Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Perkembangan Moral Peserta Didik SD

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : 1. Dra. Nuraini Usman, M.Pd.
2. Bunda Harini, S.Pd, M.Pd.

Oleh : Kelompok 6

1. Desak Made Enjelia Sukma (06131182025010 / 01)


2. Aden Nopriyan Deni (06131382025068 / 14)
3. Alviyana Jami’atus Syifah (06131382025071 / 17)

KELAS PALEMBANG
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kemudahan sehingga kami dapat
meyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu
berupa nikmat fisik maupun akal pikiran, Sehingga makalah yang berjudul
PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK SD ini dapat terselesaikan. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang diampu oleh
Dra. Nuraini Usman, M.Pd., dan Bunda Harini, S.Pd, M.Pd,. Makalah ini membahas
mengenai perkembangan moral peserta didik SD. Kami menyadari dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Palembang, 24 Agustus 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover........................................................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perkembangan
Moral....................................................................................2
2.2 Komponen Moral Menurut Teori Para
Ahli....................................................................3
2.3 Tahapan Perkembangan
Moral.......................................................................................3
2.4 Penyebab Kesenjangan Perkembangan Moral Peserta
Didik..........................................4
2.5 Pelanggaran Moral Yang Sering Terjadi Pada Peserta Didik........................................4
2.6 Upaya Mengatasi Kesenjangan dan Pelanggaran Perkembangan Moral Peserta
Didik..............................................................................................................................5

Kesimpulan...............................................................................................................................6
Daftar Pustaka.........................................................................................................................7

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fenomena yang tidak dapat dipungkiri lagi adalah ketidakmampuan dan ketidak
berdayaan untuk membedakan mana yang menjadi kepentingan pribadi dan mana yang
menjadi kepentingan umum serta mana yang baik dan mana yang tidak baik. Dalam
lingkungan yang cenderung harmonis. Masyarakat yang bersifat egois dan arogan. Maka
dampaknya adalah mengganasnya kerupsi, kolusi, nepotisme., krisis morallah yang
menjadikan suatu permasalahan. Sikap psimisme kepada masyarakat menjadikan krisis moral
yang sangat memprihatinkan. Masalah yang hanya mampu dijawab oleh para elemen dalam
pembangunan bangsa, dengan melakukan peran sebagi pendidikan. Maka dari pada itu
penanganan krisis moral mesti dilakukan sejak dini. Pembentukan karakter bangsa itu
sangatlah penting, sebagaimana di ungkapkan Arnold Toymbee, sejak dua puluh satu
peradaban dunia yang bisa didapat dan dicatat hanya Sembilan belas diantarnya. Terbukti
yaitu Cina, India, dan Brazil menunjukkan ke dunia kemajuan dan sejahteraan dari
bangsanya, sebaliknya Negara Yunani, Afrika, dan Asia, Karena karakternya lemah, nyaris
tidak punya kontribusi bermakna pada kemajuan dunia. Penanaman sikap pada pendidikan
moral anak usia dini memiliki peran yang sangat penting dalam membangun karakter bangsa.
Dengan mempelajari perkembangan moral, melalui penanaman nilai-nilai moral dan agama
diharapkan adanya perubahan sikap anak dalam bertingkah laku dan mampu memberi
dukungan dalam mengaktualisasikan pendidikan moral pada anak usia dini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian perkembangan pendidikan?
2. Bagaimana komponen dan tahapan perkembangan moral?
3. Bagaimana penyebab kesenjangan dan pelanggaran perkembangan moral?
4. Bagaimana upaya mengatasi kesenjangan dan pelanggaran perkembangan moral?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian perkembangan pendidikan?
2. Mengetahui komponen dan tahapan perkembangan moral?
3. Mengetahui penyebab kesenjangan dan pelanggaran perkembangan moral?
4. Mengetahui upaya mengatasi kesenjangan dan pelanggaran perkembangan moral?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Moral


Perkembangan moral (moral development) adalah mencakup perkembangan pikiran,
perasaan, dan perilaku menurut aturan atau kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya
dilakukan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain (Hurlock). Perkembangan
moral sangat berpengaruh terhadap lingkungan sehingga pada masa anak-anak ini
orangtua dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan moral anak, moral
yang positif akan berdampak baik untuk kedepannya dan begitu sebaliknya jika si anak
sejak kecil hanya menerima moral yang negatif maka si anak akan berkembang tidak
sesuai dengan yang diharapkan oleh orangtuanya.
Pengertian Menurut Para Ahli
1. Santrock, 2008 : 136
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan
konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam
interaksinya dengan orang lain. Perkembangan moral adalah perubahan-
perubahan perilaku yang terjadi dalam kehidupan anak berkenaan dengan
tatacara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku dalam kelompok
sosial. Santrock juga menjelaskan bahwa perkembangan moral di dalamnya
menyangkut perkembangan proses dalam berfikir, merasa, serta berperilaku
yang sesuai dengan peraturan.

2. Havinghurts dan Ahmadi, 2005 : 104


Moral bersumber dari adanya suatu tata nilai. Tata nilai adalah suatu objek
rohani atas suatu keadaan yang diinginkan. Maka kondisi atau potensi internal
kejiwaan seseorang untuk dapat melakukan hal-hal yang baik sesuai dengan
nilai (value) yang diinginkan itulah yang disebut moral. Dengan demikian
perkembangan moral individu sangat berkaitan dengan perkembangan
sosialnya, disamping pengaruh kuat dari perkembangan kognitif, afektif dan
konatifnya.

3. Hurlock (1990)
Moral adalah tata cara, kebiasaan, dan adat peraturan perilaku yang telah
menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.

4. Wantah (2005)
Moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan
kemampuan menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.

2
2.2 Komponen Moral Menurut Teori Para Ahli
1. Kognitif yaitu moral Judgement cara seseorang mengkonseptualisasikan benar
salah dan membuat keputusan tentang bagaimana bertindak. (Teori : Piaget
dan Kohlberg)
2. Afektif yaitu moral feeling perasaan mengenai benar salahnya yang menyertai
tindakan yang diambil dan memotivasi pikiran dan tindakan tentang moral.
(Teori : Freud)
3. Perilaku yaitu moral behavior bagaimana seseorang bertindak ketika
mengalami kebimbangan atau godaan untuk berlaku bohong, curang atau
perbuatan yang melanggar moral. (Teori : Behavioristik)

2.3 Tahapan Perkembangan Moral


Tahapan Moral Kohlberg
1. Tingkat 1 Pra-Konvensional (4-9 tahun) : Penalaran prakonvensional adalah
tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada
tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral,
penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman ekternal.
Contoh : Peserta didik mau belajar kalau mendapatkan hadiah uang dan takut
dengan hukuman.

2. Tingkat 2 Konvensional (10-15 tahun) : Penalaran konvensional adalah tingkat


kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan moral Kohlberg.
Seorang menaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak
mentaati standar-standar (internal) orang lain, seperti orangtua atau
masyarakat.
Contoh : siswa di satu kesempatan mau belajar dengan tekun karena
kesadaran sendiri tetapi tidak mau menaati perintah orang tua yang
mengharuskan belajar dari pukul 19.00 sampai dengan pukul 21.00.

3. Tingkat 3 Pasca- Konvensional (> 16 tahun) : Penalaran pascakonvensional


adalah tingkat tertinggi dari teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat
ini, moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada
standar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral alternatif,
menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan berdasarkan suatu kode
moral pribadi.
Contoh : Anak dengan penuh kesadaran menaati tata tertib sekolah baik
diawasi atau tidak, ada sanksi atau tidak.

Tahapan Moral Piaget


Menurut Piaget dalam pengamatan dana wawancara pada anak usia 4 -12
tahun
menyimpulkan bahwa anak melewati dua tahap yang berbeda dalam cara
berpikir tentang moralitas, yaitu :

3
1. Tahap Moralitas Heteronom berada pada usia 4-7 tahun dan merupakan tahap
pertama dari perkembangan moral anak. Menurut anak aturan dan keadilan
merupakan aset yang harus dimiliki anak. Orang dewasa membuat aturan
untuk bertingkah laku. Anak melakukan tingkah laku yang baik akan
mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, anak belum bisa membuat aturan
karena aturan selalu dibuat orang dewasa.
2. Selanjutnya tahap usia 7-10 merupakan tahap moralitas otonomi, tahap ini
disebut masa transisi. Kesadaran anak tentang hukuman dan peraturan
membuat anak mempertimbangkan niatnya karena ada konsekkuensinya.
Dengan adanya
hubungan timbal balik anak dengan lingkungan membuat anak berhati-hati
melakukan pelanggaran karena mereka yakin akan mendapat hukuman.
2.4 Penyebab Kesenjangan Perkembangan Moral Peserta Didik
1. Faktor Kebingungan, disebabkan karena :
a. Konsep moral bersifat abstrak bagi dirinya
b. Terdapat kesenjangan (jarak) antara perkataan orang tua dan orang lain
yang berwenang.
c. Terdapat kesenjangan antara perilaku yang dilukiskan dalam media
massa dan apa yang diajarkan pada mereka tentang benar salah.
d. Konsep moral anak berbeda dengan konsep moral terhadap teman
sebaya.
e. Konsep moral bertentangan dengan konsep kejujuran, loyalitas dan
kerjasama.
2. Faktor Emosi, Sewaktu marah anak mungkin melakukan hal yang ia tahu itu
salah untuk membalas supaya orang lain marah.
3. Faktor Motivasi (dorongan), Anak mungkin merasa bahwa berbuat sesuatu itu
tidak benar, namun dapat menguntungkan bagi mereka.
2.5 Pelanggaran Moral Peserta Didik Yang Sering Terjadi
1. Berbohong
Anak kecil yang berbohong biasanya tidak menipu, melainkan sedang
mengkhayal. Pada anak yang lebih besar berbohong karena rasa takut akan
hukuman atau diejek.
2. Kecurangan
Dalam bermain umumnya terjadi pada anak dari semua usia karena
kemenangan mempunyai nilai sosial yang tinggi.
3. Mencuri
Biasanya dilakukan anak kalau mereka tidak dapat memperoleh sesuatu yang
dilakukan dengan cara lain.
4. Merusak
Biasanya tidak dilakukan anak kecil, kecuali jika dilakukan secara
pembalasan. Pada anak yang lebih besar merusak sudah mulai dilakukan.

4
Kalau terjadi kegiatan merusak biasanya dilakukan oleh kelompok sebagai
ekspresi kemarahan.

5. Membolos
Pada anak kecil, membolos biasanya karena takut masuk sekolah. Pada anak
yang sudah besar membolos karena tidak suka.

2.6 Upaya Mengatasi Kesenjangan dan Pelanggaran Perkembangan Moral Pada


Peserta
Didik

1. Usaha Pengembangan Tingkah Laku Bermoral


Sejalan dengan pencapaian tujuan pendidikan, perlu diupayakan suatu sistem
pendidikan yang mampu membentuk kepribadian dan keterampilan peserta
didik yang unggul. Empat pilar pendidikan yang dijadikan fondasi pendidikan
adalah:
a. Learning to know (belajar untuk tahu)
b. Learning to do (belajar untuk melakukan)
c. Learning to be (belajar untuk menjadi diri sendiri)
d. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)

2. Orang Tua dan Pengembangan Moral Anak Usia Sekolah Dasar


Pengembangan tingkah laku  moral tidak lepas dari berbagai peran  keluarga
adalah sebagai berikut:
a. Memperkenalkan nilai moral yang berlaku di masyarakat.
b. Memperkuat tingkah laku altruistik.
c. Membangkitkan perasaan bersalah.
d. Memperkuat kata hati.

3. Guru dan Pengembangan Moral Anak Usia Sekolah Dasar


Guru harus dapat membina kerjasama yang baik dengan orang tua siswa,
masyarakat dan semua orang-orang yang terlibat dalam kelancaran proses
pendidkan di sekolah. Baik orang tua maupun guru dalam melayani
perkembangan tersebut janganlah bersikap otoriter, karena tipe yang demikian
akan menghambat tugas perkembangan anak. Setiap kegiatan anak dapat
diajak untuk bekerjasama dan bermusyawarah. Dengan sikap demikian sangat
menentukan keberhasilan perkembangan anak.

4. Teman Sebaya dan Pengembangan Moral Anak Usia Sekolah Dasar


Menurut Hartup (1992) hubungan teman sebaya memiliki empat fungsi, yaitu :
a. Hubungan teman sebaya sebagai sumber emosi (emotional resources),
baik untuk memperoleh rasa senang maupun untuk beradaptasi
terhadap stress.
b. Hubungan teman sebaya sebagai sumber kognitif (cognitive resources)
untuk pemecahan masalah dan perolehan pengetahuan.

5
c. Hubungan teman sebaya sebagai konteks di mana keterampilan sosial
dasar diperoleh atau ditingkatkan.
d. Hubungan teman sebaya sebagai landasan untuk terjalinnya bentuk-
bentuk hubungan lainnya (misalnya hubungan dengan saudara
kandung) yang lebih harmonis.
KESIMPULAN
Perkembangan moral (moral development) adalah mencakup perkembangan pikiran,
perasaan, dan perilaku menurut aturan atau kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya
dilakukan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain (Hurlock). Pendidikan moral
sangat penting terutama bagi peserta didik SD dan berpengaruh signifikan bagi
perkembangan moral serta sebagai objek perubahan pembangunan generasi bangsa.
Pandangan Kohlberg dan Piaget mengutamakan pemahaman komponen moral dan tahap-
tahap perkembangan moral pada individu dengan pemahaman pentahapan dalam
perkembangan moral dapat membantu para pendidik dalam mengaktualisasikan
pendidikan moral.
Dengan merealisasikan dan menetapkan pendidikan moral yang sesuai mengikuti
tahap perkembangan moral individu, merupakan hal yang tidak bisa ditawar, perlu
mendapat perhatian dan dapat dilakukan pendidik, orang tua dan masyarakat. Pendidikan
moral hendaknya dapat mengimplementasikan komponen pengetahuan, perasaan, dan
tindakan dengan mengetahui tahap-tahap perkembangan moral yang sesuai dengan usia
anak.

6
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, F. (t.thn.). perkembangan moral.
Osadi, U. F. (2017, Maret 6). Diambil kembali dari Perkembangan Moral Menurut Para Ahli:
https://www.kompasiana.com/amp/usfitriyah/perkembangan-moral-menurut-para-
ahli_58bd698a337a61ed09456535
rochmatin, E. (2015, September 29). Diambil kembali dari Makalah Perkembangan Moral
Pada Anak SD/MI dengan Footnote: http://erlinda-
rochmatin.blogspot.com/2015/09/makalah-perkembangan-moral-pada-anak.html?
m=1
TADJUDDIN, N. (t.thn.). PENDIDIKAN MORAL ANAK USIA DINI DALAM
PANDANGAN, 1-17.
Wedan, M. (2018). Diambil kembali dari Perkembangan Moral Peserta Didik:
https://silabus.org/perkembangan-moral-peserta-didik/

Anda mungkin juga menyukai