Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TUJUAN BERBICARA DAN CONTOHNYA

DISUSUN OLEH:
NURMAN SAMEHUNI GEA
NIM: 212124072

DOSEN PEMBIMBING:
IMANSUDI ZEGA, S.Pd, M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GUNUNGSITOLI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa. Atas rahmat dan
berkatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tujuan
berbicara dan contohnya” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Berbicara Retorik. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang tujuan berbicara bagi para pembaca
maupun penulis.

Penulis mengucapkan terimah kasih kepada Bapak Imansudi Zega, S.Pd, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Berbicara Retorik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Gunungsitoli, 4 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah....................................................................................................... 2
D. Manfaat masalah..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Berbicara............................................................................................... 3
B. Tujuan berbicara..................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................. 6
B. Saran....................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada
kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan berbahasa yang berkembang pada
kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa
tersebutlah kemampuan berbicara dipelajari. Berbicara sangat erat hubungannya dengan
perkembangan kosa kata yang diperoleh anak dengan kegiatan menyimak dan membaca.
( Lingusi dalam Guntur tarigan: 3)
Berbicara juga merupakan pengetahuan yang sangat fungsional dalam memahami
seluk beluk berbicara. Manusia hidup selalu berkelompok mulai dari kelompok kecil,
misalnya keluarga, sampai kelompok yang besar seperti organisasi sosial. Dalam kelompok
itu mereka berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dimana ada kelompok baru manusia disitu
pasti ada bahasa. Kenyataan ini berlaku baik pada masyarakat tradisional maupun masyarakat
moderen. Dalam setiap masyarakat diperlukan komunikasi lisan dan tulisan.
Keterampilan berbahasa merupakan modal utama dalam komunikasi yang terdiri
dari 4 aspek yaitu: menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis.Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara
turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara.
Namun, keterampilan berbicara secara formal  memerlukan latihan dan pengarahan yang
intensif. Stewart dan Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56) memandang
kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk
mencapai keberhasilan  setiap individu maupun kelompok.  Siswa yang mempunyai
keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh
penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan
berbicara  mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat
menyampaikan informasi. Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam
kegiatan menyimak dan memahami bacaan.
Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak semua siswa
mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu, pembinaan keterampilan
berbicara harus dilakukan sedini mungkin. Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita
dalam komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi (2005:178) bahwa apabila seseorang
memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun
profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial antar individu.
Sedangkan, keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat
pertanyan-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan
mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan siswa berkomunikasi
dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain. Pentingnya penguasaan
keterampilan berbicara untuk siswa Sekolah Dasar juga dinyatakan oleh Farris (Supriyadi,
2005:179) bahwa pembelajaran keterampilan berbicara penting dikuasai siswa agar mampu
mengembangkan kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak. Kemampuan
berpikir mereka akan terlatih ketika mereka mengorganisasikan, mengkonsepkan,

1
mengklarifikasikan, dan menyederhanakan pikiran, perasaan, dan ide kepada orang lain
secara lisan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka, penulis dapat menyimpulkan
bahwa rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan berbicara?
2. Apa tujuan berbicara dan contohnya?

C. Tujuan Masalah
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian berbicara.
2. Mengetahui tujuan berbicara beserta contohnya.

D. Manfaat Masalah
Adapun manfaat dari makalah ini adalah:
1. Untuk menyelesaikan tugas individu mata kuliah berbicara retorik.
2. Sebagai bahan ajaran bagi para pembaca.
3. Sebagai bahan referensi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Berbicara
Menurut para ahli, pengertian berbicara  adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan  (Tarigan, 2008:16). Pengertian tersebut menunjukkan dengan
jelas bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata yang bertujuan untuk
menyampaikan apa yang akan disampaikan baik itu perasaan, ide atau gagasan.
Definisi berbicara juga dikemukakan oleh Brown dan Yule dalam Puji Santosa,
dkk (2006:34). Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk
mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan. Pengertian
ini pada intinya mempunyai makna yang sama dengan pengertian yang disampaikan oleh
Tarigan yaitu bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata.
Haryadi dan Zamzani (2000:72) mengemukakan bahwa secara umum berbicara dapat
diartikan sebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang lain.
Pengertian ini mempunyai makna yang sama dengan kedua pendapat yang diuraikan diatas,
hanya saja diperjelas dengan tujuan yang lebih jauh lagi yaitu agar apa yang disampaikan
dapat dipahami oleh orang lain.
St. Y. Slamet dan Amir (1996: 64) mengemukakan pengertian berbicara sebagai
keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk
menyampaikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
penyimak. Pengertian ini menjelaskan bahwa berbicara tidak hanya sekedar mengucapkan
kata-kata, tetapi menekankan pada penyampaian gagasan yang disusun dan dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan penyimak atau penerima informasi atau gagasan.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan
bahwa pengertian berbicara ialah kemampuan mengucapkan kata-kata dalam rangka
menyampaikan atau menyatakan maksud, ide, gagasan, pikiran, serta perasaan yang disusun
dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak agar apa yang disampaikan dapat
dipahami oleh penyimak atau lawan bicara individu maupun kelompok.

B. Tujuan Berbicara
Menurut Tarigan (2008: 16), “tujuan utama dari berbicara adalah untuk
berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, sehingga pembicara
memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Pada dasarnya, berbicara
mencakup tiga tujuan umum, yaitu: memberitahukan dan melaporkan (to inform);  menjamu
dan menghibur (to entertaint); membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to
persuade). Gabungan atau campuran dari maksud-maksud itupun mungkin saja terjadi,
misalnya suatu pembicaraan mungkin saja merupakan gabungan dari melaporkan dan
menjamu begitu pula mungkin sekaligus menghibur dan meyakinkan. Adapun pengertian
lebih rinci dari tujuan yang telah disebutkan di atas yaitu:

3
1. Berbicara menghibur(to intertaint).
Berbicara dengan tujuan menghibur biasanya suasana santai, rileks dan kocak. Tidak
berarti bahwa berbicara menghibur tidak dapat membawakan pesan dalam berbicara
menghibur tersebut pembicara berusaha membuat pendengarnya senang gembira dan
bersukaria.
Contoh: Jenis berbicara ini, antara lain lawakan, guyonan dalam ludruk, srimulat, cerita
kabayan, cerita Abu Nawas dan lain-lain.

2. Berbicara menginformasikan(to inform).


Berbicara dengan tujuan ini biasannya dalam  suasana serius, tertib dan hening. Berbicara
menginformasikan pembicara berusaha berbicara jelas, sistematis dan tepat isi agar
informasi benar-benar terjaga keakuratannya.
Contoh: Penjelasan menteri Sekretariat negara sehabis sidang kabinet, Penjelasan menteri
penerangan mengenai sesuatu kejadian, peraturan pemerintah, dan sebagainya,
Penjelasan PPL di depan kelompok tani, dan Penjelasan instruktur pada siswanya.

3. Berbicara menstimulasi(to persuade)


Berbicara dengan tujuan ini biasanya bersuasana serius, kadang-kadang terasa kaku,
pembicara berkedudukan lebih tinggi dari pendengarnya dapat disebabkan oleh wibawa,
pengetahuan, pengalaman, jabatan atau fungsinya yang memang melebihi pendengarnya.
Si pembicara biasanya memberikan masukan atau motivasi kepada pendengar dengan
dilandasi kasih sayang, kebutuhan, harapan, serta memberikan inspirasi agar pendengar
mampu melakukan segala apa yang di sampikan pembicara.
Contoh: Nasehat guru terhadap siswa yang malas, melalaikan tugasnya, Pepatah petitih,
pengajaran ayah kepada anaknya yang kurang senonoh, Nasehat dokter pada
pasiennya, Nasehat atasan pada karyawan yang malas dan,  Nasehat ibu pada
putrinya yang patah hati.

4. Berbicara meyakinkan
sesuai dengan namanya, bertujuan meyakinkan pendengarnya, suasananya pun bersifat
serius, mencekam dan menegangkan. Pembicara berusaha mengubah sikap pendengarnya
dari tidak setuju menjadi setuju, dari tidak simpati menjadi simpati, dan sebagainya.
Dalam pembicaraan itu, pembicara harus melandaskan argumentasi yang nalar, logis,
masuk akal, da dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi.
Contoh: Pidato petugas KB didepan masyarakat yang anti keluarga berencana, Pidato
petugas Depsos pada masyarakat daerah kritis tetapi segan bertransmigrasi,
Pidato pimpinan partai tertentu di daerah yang kurang menyenangi partai
tersebut, Pidato calon kepala desa di daerah yang belum simpati padanya.

5. Berbicara menggerakkan
Berbicara ini menuntut keseriusan baik dari segi pembicara maupun dari segi
pendengarnya. Pembicara dalam berbicara haruslah berwibawa, tokoh, idola, panutan
masyarakat.

4
Contoh : Bung Tomo dapat membakar semangat juang para pemuda pada peristiwa 10
November 1945 di Surabaya.

Salah satu penunjang agar tercapai tujuan dalam berbicara ialah berbicara yang
baik dan benar. Cara berbicara dengan baik dan benar adalah:
1. Awali dengan kalimat pembuka
2. Menatap lawan bicara
3. Menggunakan kalimat soan
4. Ciptakan situasi yang santai
5. Hilangkan perasaan gugup
6. Usahakan menggunkan bahasa yang mudah dipahami
7. Menggunkan intonasi yang jelas
8. Jangan gunakan nada tinggi
9. Jangan memotong pembicaraan
10. Berikan salam penutp

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
berbicara  adalah  aspek  yang  penting di kehidupan  manusia. Dengan tujuan
untuk berinteraksi atau berkomunikasi antar  sesama  individu  maupun kelompok. Manusia
tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita semua dapat berhubungan
satu sama lain. Seseorang yang mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik akan lebih
mudah bergaul terutama dengan  lingkungan  masyarakat.
Tujuan berbicara dibagi 5 golongan yaitu:
1. Menghibur,
2. Menginformasikan,
3. Menstimulasi,
4. Meyakinkan,dan
5. menggerakkan
Dari berbicara  kita bisa menentukan bagaimana sikap dan tingkah
laku  seseorang. Cara berbicara dengan  baik dan  benar didepan umum harus
dipertimbangkan dan dipahami  juga. Dengan mempertimbangkan bagaimana cara
menyampaikan informasi tersebut dan menggunakan bahasa yang  baik dan  benar  karena
dengan itu tujuan berbicara dapat  tersampaikan dengan baik oleh pendengar maupun lawan
berbicara.

B. SARAN
Dalam kesempatan ini penulis bermaksud ingin menyampaikan saran yang
sekiranya dapat memberikan manfaat. Karena berbicara sangat penting dalam berkomunikasi,
jadi kita perlu memahami bahwa dalam berbicara kita dapat kemampuan mengucapkan bunyi
artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan dengan baik.

6
DAFTAR PUSTAKA

Haryadi dan Zamzani.1996/1997.  Peningkatan Keterampilan Berbahasa


Indonesia. Depdikbud Dirjen Dikti bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.

Muchlisoh, dkk.1996. Pendidikan Bahasa Indonesia 3 Modul 1-9. Jakarta:Depdikbud.

Supriyadi, dkk. 2005. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, H.G. 1986. Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai