Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
dapat terselesaikan makalah ini dengan judul: Konsep Dasar Psikologi Sosial dan
Implementasinya dalam kehidupan masyarakat.

Makalah ini berisikan informasi tentang konsep dasar psikologi dan implementasinya
dalam kehidupan masyarakat. Keberhasilan penulisan makalah ini tentu saja tidak terlepas
dari berbagai pihak yang telah ikut membantu dengan baik. Karenanya pada kesempatan ini
disampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak
yang ikut membantu penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada Bapak Suko Praseyo, S.
Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan makalah ini,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa dinantikan. Akhirnya,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan nilai guna bagi kemajuan pendidikan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 Konsep Dasar Psikologi Sosial....................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. Mereka tidak dapat hidup sendiri
dan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Dimanapun dia berada manusia, tidak dapat
dipisahkan dari lingkungan masyarakat Mereka membutuhkan orang lain seperti saudara,
teman, dan masyarakat dalam proses sosialnya. Dalam interaksinya mereka saling
mempengaruhi. Pengaruh yang diharapkan dalam psikologi sosial adalah yang memiliki
peran untuk memberikan ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan.

Konsep dasar psikologi sosial berpusat pada manusia yang memiliki potensi untuk
selalu mengalami proses perkembangan setelah individu tersebut berinteraksi dengan
lingkungannya. Manusia memiliki potensi yang menuntut untuk terus-menerus berkembang.
Perkembangan yang tidak menyeimbangkan potensi yang dimiliki akan dapat berakibat pada
ketidakstabilan pada salah satunya dan dapat menimbulkan masalah. Oleh karena itu
psikologi sosial mengarah kepada penyempurnaan perilaku individu dan masyarakat.
Implementasi psikologi sosial dalam kehidupan masyarakat diharapkan penerapannya dapat
membantu dalam membantu memecahkan problematika sosial yang terjadi pada kehidupan
sehari-hari masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep dasar psikologi sosial itu?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui mengenai konsep-konsep dasar psikologi sosial

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Psikologi Sosial


Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “psyce” dan “logos” yang berarti jiwa dan
ilmu. Berdasarkan kedua pengertian itu, maka dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah
ilmu pengetahuan tentang jiwa (ilmu jiwa). (Walgito,2002:1)

Psikologi sosial merupakan salah satu cabang dari psikologi. Psikologi merupakan
disiplin ilmu yang memusatkan pengkajian pada pemahaman terhadap proses mental
(kejiwaan) dan perilaku individu. Sedangkan psikologi sosial lebih memfokuskan proses
kejiwaan dan perilaku antar pribadi (interpersonal behavior). Dengan kata lain, psikologi
sosial mengkaji tentang proses kejiwaan dan perilaku sosial.

Konsep dasar psikologi sosial, yaitu:

1. Emosi terhadap objek sosial.

Emosi menurut Daniel Goleman (1995), seorang pakar kecerdasan emosional, yang
diambil dari Oxford English Dictionary memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau
pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap.
Emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis
dan psikologis, dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak.

Tiap individu normal memiliki potensi psikologis yang berkembang dan dapat
dikembangkan. Kadar potensi tersebut bervariasi antara seseorang dengan yang lainnya
bergantung pada kondisi kesehatan, maupun mental psikologisnya. Mereka yang kesehatan
jasmani dan rohaninya prima atau baik, maka peluang pengembangan potensi psikologisnya
lebih baik daripada mereka yang kurang sehat. Selain daripada hal tersebut, faktor lingkungan
juga sangat berpengaruh. Ketajaman emosi dan reaksi emosional sesorang, sangat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal seperti telah dijelaskan. Emosi dan reaksi
emosional dengan pengendalinya, sangat penting kedudukannya dalam kehidupan sosial
termasuk dalam interaksi sosial. Emosi dengan reaksi emosional , merupakan konsep dasar
psikologi sosial yang peranannya besar dalam mengembangkan potensi psikologis lainnya.
Perhatian dan minat seseorang terhadap sesuatu benda, fenomena sosial, interaksi sosial dan
lain-lainnya. Tinggi-rendahnya, terkendali-tidaknya emosi seseorang, sangat berpengaruh
terhadap perilaku sosial yang bersangkutan. Oleh karena itu, emosi sebagai suatu potensi
kepribadian wajib diberi santapan dengan berbagai pembinaan psikologis, termasuk santapan
keagamaan.

