Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING

Dosen Pengampu: Dr. Mukhlis Abali, M.Ag

DISUSUN OLEH :

NAMA: ZIDAN FITRAYADI RAHMAN


NIM: 190101182
KELAS: IV F

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWarrohmatullah Wabarokatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehinga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Bimbingan
Konseling” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen pada mata kuliah Bimbingan Konseling. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Definisi konsep bimbingan dan
konseling bagi para pembaca dan juga penyusun.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Mukhlis Abali, M.Ag
selaku dosen Bimbingan Konseling yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat memberikan pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Wassalamualaikum Warrohmatullah Wabarokatuh

Mataram, 27 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Definisi Bimbingan dan Konseling ................................................... 3
B. Hubungan Bimbingan dan Konseling .............................................. 6
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling ..................................................... 8
D. Tujuan Bimbingan dan Konseling .................................................... 10
E. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling ............................................... 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 14
A. Kesimpulan ........................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling adalah merupakan sebuah proses tolong
menolong antara individu satu dengan individu yang lain untuk
memahami diri mereka sendiri. Di dalam pendidikan bimbingan dan
konseling mewakili hasrat masyarakat untuk membantu individu,
sumbangan bimbingan dan konseling menambah kepahaman tentang
informasi pendidikan, vokasional dan social yang diperlukan untuk
membuat pilihan secara berpengetahuam bagi pelajar.
Dalam pendidikan, konselor sekolah sebagai individu yang tidak
diharapkan bertindak sebagai hakim atau penilai. Konselor berbeda dengan
guru, pengurus sekolah dan orang tua dalam tugasnya di sekolah. Konselor
tidak bertanggung jawab seperti guru untuk memastikan bahwa pelajar
mencapai dalam bidang akademik. Oleh karena itu konselor mampu untuk
mengadakan hubungan yang harmonis sehingga tercapai pertumbuhan dan
perkembangan pelajar.
Bimbingan dan konseling ada untuk menolong pelajar memahami
berbagai pengalaman diri, peluang yang ada serta pilihan yang terbuka
untuk mereka dengan menolong mereka mengenal, membuat interpretasi
dan bertindak terhadap kekuatan sendiri, dan bersumber dari diri mereka
dan bertujuan untuk mempercepat perkembangan diri pelajar. Seorang
konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan
profesional, oleh sebab itu praktiknya harus mengikuti asas-asas, dan
landasan-landasan tertentu.

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi dari bimbingan dan konseling?
2. Jelaskan hubungan bimbingan dan konseling?
3. Jelaskan fungsi bimbingan dan konseling?
4. Jelaskan tujuan bimbingan dan konseling?
5. Jelaskan asas-asas bimbingan dan konseling?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui hubungan bimbingan dan konseling.
3. Untuk mengetahui fungsi bimbingan dan konseling.
4. Untuk mengetahui tujuan bimbingan dan konseling.
5. Untuk mengetahui asas-asas bimbingan dan konseling.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling merupakan alih bahasa dari bahasa
Inggris yaitu guidance dan counseling. Dulu istilah counseling
diindonesiakan menjadi penyuluhan (nasehat). Akan tetapi, karena istilah
penyuluhan banyak digunakan di bidang lain, seperti penyuluhan pertanian
dan penyuluhan keluarga berencana yang sama sekali berbeda isinya
dengan counseling, maka agar tidak menimbulkan salah paham, istilah
counseling tersebut diserap menjadi konseling.
 Definisi Bimbingan
Kata bimbingan merupakan terjemahan dari “guidance” dalam
bahasa Inggris. Secara harfiyah istilah “guidance” dari akar kata
“guide” berarti : (1) mengarahkan (to direct) (2) memandu (to pilot) (3)
mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer).
Shertzer dan Stone (1971:40) mengartikan bimbingan sebagai
“…Process of helping an individual to understand himself and his
world (proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu
memahami diri dan lingkungannya)”. (Syamsu Yusuf & A. Juntika
Nurihsan, 2005:6).
Menurut WS. Winkel (1981:81) istilah “guidance” mempunyai
hubungan dengan “gunding” yang berarti showing a way (menunjuk
jalan), leading (memimpin), according (menuntun), giving instructions
(memberikan petunjuk), giving advice (memberikan nasehat).
Sedangkan Sunaryo Kartadinata (1998: 3) mengartikannya sebagai
“proses membantu individu untuk mencapai perkembangan yang
optimal”.
Rochman Natawidjaja (1987) yang dikutip Syamsu Yusuf, &
A. Jantika Nurihsan (2005:6) menjelaskan bimbingan sebagai suatu
proses berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami

3
dirinya sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Dengan
demikian dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya, dan dapat
memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada
umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan
diri secara optimal sebagai makhluk sosial.
Menurut Crow & Crow, bimbingan adalah bantuan yang
diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki
pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang
individu untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri,
membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri.
Menurut Miller, bimbingan adalah proses bantuan terhadap
individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum
kepada sekolah, keluarga dan masyarakat.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus
dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami
dirinya, menerima dirinya, mengarahkan dirinya dan merealisasikan
dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai
penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik keluarga, sekolah
maupun masyarakat.1
 Definisi Konseling
Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang
berarti “to give advice” yaitu memberi saran atau nasehat (Hallen
2002:9) seperti kata bimbingan, maka kata konseling memiliki definisi
yang berbeda-beda diantaranya.

1
Masdudi, Bimbingan Dan Konseling Perspektif Sekolah (Cirebon: Nurjati Press, 2015), h. 1.

4
1) Menurut Jones 1951 (dalam Prayitno 2004:100) Konseling adalah
kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman
siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh
yang bersangkutan, dimana dia diberi bantuan pribadi dan
langsung dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak
memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditujukan pada
perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan
masalahmasalahnya sendiri tanpa bantuan.
2) Menurut Pepinsky dan Pepinsky (dalam Prayitno 2004:100)
Konseling adalah interaksi yang (a) terjadi antara dua orang
individu, masing-masing disebut konselor dan klien; (b) terjadi
dalam suasana yang prodesional; (c) dilakukan dan dijaga sebagai
alat memudahkan perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien.
3) Menurut Bimo Walgito (2010:8) Bahwa konseling merupakan
bantuan yang diberikan kepada individu untuk memecahkan
masalah kehidupannya dengan cara wawancara dan dengan cara
yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk
mencapai kesejahteraan hidupnya.
4) Menurut Roehman Natawidjaja (1987:32) mendefinisikan bahwa
konseling merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian
terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai
hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang
(yaitu konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk
mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan
dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan
datang. )
5) Menurut Moh Surya (1998:38) Konseling itu merupakan upaya
bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh
konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan
olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan
datang. Dalam pembentukan konsep yang sewajarnya mengenai:

5
(a) dirinya sendiri; (b) orang lain; (c) pendapat orang lain tentang
dirinya; (d) tujuan tujuan yang hendak dicapai dan; (e) kepercayaan
6) Menurut C.G. Wrenn 1951 (dalam M. Surya, 1988:54) tentang
konseling ia memberikan batasan sebagai berkut : Konseling
adalah relasi pribadi yang dinamik antara dua orang yang berusaha
memecahkan sebuah masalah dengan mempertimbangkannya
bersamasama, sehingga pada akhirnya orang yang lebih muda atau
orang yang mempunyai kesulitan yang lebih banyak diantara
kedua, dibantu oleh untuk memecahkan masalahnya berdasarkan
penentuan diri sendiri.
7) Menurut Prayitno (2004:105) mendefinisikan bahwa konseling
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat
dimengerti bahwa konseling merupakan salah satu teknik dalam
pelayanan bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu
berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan
langsung tatap muka antara konselor dan klien dengan tujuan agar
klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap
dirinya dan dengan menggunakan kekuatan diri klien agar mampu
memecahkan masalahnya. 2

B. Hubungan Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan Konseling merupakan dua istilah yang memiliki
persamaan dan perbedaan. Moh surya (1994:27) mengemukakan bahwa
ada tiga pandangan tentang hubungan bimbingan dan konseling,
pandangan pertama berpendapat bahwa kedua istilah itu adalah identik

2
Suhertina, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Pekanbaru: CV. Mutiara Pesisir Sumatra,
2014), h. 10.

6
atau sama saja, tidak ada perbedaan yang mendasar antara keduanya.
Pandangan kedua berpendapat bahwa bimbingan merupakan dua istilah
yang berbeda baik dasar-dasar maupun cara kerjanya. Menurut pandangan
ini bimbingan dianggap sama dengan pendidikan, sedangkan konseling
dianggap sama dengan psikoterapi, yaitu usaha untuk menolong individu
yang mengalami masalah serius. Pandangan ketiga menyatakan bahwa
bimbingan merupakan kegiatan terpadu. Kedua istilah tersebut tidak
terpisah satu sama lain, sehingga istilah bimbingan selalu dirangkaikan
dengan istilah konseling.
Berkenaan dengan pandangan ketiga ini dapat disimpulkan bahwa
bimbingan merupakan pelayanan khusus yang terorganisir dan terintegrasi
dengan program sekolah, begitu pula konseling merupakan usaha
pemberian bantuan kepada klien (siswa) secara individual dengan cara
mempelajari cara-cara baru guna penyesuaian dirinya. Oleh karena itu
dalam keseluruhan layanan bimbingan, konseling dianggap sebagai inti
dari proses pemberian bantuan.
Persamaan diantara keduanya adalah pada tujuan yang hendak
dicapai, yaitu sama-sama berusaha untuk memandirikan individu (klien),
sama-sama diterapkan dalam program persekolahan, dan sama-sama
mengikuti normanorma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat
kedua kegiatan itu diselenggarakan. Dengan kata lain, bimbingan itu
merupakan satu kesatuan dengan konseling. Dengan kata lain, bimbingan
itu merupakan satu kesatuan dengan konseling yang mana konseling
berada dalam kesatuan bimbingan tersebut.
Adapun perbedaan bimbingan dan konseling, terletak pada segi isi
kegiatan dan tenaga yang menyelenggarakannya. Dari segi isi, bimbingan
lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan
kegiatan pengumpulan data tentang siswa, sedangkan konseling
merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara
dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien. Dilihat dari segi tenaga
bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala

7
sekolah, dan orang dewasa lainnya kepada individu (siswa) yang
memerlukannya. Karena sifat dan bentuk kegiatannya yang khas, maka
konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik
dan terlatih. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konseling itu
merupakan bentuk khusus dari bimbingan, yaitu suatu layanan yang
diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.3

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling


Fungsi utama bimbingan konseling pendidikan adalah membantu
murid dalam masalah-masalah pribadi dan sosial yang berhubugan dengan
pendidikan dan pengajaran atau penempatan, juga menjadi perantara dari
dalam hubungannya dengan para guru maupun tenaga administrasi.
Menurut (Prayitno dan Erman Amti, 1999: 197) berpendapat
bahwa, fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau
manfaat ataupun keuntungankeuntungan apa yang diperoleh melalui
pelayanan tersebut sangat banyak dan dapat dikelompokan menjadi empat
fungsi pokok, yaitu: (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan (c)
fungsi pengentasan, (d) fungsi pemeliharaan dan (e) fungsi pengembangan
Sedangkan fungsi bimbingan menurut (W.S Winkel, 1991: 85-86) adalah:
1. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan yang membantu siswa
mendapat program studi yang sesuai baginya dalam rangka kurikulum
pengajaran yang disediakan di sekolah.
2. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan yang membantu siswa
menemukan cara menempatkan diri secara tepat dalam berbagai
keadaan dan situasi yang dihadapi.
3. Fungsi pengadapatasian, yaitu fungsi bimbingan sebagai nara sumber
bagi tenaga-tenaga pendidikan yang lain di sekolah.
Sejalan dengan itu, Uman Suherman (dalam Achmad Juntika
Nurihsan, 2008) menyatakan bahwa secara umum, fungsi bimbingan dan
konseling dapat diuraikan sebagai berikut:

3
Masdudi, Bimbingan Dan Konseling Perspektif Sekolah (Cirebon: Nurjati Press, 2015), h. 14.

8
1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli (klien) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan
normanorma).
2. Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya agar tidak dialami oleh
konseli (klien).
3. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang lebih proaktif dari
pada fungsi-fungsi lainnya.
4. Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya kuratif, membantu konseli yang telah mengalami masalah,
baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.
5. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karir atyau jabatan yang
sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri kepribadiaan lainnya.
6. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala sekolah, staf, konselor, dan menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan
konseli.
7. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
lingkungannya yang dinamis dan konstruktif.
8. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berpikir, berperasaan dan bertindak(berkehendak).
9. Fungsi fasilatasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi,
selaras dan seimbang dalam seluruh aspek dalam diri konseli.

9
10. Fungsi pemiliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka fungsi BK Pendikan
diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis layanan dan
kegiatan untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung didalam masing-
masing fungsi itu. Berdasarkan pendapat para ahli diatas pulalah dapat
disimpulkan bahwa fungsi BK pendidikan:
1. Membantu siswa agar memahami potensi yang dimilikinya dan
lingkungannya
2. Membantu siswa mendapat program studi yang sesuai baginya
3. Senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya agar tidak dialami oleh konseli (klien)
4. Membantu konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.4

D. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Proses Bimbingan dan Konseling di sekolah dapat berhasil apabila
mempunyai tujuan yang jelas yang akan dicapainya.Bimbingan dan
konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai
tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial belajar
(akademik) dan karir.5
Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dapat di kelompokkan
menjadi tiga, yaitu: tujuan umum, tujuan khusus, dan tujuan akhir.
 Tujuan bimbingan dan konseling secara umum:
Secara umum bimbingan dan konseling mempunyai tujuan yang
sama dengan tujuan pendidikan, yaitu tercapainya perkembangan
kepribadian yang optimal dan harmonis di antara unsure-unsurnya
yang meliputi fisik,mental, emosional, social, dan moral, bahkan
4
Lilis Satriah, Bimbingan Konseling Pendidikan (Bandung: CV. Mimbar Pustaka, 2016), h. 46.
5
Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT. Remaja Rosdakarta, 2005), h.
15.

10
spiritual (religious). Apabila kebribadian telah berkembang
secaraoptimal dan harmonis maka peserta didik dapat dikatakan telah
dewasa. Tujuan pendidikan adalah kedewasaan, sedangkan tujuan
bimbingan adalah kemandirian. Dalam ilmu pendidikan orang dewasa
adalah orang yang mampu mandiri. Orang yang sudah mandiri adalah
orang yang sudah mampu bertanggung jawab.
 Tujuan bimbingan dan konseling secara khusus:
Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan membantu siswa
dalam:
1) Memahami dirinya, baik kekuatannya maupun kelemahannya.
2) Menentukan pilihan-pilihan yang tepat sebab kesalahan dalam
menentukan pilihan dapat menimbulkan masalah baru yang
mungkin lebih buruk.
3) Bimbingan dan konseling juga bertujan membantu siswa dalam
mencari jalan keluar atau mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi siswa dalam kehidupannya, terumta kehidupan sekolah,
aik yang menyangkut masalah belajar, masalah social, maupun
masalah pribadi.
4) Hal yang penting diperlukan dalam kehidupan adalah penyesuaian
diri. Bimbingan dan konseling berusaha memberikann pelayanan
kepada siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
baik lingkungan alam, lingkungan sosial maupun lingkungan diri
sendiri.
5) Di sekolah, bimbingan dan konseling di berikan agar siswa dapat
mencapai prestasi yang optimal, khususnya prestasi belajar.
 Tujuan akhir bimbingan dan konseling:
Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah agar siswa yang
dibimbing dirinya sendiri (self-guidance).
Individu dipandang telah mampu membing dirinya sendiri apabila:
1. Telah mampu memahami diri (self understanding) baik memahami
kekuatan-kekuatannya ataupun kelemahan-kelemahannya.

11
2. Menerima dirinya (self acceptance) dengan segala kelebihan dan
kekurangannya.
3. Dapat mengarahkan diri (self direction) kepada tujuan mulia yang
bermanfaat bagi kehidupannya.
4. Mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya (self actualization, self
realization) dengan cara-cara yang terpuji tanpa ada pihak-pihak yang
merasa dirugikan.
Apabila seseorang sudah beradapada keadaan demikian maka
itulah yang dikatakan self-reliance, yaitu orang yang sudah mamu berdiri
diatas kaki sendiri, orang yang mampu bertanggung jawab, orang yang
sudah mandiri (independence). Kemandirian memungkinkan tercapainya
kesejahteraan (walfare). Inilah tujuan akhir bimbingan dan konseling.6

E. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia asas berarti “dasar”. Tetapi
asas dalam pengertian disini adalah bukan dasar tetapi “rukun”. Jadi asas
bimbingan dan konseling itu berarti “rukun yang harus dipegang teguh dan
dikuasai oleh seorang guru pembimbing atau konselor dalam menjalankan
pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling.
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan
profesional, oleh sebab itu, harus dilaksanakan dengan mengikuti kaedah-
kaedah atau asas-asas tertentu. Dengan mengikuti kaedah-kaedah atau
asas-asas tersebut diharapkan efektifitas san efisiensi proses bimbingan
dan konseling dapat tercapai. Selain itu, agar tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan dalam praktik pemberian layanan.
Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan
suatu kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta
mendapat hasil yang memuaskan. Penyelenggaraan bimbingan dan
konseling harus memperhatikan asas-asas yang mendasari tugas-tugas

6
Paimun, Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008),
h. 19.

12
pembimbing. Keberhasilan tugas pembimbing sangat dipengaruhi oleh
kemampuan konselor dalam memenuhi asasasas tersebut. Seorang
konselor yang tidak memperhatikan asas-asas bimbingan dan konseling
akan menemui banyak hambatan atau bahkan akan menemui kegagalan
dalam melaksanakan tugasnya.
Asas-asas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-
ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling.
Slameto (1986) membagi asas-asas bimbingan dan konseling
menjadi dua bagian, yaitu:
1. Asas-asas bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan
individu (sisiwa).
2. Asas-asas bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan praktik
atau pekerjaan bimbingan.7
Prayitno (2004) mengemukakan 12 (dua belas) asas yang harus
diterapkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Asas yang dimaksud
yaitu:
1. Asas kerahasiaan.
2. Asas kesukarelaan.
3. Asas keterbukaan.
4. Asas kekinian.
5. Asas kemandirian.
6. Asas kegiatan.
7. Asas kedinamisan.
8. Asas keterpaduan.
9. Asas kenormatifan.
10. Asas keahlian.
11. Asas alih tangan.
12. Asas tut wuri handayani.8

7
Sumarto, Bimbingan dan Konseling (Jambi: Pustaka Ma’arif Press, 2017), h. 25.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dlm
keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah, guru sebagai salah
satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung
jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di
sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap
konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.

8
Suhertina, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Pekanbaru: CV. Mutiara Pesisir Sumatra,
2014), h. 37.

14
DAFTAR PUSTAKA

Lilis Satriah. 2016. Bimbingan Konseling Pendidikan. Bandung: CV. Mimbar


Pustaka.

Masdudi. 2015. Bimbingan Dan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon: Nurjati


Press.

Paimun. 2008. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Universitas Islam Negeri


Syarif Hidayatullah.

Suhertina. 2014. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Pekanbaru: CV.


Mutiara Pesisir Sumatra.

Syamsu Yusuf. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarta.

Sumarto, Bimbingan dan Konseling (Jambi: Pustaka Ma’arif Press, 2017), h. 25.

15

Anda mungkin juga menyukai