Yang dibina oleh Bapak Abd. Mu’id Aris Shofa, S.Pd., M.Sc.
Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
April 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a. Mengetahui pengertian moral
b. Mengetahui pengertian Pendidikan
c. Mengetahui penjelasan mengenai peran moral di dalam dunia pendidikan
BAB 2
PEMBAHASAN
Studi Kasus
Boy seorang anak dari kelurga ekonomi yang mapan. Dari awal Boy masuk
pra sekolah sampai ia duduk di kelas 3 Sekolah Dasar, ia selalu menjadi nomor satu
di kelasnya dalam pelajaran. Orang tuanya menyekolahkan di salah satu sekolah
swasta favorit di kotanya. Cara belajar disekolah Boy yaitu kegiatan belajar yang
menganut system full day, dan lebih menonjolkan keunggulan intellectual kepada
murid-muridnya. Sedangkan peraturan dirumah yang begitu ketat dan keras
menjadikan Boy tumbuh menjadi anak yang pandai bidang akademisnya saja.
Namun dalam pergaulan dengan teman-temannya dan kestabilan emosi, Boy
mengalami kesulitan. Boy mempunyai watak temperamental, suka memukul teman
dan guru. Hal ini terjadi berulang-ulang dan cukup meresahkan sebagian orang tua
murid yang anaknya pernah kena bogem mentah Boy dan guru yang mengajarnya
pun tidak luput dari ulahnya. Guru kelas dan Kepala Sekolahnya cukup kerepotan
oleh ulahnya.
Pada suatu hari terjadi peristiwa yang cukup menggegerkan sekolah, Boy
memukul dan membenturkan kepala temannya ke tembok, dan secara kebetulan
dilihat oleh beberapa ibu dan ibu temannya tadi. Dengan spontan ibu anak itu
memarahi Boy dan meminta Boy untuk untuk tidak menggulanginya lagi. Tanpa
diduga keesokan harinya orang tua Boy datang kesekolah untuk mengadukan ke
pihak sekolah bahwa anaknya di marahi dan ditampar oleh seorang ibu kemarin.
Tanpa meminta konfermasi dari pihak lain, orangtua Boy sangat marah kepada
pihak sekolah yang memperlakukan anaknya demikian. Mereka menginginkan
keadilan untuk anaknya. Keesokan harinya Kepala Sekolah dan guru kelas Boy,
memanggil semua pihak yang terlibat dan menyaksikan kejadian tersebut. Setelah
ditelusuri dan diselidiki serta meminta keterangan dari semua pihak diketahuilah
bahwa kejadian yang sebenarnya adalah ketika jam istirahat setelah sholat dhuhur
dan makan siang teman-teman dikelas Boy bermain kejar-kejaran. Pada awalnya
Boy tidak ikut bermain, lama-kelamaan Boy tertarik juga untuk ikut bermain.
Teman-teman Boy menyetujuinya, akhirnya Boy ikut bermain bersama-teman-
temannya. Selang beberapa lama kemudian terjadi keributan Boy menarik baju
temannya dan mendorong dan membenturkan kepala temannya, karena Boy
dinyatakan kalah dalam permainan, melihat kejadian itu teman-teman Boy
memisahkan mereka dan berteriak-teriak minta tolong. Kebetulan pada saat itu
banyak orangtua murid yang sedang menggantarkan makan siang anaknya, salah
satunya ibu teman Boy yang dibenturkan kepalanya. Tanpa berpikir panjang lagi
sang ibu langsung mengamankan putranya dari serangan Boy. Ketika itu si ibu
bertanya kepada Boy “kenapa dibenturkan kepalanya?”,Boy hanya menjawab
“siapa yang membenturkan kepalanya, saya tidak ngapa-ngapain dia”.Padahal
jelas-jelas Boy telah melakukannya, tapi dia tidak merasa melakukannya, suatu
kejadian yang aneh bukan?. Akhirnya dengan agak kesal si ibu meminta Boy untuk
meminta maaf pada anaknya, tanpa diduga Boy menolaknya, malahan Boy
memandang ibu tersebut dengan wajah sinis dan marah. Sesampai dirumah Boy
mengadukan pengalaman disekolahnya kepada kedua orangtuanya. Boy
mengadukan bahwa ia ditampar oleh ibu temannya padahal ia tidak melakukan
apa-apa kepada temannya itu. Kontan saja orangtua Boy sangat murka, mereka
tidak senang anaknya diperlakukan seperti itu. Kepala sekolah meminta waktu
kepada semua pihak, untuk menyelidiki yang sebenarnya terjadi. Selama dalam
penyelidikan pihak sekolah setiap hari selalu mendapat keluhan dari orangtua
murid tentang kenakalan Boy. Tidak hanya dari teman-temannya, guru yang
mengajar dikelas Boy pun mengeluh karena kenakalan Boy. Guru-guru yang
mengajar Boy mengatakan ia anak yang temperamental, tidak mau diatur dan suka
memukul siapa saja yang dikehendakinya. Akhirnya pihak sekolah mengundang
kembali orangtua Boy, dan semua pihak yang terlibat. Kepala sekolah bertanya
kepada orangtua Boy bagaimana prilaku Boy dirumah?. Menurut orangtua Boy, ia
anak yang penurut, pendiam, suka membantu orangtua dan anggota keluarga
lainnya, ia juga anak yang lembut sayang pada kakak dan adiknya. Kemudian
pihak sekolah bertanya kembali, misalnya bila Boy nakal atau tidak mendapatkan
nilai yang bagus, apa yang dilakukan oleh orang tua Boy?. Mereka mengatakan
kalau Boy nakal, ayahnya akan memukul Boy sampai ia menangis, sedangkan
kalau ia tidak mendapat nilai baik disekolah ayahnya akan memarahi habis-
habisan, karena itu mempermalukan keluarganya yang berasal dari keluarga pandai
dan terpandang. Pihak sekolah juga bertanya, apakah orangtua Boy sering
mengajak Boy berbicara tentang teman-temannya, gurunya disekolah?, mereka
mengaku untuk hal itu mereka jarang lakukan karena kesibukan mereka dikantor,
apalagi ayah Boy adalah salah satu anggota dewan yang terhormat dikotanya.
Sedangkan dari saksi lain kepala sekolah sudah mendengarkannya terlebih dahulu
seperti yang telah ditulis diatas.Dari kejadian ini dapat diketahui dan ditarik
kesimpulan sementara oleh pihak sekolah, bahwa Boy mengalami ketidak stabilan
emosi, dan menyenangi tindakan kekerasan terhadap teman, guru atau orang-orang
disekitarnya dengan factor penyebabnya adalah;
a. Target pendidikan di sekolah Boy yang sangat tinggi dan harus dicapai
oleh semua murid.
b. Tekanan yang diterima oleh Boy dari kondisi belajar di sekolah yang
cukup berat dan orang tua yang selalu menuntutnya mendapat nilai yang
baik.
c. Teman-temannya yang tidak mudah menerimannya sesuai dengan apa
yang diinginkan Boy, karena ia selalu ingin menguasai dalam segala hal.
d. Sikap orang tua Boy yang otoriter dan selalu menggunakan kekerasan
apabila Boy melakukan kesalahan.
e. Kurangnya komunikasi antara Boy dan orangtuanya.
f. Sedangkan dilingkungan rumah, kenakalan Boy selalu dianggap biasa
oleh para tetangganya karena mereka merasa tidak enak dan sungkan
pada orang tua Boy
Dari factor penyebab diatas, maka terlahirlah karakter seorang Boy yang
sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya anatara lain;
BAB 3
PENUTUP
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa betapa pentingnya peranan
kecerdasan moral yang matang dan berkwalitas dalam rangka menyeimbangkan kwalitas
Intelectual seseorang dalam menjalani hidup didunia ini. Bila keduanya telah seimbang
maka manusia tersebut dapat menjadi khalifah dimuka bumi ini yang sempurna. “dan
bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus.Maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena yang lain itu mencerai-beraikan
kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
bertaqwa” (Q.S Al An’aam (6);153).
DAFTAR PUSTAKA