Disusun oleh
Meryandina Wardhani (4230221004)
Juli Rahayu (4230221033)
Ana Lutfiya (4230221071)
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Konseling Individual untuk anak usia dini” ini. Selain sebagai tugas terstruktur,
makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan ilmu tentang Konseling
Individual.
Kami harap makalah ini kedepannya bisa berguna bagi para pembaca, jika
ada kesalahan dalam makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat lebih baik lagi.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Rumusan masalah.........................................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................................
B....Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konseling individual ?
2. Apa saja tujuan dan fungsi konseling individual?
1
3. Apa saja prinsip dari konseling individual?
4. Apa saja ciri dan lingkup bimbingan dan konseling anak usia dini?
5. Bagaimana cara Menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan
konseling anak usia dini?
C. Tujuan Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengembangkan pribadi konseli serta konseli sendiri dapat mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi (Baraja, 2004:159).
Konseling individu merupakan bentuk pelayanan khusus berupa hubungan
langsung tatap muka antar konselor dan konseli. Dalam hubungan ini masalah
konseli dicermati serta diupayakan pengentasannya sedapat mungkin dengan
kekuatan konseli sendiri (Rahman, 2003: 58).
Jadi konseling individu adalah proses pemberian bantuan yang mana konseli
bertemu dengan konselor secara langsung (face to face) dan di dalamnya terjadi
interaksi. Hubungan konseling bersifat pribadi yang menjadikan konseli nyaman
dan terbuka untuk mengungkapkan permasalahan yang terjadi.
4
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai- nilai keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan
pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing- masing.
3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat
fluktuatif antara yang menyenangkan (anugerah) dan yang tidak
menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif
sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan
konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan;
baik fisik maupun psikis.
5. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
6. Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.
7. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai
orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
8. Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
9. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial, yang diwujudkan dalam
bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturrahim
dengan sesama manusia.
10. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik
bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun orang lain.
11. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
5
1. Fungsi pemahaman akan diperoleh klien saat klien memahami seluk
beluk masalah yang dialami secara mendalam dan komprehensif serta
positif dan dinamis.
2. Fungsi pengentasan mengarahkan klien kepada pengembangan
persepsi, sikap dan kegiatan demi terentaskannya masalah klien
berdasarkan pemahaman yang diperoleh klien.
3. Fungsi pengembangan/pemeliharaan merupakan latar belakang
pemahaman dan pengentasan masalah klien.
4. Fungsi pencegahan akan mencegah menjalarnya masalah yang sedang
dialami klien dan mencegah masalah-masalah baru yang mungkin
timbul.
5. Fungsi advokasi akan menangani sasaran yang bersifat advokasi jika
klien mengalami pelanggaran hak-hak. Kelima fungsi konseling
tersebut secara langsung mengarah kepada dipenuhinya kualitas untuk
perikehidupan sehari-hari yang efektif (effective daily living).
Berdasarkan fungsi konseling individu di atas bisa disimpulkan bahwa
fungsi konseling individu adalah sebagai pemahaman masalah yang
dialami klien berdasarkan persepsi klien. Sebagai pencegahan
timbulnya masalah baru. Berfungsi advokasi jika klien mengalami
pelanggaran hak-hak, dan mengentaskan masalah yang terjadi pada
klien.
6
dan rahasianya. Dengan suasana yang gembira, kemungkinan besar
hati klien terbuka menerima peringatan-peringatan, dan mudah untuk
mengungkapkan kelemahannya.
2. Melihat klien sebagai subjek dan hamba Allah
Klien adalah subjek yang berkembang. Klien merupakan hamba Allah
yang menjadi tugas amanat bagi seorang konselor. Maka dari itu, klien
harus dihargai sebagai pribadi yang merdeka. Dalam hubungan
konseling, klien yang harus banyak berbicara mengenai dirinya bukan
konselor.
7
Mengembangkan potensi yang dimiliki anak
Mengatasi kesulitan-kesulitan yang di hadapi oleh anak
Menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk
kelembaga pendidikan pada jenjang selanjutnya.
Selain itu, bimbingan konseling yang dilakukan dapat memberikan pandangan
maupun pengertian terhadap orangtua untuk
8
yang disampaikan anak. Hal ini menuntut guru untuk menguasai
Teknik-teknik atau cara lain supaya dapat memahami apa yang
dimaksud anak atau apa yanga dirasakan anak tersebut.
Pelaksanaan bimbingan terintegrasi dengan proses pembelajaran.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling dilakasanakan secara
Bersama-sama dengan proses pembelajaran artinya guru atau
pendamping pada saat merencanakan kegiatan pembelajaran harus
juga memikirkan perencanaan pelaksanaan bimbingan. Pemisahan
antara program belajar dan program bimbingan tidak perlu
dilakukan secara ketat karena pengembangan pada anak usia dini
dilakukan secara Bersama untuk semua aspek perkembangan
termasuk upaya dalam membantu mengatasi permasalahan yang
dialami anak tersebut.
Waktu pelaksanaan bimbingan sangat terbatas. Interaksi guru atau
pendamping relative tidak terlalu lama, hanya sekitar 2,5 – 3 jam
sehari. Keterbatasan waktu ini menuntut guru untuk menemukan
cara yang efektif baik pengembangan kegiatan pembelajaran secara
rutin maupun bimbingan bagi anak. Misalnya Ketika akan
mengenalkan kaidah dasar matematika,, pada saat yang bersamaan
guru harus dapat menumbuhkan rasa senang pada diri anak tentang
materi matematika. Upaya mendorong anak untuk menyenangi
matematika tersebuut merupakan bentuk kegiatan bimbingan.
Pelaksanaan bimbingan dilaksanakan dalam nuansa bermain. Hal
ini didasari oleh prinsip alami anak usia dini yang senantiasa sarat
akan dunia bermain. Dalam bermain anaka belajar untuk
mengembangkan kemampuan fisik motorik, kognitif, Bahasa, sosio
emosionalnya.
Adanya keterlibatan teman sebaya. Keterlibatan teman sebaya
perlu diperhatikan oleh guru/pendamping dalam melaksanakan
bimbingan, karena melalui teman sebaya upaya mengatasi masalah
khususnya masalah social emosionalnya dapat dipandang sebagai
9
cara yang tepat untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi
anak. Misalnya seorang anak yang memiliki masalah dalam
penyesuaian diri dengan lingkungannya dapat dibantu dengan
interaksi dengan teman sebaya.
Adanya keterlibatan orang tua dan ini tidak bisa dipisahkan dari
kegiatan bimbingan kaena orang tua merupakan orang terdekat
bagi anak.peran orang tua dalam membantu tumbuh kembanga
anak merupakan hal yang sangat penting. Agar didapat Kerjasama
yang baik antara guru dan pembimbing maka guru perlu memiliki
kemampuan komunikasi yang baik sehingga dapat menyampaikan
permasalahan yang dihadapi anak dan membantu proses
penyelesaian masalah tersebut.
10
antara potensi dengan usaha pengembangan), dan penempatan individu
pada lingkungan yang cocok bagi dirinya serta pemberian kesempatan
kepada individu untuk berkembang secara optimal”. Layanan penempatan
dan penyaluran bermanfaat untuk mneghindari ketidaksesuaian antara
bakat dan usaha untuk mengembangkan bakat tersebut.
5. Layanan evaluasi dan tindak lanjut. Tindak lanjut merupakan program
pemantauan berkelanjutan yang dirancang untuk mengevaluasi efektivitas
prosedur intervensi dalam kaitannya dengan kemajuan & penyesuaian
siswa. layanan ini dilakukan sebagai evaluasi sistematis apakah layanan
bimbingan konseling dan program pendidikan pada umumnya telah sesuai
dengan kebutuhan siswa.2
2
Muhammad Reza. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konseling.
https://www.mandandi.com/2021/07/tindak-lanjut-hasil-evaluasi-bimbingan.html, diakses pada
22 Maret 2022
11
Program bimbingan dan konseling anak usia dini mencerminkan
komunikasi yang berkesinambungan diantara semua anggota staf
pelaksanaannya
Menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling anak usia dini
Penyusunan disesuaikan dengan program pendidikan di lingkungan di
sekolah anak usia dini yang bersangkutan
Memberikan kemungkinan layanan bimbingan dan konseling anak usia
dini kepada semua siswa
Memperlihatkan peran yang penting dalam menghubungkan dan
memadukan sekolah dengan masyarakat
Berlangsung sejalan dengan proses penilaian diri baik mengenai program
itu sendiri maupun kemajuan dari siswa yang dibimbing serta sejalan
dengan kemajuan pengetahuan, keterampilan dan sikap para petugas
pelaksanaannya
Program itu menjamin keseimbangan dan kesinambungan terhadap
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling anak usia dini.
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling anak usia dini dibagi dua
bahasan, yaitu:
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembahasan tentang konseling individual ini di latar belakangi oleh
seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan kuantitas dan kualitas hidup
individu, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh manusia juga semakin
kompleks, maka diperlukannya pelayanan yang secara sistematis mampu
membantu menuntaskan masalah yang dihadapi, sehingga ia mampu
mengembangkan dirinya ke arah peningkatan kualitas kehidupan efektif
sehari-hari.
Bimbingan konseling bagi anak usia dini terdiri dari 5 bentuk layanan
yaitu layanan pengumpulan data, layanan informasi, layanan konseling,
layanan penempatan dan layanan evaluasi dan tindak lanjut. Factor yang harus
diperhatikan adalah prinsip dasar bimbingan dan konseling dengan
menitikberatkan pada background anak tersebut hingga focus pada
penyelesaian permasalahan yang dihadapi anak.
B. Saran
Layanan konseling pada dasarnya bersifat terapeutik (penyembuhan)dan
layanan ini hanya dapat dilakukan oleh petugas yang memiliki kemampuan
atau wewenang untuk melakukan konseling. Pada dasarnya guru atau
pendamping anak usia dini tidak dibekali secara khusus, namun guru atau
pendamping dapat menggunakan Langkah ini sebagai gambaran atau upaya
perlakuan yang dapat dilakukan bila menemukan permasalahan pada anak.
Sebagai penulis sekaligus pembaca dalam makalah ini, kami sadar terdapat
banyak kekurangan dengan senang hati dan kami akan menerima saran serta
13
kritik demi kesempurnaan makalah ini. Atas segala saran dan bantuan,
penulis sampaikan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Syaodih, Erna wulan, Mubiar Agustin. 2008. Bimbingan Konseling Anak Usia
Dini. Tangerang: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
14