Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PENGEMBANGAN KARAKTER”
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :

Pengembangan Karakter

Dosen Pengampuh :

Hanina, M.Psi

Disusun oleh:

Serina (22053081)

Kelas:

1C Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS ASAHAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
nikmat, rahmat,dan taufik hidayah-Nya kepada kita, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa juga kita hadiahkan kepada junjungan kita
Baginda Rasulullah SAW, semoga kita, orang tua kita, nenek dan kakek kita, guru-guru,
Dosen dan orang terdekat kita mendapat syafaat di Yaumil Mahsyar kelak nantinya. Amin ya
Rabbal ‘Alamin.

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengembangan Karakter yang bertemakan tentang “Pengembangan Karakter”
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Karakter dan saya ucapkan juga
terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu dan mendukung saya.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang guna
membangun sempurnanya makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bapak/ibu
dosen Hanina, M.Psi.

Akhir kata, semoga makalah yang saya susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
teman-teman dan bagi saya penyusun terkhususnya.

Kisaran, 14 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1


B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN..................................................................................................3

A. Pengertian Perkembangan Karakter........................................................................3


B. Teori Perkembangan Karakter.................................................................................4
a. Teori Piaget........................................................................................................5
b. Teori Kholbelg...................................................................................................7
c. Teori Pikiran......................................................................................................8

BAB III: PENUTUP..........................................................................................................9

A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat tidak dapat berfungsi tanpa aturan yang memberitahukan


mengenai bagaimana berkomunikasi satu sama lain, bagaimana menghindari
untuk menyakiti orang-orang lain, dan bagaimana bergaul dalam kehidupan
pada umunya. Anak-anak dengan remaja memiliki pemahaman berbeda
mengenai peraturan.Begitu juga remaja memiliki pandangan yang berbeda
dengan orang tua dan sebaliknya.Hal ini menunjukkan bahwa adanya
perkembangan dalam penalaran dan moral dari setiap individu.

Dari berbagai individu yang menunjukkan semua perbedaan dari setiap


tingkah dan perilakunya akan dibahas melalui teori-teori tentang
perkembangan moral. Perkembangan moral ini merupakan salah satu topik
pembahasan tertua bagi mereka yang tertarik pada perkembangan manusia
atau setiap individu.

Pada zaman ini, kebanyakan orang memiliki pendapat yang kuat, tidak
hanya tentang perilaku moral dan immoral, akan tetapi seharusnya perilaku
moral ditanamkan pada anak-anak.

Untuk itu, kita akan mulai pembahasan mengenai perkembangan moral


mulai dari tahap-tahap perkembangan moral, karakteristik perkembangan
moral, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral, perbedaan
individual, ciri-ciri perkembangan moral, dan upaya pengembangan moral
pada remaja, menurut berbagai teori yang mengemukakan tentang
perkembangan moral.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya,


rumusan masalah yang ingin dikaji dalam makalah ini adalah

1
a. Bagaimana tahap perkembangan moral dari usia anak-anak hingga
remaja?
b. Bagaimana karakteristik perkembangan moral?
c. Apa yang menjadi faktor perkembangan moral?
d. Bagaimana ciri-ciri perkembangan moral?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengkaji,
a. Megkaji tahapan perkembangan moral pada anak-anak dan remaja
b. Mengetahui karakteristik perkembangan moral
c. Mengetahui faktorisasi perkembangan moral
d. Mampu mmembedakan ciri-ciri perkembangan moral

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Karakter


Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan
aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
dalam interaksinya dengan orang lain1. Anak-anak ketika dilahirkan tidak
memiliki moral yang disebut dengan immoral.Tetapi dalam dirinya terdapat
potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui
pengalamannya berinteraksi dengan orang lain misalnya dengan orang tua,
saudara, teman sebaya dan guru, anak belajar memahami tentang perilaku
mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk,
yang tidak boleh dikerjakan.tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan,
akhlak, kewajiban, dan sebagainya. Moral berkaitan dengan kemampuan
untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah.Dengan
demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkah laku.Oleh sebab itu
mereka akan melakukan suatu tindakan, dimana tindakan tersebut akan ternilai
sebagai tindakan moral yang ternilai baik atau sebaliknya.
Disamping adanya perkembangan sosial, anak-anak usia pra sekolah
juga mengalami perkembangan moral. Adapun yang dimaksud dengan
perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan
konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam
interaksinya dengan orang lain2. Saat anak – anak dilahirkan tidak memiliki
immoral, namun mereka memiliki potensi moral yang siap dikembangkan.
Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain, mereka akan belajar
memahami tentang perilaku mana yang baik dan yang buruk.
Untuk memahami perkembangan moral, kita harus memiliki
pertanyaan dasar: pertama, bagaimana seseorang mempertimbangkan dan
berpikir mengenal keputusan moral?. Kedua, bagaimana sesungguhnya
seseorang berperilaku dalam situasi moral?. Ketiga, bagaimana seseorang
1
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 258
2
Santrock, John.W. 2007 Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga

3
merasakan hal-hal yang berhubungan dengan moral?. Keempat, apa yang
menjadi kepribadian moral individu?

B. Teori-Teori Perkembangan Moral


a. Teori kognitif piaget tentang perkembangan moral

Teori kognitif piaget mengenai pengembangan moral melibatkan


prinsip-prinsip dan proses-proses yang sama dengan pertumbuhan kognitif
yang ditemui dalam teorinya tentang perkembangan intelektual. Bagi peaget
perkembangan moral digambarkan melalui aturan permainan.

Karena itu hakikat moralitas adalah kecenderungan untuk menerima


dan menaati sistem peraturan. Berdasarkan hasil observasinya terhadap
aturan-aturan permainan yang digunakan anak-anak, piaget menyimpulkan
bahwa pemikiran anak-anak tentang moralitas dapat dibedakan atas dua tahap,
yaitu tahap heteronomous morality dan autonomous morality3.

Heteronomous morality atau morality of constrains ialah tahap


perkembangan moral yang terjagi pada anak-anak usia kira-kira 6 hingga 9
tahun4. Dalam tahap berpikir ini anak-anak menghormati ketentuan-ketentuan
suatu permainan sebagai sesuatu yang bersifat suci dan tidak dapat dirubah,
karena berasal dari otoritas yang dihormatinya. Anak-anak pada masa ini
yakin akan keadilan immanen, yaitu konsep bahwa bila suatu aturan
dilanggar, hukuman akan segera diajtuhkan. Mereka percaya bahwa
pelanggaran diasosiasikan secara otomatis dengan hukuman, dan setiap
pelanggaranakan dihukum menurut tingkat kesalahan yang dilakukan seorang
anak dengan mengabaikan apakah kesalahan itu disengaja atau kebetulan.

Autonomous morality of cooperation ialah tahap perkembangan moral


yang terjadi pada anak-anak usia kira-kira 9 sampai 12 tahun. Pada tahap ini
anak mulai sadar bahwa aturan-aturan dan hukuman-hukuman tercipta oleh
manusia dan dalam menerapkan suatu hukuman atas suatu tindakan harus

3
Dra. Desmita, M.Si, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 259
4
Dra. Desmita, M.Si, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 259

4
mempertimbangkan maksud pelaku atau akibat-akibatnya.Bagi anak-anak
dalam tahap ini, peraturan-peraturan hanyalah masalah kenyamanan dan
kontrak sosial yang telah disetujui bersama, sehingga mereka menerima dan
mengakui perubahan menurut kesepakatan.Dalam tahapan ini, anak juga
meninggalkan penghormatan sepihak kepada otoritas dan mengembangkan
penghormatan kepada teman sebayanya. Mereka Nampak membandel kepada
otoritas, serta lebih menaati peraturan kelompok sebaya atau pimpinanan.

Anak mengalami kemajuan dari tahap moralitas heteronom ke tahap


moralitas otonom dengan perkembangan struktur kognitif tetapi juga karena
interaksi dengan teman-teman yang mempunyai status yang sama

b. Teori Kohlberg tentang perkembangan moral

Teori Kohlberg tentang perkembangan moral merupakan perluas,


modifikasi,dan redefeni atas teori Piaget. Teori ini didasarkan atas analisisnya
terhadap hasil wawancara dengan anak laki-laki usia 10 hingga 16 tahun yang
dihadapkan pada suatu dilemma moral, di mata mereka harus memeilih antara
tindakan mentaati peraturan atau memenuhi kebutuhan hidup dengan cara
yang bertentangan dengan peraturan5

Berdasarkan pertimbangan yang diberikan atas pertanyaan kasus


dilematis yang dihadapi seseorang.Kohlberg mengklarifikasikan
perkembangan moral atas tiga tingkatan (level), yang kemudian dibagi lagi
menjadi enam tahap (stage).Kohlberg setuju dengan Piaget yang menjelaskan
bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pembelajaran yang diperorel
dari pengalaman.Tetapi, tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari
aktivitas spontan dari anak-anak.Anak-anak memang berkembang melelui
interaksi sosial, namun interaksi ini memiliki corak khusus, di mana faktor
pribadi yaitu aktivitas-aktivitas anak ikut berperan.

Hal penting dari teori perkembangan moral Kohlberg adalah


orientasinya untuk mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan
yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata.
5
Dra. Desmita, M.Si, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 260

5
Semakin tinggi tahap perkembangan moral seseorang, akan semakin terlihat
moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawab dan perbuatan-
perbuatannya.

Tabel tingkat dan tahap perkembangan moral menurut Kohlberg 6

Tingkat Tahap

Prakovensional moralitas Orientasi kepatuhan dan hukuman

Pada level ini anak mengenal pemahaman anak tentang baik dan
moralitas berdasarkan dampak yang buruk ditentukan oleh otoritas.
ditimbulkan oleh suatu perbuatan, Kepatuhan terhadap aturan adalah
yaitu menyenangkan (hadiah) atau untuk menghindari hukuman dan
menyakitkan (hukuman). Anak otoritas
tidak melanggar aturan karena takut
akan ancaman hukuman dan
otoritas
Orientasi hedonistic
Konvensional
Instrumental suatu perbuatan dinilai
Suatu perbuatan dinilai baik oleh baik apabila berfungsi sebagai
anak apabila mematuhi harapan instrument untuk memahami
otoritas atau kelompok sebaya kebutuhan atau kepuasan diri.

Orientasi anak yang baik tindakan


berorientasikan pada orang lain.

Pasca konvensional Suatu perbuatan dinilai baik apabila


menyenangkan bagi orang lain
Pada level ini aturan dan institusi
dari masyarakat tidak dipandang Orientasi keteraturan dan orientasi
sebagai tujuan akhir. Tetapi perilaku yang dinilai baik adalah
diperlukan sebagai subjek. Anak menunaikan kewajiban,

mentaati aturan untuk menghindari menghormati otoritas dan

6
Larner & Hultsch, 1983; Hetherington & Parke, 1979

6
hukuman kata hati memelihara ketertiban sosial

Orientasi control sosial legalistic


dan semacam perjanjian antar
dirinya dan lingkungan sosial.
Perbuatan dinilai baik apabila
sesuai

Orientasi kata hari kebenaran


ditentukan oleh kata hati, sesuai
dengan prisip prinsip etika
universal yang bersifat abstrak dan
penghormatan terhadap martabat
manusia

c. Teori Pikiran (Theory Of Mind)

Teori ini merupakan pemahaman bahwa orang lain dapat memiliki


kondisi-kondisi mental yang berbeda dengan kita, yaitu pikiran-pikiran,
pengetahuan, hasrat, perasaan, dan keyakinan-keyakinan yang berbeda7.

TOM terutama berkembang dalam usia tujuh tahun pertama. Namun


tidak sepenuhnya lengkap hingga mencapai masa remaja.

TOM penting bagi keberfungsian sosial dan emosional. Jika anda


memiliki TOM anda mampu menempatkan diri anda dalam posisi orang lain.
Membayangkan apa yang mereka rasakan, karenanya ini merupakan bagian
dari empati – kemampuan kita untuk memahami dan mengidentifikasi dengan
perasaan orang-orang lain.

Telah diamati bahwa anak – anak dengan autisme kurang memiliki


TOM dan ini dan ini dianggap membantu menjelaskan masalah yang mereka
alami dalam keberfungsiam sosial.

7
Penney Upton.Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga 2012.hal 185

7
TOM dianggap penting bagi perkembangan penalaran moral karena
memungkinkan kita untuk berpikir tentang kondisi-kondisi mental orang lain
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang tindakan salah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

8
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan
aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
dalam interaksinya dengan orang lain. Moral merupakan gambaran dari
tidakan yang dilakukan oleh seorang individu, dimana tindakan tersebut
dinilai baik atau buruk yang bertujuan mengendalikan tingkah laku seseorang.

Dalam perkembangan moral terdapat tiga teori, yaitu Teori Kohlberg,


Teori Piaget, dan Teori of Mind :

 Teori Kohlberg, teori ini lebih mementingkan orientasinya untuk


mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan yang
dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata.
 Teori Piaget, teori ini lebih melibatkan prinsip-prinsip dan proses-
proses yang sama dengan pertumbuhan kognitif yang ditemui dalam
teori perkembangan intelektual. Seperti yang digambarkan melalui
permainan.
 Teori of Mind, pemahaman bahwa orang lain memiliki kondisi mental
yang berbeda-beda dengan orang lain, seperti tentang hasrat, perasaan,
dan lain-lain.

B. Saran

Berdasarkan beberapa pemaparan yang telah disampaikan di atas,


diharapkan pembaca dapat lebih memahami tentang perkembangan
moralterutama mengenai berbagai teori yang telah disampaikan oleh pakar
psikologi.Sehingga, pembaca dapat mengambil hal-hal positif darinya.

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 1993. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Jakarta:Rosda Karya.


Mu’in, Fatchul. 2011. Pendidikan Karakter. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.

9
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter. Jakarta. Bumi Aksara.

Santrock, John.W. 2007 Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandug. Remaja
Rosdakaya.

Upton, Penney. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit


Erlangga
Zubaidi. 2013. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta. Kencana Prenada Media
Group.

10

Anda mungkin juga menyukai