Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Perkembangan Sosial dan Moral


Mata kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : Dr. Zuraida Lubis, M.Pd., Kons & Syahrial Sutan Syahrir

Disusun Oleh:
Kelompok 6 ( REG D)
1. Dea Audina Siregar
2. Immanuel Vander Goklas Sinaga
3. Nazlah Balqis Istna
4. Safrina Anggraini Sipahutar

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023/2024
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I....................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................... 2

1.2 Tujuan............................................................................................................................. 2

BAB II.................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN................................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Perkembangan Sosial dan Moral................................................................. 3

2.2 Ciri-Ciri Perkembangan Sosial dan Moral..................................................................... 4

2.3 Jenis-Jenis Perkembangan Sosial dan Moral.................................................................. 5

2.4 Faktor-Faktor Pendorong Individu Dalam Mengembangan Sosial dan Moral............... 6

2.5 Faktor-Faktor Penghambat Individu Dalam Mengembangkan Sosial dan Moral...........6


2,6 Manfaat Perkembangan Sosial dan Moral.......................................................................6
BAB III ................................................................................................................................... 8

PENUTUP .............................................................................................................................. 8

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 8
3.2 Saran ......................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 9


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan nikmat iman dan sehat. Berkat rida-Nya, Kami dapat menyelesaikan salah
satu tugas makalah dengan maksimal, tanpa ada halangan yang berarti. Penyusun
makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
Keterampilan Perkembangan Peserta Didik yang berjudul “PERKEMBANGAN
SOSIAL DAN MORAL”. Tujuan saya menulis makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas, dan agar mahasiwa/I mengerti tentang perkembangan, sosial dan moral tersebut.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan tugas kelompok makalah ini, khususnya kepada ibu Dr. Zuraida Lubis,
M.Pd., Kons & bapak Syahrial Sutan Syahrir selaku dosen pengampu mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
atau pun adanya ketidak sesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami
mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa
membuat karya makalah lebih baik pada kesempatan berikutnya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sosial merupakan kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, namun sulit
bagi kita untuk mengartikannya dan mencari definisinya yang universal. Secara umum definisi
sosial diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan masyarakat. Pada dasarnya sosial juga
menjadi cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam
masyarakat. Manusia disebut sebagai makhluk sosial karena tidak bisa hidup sendiri dan
membutuhkan orang lain. Dari situ kita mungkin bisa sedikit tahu mengenai makna sosial,
karena berkaitan dengan interaksi antar manusia dalam lingkungan masyarakat. Para ahli sosial
pun memiliki makna dan definisi yang berbeda dalam mengartikan kata sosial.
Moral adalah ajaran mengenai baik buruknya suatu perbuatan maupun perilaku, serta
berkaitan erat dengan akhlak yang dimiliki masyarakat. Di dalam kehidupan, terdapat indikasi
seseorang dapat dianggap bermoral, yaitu apabila memiliki kesadaran untuk menerima serta
melaksanakan peraturan yang berlaku, kemudian bersikap atau bertingkah laku yang sesuai
dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi dalam masyarakat. Pengertian moral lainnya
adalah suatu pedoman dalam perilaku yang diterapkan kepada setiap individu untuk
bersosialisasi dengan individu lainnya, sehingga terjalin rasa saling menghormati dan
menhargai sesama manusia.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perkembangan sosial dan moral?


2. Apa faktor pendorong dan penghambat perkembangan sosial dan moral?
3. Apa saja manfaat perkembangan sosial dan moral?
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui apa pengertian perkembangan social dan moral.
2. Agar memahami apa saja faktor pendorong dan penghambat perkembangan sosial dan
moral.
3. Agar mahasiswa/i mengetahui manfaat perkembangan sosial dan moral.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Sosial dan Moral


Perkembangan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih maju, lebih dewasa.
Sebagai ahli menganggap perkembangan sebagai proses yang berbeda dari pertumbuhan.
Perkembangan merupakan suatu proses perubahan kualitatif yang mengacu pada fungsi organ-
organ fisik. Perkembangan akan terus berlanjut hingga manusia mencapai kematangan fisik
(maturation). Perkembangan merupakan suatu proses pembentukan socialself (pribadi dalam
masyarakat), yakni pembentukan pribadi dalam keluarga, bangsa dan budaya.
Perkembangan adalah perihal berkembang kata perkembangan berarti mekar, terbuka atau
membentang menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal
kepribadian, pemikiran, pengetahuan, dan sebagainya.
Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan menurut lewis,
sosial adalah suatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara
warganegara dan pemerintahannya. Sedangkan moral adalah suatu kebiasaan dalam bertingkah
laku yang baik.
Perkembangan sosial dan moral (social and moral development),yakni proses perkembangan
mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak dalam berkomunikasi
dengan objek atau orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok perkembangan
sosial hampir dapat di pastikan sama dengan perkembangan moral, karena perilaku moral pada
umumnya merupakan unsur yang mendasari tingkah laku sosial. Artinya, seorang akan dapat
berperilaku sosial secara tepat jika ia mengetahui norma perilaku moral yang sesuai dengan
situasi sosial tersebut. Perkembangan moral yang berhasil dapat dilihat dari perilaku moral,
sedangkan yang unggul dilihat dari perilaku moral dan perilaku tidak bermoral. Perilaku moral
adalah perilaku yang sesuai dengan harapan masyarakat atau sosial yang berkaitan dengan tata
cara, kebiasaan atau adat-istiadat. Perilaku moral adalah perilaku yang tidak sesuai dengan
harapan masyarakat disebabkan karena acuh atau tidak memahami aturan masyarakat.
Sedangkan perilaku tidak bermoral adalah tingkah laku yang tidak sesuai dengan harapan
masyarakat sebagai akibat dari ketidak setujuannya terhadap aturan masyarakat atau bentuk
protes terhadap masyarakat (sengaja melanggar).

2.2 Ciri-ciri perkembangan sosial dan moral


Ciri-ciri perkembangan sosial dan moral adalah sebagai berikut:
1.) Sistematis, adalah perubahan dalam perkembangan bersifat saling ketergantungan atau
saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme(fisik dan psikis)dan merupakan
suatu kesatuan yang harmonis. Contohnya, anak berjalan seiring matangnya otot-otot
kaki, dan keinginan remaja untuk memperhatikan lawan jenisnya seiring dengan
matangnya organ seksual yang dimilikinya.
2.) Progresif, perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam baik secara
kuantitatif (fisik) maupun kualitatif(psikis). Contohnya, terjadi perubahan proporsi dan
ukuran fisik anak dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar, serta
perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang sederhana sampai kepada yang
kompleks.
3.) Berkesinambungan, perubahan pada bagian atau fungsi organisme berlangsung secara
beraturan. Contohnya, anak memiliki kemampuan untuk berjalan, sebelum itu anak
harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya, yaitu kemampuan duduk,
merangkak, dan berdiri.
Secara umum, ciri-ciri perkembangan dapat rincikan sebagai berikut:
1.) Terjadi perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan organ-organ tubuh) dan
aspek psikis (matangnya kemampuan berfikir ,mengingat, dan berkreasi).
2.) Terjadinya perubahan dalam proporsi, aspek fisik(proporsi tubuh anak berubah sesuai
dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan imajinasi dari fantasi ke
realitas).
3.) Diperolehnya tanda-tanda yang baru, tanda-tanda fisik (pergantian gigi dan karakter
seks pada usia remaja) tanda-tanda psikis (berkembangnya rasa ingin tahu tentang
pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis).

2.3 Jenis jenis sosial dan moral


Jenis-jenis sosial dan moral bisa bervariasi tergantung pada konteksnya. Berikut adalah
beberapa contoh umum dari masing-masing:
Jenis-jenis Sosial:
1. Norma Sosial: Aturan dan harapan yang diakui oleh masyarakat untuk mengatur
perilaku individu dalam suatu kelompok atau budaya tertentu.
2. Institusi Sosial: Struktur organisasi yang mengatur berbagai aspek kehidupan sosial,
seperti keluarga, agama, pemerintah, dan pendidikan.
3. Perilaku Pro-sosial: Tindakan yang bertujuan untuk membantu atau mendukung orang
lain dalam masyarakat.
4. Interaksi Sosial: Komunikasi dan hubungan antarindividu dalam berbagai konteks,
termasuk interaksi sosial formal dan informal.

Jenis-jenis Moral:
1. Etika Deontologi: Mengutamakan kewajiban dan tindakan yang dianggap benar
berdasarkan aturan atau prinsip moral tertentu, terlepas dari hasilnya.
2. Etika Konsekuensialisme: Menilai moralitas suatu tindakan berdasarkan hasil atau
konsekuensinya, dengan fokus pada mencapai hasil yang baik atau yang diinginkan.
3. Etika Virtue: Berfokus pada pengembangan karakter dan kepribadian yang baik, dengan
tujuan menjadi individu yang bermoral tinggi.
4. Etika Religius: Moralitas yang berdasarkan ajaran dan keyakinan agama tertentu, di
mana norma-norma moral diturunkan dari ajaran agama.
5. Etika Sekuler: Pendekatan moral yang tidak bergantung pada agama dan mencari dasar-
dasar moral dalam rasionalitas, empati, atau prinsip-prinsip universal.
Ini hanya sebagian kecil dari jenis-jenis sosial dan moral yang ada. Sosial dan moral dapat
kompleks dan bervariasi di berbagai budaya dan konteks sosial.

2.4 Faktor-faktor pendorong individu dalam mengembangkan sosial dan moral


A). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
Menurut Marinda (2020), proses perkembangan pada anak dapat terjadi secara cepat
maupun lambat tergantung dari individu atau lingkungannya. Proses tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor perkembangan anak, yaitu:
1. Faktor Herediter Faktor herediter dapat diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan
karakteritik biologis individu dari pihak kedua orang tua ke anak atau karakteristik biologis
individu yang dibawa sejak lahir yang tidak diturunkan dari pihak kedua orang tua
(Marinda, 2020).
2. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang perananan
penting dalam mempengaruhi perkembangan anak. Faktor lingkungan secara garis besar
dibagi menjadi faktor prenatal dan post natal. Lingkungan post natal secara umum dapat di
golongkan menjadi lingkungan biologis (ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,
perawatan kese- hatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme,
hormon), lingkungan fisik (cuaca, musim, keadaam geografis suatu daerah, sanitasi,
keadaan rumah, radiasi), lingkungan psikososial (stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau
hukuman, kelompok sebaya, stres, sekolah), dan lingkungan keluarga (Marinda, 2020).
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan moral antara lain
lingkungan keluarga yaitu gaya pengasuhan orang tua. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Berns, "yang menyatakan ada tiga konteks yang berpengaruh terhadap perkembangan moral
seseorang, yaitu situasi, individu dan sosial". Untuk itu mengetahui faktor-faktor penunjang
dan penghambat pengembangan kecerdasan moral anak sangat. diperlukan bagi orang tua,
guru, orang-orang yang berada dilingkungan anak. Karena hal tersebut dapat membantu
orang tua, guru dan orang-orang yang ada dilingkungan sekitar anak dapat lebih
mengembangkan kecerdasan moralnya.

B). Mobilitas sosial dibedakan berdasarkan tipe dan berdasarkan ruang lingkup.
Berdasarkan Tipe:
a. Mobilitas sosial vertical adalah perpindahan individu atau objek dari suatu kedudukan
sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Pergerakan dari mobilitas sosial ini
adalah ke atas (vertikal) naik dan ke bawah (vertikal turun):
1) Mobilitas sosial vertikal naik (social climbing mobility) Adalah perpindahan
status sosial seorang individu atau kelompok ke dalam status sosial yang lebih
tinggi. Contohnya, karyawan bisa menjadi manajer.
2) Mobilitas sosial vertikal turun (social sinking mobility) adalah perpindahan
status sosial individu atau kelompok ke dalam status sosial yang lebih rendah.
Contohnya, pengusaha kaya raya berubah menjadi miskin setelah mengalami
kebangkrutan.
b.. Mobilitas sosial horizontal Adalah perpindahan status sosial seorang individu atau
kelompok dalam lapisan sosial yang sederajat. Mobilitas sosial horizontal tidak
menimbulkan pengaruh yang berarti seperti naik atau turunnya pangkat atau skala wibawa
seseorang. Misalnya, seorang pemilik jasa fotokopi menjadi pengusaha loundry. Contoh
lain adalah seorang guru SMA. pindah bekerja menjadi guru di SMK.
c. Mobilitas sosial lateral adalah perpindahan individu atau kelompok dari wilayah satu ke
wilayah yang lain. Nama lain dari mobilitas lateral adalah mobilitas geografis
d. Mobilitas sosial structural Adalah mobilitas yang disebabkan oleh inovasi, urbanisasi,
pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian-kejadian lainnya yang mengubah struktur
dan jenis kelompok- kelompok dalam masyarakat. Contohnya, masyarakat agraris beralih
menjadi masyarakat industri.
C) FAKTOR PENDORONG MOBILITAS SOSIAL
1. Status sosial
Setiap individu berhak mengubah status sosial yang diterimanya sejak lahir. Terutama jika
status yang melekat padanya tidak cukup membuat puas. Namun sifat sistem pelapisan
sosial di lingkungannya juga akan berpengaruh terhadap usahanya. Pada sistem pelapisan
sosial terbuka, individu memiliki peluang sangat besar untuk melakukan mobilitas sosial
vertikal naik. Akan tetapi jika ia berada di dalam sistem pelapisan sosial tertutup seperti
sistem kasta, maka akan sulit baginya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal, bahkan
tidak mungkin.
2. Kondisi ekonomi
Mobilitas sosial dapat dilatarbelakangi oleh keinginan individu untuk meningkatkan taraf
hidupnya karena merasa tidak puas dengan kondisi perekonomiannya. Contohnya, individu
yang ingin melakukan urbanisasi (mobilitas geografis) untuk mencari pekerjaan di kota
besar. Jika tidak memiliki biaya, maka ia tidak akan bisa melakukannya.
3, Situasi politik
Seorang individu akan mudah berpindah status jika situasi politik negaranya dalam keadaan
aman. Investasi berkembang dengan mudah dan cepat, usaha-usaha pun dapat berjalan
tanpa gangguan yang berarti. Berbeda halnya dengan Negara yang selalu berperang seperti
Israel dan Palestina, atau negara-negara yang berkonflik dengan rakyatnya sendiri seperti
Libya, Mesir, Tunisia, dan Yaman. Investor asing enggan menjalin kerja sama ekonomi,
masyarakat pun tidak mampu mengembangkan usaha perekonomiannya.
4. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk dapat menjadi faktor pendorong mobilitas sosial ketika tingkat
pertumbuhannya tidak seimbang dengan jumlah lapangan pekerjaan. Seseorang akan
terdorong untuk melakukan mobilitas geografis jika wilayah asalnya dianggap tidak
memberikan lahan penghidupan kepada dirinya dikarenakan jumlah yang terlalu padat.
5, Keinginan melihat daerah lain
Faktor ini mampu membuat seseorang melakukan mobilitas sosial lateral sekaligus vertikal
naik. Contohnya, Adi hanya seorang mahasiswa yang memimpikan bisa melihat Negara
Perancis. Keinginan ini membuat Adi berusaha keras untuk mendapatkan beasiswa ke
Negara tersebut. Setelah tercapai, Adi telah melakukan dua mobilitas sekaligus. Lateral,
yaitu ia telah berpindah dari Indonesia ke Perancis, dan vertical naik, dari mahasiswa 51
menjadi mahasiswa S2.

2.5 Faktor-faktor pemghambat individu dalam mengembangkan sosial dan moral


FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT MOBILITAS SOSIAL
1. Perbedaan ras contoh yang nyata adalah sistem apartheid yang menghambat mobilitas
sosial masyarakat kulit hitam di Afrika Selatan. Golongan kulit putih sebagai ras
minoritas melarang ras kulit hitam berpartisipasi dalam pemerintahan, dan tidak
memberikan akses dan ruang yang lebih kepada mereka untuk mengembangkan
usahanya.
2. Diskriminasi kelas hambatan juga dapat disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap
kelas sosial tertentu. Contohnya adalah sekolah-sekolah yang hanya menerima siswa
dari kalangan menengah ke atas. Hal ini akan membuat anak-anak dari kalangan
menengah ke bawah tidak bisa menuntut ilmu di sekolah tersebut
3. Kemiskinan Masyarakat miskin tidak memiliki akses yang memadai atas sarana
informasi dan pendidikan, sehingga akhirnya tertinggal dari kelompok lain, dan dari
generasi ke generasi akan tetap berada pada kelas sosial yang sama. Kemiskinan dapat
menghambat seorang individu meraih pendidikan yang tinggi, atau melakukan mobilitas
geografis ke daerah lain.
4. Perbedaan jenis kelamin pada masyarakat yang menganut sistem patrilineal, cenderung
menganggap bahwa pria lebih superior daripada wanita. Ketika seorang wanita menjadi
pemimpin, masyarakat tidak jarang memandangnya dengan sebelah mata dan
meragukan kepemimpinannya. Hal ini akan memengaruhi pencapaian prestasi,
kekuasaan, dan status sosial yang dicapai oleh kebanyakan kaum wanita di seluruh
dunia.
5. Pengaruh sosialisasi yang sangat kuat dapat dicontohkan pada masyarakat Badui Dalam
di Banten. Setiap individu dibesarkan dengan penanaman nilai-nilai sosial yang kuat
tentang kearifan lokal di dalam masyarakat tersebut. Hasil dari proses sosialisasi
tersebut adalah masyarakat Badui Dalam tidak memberikan ruang bagi kemajuan
teknologi dan komunikasi seperti pada masyarakat kota. Mereka khawatir nilai-nilai
yang telah lama dipelihara menjadi pudar dengan adanya perubahan sosial.
CARA-CARA MELAKUKAN MOBILITAS SOSIAL
Di dalam kehidupan sehari-hari, mobilitas sosial vertikal naik dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Cara-cara yang dilakukan menyangkut aspek sosiokultural dan aspek fisik
sebagai berikut:
1. Perubahan standar hidup
Perubahan pendapatan menyebabkan perbaikan dan peningkatan standar hidup dalam
bidang ekonomi sehingga akan meningkatkan kelas sosial seseorang.
2. Perubahan tempat tinggal
Seringkali lingkungan tempat tinggal dijadikan simbol status sosial, sehingga perpindahan
tempat pemukiman akan diikuti juga dengan perubahan gaya hidup. Di Jakarta, salah satu
pemukiman yang dijadikan simbol status sosial adalah Pondok Indah, Masyarakat
menganggap orang yang memiliki hunian di sana adalah dari golongan elit atau kelas atas.
3. Perubahan tingkah laku
Pola perilaku seseorang mencerminkan kelas sosialnya. Ketika seorang individu berusaha
untuk naik ke kelas yang lebih tinggi, maka ia akan mempelajari tingkah laku, kebiasaan,
kegemaran, dari orang-orang yang berkelas tinggi tersebut.
4. Bergabung dengan organisasi tertentu
Seorang individu yang bergabung dalam suatu organisasi formal dapat membantunya naik
kelas, atau meningkatkan prestise. Menjadi bagian dari anggota dewan dan duduk sebagai
anggota DPR adalah salah satu cara yang dianggap efektif. Selain dapat meningkatkan
pendapatan dan taraf hidup, menjadi anggota DPR juga dapat membuat seorang lebih
terkenal di masyarakat.
5. Pernikahan

Pernikahan masih dianggap sebagai suatu cara yang cepat untuk meningkatkan status sosial.
Kate Middleton, seorang wanita dari masyarakat biasa, dapat meningkatkan status sosialnya
setelah menikah dengan Pangeran William dari Kerajaan Inggris. Atau contoh lain adalah
pernikahan artis Nia Ramadhani dengan Ardi Bakrie, putera dari pengusaha kaya Aburizal
Bakrie Masyarakat memandang pernikahan tersebut mampu menaikkan kelas sosialnya.
Faktor Penyebab Lunturnya Moral/Sifat-sifat Kebaikan Setiap saat kita menjalani
kehidupan selalu menggunakan pikiran, emosi, dan tindakan secara bersamaan. Lennick &
Kiel ke 3 komponen tersebut menyebutnya sebagai Segitiga:
a. Pengalaman (The Experiential Triangle)
b. Thoughts (Manage/Choose)
c. Outside Stimulus
d. Goals
e. Emotions/Feelings (Occur)
f. Physiology Actions (Voluntary/Involuntary)
g. These are components of self-awareness.
Berdasarkan pendapat Doug Lennick dan Fred Kiel, (2011) bahwa kita selalu
melakukan segala hal secara bersamaan antara pemikiran, perasaan (emosi), dan tindakan.
Tiga unsur itu merupakan segitiga pengalaman berupa lingkaran tak berujung dari pikiran,
perasaan, dan tindakan yang tidak ada henti-hentinya serta saling mempengaruhi satu
dengan lainnya. Lebih lanjut Doug Lennick dan Fred Kiel, (2011) mengemukakan
penguasaan emosi (perasaan) memiliki peranan penting dalam membangun kesadaran diri.
Begitu pula seorang pemimpin dalam mengambil keputusan berdasarkan salah satu atau
beberapa dari tiga domain. Ada yang menggunakan landasan berpikir dengan
mengandalkan logika dan ide-ide; mungkin orang lain cenderung membuat keputusan
berdasarkan emosi, atau beberapa pemimpin dalam menanggapi masalah cenderung secara
fisik.

Moralitas sistem sosial, Penilaian moral didasari oleh pemahaman tentang keteraturan di
masyarakat, hukum, keadilan, dan kewajiban. Sebagai contoh, anak berpikir supaya komunitas dapat
bekerja dengan efektif perlu dilindungi oleh hukum yang diberlakukan terhadap anggo- tanya. Dengan
kata lain, merupakan tahap orientasi pelestarian otoritas dan aturan sosial (aturan sosial yang ada
harus dijaga).

. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis. Sejak terjadi proses pembuahan hingga ajal tiba,
manusia selalu berubah dan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa menanjak,
kemudian
berada dititik puncak kemudian mengalami kemunduran.Selama proses perkembangan seorang
anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu:
1. Perubahan fisik
 Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh lainnya
misalnya otak, jantung, dan lain sebagainya.
 Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh
pada seorang anak. 2. Perubahan mental
 Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi,sosial, dan
imajinasi.
 Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan ciri-ciri sikap
sosial yang, misalnya egosentris yang hilang berganti dengan sikap prososial.
Hurlock (1980: 5-9) menyatakan prinsip perkembangan ada
sembilan, yaitu:
1. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis.
Prinsip pertama dalam perkembangan adalah sikap kritis. Banyak ahli psikologi menyatakan
bahwa tahun-tahun prasekolah merupakan tahapan penting. Pada usia ini diletakkan struktur
perilaku yang kompleks yang berpengaruh bagi perkembangan sikap anak pada masa
selanjutnya. Misalnya penggunaan tangan kanan atau kiri, dengan latihan yang diberikan
orangtua atau guru anak dapat menggunakan tangan kanan lebih baik daripada tangan
kirinya.Kedua, perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang disekitar anak
memperlakukan anak dengan baik dan mendorong anak lebih bebas mengekspresikan
dirinya. Sikap ini akan mendorong anak tumbuh dan berkembang.Ketiga ada motivasi yang
kuat dari diri individu yang ingin mengalami perubahan. Misalnya anak yang malas
berbicara tidak akan menjadi anak yang terbuka di masa yang akan datang.
2. Peran kematangan dan belajar

Perkembangan dapat dipengaruhi oleh kematangan dan belajar.Kematangan adalah


terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari
warisan genetic individu, misalnya dalam fungsi yang telah diwariskan yang disebut
phylogenetik (merangkak, duduk, dan berjalan). Belajar adalah perkembanganyang berasal
dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak-anak Memperoleh kemampuan
menggunakan sumber yang diwariskan (phylogenetik). Hubungan antara kematangan dan
hasil belajar dapat Dilihat dalam fungsi hasil usaha (ontogenetik) seperti menulis,
mengemudi Atau bentuk keterampilan lainnya yang merupakan hasil pelatihan.

3. Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan


Perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan.Misalnya perkembangan
motorik akan mengikuti hukum arah perkembangan (cephalocaudal) yaitu perkembangan
yang menyebar Ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam
Struktur dan fungsi pertama- tama terjadi di bagian kepala kemudian Badan dan terakhir
kaki. Hukum yang kedua perkembangan menyebar Keluar dari titik poros sebtral tubuh ke
anggota-anggota tubuh (proximodistal).Contohnya kemampuan jari-jemari seorang anak
akan didahului Oleh keterampilan lengan terlebih dahulu.
4. Perkembangan Dipengaruhi Perubahan Budaya
Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak.Anak yang hidup dalam
budaya yang membedakan sikap dan permainan yang pantas terhadap untuk anak laki-laki
dan perempuan akan berpengaruh terhadap perkembangan. Anak perempuan akan memilih
mainan yang lebih sedikit membutuhkan kemampuan fisik, sehingga pertumbuhan fisiknya
tidak sekuat fisik anak laki-laki. Anak laki-laki dituntut untuk tidak cengeng seperti anak
perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi lebih tegar dan pemberani dibandingkan anak
perempuan.
5. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan
Orangtua dan masyarakat memiliki harapan tertentu pada tiap tahap perkembangan anak.
Jika tahap itu tercapai maka orangtua atau masyarakat akan berbahagia. Misalnya anak usia
1 (satu) tahun sudah pandai berjalan, jika sampai usia tersebut anak belum bisa berjalan,
maka akan membuat gelisah orang-orang di sekitarnya.

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
1. Tahap-tahap Perkembangan Manusia dalam Pandangan Psikolog
Rousseau (Crain, 2007: 17-19) membagi tahap perkembangan manusia menjadi empat
tahap yaitu
a. Bayi mengalami dunia langsung lewat indranya.
Mereka tidak mengetahui ide atau pemikiran apapun,mereka hanya merasakan
panas, dingin, enak atau sakit. Mereka menggunakan gramatika sendiri ketika
berkomunikasi dengan orang dewasa. Mereka memperbaiki pengertian mereka
sendiri meskipun orang lain tidak memperbaikinya.
b. Masa Kanak-kanak Awal (usia dua sampai duabelas tahun)
Masa ini dimulai ketika anak mulai memiliki independensi baru. Mereka sudah bisa
berjalan, berbicara, makan sendiri, dan berlari ke sana kemari. Anak masih melekat
pada hal-hal yang konkrit. Mereka belum mampu memahami hal-hal yang bersifat
abstrak. Pemikiran mereka masih terbatas pada hal-hal yang bersifat pra operasional
dan operasional konkrit
c. Masa Kanak-kanak Akhir (usia duabelas sampai limabelas tahun)
Masa ini transisi masa anak ke masa dewasa.Anak berada pada tahap prasosial, di
mana anak hanya memperhatikan apa yang berguna bagi dirinya sedikit saja dari
mereka yang memiliki kepedulian terhadap menjaga hubungan dengan orang lain.
d. Masa Dewasa (usia limabelas sampai akhir hidup)
Pada masa ini anak mulai merasa malu berhadapan dengan lawan jenis karena
kesadarannya terhadap perasaan seksual yang mulai meningkat. Mereka lebih
membutuhkan orang lain. Kognitif mereka juga berkembang. Mereka mulai
memahami konsep-konsep yang abstrak
Frued (1905: 586) membagi tahap perkembangan anak menjadi 5 (lima) tahap:
a. Tahap oral (usia 0-24 bulan)
Pada tahap ini kepuasaan anak terletak pada otoerotik, yaitu kesempatan anak
menghisap putting susu ibunya. Frued memandang konsep narsisme (mencintai
diri sendiri) sudah ada sejak masa bayi di mana bayi merasakan kenyamanan
dari menyusu kepada ibunya dan mengulang perbuatan tersebut dengan
mengisap jarinya meskipun dia tidak lapar. Anak-anak juga mencoba
mempertahankan kedekatannya dengan ibunya dengan menggigit dan menangis.
b. Tahap Anal (usia dua sampai tiga tahun)
Selama usia ini wilayah anal (anus) menjadi fokus ketertarikan anak.Oleh sebab
itu pelatihan menggunakan toilet sangat tepat dilakukan pada usia ini.

c. Tahap Falik atau Odipal (usia tiga sampai 6 tahun

Pada tahap ini anak laki-laki mulai tertarik dengan penisnya. Tahap
perkembangan paling membingungkan dari pendapat Frued sebab dia meyakini
ketertarikan seksual seorang anak laki-laki pertama kepada ibunya, sedangkan
pada anak perempuan kepada ayahnya. Namun karena dia menyadari hal
tersebut tidak dapat diterima lingkungannya, maka meninggalkan fantasi
persaingannya dengan ayah atau ibunya yang dikenal dengan istilah Oedipus
Complex dan Electra Complex.

d. Tahap Latensi (usia enam sampai sebelas tahun)

Pada periode ini anak terlihat sudah dapat mengendalikan permusuhannya


dengan orangtuanya yang memiliki jenis kelamin berbeda dengan dirinya. Anak
laki-laki dan anak perempuan terlihat bersikap lembut kepada ayah dari pada ibu
mereka.

e. Tahap Pubertas (di atas usia sebelas tahun) membebaskan diri dari perwalian
orangtuanya.Mereka sudah mulai menyukai perempuan lain selain ibunya, dan
menyukai pria lain selain ayahnya.
2.6 Manfaat perkembangan sosial dan moral
Perkembangan sosial dan moral memiliki banyak manfaat, termasuk:
 Hubungan interpersonal yang sehat: Memahami nilai-nilai sosial dan moral membantu
individu dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain, karena
mereka dapat berinteraksi dengan cara yang menghormati, empatik, dan etis.
 Pengambilan keputusan yang baik: Kemampuan untuk mengembangkan pemahaman
moral yang matang membantu individu dalam membuat keputusan yang lebih baik
dalam situasi-situasi yang melibatkan konflik nilai atau etika.
 Kontribusi positif pada masyarakat: Individu yang memiliki perkembangan sosial dan
moral yang baik lebih cenderung berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang
mendukung masyarakat dan mengambil peran yang positif dalam memecahkan masalah
sosial.
 Penyesuaian diri yang lebih baik: Memahami norma-norma sosial membantu individu
beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga mereka dapat merasa nyaman dalam
berbagai situasi sosial.
 Pencegahan konflik: Dengan pemahaman yang kuat tentang moral dan nilai-nilai sosial,
individu dapat membantu mencegah konflik sosial dan konflik etika yang dapat
merugikan diri mereka sendiri dan orang lain.
 Pembentukan karakter: Perkembangan sosial dan moral yang positif membantu
membentuk karakter individu, menciptakan individu yang lebih bertanggung jawab,
jujur, dan berempati.
 Peningkatan kualitas hidup: Individu yang memiliki pemahaman sosial dan moral yang
baik cenderung merasa lebih bahagia dan puas dengan kehidupan mereka karena
mereka dapat membangun hubungan yang lebih mendalam dan bermakna dan hidup
sesuai dengan nilai-nilai yang mereka yakini.
Pemahaman dan pengembangan perkembangan sosial dan moral adalah aspek penting
dalam membentuk individu yang berkontribusi positif pada masyarakat dan hidup dengan
integritas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahwa individu mengalami perubahan dalam pemahaman, nilai, dan perilaku


sosial serta moral mereka seiring dengan pertumbuhan dan pengalaman. Ini
mencakup proses pembelajaran norma sosial, etika, empati, dan kemampuan
berinteraksi dengan orang lain. Perkembangan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti lingkungan keluarga, pendidikan, budaya, dan pengalaman hidup, serta dapat
berlangsung sepanjang kehidupan. Kesadaran akan perkembangan sosial dan moral
ini penting untuk memahami bagaimana individu tumbuh dan beradaptasi dalam
masyarakat.

Faktor-faktor penghambat ini dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan


moral seseorang secara negatif. Mengatasi atau mengurangi pengaruh-pengaruh ini
dan mempromosikan lingkungan yang mendukung perkembangan moral yang sehat
adalah penting untuk pertumbuhan individu dan masyarakat yang lebih baik secara
keseluruhan.

Perkembangan sosial dan moral yang baik adalah aset berharga bagi individu
dan masyarakat. Ini membantu menciptakan hubungan yang sehat, mempromosikan
norma sosial positif, dan berkontribusi pada kesejahteraan individu dan masyarakat
secara keseluruhan.

3.2 Saran

Semoga makalah ini memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa maupun


kalangan umum dalam menambah wawasan ataupun pengetahuan terkait dengan
Pengertian,ciri-ciri,faktor pendorong dan penghambat perkembangan sosial dan
moral yang dimana agar Bimbingan dan Konseling dapat dikenali seluruh lapisan
masyarakat tidak hanya mahasiswa.

Saran lain yaitu semoga makalah ini berguna untuk memperbanyak


pengetahuan terkait perkembangan peserta didik dan penerapan nya dalam dunia
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/42960876/
MENJELASKAN_PERKEMBANGAN_SOSIAL_DAN_MORAL_INDIVIDU

https://books.google.co.id/books?
id=vvzSEAAAQBAJ&pg=PA44&dq=faktor+pendorong+perkembangan+sosial+dan+moral
+individu&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=
X&ved=2ahUKEwj1jMKlmaWBAxU1zzgGHe-oDo4Q6AF6BAgOEAM

https://books.google.co.id/books?
id=XiHKEAAAQBAJ&pg=PA122&dq=faktor+pendorong+sosial+individu&hl=id&newbk
s=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwiL0fH
RnKWBAxVYzDgGHTvwC2MQ6AF6BAgKEAM

https://books.google.co.id/books?
id=cMWIDwAAQBAJ&pg=PA9&dq=faktor+pendorong+moral+individu&hl=id&newbks
=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwiN-
LDTnqWBAxVq-zgGHYVwCGEQ6AF6BAgOEAM
https://1drv.ms/w/s!Ao2C4N9MU8V7gVM8IIgCASKjRJCZ

Anda mungkin juga menyukai