaga BK di sekolahan. Ada banyak sekali fungsi bimbingan dan konseling
di sekolah, fungsi satu berkaitan erat dengan fungsi yang lainnya. Seseorang yang
sudah bekerjapun membutuhkan fungsi BK untuk lebih mengembangkan segala
potensinya dalam bekerja, dan pengembangan kariernya sesuai dengan harapan
yang diinginkan. Dengan melalui proses konseling, klien akan dapat menghadapi
dan menyelesaikan segala macam masalah yang dapat menghancurkan
karier/pekerjaan.
Pengertian Bimbingan dan Konseling Perkembangan zaman pada saat ini
yang berkembang pesat menimbulkan perubahan-perubahan dan kemajuan-
kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian setiap
individu akan menghadapi berbagai masalah seperti masalah penyesuaian diri,
masalah pendidikan, masalah sosial, masalah keluarga dan masalah pribadi.
Dalam hal tersebut sekolah harus mampu membantu murid-muridnya dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Bimbingan adalah proses bantuan
terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri guna
menyesuaikan diri terhadap lingkungan, sekolah, keluarga dan masyarakat.

1
Menurut W.S. Winkel (1991: 34), konseling merupakan serapan dari kata
counselling yang dikaitkan dengan kata counsel, yang berarti nasehat (to obtain
counsel), anjuran (to give counsel), atau pembicaraan (to take counsel). Secara
etimologis, istilah konseling dari bahasa latin, yaitu consilium yang berarti dengan
dan bersama yang dirangkai menerima atau memahami. Jadi bisa ditarik
kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, agar mandiri dan berkembang melalui jenis layanan dan kegiatan
pendukung.
BK atau Bimbingan Konseling merupakan unit yang seharusnya ada di setiap
lembaga pendidikan mulai dari tingkatan TK sampai PT. Karena upaya
mengantarkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya tidak cukup hanya
ditangani guru atau orang tua saja tetapi membutuhkan peran dari berbagai pihak.
Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang
bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak hanya
menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan
pribadi-sosial-kematangan intelektual dan sistem nilai. Karena itu pendidikan
harus seimbang, yang hanya tidak mampu. mengantarkan peserta didik pada
pencapaian standar kemampuan profesional dan akademis tetapi juga kemampuan
mengembangkan diri yang sehat dan produktif. Jadi layanan BK tidak hanya
mengatasi masalah siswa/siswi yang bermasalah saja, melainkan lebih pada
optimalisasi potensi, sehingga mereka mampu menemukan dan mengembangkan
potensi yang dimiliki secara optimal.persoalannya adalah bahwa peserta didik
belum mampu mengaktualisasikan semua potensi yang dimiliki. Secara
etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata "Guidance" berasal
dari kata kerja "to guide" yang mempunyai arti "menunjukkan, membimbing,
menuntun, ataupun membantu. Secara umum bimbingan dapat di artikan sebagai
suatu bantuan atau tuntunan. Sedangkan konseling adalah suatu proses yang
terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang terganggu oleh
karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang
pekerja yang profesional, yaitu orang yang terlatih dan berpengalaman membantu
orang lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan
pribadi.

2
Bimbingan dan konseling dapat diberikan di sekolah (TK, SD, SMP, SMA,
sederajat) dan di perguruan tinggi. Proses konseling harus terdapat pada suatu
lembaga pendidikan, karena setiap peserta didik pasti memiliki masalah yang
dihadapinya, sehingga peserta didik dapat mengatasi hambatan terhadap dirinya.
Adapun kegiatan bimbingan memiliki tujuan, fungsi dan azas yang harus di
pahami oleh seorang konselor. Juga ada bentuk dan jenis layanan yg harus di
jalani konselor agar proses konseling berjalan dangan lancar dan konselor bisa
memberi jalan akan masalah yang di hadapi oleh klien atau peserta didik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah makalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling?
2. Apa sajakah fungsi-fungsi bimbingan dan konseling?
3. Apa tujuan dan prinsip dari bimbingan dan konseling?

