Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KETRAMPILAN DASAR DALAM ILMU SOSIAL

Ditujukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Ips SD

Dosen Pengampu Harun Arrasyid, M.Pd

NAMA : M. ALFIN MAHHANI

NIM : 2186206008

PROGRAM STUDY S-1PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “Ketrampilan Dasar
Dalam Ilmu Sosial”.Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Bapak Harun Arrasyid, M.Pd.Tentunya ada hal-hal yang ingin kami
berikan kepada pembaca dari hasil pembuatan makalah ini. Karena itu kami
berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
bersama.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap makalah ini
bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Banyuwangi,04 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………...i

KATA PENGANTA....................................................................................... ii

DAFTAR IS..............................................................................................…. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………….. 4


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 4
1.3 Tujuan ………………………………………………………….….. 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Ketrampilan Mental ..……………………………………………..... 6


2.2 Ketrampilan Personal……………………………………………….. 6
2.3 Keterampilan Sosial………………………………….…………..…. 7
2.4 Keterampilan Motoric/skil………………………………………….. 8
2.5 Keterampilan Intelektual ………………………………………….... 9
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 12

3.2 Saran ................................................................................................. 13

Daftar Pustaka

iii
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Abad Informasi seperti sekaran ini menghendaki manusia, lembaga bahkan Negara dapat
memiliki informasi sebagai alat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk memperoleh informasi tersebut diperlukan upaya tertentu.
Salah satu upaya untuk memperoleh informasi itu adalah dengan mencarinya pada sumber-
sumber informasi, baik melalui media elektronika seperti televise, radio, internet, maupun
media cetak seperti buku, bulletin, majalah, surat kabar, dll. Disamping itu diperlukan upaya
menggali informasi itu dari individu atau masyarakat sekitar. Untuk memperoleh informasi
yang lengkap dan akurat.

Bagi seorang guru, termasuk guru IPS, selain harus menguasai materi yang akan
diajarkan baik berupa konsep, prinsip teori maupun fakta, juga harus mampu
mentransfer/mengajarkannya kepada siswa-siswanya. Agar tujuan
instruksional/pembelajaran dapat dicapai dengan baik/optimal, oleh karena itu guru harus
mampu dan terampil memilih metode pembelajaran, memanfaatkan sumber belajar,
menggunakan media/alat bantu pembelajaran.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah yang dimaksud ketrampilan mental?

2. Apa yang dimaksud ketrampilan personal?

3. Apakah yang dimaksud ketrampilan sosial?

4. Apa yang dimaksud ketrampilan motorik/skil?

5. Apa yang di maksud ketrampilan intelektual?

4
1.2 Tujuan
1. Memahami tentang ketrampilan mental
2. Memahami yang di maksud ketrampilan personal
3. Memahami yang di maksud ketrampilan social
4. Memahami tentang ketrampilan motorik/skil
5. Memahami yang di maksud ketrampilan intelektual

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ketrampilan Mental

Ada yang menjelaskan bahwa mental itu meliputi sitem nilai atau pandangan hidup dan
sikap (value system and attitude) .Sistem nilai adalah konsepsi yang abstrak yang dianut oleh sebagian
besar warga masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk.Misalnya,orang-orang
dalam suatu masyarakat mengandung atau menilai bahwa hidup berkumpul di tempat kelahiran bersama
dengan seluruh keluarga dan kerabat adalah lebih baik daripada merantau seorang diri.

Contoh diatas menunjukkan system nilai atau pandangan hidup yang berbeda pada
dua masyarakat.dari contoh jelas bahwa system nilai dapat berbeda pada kelompok social yang
berlainan.dalam kehiduapan di masyarakat kita masih banyak menemukan sikap mental yang
tidak cocok atau menghambat pembangunan.Seperti yang dikemukakan oleh Kuntjaraningrat
(antropolog) terdapat beberapa sikap mental yang menghampbat pembangunan diantaranya sikap mental
penerobosan (mengambil jalan pintas) ,sikap mental priyayi ,sikap mentalyang mengagung agung masa
lalu,sikap mental yang cepat puas dan lain sebagainya.

Sikap mental penerobos yang dimiliki oleh orang-orang yang ingin mencapai cita-cita
atau target dengan menempuh jalan pintas dan biasanya ditempuh dengan jalan yang tidak
sesuai prosedur atau aturan yang ada,sedangkan kemampuannyasendiri sebenarnya tidak
mendukungnya.Sikap mental priyayi,orang yang memiiki mental yang demikian apabila
ia menghadapi atasan,terlalu mengagungkan atau menyembah-nyembah ,tapi kalau dengan
bawahan ,memenas ,kalau perlumenginjaknya.Sikap mental mengagungkan masa lalu,orang
yang demikianbiasanya menganggap masa lalu lebih baik dari sekarang.

2.2 Keterampilan Personal

Manusia lahir ke permukaan bumi sebagai satu kesatuan biologic atau sebagai
individu yang belum mendapat pengaruh lingkungan di sekitarnya. Secara biologic manusia
terus berkembang dan mendpat pengaruh dari lingkungan di sekitarnya. Kalau individu itu
telah mendapat pengaruh lingkungannya, maka ia disebut person atau suatu pribadi. Person

6
atau suatu pribadi adalah manusia yang telah menjadi anggota masyarakat atau telah
menjadi anggota di masyarakat Manusia sebagai individu memiliki potensi – potensi yang
dapat berkembang melalui proses pendidikan. Proses pendidikan terjadi pada lingkungan
keluarga maupun lingkungan masyarakat. Akibat dari proses pendidikan disertai penanaman
nilai – nilai / norma – norma social budaya maka terjadi person atau pribadi yang memiliki
kepribadian (personality).

Mengenai kepribadian (personality). banyak yang berpendapat atau yang


mengaartikan istilah kepribadian tersebut, antara lain G. W. Allport mengemukakan bahwa
kepribadian adalah organisasi dinamik system psiko –fisik yang ada pada suatu inividu,
yang menentukan karakteristik tingkah laku dan berfikirnya.

Sedangkan Hornell Hart mengemukakan batasan kepribadian adalah organisasi


dinamik, ide, sikap dan kebiasaaan yang dibina dari dasar mekanisme psiko-fisik yang
diwariskan secara biologic dari organism tunggal dan dari transmisi pola budaya secara
social, dan yang menjelmakan semua pengaturan motif, keinginatahuan dan tujuan individu
terhadap kebutuhan dan kemungkinan lingkungan social dan subsosialnya.

Dari kedua batasan diatas dapat kita ungkapan, bahwa kepribadian merupakan
organism dinamik dari proses – proses kejiwaan yag diwariskan sacara biologic berkenaan
dengan sikap, keinginan, pikiran, dan tingkah laku sesuai dengan kondisi dan situasi
lingkungannya. Dari ungkapan dinamikanya ternyata kepribadian seseorang itu luwes dan
cenderung mengalami perubahan. Tetapi meskipun demikian, kepribadian itu memiliki sifat
dasar yang stabil yang mencirikan kepribadian itu secara normal. Karakteristik sebagai cirri
dari kepribdian merupakan perpaduan factor individu sebagai hasil satu kesatuan psiko-fisik
warisan biologic dengan factor lingkungan, yang diterima individu dalam prtumbuhan dan
perkembangannya.

2.3 Keterampilan Sosial

Masyarakat yang merupakn kelompok manusia yang tinggal pad wilayah tertentu
yang ikat oleh norma / system yang dimiliknya selalu mengalami perubahan. Perubahan
yang terjadi pada setiap masyarakat tidak sama. Ada masyarkat yang berubah sangat lambat,
tetapi ada masyarakat yang berubah dengan cepat. Perubahan social dipengaruhi oleh

7
berbagai factor. Pertumbuhan demografi, akan mendorong pertumbuhan dan perkembangan
aspek kehidupan manusia lainnya. Pertumbuhan dan pertambhan penduduk, akan
mendorong pertumbuhan kebutuhan hidupnya.

Kebutuhan manusia yang tidak dapat ditinggalkan yaitu kebutuhan ekonominya.


Cara manusia memenuhi kebutuhan ini dari waktu – ke waktu telah mengalami perubahan
dan perkembangan. Dalam memanfaatkan sumber daya atau lingkungan, manusia telah
melakukan perubahan cara mulai ari cara meramu kepada bercocok tanam sampai cara
bertani modern, peternakan, dan sampai pada industry modern. Perubahan cara pemenuhan
kebutuhan tadi atau lebih sempit lagi perubahan produksi, sudah pasti diikuti oleh
perubahan – perubahan lainnya, seperti perubahan organisasi, perubahan struktur, perubahan
nilai, dan norma, dan sebagainya. Kalau perubahan dalam kelompok telah meliputi berbagai
aspek (organisasi, struktur, nilai dan norma, kelembagaan), dan telah didukung dan diakui
oleh sebagian besar anggota kelompok, maka pada kelompok itu sudah terjadi perubahan
social.

Perubahan social dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi di masyarakat, yang
meliputi berbagai aspek kehidupan, sebagai akbita adanya dinamika anggota masyarakat, dan
yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, merupakan tuntutan kehidupan
dalam mencari kestabilannya (Nursid Sumaatmadja, 1980 : 88). Interelasi dan interaksi social
manusia di masyarakat, mendorong perkembangan berfikir dan reaksi emsional para
anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadakan berbagai perubahan sesuai
dengan suasana tadi. perkembangan kualitas anggota masyarakat, juga menjadi pendorong
terjadinya perubahan social.

2.4 Keterampilan Motorik

Keterampilan Motorik Menurut Magill Richard A, (1989:11) adalah berdasarkan


kecermatan dalam melakukan gerakakn keterampilan dibagi menjadi dua yaitu keterampilan
motorik kasar (gross motor skill) dan keterampilan motorik halus ( fine motor skill).

a. Keterampilan Motorik Kasar (gross motor skill)


Keterampilan motorik kasar (gross motor skill) merupakan keterampilan gerak yang
menggunakan otot-otot besar, tujuan kecermatan gerakan bukan merupakan suatu hal

8
yang penting akan tetapi koordinasi yang halus dalam gerakan adalah hal yang paling
penting. Motorik kasar meliputi melompat, memelempar, berjalan, dan meloncat.
b. Keterampilan Motorik Halus (fine motor skill)
Keterampilan motorik halus (fine motor skill) merupakan keterampilan motorik halus
yang merupakan keterampilan yang memerlukan control dari otot kecil dari tubuh untuk
mencapi tujuan dari keterampilan. Secara umum keterampilan motorik halus meliputi
koordinasi mata dan tangan keterampilan ini membutuhkan kecermatan yang tinggi.
contoh motori halus adalah: melukis, menjahit, dan mengancingkan baju.

2.5  Keterampilan Intelektual

Dalam proses belajar mengajar yang menekankan konstruksi pengetahuan, kegiatan


utama yang berlangsung adalah berpikir atau mengembangkan keterampilan intelektual.
Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran  dilakukan dengan menggunakan
keterampilan intelektual untuk mengembangkan suatu eksplanasi. Keterampilan intelektual
adalah kemampuan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah. Dalam proses
pembelajaran, pengetahuan bersumber dari materi subyek.

Elaborasi terhadap materi subyek dilakukan menurut aturan intelektual yang


elemennya adalah keterampilan intelektual (Siregar, 1998 dalam Farida, 2009). Keterampilan
intelektual dapat menunjukkan bagaimana guru mengorganisasikan materi subyek secara
logis. Pengorganisasian materi subyek dilaksanakan berdasarkan jenis-jenis tindakan wacana
yang dilakukan guru selama proses pembelajaran. Berikut ini klasifikasi keterampilan
intelektual menurut D’Angelo (dalam Farida, 2009) sebagai berikut:
1. Deskripsi, cara untuk menyampaikan atau menggambarkan obyek secara keseluruhan
dengan kata-kata yang akurat dari umum ke khusus (spesifikasi dan karakterisasi). Kata-
kata yang digunakan menyusun gambaran obyek tersebut dalam kesatuan logika yang
utuh meliputi ukuran, bentuk dan elemen pembentuk.

9
2.   Definisi, merupakan suatu deskripsi abstrak atau penggambaran secara konseptual suatu
istilah atau obyek. Definisi adalah suatu cara berpikir dalam batasan-batasan tertentu.
Mendefinisikan berarti membuat batasan terhadap suatu obyek dan menyatakan inti sifat
alaminya.
3.    Klasifikasi, kemampuan dasar aktivitas mental untuk mengelompokkan gagasan-
gagasan dan obyek-obyek sejenis.
4.   Komparasi, kemampuan melihat adanya persamaan-perbedaan.
5.   Analogi, kesimpulan logika yang didasarkan pada alasan adanya kesamaan pada
beberapa obyek.
6.  Eksemplifikasi, suatu usaha untuk menggambarkan suatu prinsip umum, pernyataan atau
hukum dengan menyebutkan suatu contoh yang lebih spesifik.
7.       Sebab akibat, merupakan dua kata yang saling berhubungan, dimana salah satu akan
selalu menerangkan yang lain. Sebab adalah sesuatu yang akan menimbulkan akibat dan
bertanggung jawab terhadap timbulnya suatu tindakan, kejadian, kondisi atau hasil.
Akibat adalah hasil dari suatu sebab yang dapat berupa kerja atau tindakan.
8.       Proses, merupakan rangkaian dari tingkah laku, perubahan langkah atau operasi yang
menghasilkan suatu fakta akhir atau hasil.
9.       Analisis, suatu proses untuk membagi sesuatu yang kompleks menjadi unit-unit yang
lebih sederhana yang dilakukan secara sistematis.
10.   Pemecahan masalah, pemberian solusi terhadap persoalan yang dihadapi dengan
menggunakan dasar pengetahuan yang telah dimiliki.

Muslich (2007) mengatakan, ”bahwa sebagaimana tubuh kita mempunyai struktur tertentu
agar dapat berfungsi, pikiran kita juga mempunyai struktur yang disebut skema atau skemata.
Skema adalah struktur mental atau kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual
beradaptasi dan berorganisasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema juga biasa disebut
sebagai konsep, gambaran atau kategori dalam diri manusia yang terjadi ketika manusia
menggunakan panca inderanya. Gambaran tersebut akan semakin berkembang dan lengkap
sesuai dengan tingkat kedewasaan manusia”.

10
Gagne mengatakan (dalam Slameto, 2003), “kemampuan intelektual adalah manusia

mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan menggunakan simbol–simbol”.

Kemampuan belajar cara inilah yang disebut “kemampuan intelektual”, misalnya

membedakan huruf m dan n, menyebut tanaman yang sejenis.

Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan

dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang yang meliputi,

deskripsi, klasifikasi, definisi, komparasi, analogi, eksemplifikasi, sebab akibat, proses dan

analisis, serta pemecahan masalah

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ketrampilan mental

Ada yang menjelaskan bahwa mental itu meliputi sitem nilai atau pandangan hidup dan
sikap apa yang baik dan apa yang buruk.Misalnya,orang-orang dalam suatu masyarakat
mengandung atau menilai bahwa hidup berkumpul di tempat kelahiran bersama dengan seluruh keluarga dan
kerabat adalah lebih baik daripada merantau seorang diri. Sikap mental penerobos yang dimiliki oleh
orang-orang yang ingin mencapai cita-cita atau target dengan menempuh jalan pintas dan
biasanya ditempuh dengan jalan yang tidak sesuai prosedur atau aturan yang ada,

Keterampilan persona

suatu pribadi adalah manusia yang telah menjadi anggota masyarakat atau telah
menjadi anggota di masyarakat Manusia sebagai individu memiliki potensi – potensi yang
dapat berkembang melalui proses pendidikan. Proses pendidikan terjadi pada lingkungan
keluarga maupun lingkungan masyarakat. Akibat dari proses pendidikan disertai penanaman
nilai – nilai / norma – norma social budaya maka terjadi person atau pribadi yang memiliki
kepribadian (personality).

Keterampilan social

Perubahan yang terjadi pada setiap masyarakat tidak sama. Ada masyarkat yang
berubah sangat lambat, tetapi ada masyarakat yang berubah dengan cepat. Perubahan social
dipengaruhi oleh berbagai factor. Pertumbuhan demografi,

Ketera,pilan mototrik

keterampilan dibagi menjadi dua yaitu keterampilan motorik kasar (gross motor skill)
dan keterampilan motorik halus ( fine motor skill). Keterampilan Motorik Kasar (gross
motor skill) dan Keterampilan Motorik Halus (fine motor skill)

12
Keterampilan Intelektual

berpikir atau mengembangkan keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian


materi pembelajaran  dilakukan dengan menggunakan keterampilan intelektual untuk
mengembangkan suatu eksplanasi. Keterampilan intelektual adalah kemampuan
menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah. Dalam proses pembelajaran,
pengetahuan bersumber dari materi

3.2 Saran

Sebagai calon guru sebaiknya memahami materi-materi keterampilan dasar dalam ilmu
sosial agar bias menerangkan ke peserta didik dan pembelajaran didalam kelas terhadap
siswa di sekolah dasar. Karena guru adalah sebagai salah satu sumber belajar yang utama,
tentunya harus memiliki banyak informasi, terutama informasi yang berhubungan dengan
ilmu pengetahuan sosial yang akan ditransfer kepada siswa di dalam kelas.

13
Daftar Pustaka

Moh Syamsudin Baharsyah Description:makalah ips Full description


https://www.scribd.com/doc/313095594/Keterampilan-Dalam-Ilmu-Pengetahuan-Sosial-Ips 12.35

OLEH: TEAM DOSEN univesitas negeri medan http://digilib.unimed.ac.id/20114/1/Fulltext.pdf 13.4O

http://mardiana-safitri.blogspot.com/2012/02/keterampilan-intelektual-metode-diskusi.html14.10

14

Anda mungkin juga menyukai