Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR KONSELING

Dosen Pembimbing :
Dr. Winda Parlin M.Kes

Di Sususn Oleh:
Aie Desthia Viola
(20401002)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt.karna dengan rahmatnya penulis


dapat menyelesaikan makalah tentang “Konseling”.Dan penulis juga
mengucapakan terimakasih kepada ibu Dr. Winda Parlin M.Kes,selaku
dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan kepada kami dalam
menyususn dan menulis makalah ini.
Makalah ini telah disusun semaksimal mungkin,akan tetapi masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu ,penulis menerima kritik dan saran
dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga
makalah tentang Konseling dapat memberikan informasi tentang pembaca.

Pekanbaru,2 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5

1.3 Tujuan Umum.................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

2,1 DEFINISI KONSELING...............................................................................6

2.2 TUJUAN KONSELING.................................................................................7

2.3 MANFAAT KONSELING............................................................................9

2.4 PRINSIP KONSELING................................................................................9

2.5 KARAKTERISTIK KONSELING..............................................................11

2.6 TEMPAT KONSELING..............................................................................11

BAB III..................................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................12

3.1 KESIMPULAN.........................................................................................12

3.2 SARAN.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan bimbingan dan konseling semakin populer dikenal oleh
masyarakat, khususnya di sekolah. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari
program bimbingan dan konseling di sekolah. Para siswa yang berbakat
memerlukan bimbingan untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang
dimilikinya sehingga akan menjadi pribadi yang unggul, secara akademis dan
akhlak. Ada juga sebagian siswa yang membutuhkan konseling karena banyak
menghadapi problema yang dapat mengganggu eksistensi dan proses dalam
belajar. Pelanggaran terhadap peraturan sekolah juga memerlukan konseling agar
sikap pelanggaran terhadap peraturan dapat dikurangi, sehingga akan
terbentuknya kedisiplinan siswa yang tinggi. Tawuran antarpelajar, pemakaian
obat-obatan terlarang, video porno, seharusnya juga menjadi perhatian yang besar
dari tenaga BK di sekolahan. Ada banyak sekali fungsi bimbingan dan konseling
di sekolah, fungsi satu berkaitan erat dengan fungsi yang lainnya. Seseorang yang
sudah bekerjapun membutuhkan fungsi BK untuk lebih mengembangkan segala
potensinya dalam bekerja, danpengembangan kariernya sesuai dengan harapan
yang diinginkan. Dengan melalui proses konseling, klien akan dapat menghadapi
dan menyelesaikan segala macam masalah yang dapat menghancurkan
karier/pekerjaan.
Pengertian Bimbingan dan Konseling Perkembangan zaman pada saat ini
yang berkembang pesat menimbulkan perubahan-perubahan dan kemajuan-
kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian setiap
individu akan menghadapi berbagai masalah seperti masalah penyesuaian diri,
masalah pendidikan, masalah sosial, masalah keluarga dan masalah pribadi.
Dalam hal tersebut sekolah harus mampu membantu murid-muridnya dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Bimbingan adalah proses bantuan
terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri guna
menyesuaikan diri terhadap lingkungan, sekolah, keluarga dan masyarakat.
Menurut W.S. Winkel (1991: 34), konseling merupakan serapan dari kata
counselling yang dikaitkan dengan kata counsel, yang berarti nasehat (to obtain
counsel), anjuran , atau pembicaraan . Secara to give counsel to take counsel
etimologis, istilah konseling dari bahasa latin, yaitu consilium yang berarti dengan
dan bersama yang dirangkai menerima atau memahami. Jadi bisa ditarik
kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, agar mandiri dan berkembang melalui jenis layanan dan kegiatan
pendukung.
BK atau Bimbingan Konseling merupakan unit yang seharusnya ada di
setiap lembaga pendidikan mulai dari tingkatan TK sampai PT. Karena upaya
mengantarkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya tidak cukup hanya
ditangani guru atau orang tua saja tetapi membutuhkan peran dari berbagai pihak.
Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang
bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak hanya
menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan
pribadi-sosial-kematangan intelektual dan sistem nilai. Karena itu pendidikan
harus seimbang, yang hanya tidak mampu mengantarkan peserta didik pada
pencapaian standar kemampuan profesional dan akademis tetapi juga kemampuan
mengembangkan diri yang sehat dan produktif. Jadi layanan BK tidak hanya
mengatasi masalah siswa/siswi yang bermasalah saja, melainkan lebih pada
optimalisasi potensi, sehingga mereka mampu menemukan dan mengembangkan
potensi yang dimiliki secara optimal.persoalannya adalah bahwa peserta didik
belum mampu mengaktualisasikan semua potensi yang dimiliki.
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
"Guidance" berasal dari kata kerja yang mempunyai arti "menunjukkan, to guide
membimbing, menuntun, ataupun membantu. Secara umum bimbingan dapat di
artikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Sedangkan konseling adalah suatu
proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang
terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri
dengan seorang pekerja yang profesional, yaitu orang yang terlatih dan
berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap
berbagai jenis kesulitan pribadi.
1.2 Rumusan Masalah

1 Apa yang dimaksud dengan konseling ?


2. Apa tujuan konseling ?
3. Apa manfaat dari konseling ?
4. Apa sajakah prinsip-prinsip konseling ?
5. Bagaimana Karakteristik konselor?
6. Dimana saja tempat konseling?

1. 3 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui definisi konseling.


2. Untuk mengetahui tujuan konseling.
3. Untuk mengetahui manfaat konseling.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinip konseling.
5. Untuk mengetahui karakteristik konselor
6. Untuk mengetahui tempat konseling
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI KONSELING

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka


antara dua orang, dalam mana konselor melalui hubungan itu dan
kemampuankemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar
dalam mana konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaan sekarang, dan
kemungkinan keadaan masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan
potensi-potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun
masyarakat, dan lebih jauh dapat belajar bagaimana memecahkan masalah
masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang (Sofyan,S,
2007).
Konseling merupakan proses interaksi anatara dua orang individu
(konselor dan klien), dalam suasana profesional, yang berfungsi dan bertujuan
untuk memudahkan perubahan tingkah laku klien” (Prayitno dan Amti, cit
Pepinsky, 2006).
Menurut Patterson dalam Sofyan (2009), konseling memiliki ciri khas
yang merupakan hakekat konseling. Ciri-ciri itu adalah:
a. Konseling adalah usaha untuk menimbulkan perubahan tingkah laku
secara sukarela pada diri klien (klien ingin mengubah tingkah lakunya dan
meminta bantuan kepada konselor).
b. Maksud dan tujuan konseling adalah menyediakan kondisi-kondisi yang
memudahkan terjadinya perubahan secara sukarela (kondisi yang memberi
hak individu untuk membuat perilaku, untuk tidak tergantung pada
pembimbing).
c. Usaha-usaha untuk memudahkan terjadinya perubahan tingkah laku
dilakukan melalui wawancara (walaupun konseling selalu dilakukan dalam
wawancara, tetapi tidak semua wawancara dapat diartikan sebagai
konseling).
d. Mendengarkan merupakan suatu hal yang berada dalam konseling tetapi
tidak semua konseling adalah mendengarkan.
e. Konseling dilaksanakan dalam suasana hubungan pribadi antara konselor,
dan klien. Hasil pembicaraan itu bersifat rahasia. Lebih jauh pietrofesa
(nurihsan, 2007) menunjukkan sejumlah ciri-ciri
konseling profesional sebagai berikut :
a. Konseling merupakan suatu hubungan profesional yang diadakan oleh
seorang konselor yang sudah dilatih untuk pekerjaan itu.
b. Dalam hubungan yang bersifat profesional itu, klien mempelajari
keterampilan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, serta tingkah
laku atau sikap-sikap baru.
c. Hubungan profesional dibentuk berdasarkan kesukarelaan antara klien dan
konselor

2.2 TUJUAN KONSELING

Tujuan konseling dapat terentang dari sekedar klien mengikuti kemauan-


kemauan konselor sampai pada masalah pengambilan keputusan, pengembangan
kesadaran, pengembangan pribadi, penyembuhan, dan penerimaan diri sendiri.
(Thompson Rudolf dalam Priyatno, 2008). Tujuan dari konseling diantaranya :

a. Perubahan perilaku
Hampir semua pertanyaan tentang konseling menyatakan bahwa tujuan
konseling ialah menghasilkan perubahan pada perilaku yang memungkinkan klien
hidup lebih produktif. (Shrtzer dalam priyatno, 2008) dalam bukunya
menunjukkan bahwa salah satu hasil konseling adalah bahwa pengalaman-
pengalaman tidak dirasa menakutkan, kecemasan berkurang, cita-citanya nampak
lebih harmonis dengan persepsi tentang dirinya dan nampak lebih berhasil. Ia
lebih dapat menyesuaikan diri dan realistik terhadap kehidupan.
b. Kesehatan mental yang positif
Salah satu tujuan konseling adalah pemeliharaan dan pencapaian kesehatan mental
yang positif. Jika hal itu tercapai maka individu akan mencapai integrasi,
penyesuaian, dan identifikasi positif dengan yang lainnya. Ia belajar menerima
tanggung jawab, berdiri sendiri, dan memperoleh integrasi perilaku. Throne dalam
priyatno, 2008 mengatakan bahwa tujuan utama konseling adalah menjaga
kesehatan mental dengan mencegah atau membawa ketidakmampuan
menyesuaikan diri atau gangguan mental. Sedangkan Patterson menyatakan
bahwa karena tujuan konseling adalah pemeliharaan, pemulihan kesehatan mental
yang baik atau harga diri, maka situasi konseling haruslah ditandai dengan tidak
adanya ancaman.

c. Pemecahan masalah
Tujuan konseling kadang-kadang dianggap sebagai masalah yang dihadapkan
dalam hubungan konseling. Kumboltz dalam priyatno (2008) menyatakan bahwa
alasan utama ekstensi konseling didasarkan pada fakta bahwa orang-orang
mempunyai masalah-masalah yang tidak sanggup mereka pecahkan sendiri.
Mereka datang pada konselor karena telah percaya bahwa konselor akan dapat
membantu mereka untuk memecahkan masalahnya. Karena itu tujuan utama
konseling adalah membantu setiap klien dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya.

d. Keefektifan personal
Erat hubungannya dengan pemeliharaan kesehatan mental yang baik dan
perubahan tingkah laku tujuan meningkatkan keefektifan personal. Blocher dalam
priyatno (2008) memberikan batasan pribadi yang efektif sebagai berikut : pribadi
yang efektif adalah yang sanggup memperhitungkan diri, waktu dan tenaganya,
dan bersedia memikul resiko-resiko ekonomis, psikologis dan fisik.

e. Pengambilan keputusan
Bukan tugas konselor untuk menemukan keputusan yang harus diambil oleh klien
atau memilihkan alternatif tindakan bagian justru konseling harus memungkinkan
individu mengambil keputusan-keputuan dalam halhal yang sangat penting bagi
dirinya dan ia harus tahu mengapa dan bagaimana cara ia melakukannya. Ia
belajar menengetimasai konsekuensikonsekuensi yang mungkin terjadi. Ia juga
belajar memperhatikan nilai nilai dan ikut mempertimbangkan nilai-nilai yang
dianutnya secara sadar dalam pengambilan keputusan

2.3 MANFAAT KONSELING

1. Meningkatkan Kesehatan
Konseling dapat Membantu menurunkan risiko terkena penyakit dan
meningkatkan kesehatan individu.

2. Mempertajam Pengetahuan Klien

Konseling dapat Membantu klien memahami informasi tentang


kesehatan.Menjadikannya lebih berpengetahuan dan cerdas.

3. Memperbaiki Kualitas Hidup

Konseling dapat membantu meningkatkan kualitas hidup klien dengan


membantu mereka mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan

2.4 PRINSIP KONSELING

Prinsip merupakan panduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan


digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Dalam
pelayanan konseling prinsip-prinsip yang digunakan bersumber dari kajian
fisiologis, hasil-hasil penelitiaan dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia,
perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya,
pengertian, tujuan fungsi, dan proses penyelenggaraan konselingRumusan prinsi-
prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran
pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program
pelayanan, dan penyelenggaraan layanan.
a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran palayanan
Sasaran pelayanan konseling adalah individu-individu, baik perorangan maupun
kelompok. Individu-individu itu sangat bervariasi, ketertarikan terhadap lembaga,
dan variasi-variasi lainnya. Konseling melayani semua individu tanpamemandang
umur, jenis kelamin, suku, agama, dan satatus sosial ekonomi. Bimbingan dan
konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan
dinamis. Bimbingan dan konseling memperlihatkan sepenuhnya tahap dan
berbagai perkembangan individu dan memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanan.

b. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan masalah individu


Secara ideal pelayanan konseling ingin membantu semua individu dengan
berbagai permasalahannya. Namun, karena keterbatasan yang ada, pelayanan
konseling hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas. Bidang
konseling pada umumnya dibatasi hanya pada hal-hal yang menyangkut pengaruh
kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya, dan sebaliknya
pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.

c. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan


Layanan konseling dapat dilaksanakan secara “insidental” maupun terprogram.
Pelayanan incidental diberikan kepada klien-klien yang secara langsung datang
kepada konselor untuk meminta bantuan. Sedangkan untuk lembaga tempat
konselor bertugas perlu disusun suatu program pelayanan. Program bimbingan
dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat,
dan kondisi lembaga terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan
konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran
dan penilaian terhadap individu yang terlihat dalam proses pelayanan dan program
bimbingan dan konseling itu sendiri.
d. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan layanan
Berkaitan dengan pelaksanaan layanan, bimbingan dan konseling harus diarahkan
untuk perkembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri dalam
menghadapi permasalahan. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan
yang diambil dan hendak dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan
individu itu sendiri, bukan karena kemauan atas desakan dari pembimbing atau
pihak lain. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

2.5 KARAKTERISTIK KONSELING

Karakteristik pribadi seorang konselor sangat mempengaruhi proses


konseling dan keefektifan konseling yang terjadi. Sikap dan cara pendekatan
konselor terhadap klien dan semua apa yang dkerjakan dalam konseling
berpengaruh kepada hubungan konseling karena konselor adalah kunci
pemrakarsa dan pengembang hubungan konseling. Beberapa karakteristik kualitas
kepribadian konseling yang terkait dengan keefektifan konseling antara lain :
a. Pengetahuan mengenai diri sendiri (self knowledge)
b. Kompetensi (competence)
c. Kesehatan psikologis yang baik
d. Dapat dipercaya
e. Kepercayaan atau keyakinan (belief)
f. Nilai-nilai (values)
2.6 TEMPAT KONSELING

Tempat konseling ini memerlukan tempat tertutup/privat. dikalangan


masyarakat konseling sering diartikan sebagai tempat untuk menangani seseorang
yang mengalami gangguan kejiwaan, akan tetapi konseling dapat sebagai tempat
untuk memecahkan masalah seseorang baik masalah pribadi, masalah kesehatan,
masalah kesehatan mental dan lain-lain sesuai dengan masalah individu (Wilis,
2009).
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka


antara dua orang, dalam mana konselor melalui hubungan itu dan
kemampuankemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar
dalam mana konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaan sekarang, dan
kemungkinan keadaan masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan
potensi-potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun
masyarakat, dan lebih jauh dapat belajar bagaimana memecahkan masalah
masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.

3.2 SARAN

Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih banyak kesalahan dan


jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis
meminta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Aisah, F. N., Wibowo, M. E., Purwanto, E., & Sibyan, M. T. (2017). Jurnal
Bimbingan Konseling Pengembangan Model Konseling Kelompok Teknik
Self-Management untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa Abstrak. 6(2),
147–153.

Dini, U., Taman, D. I., & Awlawi, A. H. (2018). (Print ISSN 2528-1402, Online
ISSN 2549-5593). 2(3), 1–11.

Edukasi, J. (2018). Jurnal edukasi. 124–135.

Harahap, D., Dakwah, F., & Iain, K. (2019). No Title. 1, 251–270.

Volume, J., Tahun, N., Pendidikan, J., & Evi, T. (2020). Research & Learning in
Primary Education Manfaat Bimbingan dan Konseling Bagi Siswa. 2, 2–5.
PERTANYAAN

Tengku Nova Ilsya:

1. Apa tantangan dalam penerapan konseling dalam promkes?

Jawaban:
1. Stigma terhadap konseling : Banyak orang yang tidak yakin tentang
manfaat konseling dalam promosi kesehatan.
2. Keterbatasan fisik dan finansial : Beberapa orang mungkin tidak
memiliki akses atau sasaran untuk melakukan konseling secara teratur
3. Komitmen yang dibutuhkan : Memerlukan komitmen yang konsisten
untuk melakukan perubahan perilaku dan menghadiri sesi konseling.

2. Apa saja langkah-langkah dalam konseling?

Jawaban:
1. Persiapan
2. Rapport
3. Pendekatan masalah
4. Pengungkapan
5. Diagnosis,prognosa,treaatment
6. Evaluasi serta tindak lanjut

3. Konseling diberikan kepada pasien siapa saja?


Jawaban:
1. Pasien kondisi khusus (pediatri,geriatri,gangguan fungsi hati/gagal
ginjal,ibu hamil dan meyusui)
2. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya:
TB,DM,AIDS,epilepsi)

Rizani Atika Namirah

1. Bagaimana cara proses interaktif bekerja sama anatara konselor agar dapat
mengambil keputusan tentang perilaku sehat?
Jawaban:
Seorang konselor akan membantu klien melakukan konseling dalam
menghadapi sebuah masalah terutama masalah yang berat. Jika masalah
memang berat dan sangat mendalam maka klien bisa dirujuk pergi ke
psikater. Jadi ahli konseling ini dapat melakukan kerja sama dengan para
psikater atau psikologi.

2. Bagaimana cara bertindak untuk meningkatkan kesadaran terhadap


kesehatan agar dapat memberi dukungan motivasi hidup,mengubah
perilaku menjadi lebih baik lagi?
Jawaban:
 Bangun rasa ingin tahu soal diri sendiri
 Cari sudut pandang orang lain
 Berhenti bertanya “kenapa”

3. Sebutkan proses tahap –tahap meningkatkan kualitas hidup bagaimana


cara mengurangi stres tersebut?
Jawaban:
 Mendengarkan musik
 Mengobrol dengan teman
 Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya
 Berfikir positif
 Meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada tuhan
 Kembangkan hobi yang bermanfaat
 Dll....

Anda mungkin juga menyukai