Disusun Oleh:
Kelompok 6 ( REG D)
1. Dea Audina Siregar
2. Immanuel Vander Goklas Sinaga
3. Nazlah Balqis Istna
4. Safrina Anggraini Sipahutar
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................................................. 2
BAB II.................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN................................................................................................................... 3
PENUTUP .............................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 8
3.2 Saran ......................................................................................................................... 8
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan nikmat iman dan sehat. Berkat rida-Nya, Kami dapat menyelesaikan salah
satu tugas makalah dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti. Penyusun
makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
Keterampilan Perkembangan Peserta Didik yang berjudul “PERKEMBANGAN
SOSIAL DAN MORAL”. Tujuan saya menulis makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas, dan agar mahasiwa/I mengerti tentang perkembangan, sosial dan moral tersebut.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan tugas kelompok makalah ini, khususnya kepada ibu Dr. Zuraida Lubis,
M.Pd., Kons & bapak Syahrial Sutan Syahrir selaku dosen pengampu mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidak sesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa
membuat karya makalah lebih baik pada kesempatan berikutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Jenis-jenis Moral:
1. Etika Deontologi: Mengutamakan kewajiban dan tindakan yang dianggap benar
berdasarkan aturan atau prinsip moral tertentu, terlepas dari hasilnya.
2. Etika Konsekuensialisme: Menilai moralitas suatu tindakan berdasarkan hasil atau
konsekuensinya, dengan fokus pada mencapai hasil yang baik atau yang diinginkan.
3. Etika Virtue: Berfokus pada pengembangan karakter dan kepribadian yang baik, dengan
tujuan menjadi individu yang bermoral tinggi.
4. Etika Religius: Moralitas yang berdasarkan ajaran dan keyakinan agama tertentu, di
mana norma-norma moral diturunkan dari ajaran agama.
5. Etika Sekuler: Pendekatan moral yang tidak bergantung pada agama dan mencari dasar-
dasar moral dalam rasionalitas, empati, atau prinsip-prinsip universal.
Ini hanya sebagian kecil dari jenis-jenis sosial dan moral yang ada. Sosial dan moral dapat
kompleks dan bervariasi di berbagai budaya dan konteks sosial.
B). Mobilitas sosial dibedakan berdasarkan tipe dan berdasarkan ruang lingkup.
Berdasarkan Tipe:
a. Mobilitas sosial vertical adalah perpindahan individu atau objek dari suatu kedudukan
sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Pergerakan dari mobilitas sosial ini
adalah ke atas (vertikal) naik dan ke bawah (vertikal turun):
1) Mobilitas sosial vertikal naik (social climbing mobility) Adalah perpindahan
status sosial seorang individu atau kelompok ke dalam status sosial yang lebih
tinggi. Contohnya, karyawan bisa menjadi manajer.
2) Mobilitas sosial vertikal turun (social sinking mobility) adalah perpindahan
status sosial individu atau kelompok ke dalam status sosial yang lebih rendah.
Contohnya, pengusaha kaya raya berubah menjadi miskin setelah mengalami
kebangkrutan.
b.. Mobilitas sosial horizontal Adalah perpindahan status sosial seorang individu atau
kelompok dalam lapisan sosial yang sederajat. Mobilitas sosial horizontal tidak
menimbulkan pengaruh yang berarti seperti naik atau turunnya pangkat atau skala wibawa
seseorang. Misalnya, seorang pemilik jasa fotokopi menjadi pengusaha loundry. Contoh
lain adalah seorang guru SMA. pindah bekerja menjadi guru di SMK.
c. Mobilitas sosial lateral adalah perpindahan individu atau kelompok dari wilayah satu ke
wilayah yang lain. Nama lain dari mobilitas lateral adalah mobilitas geografis
d. Mobilitas sosial structural Adalah mobilitas yang disebabkan oleh inovasi, urbanisasi,
pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian-kejadian lainnya yang mengubah struktur
dan jenis kelompok- kelompok dalam masyarakat. Contohnya, masyarakat agraris beralih
menjadi masyarakat industri.
C) FAKTOR PENDORONG MOBILITAS SOSIAL
1. Status sosial
Setiap individu berhak mengubah status sosial yang diterimanya sejak lahir. Terutama jika
status yang melekat padanya tidak cukup membuat puas. Namun sifat sistem pelapisan
sosial di lingkungannya juga akan berpengaruh terhadap usahanya. Pada sistem pelapisan
sosial terbuka, individu memiliki peluang sangat besar untuk melakukan mobilitas sosial
vertikal naik. Akan tetapi jika ia berada di dalam sistem pelapisan sosial tertutup seperti
sistem kasta, maka akan sulit baginya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal, bahkan
tidak mungkin.
2. Kondisi ekonomi
Mobilitas sosial dapat dilatarbelakangi oleh keinginan individu untuk meningkatkan taraf
hidupnya karena merasa tidak puas dengan kondisi perekonomiannya. Contohnya, individu
yang ingin melakukan urbanisasi (mobilitas geografis) untuk mencari pekerjaan di kota
besar. Jika tidak memiliki biaya, maka ia tidak akan bisa melakukannya.
3, Situasi politik
Seorang individu akan mudah berpindah status jika situasi politik negaranya dalam keadaan
aman. Investasi berkembang dengan mudah dan cepat, usaha-usaha pun dapat berjalan
tanpa gangguan yang berarti. Berbeda halnya dengan Negara yang selalu berperang seperti
Israel dan Palestina, atau negara-negara yang berkonflik dengan rakyatnya sendiri seperti
Libya, Mesir, Tunisia, dan Yaman. Investor asing enggan menjalin kerja sama ekonomi,
masyarakat pun tidak mampu mengembangkan usaha perekonomiannya.
4. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk dapat menjadi faktor pendorong mobilitas sosial ketika tingkat
pertumbuhannya tidak seimbang dengan jumlah lapangan pekerjaan. Seseorang akan
terdorong untuk melakukan mobilitas geografis jika wilayah asalnya dianggap tidak
memberikan lahan penghidupan kepada dirinya dikarenakan jumlah yang terlalu padat.
5, Keinginan melihat daerah lain
Faktor ini mampu membuat seseorang melakukan mobilitas sosial lateral sekaligus vertikal
naik. Contohnya, Adi hanya seorang mahasiswa yang memimpikan bisa melihat Negara
Perancis. Keinginan ini membuat Adi berusaha keras untuk mendapatkan beasiswa ke
Negara tersebut. Setelah tercapai, Adi telah melakukan dua mobilitas sekaligus. Lateral,
yaitu ia telah berpindah dari Indonesia ke Perancis, dan vertical naik, dari mahasiswa 51
menjadi mahasiswa S2.
Pernikahan masih dianggap sebagai suatu cara yang cepat untuk meningkatkan status sosial.
Kate Middleton, seorang wanita dari masyarakat biasa, dapat meningkatkan status sosialnya
setelah menikah dengan Pangeran William dari Kerajaan Inggris. Atau contoh lain adalah
pernikahan artis Nia Ramadhani dengan Ardi Bakrie, putera dari pengusaha kaya Aburizal
Bakrie Masyarakat memandang pernikahan tersebut mampu menaikkan kelas sosialnya.
Faktor Penyebab Lunturnya Moral/Sifat-sifat Kebaikan Setiap saat kita menjalani
kehidupan selalu menggunakan pikiran, emosi, dan tindakan secara bersamaan. Lennick &
Kiel ke 3 komponen tersebut menyebutnya sebagai Segitiga:
a. Pengalaman (The Experiential Triangle)
b. Thoughts (Manage/Choose)
c. Outside Stimulus
d. Goals
e. Emotions/Feelings (Occur)
f. Physiology Actions (Voluntary/Involuntary)
g. These are components of self-awareness.
Berdasarkan pendapat Doug Lennick dan Fred Kiel, (2011) bahwa kita selalu
melakukan segala hal secara bersamaan antara pemikiran, perasaan (emosi), dan tindakan.
Tiga unsur itu merupakan segitiga pengalaman berupa lingkaran tak berujung dari pikiran,
perasaan, dan tindakan yang tidak ada henti-hentinya serta saling mempengaruhi satu
dengan lainnya. Lebih lanjut Doug Lennick dan Fred Kiel, (2011) mengemukakan
penguasaan emosi (perasaan) memiliki peranan penting dalam membangun kesadaran diri.
Begitu pula seorang pemimpin dalam mengambil keputusan berdasarkan salah satu atau
beberapa dari tiga domain. Ada yang menggunakan landasan berpikir dengan
mengandalkan logika dan ide-ide; mungkin orang lain cenderung membuat keputusan
berdasarkan emosi, atau beberapa pemimpin dalam menanggapi masalah cenderung secara
fisik.
Moralitas sistem sosial, Penilaian moral didasari oleh pemahaman tentang keteraturan di
masyarakat, hukum, keadilan, dan kewajiban. Sebagai contoh, anak berpikir supaya komunitas dapat
bekerja dengan efektif perlu dilindungi oleh hukum yang diberlakukan terhadap anggo- tanya. Dengan
kata lain, merupakan tahap orientasi pelestarian otoritas dan aturan sosial (aturan sosial yang ada
harus dijaga).
. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis. Sejak terjadi proses pembuahan hingga ajal tiba,
manusia selalu berubah dan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa menanjak,
kemudian
berada dititik puncak kemudian mengalami kemunduran.Selama proses perkembangan seorang
anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu:
1. Perubahan fisik
Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh lainnya
misalnya otak, jantung, dan lain sebagainya.
Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh
pada seorang anak. 2. Perubahan mental
Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi,sosial, dan
imajinasi.
Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan ciri-ciri sikap
sosial yang, misalnya egosentris yang hilang berganti dengan sikap prososial.
Hurlock (1980: 5-9) menyatakan prinsip perkembangan ada
sembilan, yaitu:
1. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis.
Prinsip pertama dalam perkembangan adalah sikap kritis. Banyak ahli psikologi menyatakan
bahwa tahun-tahun prasekolah merupakan tahapan penting. Pada usia ini diletakkan struktur
perilaku yang kompleks yang berpengaruh bagi perkembangan sikap anak pada masa
selanjutnya. Misalnya penggunaan tangan kanan atau kiri, dengan latihan yang diberikan
orangtua atau guru anak dapat menggunakan tangan kanan lebih baik daripada tangan
kirinya.Kedua, perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang disekitar anak
memperlakukan anak dengan baik dan mendorong anak lebih bebas mengekspresikan
dirinya. Sikap ini akan mendorong anak tumbuh dan berkembang.Ketiga ada motivasi yang
kuat dari diri individu yang ingin mengalami perubahan. Misalnya anak yang malas
berbicara tidak akan menjadi anak yang terbuka di masa yang akan datang.
2. Peran kematangan dan belajar
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
1. Tahap-tahap Perkembangan Manusia dalam Pandangan Psikolog
Rousseau (Crain, 2007: 17-19) membagi tahap perkembangan manusia menjadi empat
tahap yaitu
a. Bayi mengalami dunia langsung lewat indranya.
Mereka tidak mengetahui ide atau pemikiran apapun,mereka hanya merasakan
panas, dingin, enak atau sakit. Mereka menggunakan gramatika sendiri ketika
berkomunikasi dengan orang dewasa. Mereka memperbaiki pengertian mereka
sendiri meskipun orang lain tidak memperbaikinya.
b. Masa Kanak-kanak Awal (usia dua sampai duabelas tahun)
Masa ini dimulai ketika anak mulai memiliki independensi baru. Mereka sudah bisa
berjalan, berbicara, makan sendiri, dan berlari ke sana kemari. Anak masih melekat
pada hal-hal yang konkrit. Mereka belum mampu memahami hal-hal yang bersifat
abstrak. Pemikiran mereka masih terbatas pada hal-hal yang bersifat pra operasional
dan operasional konkrit
c. Masa Kanak-kanak Akhir (usia duabelas sampai limabelas tahun)
Masa ini transisi masa anak ke masa dewasa.Anak berada pada tahap prasosial, di
mana anak hanya memperhatikan apa yang berguna bagi dirinya sedikit saja dari
mereka yang memiliki kepedulian terhadap menjaga hubungan dengan orang lain.
d. Masa Dewasa (usia limabelas sampai akhir hidup)
Pada masa ini anak mulai merasa malu berhadapan dengan lawan jenis karena
kesadarannya terhadap perasaan seksual yang mulai meningkat. Mereka lebih
membutuhkan orang lain. Kognitif mereka juga berkembang. Mereka mulai
memahami konsep-konsep yang abstrak
Frued (1905: 586) membagi tahap perkembangan anak menjadi 5 (lima) tahap:
a. Tahap oral (usia 0-24 bulan)
Pada tahap ini kepuasaan anak terletak pada otoerotik, yaitu kesempatan anak
menghisap putting susu ibunya. Frued memandang konsep narsisme (mencintai
diri sendiri) sudah ada sejak masa bayi di mana bayi merasakan kenyamanan
dari menyusu kepada ibunya dan mengulang perbuatan tersebut dengan
mengisap jarinya meskipun dia tidak lapar. Anak-anak juga mencoba
mempertahankan kedekatannya dengan ibunya dengan menggigit dan menangis.
b. Tahap Anal (usia dua sampai tiga tahun)
Selama usia ini wilayah anal (anus) menjadi fokus ketertarikan anak.Oleh sebab
itu pelatihan menggunakan toilet sangat tepat dilakukan pada usia ini.
Pada tahap ini anak laki-laki mulai tertarik dengan penisnya. Tahap
perkembangan paling membingungkan dari pendapat Frued sebab dia meyakini
ketertarikan seksual seorang anak laki-laki pertama kepada ibunya, sedangkan
pada anak perempuan kepada ayahnya. Namun karena dia menyadari hal
tersebut tidak dapat diterima lingkungannya, maka meninggalkan fantasi
persaingannya dengan ayah atau ibunya yang dikenal dengan istilah Oedipus
Complex dan Electra Complex.
e. Tahap Pubertas (di atas usia sebelas tahun) membebaskan diri dari perwalian
orangtuanya.Mereka sudah mulai menyukai perempuan lain selain ibunya, dan
menyukai pria lain selain ayahnya.
2.6 Manfaat perkembangan sosial dan moral
Perkembangan sosial dan moral memiliki banyak manfaat, termasuk:
Hubungan interpersonal yang sehat: Memahami nilai-nilai sosial dan moral membantu
individu dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain, karena
mereka dapat berinteraksi dengan cara yang menghormati, empatik, dan etis.
Pengambilan keputusan yang baik: Kemampuan untuk mengembangkan pemahaman
moral yang matang membantu individu dalam membuat keputusan yang lebih baik
dalam situasi-situasi yang melibatkan konflik nilai atau etika.
Kontribusi positif pada masyarakat: Individu yang memiliki perkembangan sosial dan
moral yang baik lebih cenderung berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang
mendukung masyarakat dan mengambil peran yang positif dalam memecahkan masalah
sosial.
Penyesuaian diri yang lebih baik: Memahami norma-norma sosial membantu individu
beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga mereka dapat merasa nyaman dalam
berbagai situasi sosial.
Pencegahan konflik: Dengan pemahaman yang kuat tentang moral dan nilai-nilai sosial,
individu dapat membantu mencegah konflik sosial dan konflik etika yang dapat
merugikan diri mereka sendiri dan orang lain.
Pembentukan karakter: Perkembangan sosial dan moral yang positif membantu
membentuk karakter individu, menciptakan individu yang lebih bertanggung jawab,
jujur, dan berempati.
Peningkatan kualitas hidup: Individu yang memiliki pemahaman sosial dan moral yang
baik cenderung merasa lebih bahagia dan puas dengan kehidupan mereka karena
mereka dapat membangun hubungan yang lebih mendalam dan bermakna dan hidup
sesuai dengan nilai-nilai yang mereka yakini.
Pemahaman dan pengembangan perkembangan sosial dan moral adalah aspek penting
dalam membentuk individu yang berkontribusi positif pada masyarakat dan hidup dengan
integritas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan sosial dan moral yang baik adalah aset berharga bagi individu
dan masyarakat. Ini membantu menciptakan hubungan yang sehat, mempromosikan
norma sosial positif, dan berkontribusi pada kesejahteraan individu dan masyarakat
secara keseluruhan.
3.2 Saran
https://www.academia.edu/42960876/
MENJELASKAN_PERKEMBANGAN_SOSIAL_DAN_MORAL_INDIVIDU
https://books.google.co.id/books?
id=vvzSEAAAQBAJ&pg=PA44&dq=faktor+pendorong+perkembangan+sosial+dan+moral
+individu&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=
X&ved=2ahUKEwj1jMKlmaWBAxU1zzgGHe-oDo4Q6AF6BAgOEAM
https://books.google.co.id/books?
id=XiHKEAAAQBAJ&pg=PA122&dq=faktor+pendorong+sosial+individu&hl=id&newbk
s=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwiL0fH
RnKWBAxVYzDgGHTvwC2MQ6AF6BAgKEAM
https://books.google.co.id/books?
id=cMWIDwAAQBAJ&pg=PA9&dq=faktor+pendorong+moral+individu&hl=id&newbks
=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwiN-
LDTnqWBAxVq-zgGHYVwCGEQ6AF6BAgOEAM
https://1drv.ms/w/s!Ao2C4N9MU8V7gVM8IIgCASKjRJCZ