C. Tujuan Penyusunan
1. Mengetahui definisi bimbingan dan konseling.
2. Mengetahui fungsi-fungsi bimbingan dan konseling
3. Mengetahui tujuan dari bimbingan dan konseling.
4. Mengetahui prinsip-prinip bimbingan dan konseling.

1.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI BIMBINGAN DAN KONSELING


Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan
yang di berikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui
pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli
memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya
sendiri (Tohirin. 2007:26). Bimbingan adalah proses pemberi bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan;
berdasarkan norma-norma yang ada. Sedangkan konseling adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang
ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien
(Prayitno dan Erman amti, 2004: 99 dan 105).
Bimbingan dan konseling merupakan dua rangkaian kata yang mempunyai
pengertian yang berbeda. Namun pada hakikatnya, mempunyai tujuan akhirnya
sama, yaitu berusaha membantu memecahkan masalah yang dihadapi individu
maupun kelompok, agar terhindar atau mampu mengatasi masalahnya. Menurut
Crow and Crow (1960) dalam Djumhur dan Moh. Surya mengemukakan bahwa:
Guidance (bimbingan) merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik
pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang
memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya
mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah
pandangannya sendiri, membuat pilihannya sendiri, dan memikul bebannya
sendiri
Lebih lanjut Smith (Me. Daniel, 1959) dalam Priyatno dan Ermananti
mengemukakan bahwa bimbingan adalah: Sebagai proses layanan yang diberikan

4
kepada individu individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan,
rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk
menyesuaikan diri yang baik. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan
kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh
guru pembimbing, agar individu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian yang
menjadi tujuan usaha bimbingan ini mencakup beberapa fungsi pokok yang
hendaknya dijalankan oleh pribadi yang mandiri, yaitu: mengenal diri sendiri dan
lingkungan, menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis,
mengambil keputusan, mengarahkan diri sendiri, dan mewujudkan diri sendiri.

2. FUNGSI BIMBINGAN KONSELING


1. Fungsi Pencegahan (Preventif)
Fungsi pencegahan dalam pelaksanaannya bagi konselor merupakan
bagian dari tugas kewajibannya, yang amat penting. Dalam dunia kesehatan
mental "pencegahan" didefinisikan sebagai upaya memengaruhi dengan cara yang
positif dan bijaksana, lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan atau
kerugian itu. benar-benar terjadi (Horner & McElhaney, 1993). Lingkungan
merupakan hal yang penting, karena lingkungan yang baik akan memberikan
pengaruh positif terhadap individu. Lingkungan yang mendukung harus dipelihara
dan dikembangkan. Sedangkan lingkungan yang sekiranya dapat menimbulkan
pengaruh yang negatif harus diubah, sehingga hal yang diperkirakan tidak dapat
menjadi kenyataan. Ruang kelas yang gelap dan kotor, pekarangan sekolah yang
sempit, sarana belajar yang kurang memadai, hubungan guru-murid yang kurang
serasi, semuanya akan menimbulkan kerugian-kerugian bagi siswa itu sendiri.
Pencegahan di sini juga bisa berarti menahan atau menghindarkan dari bahaya
yang akan timbul dari sesuatu yang bersifat negatif.
Layanan bimbingan bisa berfungsi pencegahan, yang artinya merupakan
usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Bentuk kegiatannya bisa berupa
orientasi, bimbingan karier, inventarisasi data. Bentuk orientasi yang biasa
dilakukan adalah untuk memberikan pencegahan terhadap sesuatu yang tidak
diinginkan, misalnya diadakan orientasi tentang bahayanya narkoba, itu

5
dimaksudkan dengan adanya pengetahuan tentang berbagai jenis narkoba serta
bahayanya bagi tubuh kita apabila dikonsumsi, maka akan mencegah pemakaian
narkoba di kalangan pelajar. Dengan adanya pengarahan dari tenaga BK di
sekolahan para siswa akan lebih terarah dalam setiap tindakan, sehingga akan
mencegah dari kerusakan dan bentuk gangguan dalam proses belajar mengajar.
Dengan adanya fungsi pencegahan yang baik, maka perkembangan potensi akan
menjadi lebih baik. Peningkatan kemampuan khusus individu diperlukan untuk
memperkuat perkembangan dan kehidupannya. Keterampilan pemecahan
masalah, keterampilan belajar dengan berbagai aspeknya, keterampilan
berkomunikasi dan hubungan sosial, pengaturan pemasukan-pengeluaran uang
merupakan beberapa contoh kemampuan yang perlu ditingkatkan pada individu.
2. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu dengan
keperluan pengembangan siswa. Pemahaman ini mencakup:
a. Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru
dan guru pembimbing.
b. Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalamnya lingkungan
keluarga dan sekolah), terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru, dan
guru pembimbing.
c. Pernahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya
informasi pendidikan, jabatan, pekerjaan, dan atau karier, dan informasi
budaya/nilai-nilai), terutama oleh sekolah.
Fokus utama pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu klien dengan berbagai
permasalahannya, dan dengan tujuan-tujuan konseling. Berkenaan dengan kedua
hal tersebut, pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan bimbingan
dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh
klien sendiri, dan oleh pihak pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman
tentang lingkungan klien oleh klien. Pemahaman masalah oleh individu sendiri
merupakan modal dasar bagi pemecahan masalah tersebut, apabila pemahaman
masalah telah tercapai, agaknya pelayanan bimbingan dan konseling telah
menjalankan fungsi pemahaman dengan bik. Pemahaman masalah siswa sama

6
bergunanya dengan pemahaman tentang individu pada umumnya oleh orang tua
dan guru sebagaimana telah dijelaskan di atas, yaitu untuk kepentingan berkenaan
dengan perhatian dan pelayanan orang tua terhadap anak, dan pengajaran oleh
guru terhadap siswa. Para siswa perlu memahami dengan baik lingkungan
sekolah, dan juga perlu diberi kesempatan untuk memahami berbagai informasi
yang berguna berkenaan dengan pendidikan yang sekarang dijalaninya dengan
pendidikan jenjang selanjutnya dan yang berhubungan dengan pekerjaannya di
kemudian hari.
3. Fungsi Pengentasan
Istilah fungsi pengentasan ini dipakai sebagai pengganti istilah fungsi
kuratif atau fungsi terapeutik dengan arti pengobatan atau penyembuhan. Tidak
dipakainya istilah tersebut karena istilah itu berorientasi bahwa peserta didik
adalah orang yang "sakit" serta untuk mengganti istilah "fungsi perbaikan" yang
berkonotasi bahwa peserta didik yang dibimbing adalah orang "tidak baik atau
rusak". Melalui fungsi pelayanan ini akan menghasilkan terentaskannya atau
teratasinya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Pelayanan
bimbingan dan konseling berusaha membantu pemecahan masalah-masalah yang
dihadapi oleh peserta didik, baik dalam sifatnya, jenisnya maupun bentuknya.
Pelayanan dan pendekatan yang dipakai dalam pemberian bantuan ini dapat
bersifat konseling perorangan ataupun konseling kelompok. Jadi, dalam
pelaksanaan fungsi pengentasan bimbingan dan konseling menganggap bahwa
orang yang mengalami masalah itu berada dalam keadaan yang tidak
mengenakkan, sehingga harus diangkat dan dientaskan dari keadaan tersebut.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan akan menghasilkan
terpeliharanya dan berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta
didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah mantap dan
berkelanjutan. Dalam fungsi ini, hal-hal yang dipandang sudah bersifat positif
dijaga agar tetap baik dan dimantapkan. Dengan demikian, dapat diharapkan
peserta didik dapat mencapai perkembangan kepribadiannya secara optimal.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan
pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan program.

7
Dalam fungsi ini, sesuatu yang dipelihara bukanlah sekedar mempertahankan agar
tetap utuh, tetapi diusahakan agar bertambah baik, lebih menyenangkan, dan
memiliki nilai tambah daripada yang terdahulu.
5. Fungsi Penyaluran
Dalam fungsi penyaluran, siswa dibimbing agar mendapatkan kesempatan
penyaluran kepribadian, bakar, minat, hobi yang dimiliki, sehingga dapat
dikembangkan. Dalam fungsi ini, layanan yang dapat dibentuk misalnya.
menyusun program belajar, pengembangan bakat dan minat, serta perencanaan
kariernya.
6. Fungsi Penyesuaian
Dalam fungsi ini, layanan bimbingan adalah terciptanya penyesuaian
antara siswa dan lingkungannya. Dengan demikian, timbul kesesuaian antara
pribadi siswa dan sekolah. Kegiatan dalam layanan fungsi ini dapat berupa
orientasi sekolah dan kegiatan-kegiatan kelompok.

3. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Sejalan dengan perkembangan konsep bimbingan dan konseling maka tujuan
konseling pun mengalami perubahan, Perkembangan itu dari yang sederhana
sampai ke yang lebih komprehensif. Perkembangan itu dari waktu ke waktu dapat
dilihat pada kutipan dibawah ini: (Prayitno dan Erman amti, 2004: 112).
1. Untuk membantu individu membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-
penyesuaian dan interpretasi-interpretasi dalam hubungannya pada situasi
tertentu.
2. Untuk memperkuat fungsi-fungsi pendidikan. 3. Untuk membantu orang-
orang menjadi insan yang berguna, tidak hanya sekadar mengikuti
kegiatan kegiatan yang berguna saja.
Tujuan pelayanan bimbingan adalah agar konseli dapat:
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta
kehidupannya di masa yang akan datang.
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin.
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya.

8
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja.
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli
agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-
sosial, belajar (akademik), dan karier. Tujuan bimbingan dan konseling yang
terkait dengan aspek pribadi sosial konseli adalah:
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan
pribadi. keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah/madrasah,
tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan, kewajibannya masing-masing.
3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif
antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan
(musibah), serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan
ajaran agama yang dianut.
Sebagaimana yang terdapat dalam buku dasar-dasar bimbingan konseling
(Prayitno. 2004) ia mengemukakan tujuan umum dari bimbingan dan konseling
ini adalah "untuk membantu mngembangkan diri seseorang secara optimal sesuai
dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya seperti
kemampuan dasar dan bakatnya, dan berbagai latar belakang yang ada seperti
latar belakang keluarga, pendidikan, sosial dan ekonomi, serta sesuai dengan
tuntutan positif lingkungannya". Namun demikian Prayitno juga memaparkan
beberapa pendapat para ahli dalam membahas tujuan bimbingan konseling yaitu
sebagai berikut: Menurut Hamrin dan Clifford (Jones, 1951), tujuan dari BK
untuk membantu seseorang dalam membuat pilihan pilihan dan penyesuaian serta
interpretasi- interpretasi dalam hubungan dengan keadaan tertentu. Sedangkan
menurut Bradsow (McDaniel, 1956), tujuan BK adalah untuk memperkuat fungsi-
fungsi pendidikan. Selain itu menurut Tiedman (Bernard n Fullmer, 1969), tujuan
BK untuk membantu orang-orang menjadi manusia yang berguna, tidak hanya
mengikuti kegiatan yang berguna saja, dan menurut Thompson. dan Rudolph

9
(1983), tujuan konseling dapat dilihat dari klien yang sekedar mengikuti
kemauan-kemauan konselor sampai sampai pada masalah pengambilan keputusan,
pengembangan kesadaran, pribadi, penyembuhan dan penerimaan diri sendiri..
Terakhir tujuan dari semua uapaya bimbingan konseling (myers, 1992) adalah
pengembangan yang mengacu pada perubahan positif pada diri individu.
Ditemukan juga dalam buku Bimbingan dan konseling (Hallen, 2002) ia
mengatakan bimbingan konseling bertujuan agar peserta didik dapat menemukan
dan mengenal dirinya dan mampu memecahkan masa depannya. Dari semua
tujuan yang dipaparkan secara umum diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak
semua tujuan itu sama dalam proses konseling itu berlangsung, karena tiap
individu itu memiliki permasalahan dan latar belakang yang berbeda, dan tidak
boleh pula disamakan.

4. PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING


Beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi
pelayanan bimbingan. Prinsip prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis
tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau
bimbingan, prinsip-prinsip itu adalah:
1. Bimbingan dan Konseling Diperuntukkan bagi Semua Konseling
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau
konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun
wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang
digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada
penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada
perseorangan (individual).
2. Bimbingan dan Konseling sebagai Proses Individuasi
Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui
bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya.
tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan
adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik
kelompok.
Pada prinsipnya kegiatan bimbingan konseling adalah:

10
1. Bimbingan Menekankan Hal yang Positif
Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif
terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang
menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan
sebenamya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan
kesuksesan, karenabimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang
positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk
berkembang.
2. Bimbingan dan Konseling Merupakan Usaha Bersama
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas
guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-
masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.
3. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan
Konseling
Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan
dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan.
informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya
dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan
bimbingan memfasilitasi konseli untuk memper timbangkan, menyesuaikan diri,
dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat.
Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan,
tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah
mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan
mengambil keputusan.
4. Bimbingan dan Konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan
Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di
Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri,
lembaga lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang
pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi,
sosial, pendidikan, dan pekerjaan, Selain hal tersebut di atas prinsip-prinsip dalam
Bimbingan Konseling dapat kita simak sebagai berikut:

11
1. Prinsip-prinsip Umum
a. Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu,
perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari
segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.
b. Perlunya pemahaman perbedaan individu, agar bimbingan yang diberikan
tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang
bersangkutan.
c. Bimbingan harus dimulai dengan identifikas kebutuhan-kebutuhan yang
dirasakan oleh individu yang dibimbing.
d. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seseorang yang ahli di
bidang bimbingan.
e. Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian yang
teratur untuk mengetahui sampai mana hasil dan manfaat yang diperoleh,
serta penyesuaian antara pelaksanaan dan rencana yang dirumuskan
terdahulu.
2. Prinsip-prinsip Khusus
a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan:
1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu.
2) Bimbingan dan konseling melayani semua individu berurusan dengan
pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
3) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai
aspek perkembangan individu.
4) Bimbingan dan konseling meberikan perhatian utama kepada perbedaan
individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
b.Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu:
1) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut
perubahan kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di
rumah, kampus, serta kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan
sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik
individu.

12
2) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya
masalah pada individu dan keseluruhannya menjadi perhatian utama
pelayanan bimbingan.
c. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan:
1) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam pendidikan dan
pengembangan individu, karena itu program bimbingan harus disesuaikan
dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta
didik.
2) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan
kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga 3) Program
bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang
pendidikan terendah sampai tertinggi.

d. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan


1) Bimbingan dan konseling harus mengarahkan individu mampu
menyelesaikan permasalahan pribadi.
2) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan
dilakukan oleh individu harusnyan atas kemauan individu harusnyan atas
kemauan individu sendiri, bukan karena desakan atau kemauan orang lain.
3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli daa bidang yang
relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
4) Kerja sama antara pembimbing dengan guru lain dan orang tua
menentukan hasil pelayanan pembimbingan.
5) Pengembangan program layanan bimbingan dan konseling ditempuh
melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian
terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program
bimbingan dan konseling itu sendiri.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan dan konseling merupakan dua rangkaian kata yang mempunyai


pengertian yang berbeda. Namun pada hakikatnya, mempunyai tujuan akhimya
sama, yaitu berusaha membantu memecahkan masalah yang dihadapi individu
maupun kelompok, agar terhindar atau mampu mengatasi masalahnya. Fungsi
bimbingan konseling antara lain: fungsi pencegahan (preventif), fungsi
pemahaman, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan, fungsi
penyaluran, dan fungsi penyesuaian. Tidak semua tujuan bimbingan dan
konseling sama dalam proses konseling itu berlangsung, karena tiap individu itu
memiliki permasalahan dan latar belakang yang berbeda, dan tidak boleh pula
disamakan. Dalam bimbingan dan konseling terdapat prinsip-prinsip yang harus
diterapkan agar proses bimbingan dan konseling bisa berjalan sesuai harapan.

DAFTAR PUSTAKA

Dra. Mustayah, M.Kes., Budiono, S.Kp., M.Kes., Eka Wulandari, S.Pd.M.Pd.


2022. Penyelenggaraan Program Bimbingan Konseling di Perguruan
Tinggi. Pekalongan: Penerbit NEM (PT Nasya Expanding Management).

14

Anda mungkin juga menyukai