Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING

Dosen Pengampu : Dr. Hesty Nurrahmi S.pd., M.pd.

Di susun oleh : Kelompok 1

Ismuniarsih 12001213

Himmatul Ulya 12001233

Wiwik Rahayu 12001234

SEMESTER 6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Agung atas kucuran rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah sebagai penunjang mata kuliah Manajemen Pendidikan.
Shalawat dan salam juga kami persembahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang
melalui syariat beliaulah kita semua mengenal Allah ‘AzzaWaJalla.
Adapun makalah ini mengangkat sebuah judul Konsep Dasar Bimbingan Konseling
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Bimbingan
Konseling. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada. Ibu Dr. Hesty Nurrahmi S.pd., M.pd. Selaku
dosen mata kuliah Bimbingan Konseling yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membagikan sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Sabtu , 25 Februari 2023

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan Pembahasan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Pengertian Bimbingan Konseling...................................................................................3

B. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling......................................................................4

C. Azas Bimbingan dan Konseling......................................................................................6

D. Fungsi Bimbingan dan konseling....................................................................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................................11

A. Kesimpulan...................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling adalah upaya pemberian bantuan kepada peserta didik
dengan menciptakan lingkungan perkembangan yang kondusif, dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, supaya peserta didik dapat memahami dirinya agar
sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan
tugas-tugas perkembangan. Kartadinata menyebutkan bahwa guru BK (konselor)
adalah pendidik yang memfasilitasi perkembangan seluruh potensi siswa dari
berbagai aspek, mulai dari pribadi, psikologi, maupun sosial. Guru BK memberikan
bimbingan dalam menyiapkan siswa menentukan pilihannya secara mandiri.
Pada dasarnya bimbingan dan konseling juga merupakan upaya bantuan untuk
menunjukan perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok maupun
idividu sesuia dengan hakekat kemanusiannya dengan berbagai potensi, kelebihan dan
kekurangan, kelemhan serta permaslahanya.
Seperti kita ketahui Pendidikan pada saat ini dihadapkan pada berbagai
permasalahan, akibatnya harapan masyarakat akan pendidikan yang berkualitas dan
menghasilkan putra-putri yang cerdas dan berkarakter masih belum dapat dipenuhi
oleh penyelenggara pendidikan. Program pemberian layanan bantuan kepada peserta
didik merupakan upaya membantu siswa untuk mencapai perkembangannya secara
optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Hal inilah yang menjadi
sangat urgen tugas bimbingan konseling yang menjadi tanggung jawab bimbingan dan
konselor bahkan juga guru dalam pelaksanaan bimbingan konseling, sebenarnya
dalam pelaksanaannya disekolah, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya merupakan bagian integral yang saling
berkaitan. Oleh sebab itu ada beberapa ahli menyebut bahwa konseling adalah jantung
proses bimbingan. Secara singkat bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai
sebuah pelayanan dan pemberian bantuan kepada peserta didik baik
individu/kelompok agar tumbuh kemandirian dan perkembangan hubungan pribadi,
sosial, belajar, karier dapat secara optimal. Hal ini akibat pendidikan hanya dipandang
sebagai proses pembelajaran semata. Padahal dalam dunia pendidikan ada tiga bagian

1
penting yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap penyelenggaraan pendidikan
khususnya penyelenggaraan pendidikan disekolah.
Bimbingan konseling yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang konselor atau
seorang guru, dosen pembimbing atau guru biasa yang melaksanakan tugas sebagai
pembimbing dikelas. Untuk memberikan bantuan kepada siswa, mahasiswa dalam
mengatasi berbagai permasalahan yang terkait belajar atau masalah lain yang turut
mempengaruhi hasil belajar siswa, mahasiswa tersebut. Hal ini diperlukan karena
setiap pelaksanaan, proses pembelajaran pasti menemukan hambatan ataupun
permasalahan, baik yang terkait dengan proses pembelajaran ataupun peserta didik
yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, program pemberian
layanan bantuan kepada peserta didik merupakan upaya membantu siswa untuk
mencapai perkembangannya secara optimal, melalui interaksi yang sehat dengan
lingkungannya. Hal inilah yang menjadi sangat urgen tugas bimbingan konseling
yang menjadi tanggung jawab bimbingan dan konselor bahkan juga guru, dosen,
dalam pelaksanaan bimbingan konseling.
Dari latar belakang di atas, maka makalah ini akan membahas konsep dasar
Bimbingan dan konseling ( pengertian, prinsip, azas dan fungsi). Makalah ini masih
jauh dari sempurna, masukan untuk penyempurnaan makalah ini sangat kami
harapkan. Dengan mengenal konseling siswa, mahasiswa maupun masyarakat serta
pendidik dapat mewujudkan pendidikan yang sinergis dengan harapan, dalam
mencapai apa yang dicita-citakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bimbingan konseling ?
2. Apa Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling?
3. Apa azas dalam bimbingan dan konseling ?
4. Apa saja Fungsi Bimbingan dan konseling?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian Bimbingan konseling
2. Untuk mengetahui pengertian Bimbingan konseling
3. Untuk mengetahui azas dalam bimbingan dan konseling
4. Unttuk mengetahui fungsi Bimbingan dan konseling

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan Konseling


Bimbingan berasal dari kata "guidance" yang artinya pimpinan, arahan,
pedoman, dan petunjuk. Kata "guidance yang bekarti berasal dari kata "to guide" yang
berarti menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan, mengemudikan. Pengertian
bimbingan secara luas ialah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan
sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar
tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, menerima dirinya, merealisasikan
dirinya sesuai dengan potensi dan kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri
dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Sedangkan menurut
Bernard dan Fullmer (1969) mengemukakan bahwa bimbingan merupakan kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan realisasi pribadi setiap individu. Berdasarkan
beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan
bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu atau beberapa orang
dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk memahami dan mengatasi
permasalah yang dialami oleh individu atau seseorang tersebu, dengan cara terus
menerus dan sistematis.
Konseling berasal dari bahasa Latin “consilium “artinya “dengan” atau
bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam
bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti
“menyerahkan” atau “menyampaikan. Menurut Rogers, konseling adalah serangkaian
kontak atau hubungan bantuan langsung dengan individu dengan tujuan memberikan
bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah lakunya. Sedangkan Menurut
Pietrofesa, Leonard dan Hoose (1978) konseling adalah suatu proses dengan adanya
seseorang yang dipersiapkan secara profesional untuk membantu orang lain dalam
pemahaman diri pembuatan keputusan dan pemecahan masalah dari hati kehati antar
manusia dan hasilnya tergantung pada kualitas hubungan. konseling merupakan
proses pemberian bantuan secara intensif dan sistematis dari seorang konselor kepada
kliennya dalam rangka pemecahan suatu masalah agar klien mendapat pilihan yang
baik.

3
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara individual
maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang dengan optimal dalam
bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan
perencanaan karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dengan demikian, bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan
berkembang dengan optimal dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, belajar, dan
karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-
norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks
adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi,
melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.
Oleh karena itu, bimbingan dan konseling merupakan layanan ahli oleh konselor
(guru bimbingan dan konseling). Konselor adalah salah satu kualifikasi pendidikan,
yaitu tenaga kependidikan, yaitu tenaga kependidikan yang memiliki kekhususan pada
bidang bimbingan dan konseling yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.

B. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling


Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil hasil teori
dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi
peyelenggaran pelayanan. Sejumlah prinsip mendasari gerak dan langkah
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Prinsip ini berkaitan dengan
tujuan, sasaran layanan, jenis layanan, dan kegiatan pendukung, serta berbagai aspek
operasional pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam layanan bimbingan dan
konseling, perlu diperhatikan sejumlah prinsip sebagai berikut.
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik
secara perorangan maupun kelompok yang menjadi sasaran pelayanan pada
umumnya adalah perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih
nyata dan langsung adalah sikap dan tingkah lakunya yang dipengaruhi oleh
aspek-aspek kepribadian dan kondisi sendiri, serta kondisi lingkungannya, sikap

4
dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupannya itu mendorong
dirumuskannya prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur,
jenis kelamin, suku agama, dan status sosial/ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu
yang unik serta dinamis.
c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap serta berbagai
aspek perkembangan individu. Bimbingan dan konseling memberikan
perhatian utama pada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok
pelayanan.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu
Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu
Tidaklah selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang berpengaruh
dan dapat menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan
perkembangan dan kehidupan individu yang berupa masalah. Pelayanan BK
hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas yang Berkenaan dengan :
a. Bimbingan dan konseling berkaitan dengan hal yang menyangkut pengaruh
kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, sekolah,
serta dalam kaitannya dengan kontrak sosial, pekerjaan, dan sebaliknya
pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental serta fisik individu.
b. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya
masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan
bimbingan dan konseling.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan
Adapun prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelayanan layanan BK itu
adalah sebagai berikut :
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan
dan pengembangan individu, oleh karena itu program bimbingan dan
konseling harus diselaraskan serta dipadukan dengan program pendidikan dan
pengembangan peserta didik.
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel serta bisa disesuaikan
dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga program
bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidik
yang terendah sampai tertinggi.

5
c. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan Konseling, perlu
diarahkan agar menjadi teratur dan terarah.
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan Pelayanan
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal ini adalah :
a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu
sehingga mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.
b. Dalam proses bimbingan dan konseling, keputusan yang diambil dan akan
dilaksanakan oleh individu hendaknya didasarkan atas kemampuan individu
itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak
lain.
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang
relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d. Kerja sama antara guru pembimbing, guru lain, dan orang tualan yang akan
menentukan hasil bimbingan.
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh
melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian
terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan serta program
bimbingan dan konseling itu sendiri.

C. Azas Bimbingan dan Konseling


Azas bearti dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat.
Azas Bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan
dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Adapun azas-azas yang
harus terpenuhi dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah :
1. Azas kerahasiaan
yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya sejumlah
data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan yaitu data
atau keterangannya yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam
hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memiliki dan menjaga semua data
dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar tejamin.
2. Azas kesukarelaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang mengkehendaki adanya
kesukarelaaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/menjalani

6
layanan/kegiatan yang diperuntukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu
3. Azas keterbukaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik
(klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap trerbuka dan tidak
berpura-pura, baik di dalam keterangan tentang dirinya sendiri maupun berbagai
informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam
hal ini Guru Pembimbing berkewajiban mengembangkan Keterbukaan peserta
Didik (klien). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya Asas
Kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi
sasaran atau layanan kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, guru pembimbing
terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
4. Asas kegiatan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik
(klien) yang menjadi sasaran berpatrisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
kegiatan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini Guru Pembimbing perlu
mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling yang diperuntukan baginya.
5. Asas kemandirian
Yaitu bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yaitu: peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu- individu yagn mandiri
dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri sebagaimana
telah diutarakan terdahulu. Guru Pembimbing hendaknya mampu mengarahkan
segenap layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi
berkembangnya kemandirian peserta didik.
6. Asas kekinian
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek sasaran
ayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik (klien) dalam
kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi
masa lampaupun” dilihat dampak dan atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan
apa yang dapat diperbuat sekarang.
7. Asas kedinamisan

7
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan
terhadap sasaran layanan (klien) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas keterpaduan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh Guru
Pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.
Untuk ini kerjasama antara Guru Pembimbing dan pihak-pihak yang berperan
dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus
dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu
harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap
layanan dan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma-norma
agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang
berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan dan pelaksanaannya tidak berdasarkan
norma-norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien)
memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.
10. Asas keahlian
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
professional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling hendklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan
konseling. Keprofesionalan Guru Pembimbing harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis- jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Asas alih tangan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak
yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara
tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan

8
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru Pembimbing dapat
menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain dan
demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru
mata pelajaran atau praktik dan ahli-ahli lain.
12. Asas Tut Wuri handayani
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang
mengayomi, mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan
serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik/klien untuk maju.

D. Fungsi Bimbingan dan konseling


a. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai
permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat,
ataupun menimbulkan kesulitan serta kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya. Fungsi pencegahan atau preventif juga merupakan fungsi
yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai
masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak
dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada
konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan
orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu
diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah
laku yang tidak diharapkan, di antaranya: bahayanya minuman keras, merokok,
penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
b. Fungsi penuntasan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
c. Advokasi yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas
hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
d. Fungsi edukatif yang berfokus pada masalah : membantu meningkatkan
keterampilan-keterampilan dalam kehidupan, mengidentifikasi dan memecahkan
masalah-masalah hidup, membantu meningkatkan kemampuan menghadapi
transisi dalam kehidupan, untuk keperluan jangka pendek, konseling membantu
individu menjadi lebih tegas, mengendalikan kecemasan, meningkatkan

9
keterampilan komunikasi antar pribadi, memutuskan arah hidup, menghadapi
kesepian dan semacamnya.
e. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu klien agar
memiliki pemahaman terhadap diri.
f. Fungsi penyaluran Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu klien
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan program studi dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-
ciri kepribadian lainnya.
g. Fungsi Adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
sekolah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan klien.
h. Fungsi Penyesuaian Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
klien agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis
dan konstruktif.
i. Fungsi Perbaikan Yaitu fungsi bimbingan dan konselinguntuk membantu klien
sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan
bertindak (berkehendak).
j. Fungsi fasilitas yaitu memberikan kemudahan kepada klien dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang
seluruh aspek dalam diri konseli.
k. Fungsi Pemeliharaan Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
klien supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah
tercipta dalam dirinya.Fungsi utama bimbingan dan konseling dalam Islam yang
hubungannya dengan kejiwaan tidak dapat terpisahkan dengan masalah spiritual
(keyakinan). Islam memberikan bimbingan kepada manusia agar kembali kepada
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Fungsi bimbingan dan konseling di sini memberikan
bimbingan kepada penyembuhan terhadap ganggauan mental berupa sikap dan
cara berpikir yang salah dalam menghadapi problem individu setelah individu
dapat kembali dalam kondisi yang bersih dan dapat membedakan mana yang baik
dan buruk, mana yang bermanfaat dan tidak bermanfaat, mana yang baik bagi
dirinya dan orang lain atau sebaliknya barulah dikembangkan ke arah
pengembangan dan pendidikan bagi mereka. Fokus bimbingan dan konseling
Islam selain memberikan perbaikan dan penyembuhan pada tahap mental,
spiritual atau kejiwaan, dan emosional, kemudian melanjutkan materi bimbingan

10
dan konseling kepada pendidikan dan pengembangan dengan menanamkan nilai-
nilai dan wahyu sebagai pedoman hidup.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan upaya bantuan untuk menunjukkan
perkembangan manusia secara optimal, baik secara kelompok maupun individu sesuai
dengan hakikat kemanusiaanya dengan berbagai potensi, kelebihan dan kekurangan
serta permasalahannya. Prinsip-prinsip bimbingan konseling merupakan hal-hal yang
dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan bimbingan konseling, sedangkan azas
bimbingan konseling merupakan ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
Pelaksanaan prinsip, azas dan fungsi bimbingan dan konseling di sekolah saat ini
yaitu penegakan dan penumbuhkembangan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah hanya mungkin dilakukan oleh konselor profesional yang tahu dan mau
bekerja, memiliki program nyata dan dapat dilaksanakan.
Penerapan prinsip, azas dan fungsi bimbingan dan konseling akan memperlancar
pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan kegiatan, sedangkan pengingkarannya
akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan serta mengurangi
keoptimalan pembelajaran.
Bimbingan dan konselingb baik sebagai konsep maupun proses merupakan
bagian integral dari program pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, bimbingan dan
konseling haruslah dirancang untuk melayani semua siswa, bukan hanya siswa yang
bermasalah atau siswa yang berbakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kamaludin, H. (2011, Juli). Bimbingan Dan Konseling Sekolah. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol.7(4).

Kurniati, E. (2018). Bimbingan dan Konseling di Sekolah: Prinsip dan Azas. Jurnal
Bimbingan dan Konseling, Vol. 3(2).

Mufrihah, A. (2014). Implikasi Prinsip Bimbingan dan Konseling terhadap Kompetensi


Multikultural Konselor. Jurnal Pelopor Pendidikan, Vol.7(2).

Nanik Sri Hartatik, d. (2017). Mengenal Bimbingan dan Konseling dalam Institusi
Pendidikan. Malang: Media Nusa Creative.

Putri Astiti, d. (2018, Juni). Konstruksi Identitas Guru Bimbingan Konseling sebagai
Komunikator Pendidikan. Jurnal Kajian Komunikasi, Vol. 6(1).

Sukitman, T. (2015). Panduan Lengkap dan Aplikatif Bimbingan Konselig Berbasis


Pendidikan Karakter . Yogyakarta: DNA Press.

Telaumbanu, D. H. (2020). Teori Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jawa Tengah: PM


Publisher.

13

Anda mungkin juga menyukai