Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SINTAKSIS

“KALIMAT DALAM WACANA”


Dosen Pengampuh :

Nila Sudarti, M.Pd

Disusun oleh: Kelompok 9

 Nur Karina 21053055


 Sylfia Agustina 21053047
Kelas : 4 B Reguler

PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ASAHAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
nikmat, rahmat,dan taufik hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa juga kita hadiahkan kepada junjungan kita
Baginda Rasulullah SAW, semoga kita, orang tua kita, nenek dan kakek kita, guru-guru,
Dosen dan orang terdekat kita mendapat syafaat di Yaumil Mahsyar kelak nantinya. Amin ya
Rabbal ‘Alamin.

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sintaksis yang bertemakan tentang “Kalimat dalam Wacana” selaku dosen
pembimbing mata kuliah Sintaksis dan kami ucapkan juga terimakasih kepada teman-teman
yang telah membantu dan mendukung kami.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang guna
membangun sempurnanya makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bapak/ibu
dosen Nila Sudarti, M.Pd

Akhir kata, semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
teman-teman dan bagi kami penulis terkhususnya.

Kisaran, 13 Maret 2023

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1


B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................1

BAB II: PEMBAHASAN..............................................................................................2

A. Pengertian Kalimat...............................................................................................2
B. Sarana Pengaitan dalam Kalimat.........................................................................3
C. Struktur Kalimat dalam Wacana..........................................................................5

BAB III: PENUTUP......................................................................................................7

A. Kesimpulan..........................................................................................................7
B. Saran....................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi seperti sekarang ini, dimana kita dituntut untuk bisa menjalani
keseharian dengan cepat, tepat, dan sosialis, sudah barang tentunya semua itu membutuhkan
komunikasi yang juga sekaligus menunjukkan kalau manusia itu merupakan makhluk sosial.
Makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain, dan untuk menunjukkan itu, maka
komunikasi tentunya menempati tempat yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam berkomunikasi tentunya dibutuhkan banyak aspek untuk bisa menciptakan suatu
sistem atau tataran komunikasi yang baik.

Agar pesan yang akan disampaikan bisa diterima dengan jelas dan baik oleh lawan
bicara kita. Hal tersebut diantaranya adalah bahasa. Di dalam bahasa ada banyak aspek lagi
yang perlu kita pahami agar komunikasi bisa tersampaikan sesuai dengan yang kita harapkan.
Dan media untuk menyampaikan pesan dalam berbahasa pun itu ada banyak jenisnya, mulai
dari puisi, novel, lagu, dan wacana. Penyampaian pesan ataupun argumen dalam bentuk puisi,
novel, dan lagu merupakan cara penyampaian pesan yang dapat dilakukan tanpa
menggunakan tata bahasa yang baku, karena semua itu merupakan karya sastra. Namun,
berbeda dengan puisi, novel, dan lagu, wacana merupakan media penyampaian pesan atau
argumen yang memiliki aturannya tersendiri karena wacana masuk sebagai golongan karya
ilmiah yang memiliki aturan baku.

Oleh karena itu, pada makalah ini, kami akan mencoba menjelaskan mengenai cara
penyampaian pesan ataupun argumen melalui wacana. Baik itu dari peneganalan wacana,
sistem penulisan wacana, maupun sampai kepada macam-macam wacana itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan kalimat?
b. Jelaskan sarana pengaitan dalam kalimat!
c. Jelaskan struktur kalimat dalam wacana!

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian kalimat.
b. Untuk mengetahui sarana pengaitan dalam kalimat.
c. Untuk mengetahui struktur kalimat dalam wacana.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat
Kalimat merupakan satuan bahasa yang mengandung suatu pikiran lengkap. Dalam
sebuah kalimat paling kurang mengandung suatu subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud
lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,disela jeda dan diakhiri dengan
sebuah intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan sebuah
huruf kapital dan diakhiri dengan sebuah tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

Menurut Susilo (1990:2), mengungkapkan lima ciri kalimat bahasa Indonesia yaitu :

 Bermakna
 Bersistem urutan frase
 Bisa berdiri sendiri dalam hubungannya dengan suatu kalimat yang lain
 Berjeda
 Berhenti dengan berakhirnya sebuah intonasi.

Namun hal tersebut belum menjamin bahwa sebuah kalimat itu ialah kalimat bahasa
Indonesia baku.

a. Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli


1. Kridalaksana (2001:92)
Kalimat menurut Kridalaksana (2001:92) merupakan sebagai satuan bahasa yang
secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun
potensial terdiri dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan;
satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang
membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.
2. Keraf ( 1984:156)
Kalimat menurut Keraf ( 1984:156) menyatakan bahwa kalimat sebagai satu bagian
dari ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang intonasinya
menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap.
3. Alwi dkk., (2000:311)
Kalimat menurut Alwi dkk., (2000:311) menyatakan bahwa, “Dalam wujud tulisan,
kalimat diucapkan dalam suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda, diakhiri
intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan,
baik asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya”.

2
4. Dardjowidojo (1988: 254)
Kalimat menurut Dardjowidojo (1988: 254) merupakan bagian terkecil dari suatu
ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara
ketatabahasaan.
5. Slametmuljana (1969)
Kalimat menurut Slametmuljana (1969) adalah kalimat sebagai keseluruhan
pemakaian kata yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan;
mungkin yang dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.

B. Sarana Pengaitan dalam Kalimat


Pengaitan sebuah kalimat dengan kalimat lain di dalam sebuah wacana(paragraf)
dapat dilakukan,antaralain,dengan sarana atau alat:

 Konjungsi,
 Peninjukan,
 Kata ganti,
 Perapatan,
 Padanan kata,
 Lawan kata,
 Hiponimi,
 Kesamaan tema,
 Kesejajaran.

a. Konjungsi

Yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat lain
dalam sebuah klausa adalah konjungsi antar kalimat. Konjungsi antarkalimat ini dapat
dibedakan atas :

a) Konjungsi yang menyatakan kesimpulan, yaitu konjungsi jadi, maka(makanya), kalau


begitu, dengan demikian, dan begitulah. Contoh:
 Bulan lalu kamu meminjam uang saya Rp 100.000,-, sekarang meminjam lagi
Rp 60.000,-, jadi, hutangmu semua berjumlah Rp 160.000,-.
b) Konjungsi yang menyatakan ‘sebab’ atau ‘alasan’, yaitu konjungsi sebab itu, karena
itu, oleh karena itu, dan itulah sebabnya. Contoh:

3
 Sungai-sungai dan saluran-saluran air di jakarta penuh dengan sampah dan
ketoran. Oleh karena itu,kita tidak perluh heran kalau bahaya banjir selalu
mengancam jakarta.
c) Konjungsi yang menyatakan ‘waktu’, yaitu konjungsi sebelum itu, sesudah itu, dan
sementara. Contoh:
 Kami baru saja selasai membangun balai pertemuan ini.sebelum itu,kami telah
berhasil merehab masjid tua itu.
d) Konjungsi yang menyatakan ‘menegaskan’atau ‘menguatkan’, yaitu konjungsi itu
pun, lagi pula, apalagi, selain itu, dan tambahan lagi. Contoh:
 Orang lain menyumbang sedikitnya lima puluhg ribu rupiah, dia hanya
menyumbang lima ribu rupiah. Itu pun diberikannya dengan berat hati.
e) Konjungsi yang menyatakan ‘pertentangan’, yaitu konjungsi sebaliknya dan berbeda
dengan. Contoh:
 Di kantor beliau sangat galak kepada bawahannya.sebaliknya, di rumah dia
sangat takut pada istri.
b. Penunjukan

Hubungan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain di dalam satu wacana dapat
pula dilakukan dengan penunjukan. Kata-kata yang digunakan adalah kata ganti tunjuk
(pronomina demonstrativa) itu dan ini. Kata ganti tunjuk itu digunakan untuk menunjuk
sesuatu yang jauh atau dianggap jauh; dan kata ganti tunjuk ini digunakan untuk
menunjuk yang dekat atau dianggap dekat. Contoh :

 Kebijakan untuk menaikkan harga BBM terpaksa dilakukan, meskipun didasari akan
memberi dampak yang luas dalam masyarakat. Itu terpaksa dilakukan demi
menyelamatkan anggaran belanja Negara.
 Kalau kamu rajin belajar, rajin beribadat, dan taat pada orang tua, tentu hidupme akan
bahagia. Ini kukatakan kepadamu karena kamu sudah kuanggap sebagai adikku
sendiri.
c. Kata Ganti (Pronomina Persona)

Kata yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain di dalam satu wacana adalah kata ganti orang ketiga, baik tunggal maupun
jamak, yaitu kata-kata dia, ia, nya, dan mereka. Termasuk juga kata beliau,
almarhum, dan almarhuma.

4
C. Struktur Kalimat dalam Wacana
Telah dijelaskan pada teori sebelumnya mengenai struktur dalam KBBI Pusat Bahasa
(2008: 1341) bahwa struktur merupakan pengaturan pola dalam bahasa secara sintagmatis.
Selanjutnya, pengertian kalimat juga telah disinggung pada poin sebelumnya bahwa kalimat
merupakan satuan bahasa terkecil. (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi Ketiga (2003:
311)). Definisi lain juga menjelaskan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang dimulai dari
huruf kapital dan diakhiri dengan titik serta memiliki subjek dan predikat. Jadi, jika dua
pengertian di atas digabungkan, maka pengertian struktur kalimat adalah satuan gramatikal
yang memiliki Intonasi awal yang ditandai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan intonasi
final yang ditandai dengan titik dan terdiri dari unsurunsur pembentuk kalimat.

a. Subjek
Pola paragraf yang pertama adalah subjek. Ini merupakan komponen paling awal atau
berada di posisi depan pada sebuah kalimat. Subjek ini bisa berupa kata atau frasa
benda, yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan.
b. Predikat
Sementara itu, untuk membuat pola paragraf yang baik, dibutuhkan kalimat dengan
SPOK yang baik pula. Setelah menentukan subjek, Anda harus memilih predikat.
Predikat merupakan unsur yang menjelaskan suatu subjek yang sedang dibicarakan

Struktur kalimat berupa predikat umumnya memuat kata kerja yang bisa bersifat aktif
maupun pasif. Karena berisi kata kerja, pada umumnya kata tersebut menjelaskan pekerjaan
yang sedang dilakukan oleh subjek.

c. Objek dan Keterangan


Pada penyusunan struktur kalimat pun harus memiliki objek dan keterangan. Objek
dan keterangan mempunyai kemiripan. Perbedaannya terletak pada penggunaan dan
peletakan. Objek bisa berperan sebagai subjek ketika Anda membuat kalimat pasif.
Namun keterangan tidak bisa menjadi subjek untuk kalimat pasif. 
d. Contoh Struktur Kalimat yang Benar
Ada banyak jenis teks dalam bahasa Indonesia atau macam-macam paragraf untuk
membuat narasi yang baik. Namun, paragraf yang baik harus terdiri dari struktur yang
benar pada setiap kalimat demi kalimat di dalamnya. Setelah Anda mengetahui unsur

5
apa saja yang harus ada dalam struktur kalimat bahasa Indonesia, kini masuk ke
contoh kalimatnya.

Misal: Nina menulis buku harian di kamar.

Subjek: Nina, atau individu yang melakukan kegiatan.

Predikat: menulis, kegiatan yang dilakukan Nina adalah sebuah predikat.

Objek: buku harian, jabatan kata atau kegiatan yang sedang dikerjakan oleh Nina. 

Keterangan: kamar, merupakan tempat kejadian atau keterangan tempat. 

e. Contoh Pola Kalimat


Mengetahui contoh pola kalimat bisa mempermudah Anda untuk semakin memahami
struktur pada kalimat. Apalagi untuk menemukan ide pokok paragraf yang baik
dibutuhkan kalimat yang relevan. 

Kalimat Berpola Subjek-Predikat: Ibu membaca.

Kalimat Berpola Subjek-Predikat-Objek: Ibu membaca buku.

Kalimat Berpola Subjek-Predikat-Objek-Keterangan: Ibu membaca buku di ruang


tamu.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kalimat merupakan satuan bahasa yang mengandung suatu pikiran lengkap. Dalam
sebuah kalimat paling kurang mengandung suatu subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud
lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,disela jeda dan diakhiri dengan
sebuah intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan sebuah
huruf kapital dan diakhiri dengan sebuah tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

Pengaitan sebuah kalimat dengan kalimat lain di dalam sebuah wacana(paragraf)


dapat dilakukan,antaralain,dengan sarana atau alat:

 Konjungsi,
 Peninjukan,
 Kata ganti,
 Perapatan,
 Padanan kata,
 Lawan kata,
 Hiponimi,
 Kesamaan tema,
 Kesejajaran.

Struktur kalimat adalah satuan gramatikal yang memiliki Intonasi awal yang ditandai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan intonasi final yang ditandai dengan titik dan terdiri
dari unsurunsur pembentuk kalimat.

B. Saran

Pada akhirnya kami akan memberikan saran, guna membangun tatanan berbahasa
yang lebih baik lagi, khususnya pada bagian Wacana itu sendiri.

7
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan (Peny.) 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Evandra, Erato Dido. 2013. Pengertian Wacana. [Online]. Ditulis dalam:


http://kmbsi.blogspot.com/2013/05/makalah-pengertian-wacana.html. Diakses pada
17 April 2014.

Hayati, Nur. 2013. Kohesi dan Koherensi. [Online]. Ditulis dalam:


http://dandelionidha.blogspot.com/2013/03/kohesi-dan-koherensi_1709.html. Diakses
pada 17 April 2014.

Kridalaksana, Harimurti, 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia.

Lass, Roger. 1988. Fonologi (Terj.) Warsono. Cambridge: Cambridge University Press.

Marsono, 1986. Fonetik. Yogyakarta: UGM Press.

Mujianto, Gigit. Sudjalil. Dkk. 2013. Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah. Malang:
UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai