Dosen Pengampu:
Ali Masran Daulay, S. Pd. MA
Disusun Oleh:
NURMALIANA HARAHAP
NIM. 22030045
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkanrahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “ Upaya Yang Dilakukan Untuk Menghindari
Pengaruh Media Terhadap Moral Usia Dini”.Dalam meyelesaikan makalah ini
kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan
keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dankemampuan yang kami
miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauhdari sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dansempurnanya makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Nurmaliana Harahap
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Masalah....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Moral..................................................................................3
B. Masalah Yang Berkaitan Dengan Perkembangan Moral......................5
C. Pengaruh Media Terhadap Moral Anak Usia Dini...............................6
D. Cara Menghindari pengaruh Media Terhadap Moral Usia Dini...........7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Media sosial merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Dengan perkembangan zaman hal ini akan mempengaruhi perilaku dan kehidupan
manusia masa kini. Maka dengan adanya perkembangan teknologi manusia harus
bisa menyikapi dan menelaah mana perkembangan media sosial yang baik dan
mana yang buruk.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Moral?
2. Apasaja masalah yang berkaitan dengan perkembangan Moral?
3. Bagaimana pengaruh media terhadap moral usia dini?
4. Bagaimana cara menghindari pengaruh media terhadap moral usia dini?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Moral
2. Untuk mengetahui masalah yang berkaitan degan perkembangan moral
3. Untuk mengetahui pengaruh media terhasap moral usia dini
4. Untuk mengetahui cara menghindari pengaruh media terhadap moral usia dini
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Moral
Kata Moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan. Kata mos
jika akan dijadikan kata keterangan atau kata sifat lalu mendapat perubahan dan
belakangannnya, sehingga membiasakan menjadi “morris” kepada kebiasaan
moral dan lain-lain.1 Moral adalah kata nama sifat dari kebiasaan itu, yang semula
berbunyi moralis. Kata sifat tidak akan berdiri sendiri dalam kehidupan sehari-
hari selalu dihubungkan dengan barang lain. Begitu pula kata moralis dalam dunia
ilmu lalu dihubungkan dengan scientia dan berbunyi scientis moralis, atau
philosophia moralis. Karena biasanya orang-orang telah mengetahui bahwa
pemakaian selalu berhubungan deangan kata-kata yang mempunyai arti ilmu.
Maka untuk mudahnya disingkat jadi moral.
Secara harfiah diartikan dengan ajaran kesusilaan, tabiat atau kelakuan.
Dengan demikian moral dapat diartikan ajaran kesusilaan. Moralitas berarti hal
mengenai kesusialaan.
1. Teori Piaget
Dalam bukunya The moral judgement of the Child (1923) Piaget
menyatakan bahwa kesadaran moral anak mengalami perkembangan dari satu
tahap yang lebih tinggi. Pertanyaan yang melatar belakangi pengamatan
Piaget adalah bagaimana pikiran manusia menjadi semakin hormat pada
peraturan. Ia mendekati pertanyaan itu dari dua sudut. Pertama kesadaran
akan peraturan (sejauh mana peraturan dianggap sebagai pembatasan) dan
kedua, pelaksanaan dari peraturan itu. Piaget mengamati anak-anak bermain
kelereng, suatu permainan yang lazim dilakukan oleh anak-anak diseluruh
dunia dan permainan itu jarang diajarkan secara formal oleh orang dewasa.
Dengan demikian permainan itu mempunyai peraturan yang jarang atau
malah tidak sama sekali ada campur tangan orang dewasa. Dan melalui
1
John W. Santrock, Masa Perkembangan Anak Buku 1 Edisi 11, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2011), h. 22
3
perkembangan umur maka orientasi perkembangan itupun berkembang dari
sikap heteronom ( bahwasannya peraturan itu berasal dari diri orang lain)
menjadi otonom dari dalam diri sendiri. Pada tahap heteronom anak-anak
menggangap bahwa peraturan yang diberlakukan dan berasal dari bukan
dirinya merupakan sesuatu yang patut dipatuhi, dihormati, diikuti dan ditaati
oleh pemain. Pada tahap otonom, anak-anak beranggapan bahwa perauran-
peraturan merupakan hasil kesepakatan bersama antara para pemain. Anak-
anak pada usia paling muda hingga umur 2 tahun melakukan aktivitas
bermain dengan apa adanya, tanpa aturan dan tanpa ada hal yang patut untuk
mereka patuhi.
Mereka adalah motor activity tanpa dipimpin oleh pikiran. Pada tahap
ini merepa belum menyadari adanya peraturan yang koersif, atau bersifat
memaksa dan harus di taati. Dalam pelaksanaannya peraturan kegiatan anak-
anak pada umur itu merupakan motor activiy. Anak pada usia 7-10 tahun
beralih dari kesenangan yang semata-mata psikomotor kepada kesenangan
yang didapatkan dari persaingan dengan kawan main dengan mengikuti
peraturan-peraturan yang berlaku dan disetujui bersama. Walaupun
sebenarnya tidak faham akan peraturan sampai hal yang paling kecil namun
keinginan untuk bekerja sama dengan kawan bermain amatlah besar. Anak
ingin memahami peraturan dan bermain dengan setiap mengikuti peraturan
itu. Pada tahap ini sifat heteronom berangsur menjadi otonom Pada usia 11
sampai 12 tahun kemampuan anak untuk berfikir abstrak mulai berkembang.
Pada umur umur itu, kodifikasi ( penentuan) peraturan sudah dianggap perlu.
Kadang-kadang mereka lebih asyik tertarik pada soal-soal peraturan daripada
menjalankan permainannya sendiri.
2. Teori Kohlberg
Teori Piaget kemudian menjadi inspirasi bagi Kohlberg. Hal yang
menjadi kajian Kohlberg adalah tertumpu pada argumentasi anak dan
perkembangan argumentasi itu sendiri. Melalui penelitian yang dilakukannya
4
selama 14 tahun, Kohlberg kemudian mampu mengidentifikasi 6 (enam)
tahap dalam moral reasoning yang kemudian dibagi dalam tiga taraf:
a. Taraf Pra-Konvensional.
b. Conventional Level (taraf Konvensional)
c. Postoonventional Level ( taraf sesudah konvensional)
5
dipengaruhi oleh perkembngan nalar sebagai mana dikemukakan oleh Piaget.
Makin tinggi tingkat penalaran seseorang menurut tahap-tahap perkembangan
Piaget, makin tinggi pula tingkat moral seseorang.
5. Faktor interaksi sosial dalam memberikan kesepakatan pada anak untuk
mempelajari dan menerapkan standar perilaku yang disetujui masyarakat,
keluarga,sekolah, dan dalam pergaulan dengan orang lain.
2
Ramhot S, definisi internet. (Raja Grafindo, Jakarta : 2003) h. 90
6
2. Pengaruh Negatif
Ada beberapa pengaruh media sosial bagi anak,diantaranya :
a. Dari segi fisik komputer dapat menimbulkan rasa nyeri kronik pada
tangan, pergelangan tangan, punggung dan bahu jika berlangsung lama.
Dapat mengakibatkan ketegangan pada otot mata karena monitor
komputer memancarkan radiasi berbagai sinar seperti infra merah,
ultraviolet dan elektromagnetik pemicu penyakit kanker.
b. Dari segi psikologis pengaruh komputer, internet, video games akan
mengikis waktu dan komunikasi dalam keluarga. Anakanak menjadi
lebih tertarik pada dunia interaktif dibanding dengan mengerjakan hal-hal
yang biasa mereka kerjakan.
7
memberikan pengaruh bagi kesehatan fisik dan mental. Salah satu efek negatif
yang perlu diwaspadai dari interaksi berlebihan antara anak dan gawai adalah
munculnya masalah perkembangan motorik pada anak. Terlebih pada anak-anak
usia di bawah lima tahun yang masih mengalami pertumbuhan signifikan. Selain
itu, masalah sosial dan interaksi dengan lingkungannya pun jelas akan
bermasalah.
Konflik fisik mungkin akan terjadi, bahkan dalam kondisi yang sudah
parah anak bisa saja melakukan tindakan kekerasan. Jangan sampai hal ini terjadi,
Parent Pinters bisa melakukan beberapa tips berikut:
1. Orang Tua Membuat Aturan
Hal pertama yang perlu Parent Pinters lakukan adalah sadar akan
bahaya gawai pada anak. Selain gangguan motorik, gangguan sosial, yang
paling pasti adalah gangguan kesehatan pada organ mata yang dapat
mengalami kerusakan fatal. Apakah Parent Pinters rela anak-anak tersayang
dirusak oleh gawai?
Jika tidak, buatlah aturan sejak dini. Buat kesepakatan dengan anak
berapa lama boleh main gawai dan kapan waktunya. Perjanjian ini harus
disiplin dikontrol dan ditegakkan orang tua agar-agar anak-anak ikut disiplin.
Orang tua harus konsisten dengan aturannya.
8
3. Batasi Akses Penggunaan
Jangan membiarkan anak bisa mengakses semua menu dan fitur yang
ada di gawai. Misal untuk media sosial, batasi penggunaannya yang menurut
Parent Pinters paling aman untuk si kecil. Jika ingin bermain game, pilihkan
jenis game yang aman dan edukatif. Batasi akses play store yang
memungkinkan anak mengundung aplikasi apa saja, buat kesepakatan dengan
anak.
Tujuan pembatasan ini agar anak tidak semakin larut dalam aktivitas
dunia mayanya. Semakin anak menemukan hal baru, maka akan semakin
asyik dalam permainan gawai. Selain itu, cara ini juga untuk mencegah efek
buruk pornografi pada gadget.
9
Anda mengatakan jangan bermain gadget, stop dan matikan ponsel
pintar, tetapi orang tua sendiri masih terus menggunakannya. Buatlah waktu
satu jam tanpa gawai untuk seluruh anggota keluarga.
BAB III
PENUTUP
10
A. Kesimpulan
Kata Moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan. Kata mos
jika akan dijadikan kata keterangan atau kata sifat lalu mendapat perubahan dan
belakangannnya, sehingga membiasakan menjadi “morris” kepada kebiasaan
moral dan lain-lain.
B. Saran
Demikian isi dari makalah kami ini di persentasika, jika ada kesalahan dan
kejanggalan dalam penulisan, kami mohon maaf. Maka dari itu, kritik dan saran
sangatlah di perlukan guna memperbaiki makalah ini, sekian dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
11
Santrock, John W. 2011, Masa Perkembangan Anak Buku 1 Edisi 11, Jakarta:
Salemba Humanika.
S, Ramhot, 2003, definisi internet. Raja Grafindo, Jakarta .
Batalia, Thomas, 2004-2005, ketagihan terhadap komputer. Ellisiti Julaihah .
12