Anda di halaman 1dari 26

BIMBINGAN DAN KONSELING DI

SEKOLAH
Dosen pengajar : Fine Eirene Siahaan, S.Pd., M.Pd

Di Selesaikan Oleh :

Nama : MONICA TRISNA

Npm : 2001070029

Prodi : PEND. MATEMATIKA

M.K : PROFESI KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN


PEMATANG SIANTAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021/2022
Kata Pengantar
Alhamdullah dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Bimbingan dan Konseling di Sekolahuntuk memenuhi
tugas dari dosen. Semoga makalah ini dapat dipergunakan dalam pemahaman mengenai
manajemen pengelolaan sekolah yang akan di gunakan sebagai acuan menjadi seorang guru
di masa depan.

Saya akui makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada ibu dosen pengajar untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhiri kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Pematang Siantar , 12 Juli 2022

Monica Trisna

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR --------------------------------------- ----------- ---------- ii

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------- iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang -------------------------------------------------------------- 5


1.2. Rumusan Masalah ------------------------------------------------------------ 5
1.3. Tujuan ------------------------------------------------------------------------- 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ------------------------------------ 7


2.2. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah --------------------------- 9
2.3. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah --------------------------- 9
2.4. Prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah --------------------------- 10
2.5. Asas Asas Bimbingan dan Konseling di Sekolah ----------------------- 12
2.6. Orientasi Layanan Bimbingan dan Konseling --------------------------- 14
2.7. Jenis Jenis Layanan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah- 15
2.8. Peran Guru dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah- 20
2.9. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah ---- 21
2.10. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran --------------- 21
2.11.Kerja Sama Guru dan Konseler dalam Layanan Bimbingan ----------- 23

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------- 25


3.2. Kritik dan Saran ------------------------------------------------------------- 26

DAFTAR PUSTAKA -------------------------------------------------------------------------- 26

iii
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan


manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang
maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, murid harus berkembang secara optimal dengan
kemampuan untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab, dan dapat memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi. Pendidikan harus membantu bukan hanya mengembangkan
kemampuan intelektualnya, tetapi juga kemampuan mengatasi masalah yang ditemuinya
dalam interaksinya dengan lingkungandengan memberikan sebuah bimbingan dan konseling
bagi murid.

Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas, tetapi juga dapat mengembangkan keseluruan kepribadian anak.Tetapi sekilah juga
meyediakan sebuah tempat bimbingandan konseling sebagai tempat murid menyelesaiakn
masalahnya. Oleh karena itu, guru harus mengetahui lebih dari sekedar masalah bagaimana
mengajar yang efektif. Untuk itu sebagai calon guru kita perlu mengetahui wawasan dan
pemahaman tentang layanan dan konseling di sekolah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hakikat layanan bimbingan dan konseling di sekolah?


2. Bagaimana peranan guru dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
sekolah.
3. Apa saja tugas dan peran serta guru dalam pemberian layanan bimbingan kepada para
siswa?

C. Tujuan

1. Menambah pemahaman tentang hakikat layanan bimbingan dan konseling di sekolah

5
2. Menambah pemahaman tentang tugas dan peran serta guru dalam pemberian layanan
bimbingan kepada para siswa.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


a. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahan diri dan
pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum
kepada sekolah, keluarga, serta masyarakat.
Menurut Jones (1963)“Guidance is the help given by one person to another in making
choice and adjustments and in solving problems”. Dalam pengertian tersebut terkandung
maksud bahwa tugas pembimbing hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu
membantu dirinya sendiri, sedangkan keputusan terakhir tergantung kepada individu yang
dibimbing (klien).
Menurut Rochman Natawidjaja (1978) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai
dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat
mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti.
Menurut Bimo Walgito (1982) Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang
diberikan kepada individu atau sekumpulan individu- individu dalam menghindari atau
mengata Pendapat beberapa ahli tentang pengertian bimbingan:
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli itu, dapat
dikemukakan bahwa bimbingan merupakan :
1. Suatu proses yang berkesinambungan
2. Suatu proses yang membantu individu
3. Bantuan yang diberikan dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat
mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensinya
4. Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami
keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya

b. Pengertian Konseling

Konseling adalah serangkaian kontak atau hubungan bantuan langsung dengan


individu dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah
lakunya).

7
Konseling dapat didefinisikan sebagai suatu proses hubungan seseorang dengan
seseorang di mana yang seorang dibantu oleh yang lainya untuk menemukan masalahnya.

Menurut Robinson konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang,
dimana yang seorang, yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara
efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.

Bimbingan dan konserling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan
kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang- kadang
dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah
termasuk di dalamnya kegiatan konseling.

Menurut Robinson konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang,
dimana yang seorang, yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara
efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. onseling adalah serangkaian kontak atau
hubungan bantuan langsung dengan individu dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya
dalam merubah sikap dan tingkah lakunya).
Menurut James P. Adam Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua
orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia
dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dalam masalah hidup yang
dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
Menurut Bimo Walgito Konseling adalah bantuan yang diberika kepada individu
dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai
dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli itu, dapat
dikemukakan bahwa konseling memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pada umumnya dilakukan secara individual
2. Dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka
3. Dibutuhkan orang yang ahli untuk melakukan konseling
4. Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi klien
5. Klien yang menerima pelayanan akhirnya mampu memecahkan masalahnya dengan
kemampuannya sendiri.

8
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Tujuan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling disekolah adalah untuk membantu
siswa:
1. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang
tinggi.
2. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya pada
saat proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.
3. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.
4. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.
5. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan
jenis pekerjaan setelah mereka tamat.
6. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-emosional
disekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya
sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki
kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai
yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin.

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak
dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Fungsi-fungsi tersebut
adalah :
a. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik pemahaman meliputi :
1. Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh pesert didik sendiri,
orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
2. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk didalamnya lingkungan
keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada
umumnya dan guru pembimbing.
3. Pemahaman lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi
jabatan/pekerjaan, informasi social dan budaya/nilainilai) terutama oleh peserta
didik.
b. Fungsi pencegahan

9
Fungsi Pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin
timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan
kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
c. Fungsi penuntasan
Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembanga
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi
positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara berkelanjutan.

Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis layanan


dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung
didalam masing-masing fungsi.Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut
agar hasilhasil yang dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.

D. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Dalam layanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan pada sejumlah prinsip yaitu:

1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan :


a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur,
jenis kelamin, suku agama dan status social ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu
yang unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai
aspek perkembangan individu.
d. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan
individual yagn menjadi orientasi pokok pelayanan.

2. Prinsi-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu :


a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut pengaruh
kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di

10
sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontrak sosial, pekerjaan dan
sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi mental dan fisik individu.
b. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya
masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan
bimbingan dan konseling.

3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan :


a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari integral dari upaya
pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program bimbingan
dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan
serta pengembangan peserta didik.
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan
kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga program bimbingan dan
konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidik yang terendah
sampai tertinggi .
c. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu
diarahkan yang teratur dan terarah .

4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:


a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang
akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan
b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan
dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri
bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang
relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua yang akan
menentukan hasil bimbingan .
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh
melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian
terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program
bimbingan dan konseling itu sendiri.

11
E. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Penyelanggaraan layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling selain dimuati oleh
fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip bimbingan, juga dituntut untuk memenuhi
sejumlah asas bimbingan.

Pemenuhan atas asas asas itu akan memperlancar pelakasanaan dan lebih menjamin
keberhasilan layanan dan kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat
atau bahkan menggagalkan pelaksanaan serta mengurangi atau mengaburkan hasil
layanan kegiatan dengan membayar SPP penuh itu sendiri.

Asas asas bimbingan dan konseling di sekolah yaitu :

1) Asas kerahasiaan
Asas kerhasiaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya
sejumlah data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan
yaitu data atau keterangannya yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memiliki dan menjaga semua
data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar tejamin.
2) Asas kesukarelaan
Asas kesukaraelaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang mengkehendaki adanya
kesukarelaaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikut dan menjalani
layanan/kegiatan yang diperuntukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3) Asas Keterbukaan
Asas Keterbukaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
peserta didik (klien) yang menjadi keterbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini
amat terkait pada sasaran layanan/kegiatan bersikap trerbuka dan tidak berpura-pura,
baik di dalam keterangan tentang dirinya sendiri maupun berbagai informasi dan
materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini Guru
Pembimbing berkewajiban mengembangkan terselenggaranya asas kerahasiaan dan
adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran/layanan kegiatan.
Agar peserta didik dapat terbuka, Guru Pembimbing terlabih dahulu harus bersikap
terbuka dan tidak berpurapura.
4) Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam

12
kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan masa depan atau kondisi
masa lampau pun, dilihat dampak atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa
yang diperbuat sekarang.
5) Asas Kegiatan
Asas kegiatan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta
didik (klien) yang menjadi sasaran berpatrisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini Guru Pembimbing perlu
mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling yang diperuntukan baginya.
6) Asas Kemandirian
Asas kemandirian yaitu bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yagn mandiri dengan
ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah diutarakan
terdahulu. Guru Pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan
bimbingan dan konseling yang di selenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian
peserta didik.
7) Asas Kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang sama kehendaknya selalu bergerak
maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8) Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh
Guru Pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.
Untuk ini kerjasama antara Guru Pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.
Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
9) Asas Kenormatifan
Asas kenormatifan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
segenap layanan dan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma-norma

13
agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang
berlaku
10) Asas Keahlian
Asas keahlian yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
professional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling hendklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan
konseling. Keprofesionalan Guru Pembimbing harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun
dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11) Asas Alih Tangan
Asas alih tangan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-
pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara
tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru Pembimbing dapat menerima
alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain dan demikian pula.
Guru Pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada Guru Mata
Pelajaran/Praktik dan ahli-ahli lain.
12) Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan
suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan,
memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada
peserta didik (klien) untuk maju.

F. Orientasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan orientasi adalah layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan


peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap peserta
didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki
peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta .Layanan
bimbingan dan konseling menekankan pada orientasi-orientasi berikut :

1. Orientasi Individual

14
Pada hakikatnya setiap individu itu memiliki perbedaan satu sama lainnya. Perbedaan
itu dapat bersumber dari latar belakang pengalamannya, pendidikan, sifat-sifat kepribadian
yang dimiliki dan sebagainya. Perbedaan latar belakang individu ini dapat mempengaruhinya
dalam cara berpikir, cara berperasaan, dan cara menganalisis masalah. Dalam layanan
bimbingan dan konseling hal ini harus menjadi perhatian besar.Materi pelayanan orientasi
individual yaitu :

2. Orientasi Perkembangan

Masing-masing individu berbeda pada usia perkembangannya. Dalam setiap tahap


usia perkembangan, individu yang bersangkutan hendaknya mampu mewujudkan tugas-tugas
perkembangannya itu. Pencapaian tugas perkembangan disuatu tahap perkembangan akan
mempengaruhi perkembangan berikutnya.

Pencapaian atau perwujudan tugas-tugas perkembangan setiap tahap atau periode


merupakan salah satu tolak ukur dalam mendeteksi masalah-masalah yang dihadapi
siswa.Penyimpangan tingkah laku dan pola pikirdapat diketahui dari pencapaian tugas-tugas
perkembangannya.

3. Orientasi Masalah

Layanan bimbingan dan konseling harus bertolak dari masalah yang sedang dihadapi
oleh klien.Konselor hendaknya tidak terperangkap dalam masalah-masalah lain yang tidak
dikeluhkan oleh klien.Artinya pembahasan masalah difokuskan pada masalah yang saat ini
(saat berkonsultasi) dirasakan oleh klien.

Oleh karena itu, konselor harus arif dan bijaksana dalam menanggapi pembicaraan
klien. Konselor harus selalu sadar akan arah sasaran yang akan dituju untuk memecahkan
masalah klien.

G. Jenis Jenis Layanan Kegiatan Bimbingan dan Konseling

Menurut Sukardi (2008: 60), ada sejumlah layanan dalam bimbingan dan konseling di
sekolah diantaranya sebagai berikut:

1. Layanan Orientasi

15
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik dan pihak – pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap peserta
didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki
peserta didik untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di
lingkungan yang baru ini.Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:

• Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.


• Peraturan dan hak – hak serta kewajiban siswa.
• Organisasi dan wadah – wadah yang dapat membantu dan meningkatka hubungan
soaial siswa.
• Kurikulum dengan seluruh aspek – aspeknya.
• Peranan kegiatan bimbingan karier.
• Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah
dan kesulitan siswa.

2. Layanan Informasi

Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan
pihak pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama
orang tua) dalam menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan
informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan
keputusan sehari hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.Materi layanan
informasi menyangkut:

• Tugas tugas perkembangan masa remaja akhir, yaitu tentang kemampuan dan
perkembangan pribadi.
• Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk – bentuk
penyaluran dan pengembangannya.
• Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
• Nilai nilai sosial, adat istiadat, dan upaya yang berlaku dan perkembangan di
masyarakat.
• Mata pelajaran dan pembidangannya.
• System penjurusan, kenaikan kelas, dan syarat – syarat mengikuti ujian akhir.
• Fasilitas penunjang/ sumber belajar.
• Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.
• Syarat – syarat memasuki jabatan, kondisi jabatan/karier serta prospeknya.

16
• Langkah – langkah yang perlu ditempuh guna menentukan jabatan/karier.
• Memasuki perguruan tinggi yang sejalan dengan cita cita karier.
• Pelaksanaan pelayanan bantuan untuk masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran
di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau program studi, program pilihan, kegiatan
ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya.Materi
kegiatan layanan penempatandan penyaluran meliputi :

• Penempatan kelas siswa, program studi/jurusan dann pilihan ekstra kurikuler yang
dapat menunjang pengembangan sikap, kebiasaan, kemampuan, bakat, dan minat.
• Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dan
organisasi kesiswaan serta kegiatan sosial sekolah.
• Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuha siswa.
• Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus
program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan
kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga
kerja/industri.

4. Layanan Bimbingan Belajar

Layanan bimbingan belajar yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek
tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan
kesenian.Materi kegiatan layanan bimbingan belajar meliputi;

• Mengembangkan pemahaman diri, terutama pemahaman sikap, sifat, kebiasaan,


bakat, minat, kekuatan – kekuatan dan penyalurannya, kelemahan – kelemahan dan
penanggulangannya, dan usaha – usaha pencapaian cita – cita/perencanaan masa
depan.
• Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingkah laku dalam hubungan sosial
dengan teman sebaya, guru, dan masyarakat luas.
• Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan berlatih secara
efektif dan efisien.

17
• Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi, dan kesenian.
• Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan melalui orientasi
dan informasi dunia kerja dan perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang
hendak dikembangkan.
• Orientasi belajaar di perguruan tinggi
• Orientasi hidup berkeluarga.

5. Layanan Bimbingan dan Konseling Perseorangan

Lyanan bimbingan dan konseling perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik mendaptkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru
pembimbing/konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya.Materi
layanan konseling perorangan meliputi;

• Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan minat, serta
penyalurannya.
• Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
• Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima dan menyampaikan
pendapat, bertingkah laku sosial, baik di rumah, sekolah, dan masyarakat.
• Mengembangkan sikap kebiasaan belajar yang baik, disiplin, dan berlatih pengenalan
belajar sesuai dengan kemampuan kebiasaan, dan potensi diri.
• Pemantapan pilihan jurusan dan perguruan tinggi.
• Pengembangan dan pemantapan kecenderungan karier dan pendidikan lanjutan yang
sesuai dengan rencana karier.
• Informasi karier, dunia kerja, penghasilan, dan prospek masa depan karier.
• Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga, dan sosial.

6. Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah


peserta didik secara bersama – sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu
(terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari –
hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.Materi layanan bimbingan kelompok:

• Pengenalan sikap dan kebiasaan, bakat dan minat dan cita – cita serta penyalurannya.

18
• Pengenalan kelemahan diri dan penanggulangannya, kekuatan diri dan
pengembangannya.
• Pengembangan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat,
bertingkah laku dan hubungan sosila baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat,
teman sebaya di sekolah dan luar sekolah dan kondisi/peraturan ssekolah.
• Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik di sekolah dan luar sekolah dan
kondisi/peraturan sekolah.
• Pengembangan teknik – teknik penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi,dan kesenian
sesuai dengan kondisi fisik, sosial, dan budaya.
• Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan upaya memperoleh penghasilan.
• Orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai dengan karier yang hendak
dikembangkan.
• Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.

7. Layanan Konseling Kelompok

Layanan koneling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permaslahan yang
dialaminya melalui dinamika kelompok.Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup,
yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang, yang ditandai dengan adanya interaksi
antarsesama anggota kelompok.Pelayanan konseling kelompok merupakan pelayanan
konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok.Materi layanan konseling
kelompok mencakup:

• Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat, dan penyalurannya.


• Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangannya, pengenalan kekuatan diri dan
pengembangannya.
• Perencanaan dan perwujudan diri.
• Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat,
bertingkah laku dan hubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
• Mengembangkan hubungan teman sebaya baik di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat sesuai dengan kondisi, peraturan materi pelajaran.
• Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar, dan berlatih, serta
teknik – teknik penguasaan materi pelajaran.
• Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan budaya dalam kaitannya dengan orientasi belajar
di perguruan tinggi.

19
• Mengembangkan kecenderungan karier yang menjadi pilihan siswa.
• Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan prospek masa depan.
• Informasi perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang akan dikembangkan.
• Pemantapan dalam mengambil keputusan dalam rangka perwujudan diri.

H. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah

Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka
proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial.
Bimbingan dan Konseling menangani masalah- masalah atau hal-hal diluar bidang garapan
pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan
pengajaran disekolah.

Bimbingan dan Konseling semakin hari semakin dirasakan perlu keberadaannya


disekolah. Hal ini didukung oleh berbagai macam faktor, seperti yang dikemukakan oleh
Koestoer Partowisastro (1982) sebagai berikut:

1. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak dalam
waktu sekitar 6 jam hidupnya berada disekolah.
2. Para siswa yang usianya relatif muda sangat membutuhkan bimbingan baik dalam
memahami dirinya, mengarahkan dirinya, maupun dalam mengatasi berbagi macam
kesulitan.

Kehadiran konselor disekolah dapat meringankan tugas guru (Lundquist dan Chamely
yang dikutip oleh (Belkin,1981). Mereka menyatakan bahwa konselor ternyata sangat
membantu guru dalam hal :

1. Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang


mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.
2. Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi
proses belajar-mengajar.
3. Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif.
4. Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.

Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan
pendidikan. Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses pembelajaran yang lebih

20
efektif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kegiatan bimbingan dan konseling tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan sekolah.

I. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa

Dalam proses pembelajaran, guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat
memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut sering kali kandas dan
tidak bisa terwujud, sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar sehingga
mengakibatkan beberapa hal tidak baik seperti :

1. Hasil belajar yang rendah, dibawah rata-rata kelas


2. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan
3. Menunjukkan sikap yang tidak wajar seperti, tidak konsentrasi dalam belajar, malas
mengerjakan tugas-tugasnya, dan sebagainya
4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka menggangu,
dan sebagainya.

Dengan gejala-gejala yang ditunjukkan diatas kemungkinan siswa sedang mengalami


suatu masalah/kesulitan, seperti masalah dalam belajar, masalah sosial maupun masalah
pribadi. Namun dalam hal ini tidak semua guru bisa tahu dan mengerti jika siswa nya sedang
mengalami suatu kesulitan, sedangkan siswa yang mempunyai masalah terkadang tidak tahu
harus bercerita kepada siapa dan bagaimana cara untuk mengatasi masalah yang sedang
dihadapinya.

Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi maka akan berpengaruh pada konsentrasi
belajar siswa tersebut. Untuk itu diperlukannya guru BK yang bisa melakukan kegiatan
bimbingan dan konseling untuk siswa-siswa yang memiliki masalah dan membantu
mengatasinya.

J. Peranan Guru dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Peranan guru dalam pelaksanaan BK di sekolah dibedakan menjadi dua :

1. Tugas Guru dalam Layanan Bimbingan di Kelas

21
Guru harus mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas-tugas yang harus
dilakukannya dalam kegiatan bimbingan. Kejelasan tugas ini dapat memotivasi guru untuk
berperan secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab
atas terlaksananya kegiatan itu.

Perilaku guru juga dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru yang
bersifat otoriter akan menimbulkan suasana belajar yang tegang sehingga menyebabkan
hubungan guru dan siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan-
kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas dan sebagainya. Oleh karena itu
guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar-mengajar.

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar
sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu:

• Perlakuan terhadap siswa berlandaskan keyakinan bahwa sebagai individu, siswa


memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya
sendiri untuk mandiri.
• Bersikap positif dan wajar kepada siswa.
• Perlakukan siswa secara hangat, ramah, rendah hati, dan menyenangkan.
• Pemahaman siswa secara empatik.
• Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu.
• Tidak berpura-pura didepan siswa.
• Penyesuaian diri terhadap keadaan yang khusus.

Jika diatas telah diuraikan hal-hal yang harus diperhatikan maka berikut adalah peran
guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar :

• Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan


berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan
dan perhatian. Suasana yang demikian dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
• Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kemampuan-kemampuan,
sikap, minat dan pembawaannya.
• Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.
• Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siwa untuk memperoleh hasil yang
lebih baik.

22
• Membantu memilih jurusan yang cocok yang sesuai dengan kemampuan dan
minatnya.

Disamping tugas-tugas tersebut, guru juga dapat melakukan tugas-tugas bimbingan


dalam proses pembelajaran seperti berikut :

• Melakukan kegiatan diagnostik kesulitan belajar. Dalam hal ini guru mencari tahu
sumber-sumber kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dengan cara :
• Menandai siswa yang diperkirakan mengalami masalah, dengan jalan melihat prestasi
belajarnya yang paling rendah atau berada dibawah nilai rata-rata kelasnya.
• Mengidentifikasi mata pelajaran dimana siswa mendapat nilai rendah (dibawah rata-
rata kelas).
• Menelusuri bidang/bagian dimana siswa mengalami kesulitan yang menyebabkan
nilainya rendah. Dengan demikian, dapat ditemukan salah satu sumber penyebab
timbulnya kesulitan belajar.
• Melaksanakan tindak lanjut, apakah perlu pelajaran tambahan dengan bimbingan dari
secara khusus atau tindakan-tindakan lainnya.
• Guru dapat memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya
kepada murid dalam memecahkan masalah guru pribadi. Masalah-masalah yang
belum terpecahkan dan berada diluar batas kewenangan guru dapat dialihkan kepada
guru yang lebih ahli menangani masalah tersebut.

2. Tugas Guru dalam Operasional Bimbingan di Luar Kelas

Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam kegiatan proses belajar-
mengajar atau dalam kelas saja, tetapi juga kegiatan-kegiatan bimbingan diluar kelas. Tugas-
tugas bimbingan itu antara lain:

• Memberikan pengajaran perbaikan


• Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa
• Melakukan kunjungan rumah
• Menyelenggarakan kelompok belajar

K. Kerja Sama Guru dengan Konselor dalam Layanan Bimbingan

23
Dalam kegiatan-kegiatan belajar-mengajar sangat diperlukan adanya kerja sama
antara guru dan konselor demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan tugas pokok
guru dalam proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bimbingan, sebaliknya
layanan bimbingan disekolah perlu dukungan arau bantuan guru.

Layanan bimbingan di sekolah akan lebih efektif bila guru dapat bekerja sama dengan
konselor sekolah dalam proses pembelajaran. Adanya keterbatasan-keterbatasan dari kedua
belah pihak (guru dan konselor) menuntut adanya kerja sama tersebut.Konselor mempunyai
keterbatasan dalam hal yang berkaitan dengan:

1. Kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan siswa


2. Keterbatasan konselor sehingga tidak mungkin dapat memberikan semua bentuk
layanan seperti memberikan pengajaran perbaikan untuk bidang studi tertentu, dan
sebagainya.

Dilain pihak guru juga mempunyai keterbatasan sebagai berikut:

1. Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-macam,


karena guru tidak terlatih melaksanakan semua tugas itu.
2. Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah
tugas yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah yang dihadapi
siswa.

Didalam menangani kasus-kasus tertentu, konselor perlu menghadirkan guru atau


pihak-pihak terkait guna membicarakan pemecahan masalah yang dihadapi siswa.Kegiatan
semacam ini disebut dengan koferensi kasus.Bila guru menemui masalah yang berada diluar
batas kewenangannya, guru dapat mengalihtangankan masalah siswa tersebut kepada
konselor.

Kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan disekolah,


dikoordinasikan oleh konselor, dengan demikian pelaksanaan kegiatan bimbingan oleh para
guru tidak lepas begitu saja, tetapi dipantau oleh konselor.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bimbingan dan konseling di sekolah sebagai layanan profesional yang bertujuan


untuk membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi masalah yang seringkali
dihadapi siswa. Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan bersama, semua personel
sekolah (guru, konselor, dan lain-lain) mempunyai peran masing-masing dalam pelaksanaan
program bimbingan dan konseling.

Terlepas dari peranan personel pendidikan lain disekolah, guru mempunyai peranan
amat penting dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah. Hal ini disebabkan oleh posisi guru
yang memungkinkannya bergaul lebih banyak dengan siswa sehingga mempunyai
kesempatan tatap muka lebih banyak dibandingkan dengan personel sekolah lainnya.

B. Kritik dan Saran

Alhamdulillah penulis panjatkan rasa syukur atas selesainya makalah bimbingan


konseling di sekolah. Namun, dengan selesainya bukan berarti telah sempurna, karena penulis
sebagai manusia, sadar bahwa dalam diri penulis tersimpan berbagai sifat kekurangan dan
ketidak sempurnaan yang tentunya sangat mempengaruhi terhadap kinerja.

Oleh karena itu, saran serta kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat
penulis perlukan guna penyempurnaan dalam tugas berikutnya dan dijadikan suatu
pertimbangan dalam setiap langkah sehingga penulis terus termotivasi ke arah yang lebih
baik dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

25
DAFTAR PUSTAKA

Darma, Surya 2008, Bimbingan dan Konseling di Sekolah

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195608101981011-
D._NUNU_HERYANTO/konsep_dasar%2C_prinsip%2C_asas%2C_fungsi%2C_tujuan_BP
PLS.PDF diakses 12juli 2022

Dirga, 2013, Bimbingan dan Konseling di Sekolah

https://dirgamath29.wordpress.com/2013/06/14/bimbingan-dan-konseling-di-sekolah/

26

Anda mungkin juga menyukai