2. Perhatian dan Minat


Perhatian dan minat dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM), khususnya
berkenaaan dengan peningkatan kualitas kemampuan intelektual, perhatian dan minat
tersebut, memegang peranan yang sangat bermakna. Tanpa perhatian dan minat dari SDM
yang bersangkutan, pengembangannya mustahil tercapai secara optimal. Oleh karena itu, kita
sebagai guru nantinya wajib memperhatikan minat peserta didik, agar tujuan instruksional
dan tujuan pendidikan dapat direalisasikan seoptimal mungkin.

3. Kemauan

Kemauan sebagai konsep dasar psikologi sosial, merupakan suatu potensi pendorong
dan dalam diri individu untuk memperoleh dan mencapai suatu yang diinginkan. Kemauan
yang kuat, merupakan modal dasar yang berharga dalam memperoleh suau prestasi. Anda
tentu ingat akan ungkapan “dimana ada kemauan, disitu ada jalan”. Kemauan yang terbina
dan termotivasi pada diri seseorang termasuk pada diri kita sendiri dan semuanya, menjadi
landasan yang kuat mencapai sesuatu, terutama mencapai cita-cita luhur yang menjadi
idaman masing-masing. Orang-orang yang kemauannya lemah, bagaimanapun sukar
mencapai prestasi yang tinggi.

4. Motivasi

Motivasi sebagai suatu konsep dasar, selain timbul dari dalam diri individu masing-
masing, juga datang dari lingkungan, khususnya lingkungan sosial dan budaya. Seperti telah
dikemukakan di atas, motivasi diri itu juga merupakan kekuatan yang mampu mendorong
kemauan. Jika kita memiliki motivasi diri yang kuat, mempunyai harapan yang kuat juga
berkemauan keras mencapai suatu cita-cita. Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi kita
untuk memotivasi peserta didik dengan berbagai cara, agar mereka memiliki kemauan yang
kuat untuk mencapai suatu potensi sesuai dengan cita-citanya. Dalam hal ini kita selaku guru
berperan sebagai motivator bagi peserta didik yang menjadi tanggung jawab kita.

5. Kecerdasan dalam menangani persoalan sosial

Kecerdasan sebagai potensi psikologis bagi seorang individu, merupakan modal dasar
mencapai suatu prestasi akademis yang tinggi dan untuk memecahkan permasalahan sosial.
Kecerdasan sebagai unsur kejiwaan dan aset mental, tentu saja tidak berdiri sendiri,
melainkan berhubungan dengan unsur-unsur potensi psikologis lainnya. Dibandingkan
dengan potensi psikologis yang lain, kecerdasan ini relative lebih mudah dipantau, dievaluasi
dari ungkapan perilaku individu, selaku guru tentu saja dan perilaku peserta didik. Potensi
dan realisasi kecerdasan yang karakternya kognitif, relative lebih mudah diukur. Sedangkan
potensi dan realisasi mental yang sifatnya afektif, lebih sukar dievaluasi dibandingkan dengan
aspek kecerdasan. Kecerdasan sebagai konsep dasar psikologi sosial, memiliki makna yang
mendalam bagi seorang individu, karena kecerdasan tersebut menjadi unsur yang utama
kecendekiaan. Sedangkan kecendekiaan; merupakan modal yang sangat berharga bagi SDM
menghadapi kehidupan yang penuh masalah dan tantangan seperti yang kita alami saat ini.

6. Pengahayatan

Proses kejiwaan yang sifatnya mendalam dan menuntut suasana yang tenang adalah
penghayatan. Proses ini tidak hanya sekadar merasakan, memperlihatkan, dan menikmati
melainkan lebih jauh dari pada itu. Hal-hal yang ada diluar diri kita menjadi perhatian yang
mendalam, dirasakan serta diikuti dengan tenang sehingga menimbulkan kesan yang juga
sangat mendalam pada diri kita masing-masing. Proses penghayatan ini tidak dapat
dilepaskan dari kondisi diri kita yang penuh kesadaran. Tanpa kesadaran, penghayatan itu
sukar terjadi atau sukar kita lakukan.

7. Kesadaran

Dengan penuh kesadaran kita dapat melakukan penghayatan tentang sesuatu,


contohnya berkenaan dengan penghayatan Pancasila. Hasil penghayatan yang mendalam,
meningkatkan kesadaran kita tentang sesuatu tadi, khususnya berkenaan dengan Pancasila.
Oleh karena itu, proses kejiwaan yang tersimpan pada konsep dasar penghayatan, sukar
dipisahkan dari konsep kesadaran. Dua konsep ini sangat penting dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Sebagai contoh dapat dikemukakan tentang kesadaran akan hak dan kewajiban
sebagai warga Negara. Kesadaran tersebut tidak cukup hanya merasakan, memahami dan
memikirkan tentang hak dan kewajiban itu, melainkan lebih jauh lagi mengkhayatinya.
Dengan penghayatan tersebut kesadaran akan bernakna dan mendalam, sehingga mampu
memenuhi serta melaksanakan apa yang menjadi kewajiban tersebut.

8. Harga diri dan sikap mental

Harga diri dan sikap mental, merupakan dua konsep dasar yang mencirikan manusia
sebagai makhluk hidup yang bermatabat. Oleh karena iu, harga diri ini jangan dikorbankan
hanya untuk sesuatu yang secara moral tidak berarti. Harga diri kita yang terbina dan
terpelihara, merupakan martabat kemanusiaan masing-masing yang selalu akan
diperhitungkan oleh pihak atau orang lain. Harga diri yang dikorbankan sampai kita tidak
memiliki harga diri di mata orang lain, akan menjatuhkan martabat kita yang tidak jarang
dimanfaatkan orang lain untuk memperoleh keuntungan.

9. Kepribadian

Konsep dasar yang merupakan komprehensif adalah kepribadian. Secara singkat,


Brown & Brown (1980:149) mengemukakan bahwa “kepribadian tidak lain adalah pola
karakteristik , sifat, atau atribut yang dimiliki individu dari waktu ke waktu”. Sedangkan
Honel Hart (Fairchild, H.P. dkk.:1982:218) secara lebih rinci mengemukakan: “kepribadian
yaitu organisasi gagasan yang dinamika, sikap, dan kebiasaan yang dibina secara mendasar
oleh potensi biologis yang diwariskan melalui mekanisme psiko-fisikal organism tunggal dan
yang secara sosial ditransmisikan melalui pola budaya, serta yang terpadu dengan semua
penyesuaian, motif, kemauan dan tujuan individu berdasarkan keperluan serta kemungkinan
dari lingkungan sosialnya.”

Konsep dasar kepribadian itu bersifat unik yang memadukan potensi internal sebagai
warisan biologis dengan faktor eksternal berupa lingkungan yang demikian terbukanya. Pada
kondisi kehidupan yang demikian terbuka terhadap pengaruh orang yang sedang mengarus
secara global, faktor lingkungan itu sangat kuat. Oleh karena itu pendidikan sebagai salah
satu faktor lingkungan, wajib terpanggil dan berperan aktif memberikan pengaruh positif-
aktif-kreatif terhadap pembinaan peserta didik.

Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda yang menjadi subjek pembangunan
masa yang akan datang, wajib memiliki kepribadian yang kukuh-kuat, beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar selalu siap serta sigap menghadapi masalah-
tantangan-persaingan. Secara ideal SDM yang memiliki kepribadian yang sedemikian itu,
dapat diandalkan sebagi penyelamatan kehidupan yang telah makin menyimpang dan
kebenaran yang hakiki yang “mengorbankan nilai-nilai moral demi mencapai tujuan material
semata”. Panggilan dan tugas pendidikan memang berat, namun sangat mulia.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi sosial mengkaji tentang proses kejiwaan dan perilaku antar pribadi
(interpersonal behavior). Dengan kata lain, psikologi sosial membahas tentang proses
kejiwaan dan perilaku sosial manusia sebagai makhluk sosial.

Konsep dasar psikologi sosial berpusat pada manusia yang memiliki potensi untuk
selalu mengalami proses perkembangan setelah individu tersebut berinteraksi dengan
lingkungannya.

Konsep dasar psikologi sosial, yaitu emosi terhadap objek sosial, motivasi, kemauan,
kecerdasan, harga diri, penghayatan, kepribadian, bakat minat , dan perhatian.

Konsep dasar psikologi sosial dapat di implementasikan terhadap kehidupan


masyarakat, misalnya konsep dasar motivasi. Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul
dari dalam diri seseorang.hingga dia melakukan suatu tindakan. Contohnya seseorang yang
mempunyai motivasi tinggi, dia tidak akan mudah putus asa untuk mencapai tujuannya
meskipun halangan yang dihadapinya sangat besar.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


Ilham Darizki. 2012. Perkembangan sosial dan emosi. Di akses tanggal 20 Maret
2013.

Samlawi, Fakih dan Bunyamin Maftuh. 1998. Konsep:Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai