Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK

“Hakikat Dasar Psikologi, Pertumbuhan dan Perkembangannya”

Disusun oleh :

Rika Amalia_2001414164

Sindi_2001414169

Hamida Rante Padang_2001414105

Siskia Attas_2001414094

Nur Fitri_2001414218

Dosen Pengampuh :

Juwita
PROGRAM STUDI PENDIDKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai upaya, tugas mata kuliah
Psikologi Perkembangan Anak yang membahas tentang Pengertian Psikologi, pengertian
Psikologi Perkembangan, Tugas Perkembangan Anak, Tahap Perkembangan Anak, factor yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan psikologi,
dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Psikologi. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini data membawa manfaat untuk pembaca.

Palopo, 24 Maret 2023


penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang......................................................................................................


1.2 Rumusan masalah ...............................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Pengertian psikologi.............................................................................................


2.1 Pengertian psikologi perkembangan....................................................................
3.1 Tugas perkembangan anak...................................................................................
4.1 Tahap perkembangan anak dan factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.............................................................................................

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN................................................................................................................

SARAN............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa perkembangan anak adalah cara anak-anak melanjutkan usahanya untuk menguasai
tugas-tugas dalam perkembangan yang dasarnya telah di letakan pada masa bayi. Dalam
makalah ini, penulis akan memaparkan tentang perkembangan pada masa anak-anak.
bagaimana perkembangan fisik, perkembangan motorik, perkembangan bicara,  perkembangan
emosi, perkembangan sosial dan perkembangan bermain anak-anak. Bagaimana disiplin yang
dilakukan pada masa anak, bakat apa saja yang ada pada anak hingga kenakalan-kenakalan
seorang anak dan apa manfaat serta bahaya dari kenakalan ank-anak tersebut.
Hubungan orang tua sangat berpengaruh penting dengan perkembangan seorang anak. Apa
saja yang harus para orang tua lakukan pada anak yang sedang emosi, dan bagaimana caranya
orang tua memahami anak. Tahap-tahap perkembangan anak pun di bagi menjadi  beberapa
periode. Di masa anak-anak, mereka mempunyai permasalahan-permasalahan yang terkadang
sulit untuk dipahami. Kepribadian anak-anak cenderung aktif dan memiliki kreativitas yang
sangat tinggi. Selain itu, sifat imajinasinya pun selalu dalam pikirannya, dan terkadang menjadi
pokok utama.
Pendidikan pada masa anak-anak harus diperhatikan oleh para orang tua, sedikit saja
lengah, anak-anak akan dipertanyakan masa depannya. Pendidikan umum dan pendidikan
agama haruslah diberikan secara seimbang. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik harus
memikirkan moral, tingkah laku dan sikap yang harus ditumbuhkan dan dibina kepada anak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Psikologi
2. Pengertian Psikologi Perkembangan Anak
3. Tugas Perkembangan Anak
4. Tahap Perkembangan Anak dan Faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dari Psikologi
2. Mengetahui Pengertian dari Psikologi Perkembangan Anak
3. Mengetahui Tugas apa saja Perkembangan Anak
4. Mengetahui Tahap apa saja pada Perkembangan Anak dan Faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Psikologi

Psikologi adalah istilah yang barangkali sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang.
Tak sedikit yang tertarik dengan disiplin ilmu ini dan memutuskan untuk mempelajarinya lebih
dalam di perguruan tinggi. Di samping itu, beberapa orang juga rutin mengunjungi psikolog
untuk menuntaskan atau sekadar berkonsultasi terkait masalah kesehatan mental yang mereka
alami. Lalu, apa sebenarnya psikologi itu?
Psikologi (serapan dari bahasa Belanda: psychologie) adalah salah satu bidang ilmu
pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari tentang perilaku, fungsi mental, dan proses
mental manusia melalui prosedur ilmiah.[1] Seseorang yang melakukan praktik psikologis
disebut sebagai psikolog. Para psikolog berusaha untuk memperbaiki kualitas hidup seseorang
melalui intervensi tertentu baik pada fungsi mental, perilaku individu maupun kelompok, yang
didasari atas proses fisiologis, neurologis, dan psikososial.
Psikologi adalah disiplin ilmu yang mengkaji perilaku manusia dan proses mental manusia,
serta mempelajari pengaruh kondisi mental organisma dan lingkungan eksternal individu.
Secara etimologi, konsep psikologi berasal dari bahasa Yunani kuno 'psyhce' yang berarti jiwa
dan 'logia' adalah ilmu. Sehingga psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Sedangkan, secara terminologis, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
perilaku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Pengertian psikologi menurut ahli Beberapa ahli turut mengemukakan pendapatnya terkait
pengertian psikologi, di antaranya:
 Plato dan Aristoteles Keduanya mengartikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
 Wilhelm Wundt Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-
pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti perasaan panca indra, pikiran,
merasa, dan kehendak.
 Singgih Dirgagunarsa Menurut Singgih Dirgagunarsa psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia.

Mengutip buku "Pengantar Psikologi" oleh Adnan Achiruddin Saleh, psikologi sebagai
ilmu pengetahuan juga harus memiliki sifat-sifat yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan pada
umumnya. Oleh karena itu, psikologi mempunyai objek dan metode penyelidikan tertentu,
serta sistematik yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya.

Ruang Lingkup Psikologi Masih mengutip buku yang sama, dalam memahami psikologi,
tidak boleh mengabaikan cakupan dari psikologi. Ditinjau dari objek kajiannya, psikologi dapat
dilihat pada dua hal, yakni:

 Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia.


 Psikologi yang menyelidiki dan mempelejari hewan, yang lebih tegas disebut sebagai
psikologi hewan.

Jenis Psikologi Seiring waktu, kajian psikologi manusia dengan menggunakan hewan
sebagai eksperimen sudah mulai ditinggalkan. Karena itu, psikologi lebih berfokus pada
manusia, yang dapat dibedakan dalam dua hal, yakni psikologi umum dan psikologi khusus.

1. Psikologi Umum Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan atau aktivtias
psikis manusia. Psikologi ini berusaha mencari dalil-dalil yang bersifat umum dari
kegiatan atau aktivitas psikis. Psikologi umum memandang manusia seakan terlepas
dari manusia lainnya.
2. Psikologi Khusus Psikologi khusus menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan
dari aktivitas psikis manusia. Hal-hal yang khusus yang menyimpang dari hal-hal
umum dibicarakan dalam psikologi khusus.

Psikologi khusus bisa dipahami dengan menilik pada beberapa pembagiannya, di


antaranya:

 Psikologi perkembangan: membicarakan perkembang psikis manusia dari bayi sampai


tua.
 Psikologi sosial: membicarakan tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas manusia
dalam hubungannya dengan situasi sosial.
 Psikologi pendidikan: sesuai namanya, psikologi ini menguraikan segala kegiatan atau
aktivitas manusia yang berhubungan dengan situasi pendidikan.
 Psikologi kepribadian dan tipologi: menguraikan struktur pribadi manusia, mengenai
tipe-tipe kepribadian manusia.
 Psikapatologi: menguraikan tentang keadaan psikis yang tidak normal atau terkait hal-hal
klinis manusia.
 Psikologi kriminil: berhubungan dengan kejahatan atau kriminalitas. Psikologi industri:
berhubungan dengan persoalan perusahaan, misalnya manajemen SDM, dan sebagainya.
Psikologi dan Komunikasi Komunikasi dan psikologi adalah bidang ilmu yang saling
berkaitan satu sama lain, yaitu sama-sama melibatkan manusia.
1.2 Psikologi Perkembangan

Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari perkembangan
dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan meninggal. Terapan
dari ilmu psikologi perkembangan digunakan di berbagai bidang seperti pendidikan dan
pengasuhan, organisasi-industri, pengoptimalan kualitas hidup dewasa tua, dan penanganan
remaja.
Pada awal kemunculannya, psikologi perkembangan lebih dikenal sebagai psikologi anak.
Hal ini disebabkan oleh fokus utamanya yang tertuju kepada perkembangan anak-anak. Sejarah
psikologi perkembangan dimulai ketika para ahli mulai membahas mengenai hakikat anak.
Perlakuan terhadap anak sebelum adanya pembahasan ini adalah sama dengan orang dewasa.
Penyebabnya adalah pandangan bahwa anak hanyalah orang dewasa yang berukuran kecil.
Kesadaran bahwa anak berbeda dengan orang dewasa telah meningkatkan penyelidikan
mengenai kehidupan jiwa anak oleh para ahli.
Psikologi perkembangan membahas perkembangan psikis pada manusia sejak berusia bayi
hingga masa tua. Perkembangan psikologi manusia dapat dibagi menjadi empat kelompok,
yaitu psikologi anak, psikologi pemuda, psikologi dewasa dan psikologi orang tua. Psikologi
anak sudah mencakup masa bayi. Sedangkan psikologi pemuda ditandai dengan pubertas dan
masa remaja.
Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini
Psikologi perkembangan anak usia dini mengkaji dan meneliti anak sejak lahir hingga
berusia 8 tahun. Jenis perkembangan yang dikaji meliputi perkembangan jiwa, perilaku dan
fisik.
Usia

Di dalam psikologi perkembangan, konsep usia terbagi menjadi usia kronologis dan usia
psikologis. Usia kronologis merupakan rentang usia yang dilalui oleh individu. Batas usia
kronologi mulai dari kelahiran hingga usia saat pengukuran dilakukan. Sedangkan usia
psikologis adalah usia yang didasarkan kepada kemampuan adaptasi manusia terhadap
perubahan-perubahan yang dialaminya sendiri.
Manfaat
Psikologi perkembangan berguna untuk memperkirakan perilaku dari diri sendiri maupun
orang lain. Perkiraan ini akan menghasilkan deskripsi dan pemahaman. Penguasaan atas
psikologi perkembangan utamanya berguna bagi individu yang ingin memahami individu
lainnya melalui komunikasi.[5] Kajian psikologi perkembangan juga penting bagi pemahaman
atas proses perkembangan peserta didik. Penerapan dari psikologi perkembangan meliputi
berbagai bidang, antara lain bidang kesehatan dan terapi, bidang pembelajaran dan
pengasuhan, serta organisasi industri. Psikologi perkembangan juga bermanfaat bagi komunitas
yang tujuan utamanya untuk mengoptimalkan kualitas kehidupan individu.
1.3 Tugas Perkembangan Anak

Pemahaman masa anak setelah lahir sangat penting terutama bagi pelaksanaan stimulasi
tumbuh kembangnya, hal ini dapat mengajak kita untuk mengenal dan memahami tugas-tugas
perkembangan dan krisis terjadi selama perkembangan anak se-hingga kita dapat mengetahui
apa yang dapat diharapkan berkembang dan kapan penca-paiannya, dapat merangsang
pertumbuhannya atau tidak, hingga dapat merencanakan pem-berian dorongan pada saat yang
tepat dan memungkinkan kita untuk mempersiapkan dirinya untuk menjalani perubahan dan
pe-nyimpangan yang akan terjadi (Yenawati, 2010) .

Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu
dalam kehidupan seseorang. Adapun menurut Gunarsa, tugas perkembangan ialah tugas yang
terdapat pada suatu tahap kehidupan seseorang, yang akan membawa individu kepada
kebahagiaan dan keberhasilan dalam tugas-tugas pengembangan berikutnya yaitu apabila tahap
kehidupan tersebut dijalani dengan berhasil. Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tugas
pengembangan, akan mengakibatkan kehidupan tidak bahagia pada individu dan kesukaran-
kesukaran lain dalam hidupnya kelak.

Rincian tugas perkembangan dari setiap tahapan:

a. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Anak-anak Awal (0-6 bulan)

1. Belajar Berjalan pada usia 9 – 15 bulan.


2. Belajar makan-makanan padat.
3. Belajar berbicara.
4. Belajar buang air besar dan kecil.
5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
7. Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
8. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orrang tua, saudara, dan orang lain.
9. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk serta pengembangan kata hati.

b. Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir dan Anak Sekolah (6-12 tahun)
1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologis.
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
5. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
6. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
7. Mengembangkan kata hati.
8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.

c. Tugas Perkembangan Masa Remaja (12-21 tahun)

1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.


2. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6. Memilih dan mempersiapkan karier.
7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi
warga negara.
9. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam
berperilaku.
1.4 Tahap Perkembangan Anak

 Tahapan Perkembangan Anak Sesuai Umurnya

Tahapan perkembangan anak sesuai umurnya disebut dengan tonggak tumbuh kembang atau
milestone.

Anak-anak mencapai tonggak tumbuh kembang secara bertahap mulai dari lahir sampai
setahun atau masa bayi, masa toddler, pra-sekolah, sampai awal sekolah ketika umurnya
menginjak 8 tahun. Berikut tahapan perkembangan anak sesuai umurnya: 

1. Masa Bayi (Infancy)

Fase ini berlangsung sejak usia 0 hingga 12 bulan. Bayi dari lahir sampai umur 3 bulan
awalnya mengandalkan sinyal menangis untuk memberikan tanda lapar, tidak nyaman, atau
mengantuk. Setelah itu, kemampuan bahasa, koordinasi sensori motorik, dan sosial bakal
dibentuk orangtua dan lingkungannya.

2. Masa Toddler
Fase perkembangan anak ini terjadi mulai usia 1 sampai 3 tahun. Pada fase ini, si kecil
mulai merangkak, berjalan, hingga berlari dengan cepat. Perkembangan motorik si Kecil
juga berlangsung cepat di fase ini. Kemampuan bahasa, sosial, dan kecerdasan anak bakal
memengaruhi perkembangannya di masa selanjutnya.
3. Masa Pra-Sekolah
Pada fase ini, perkembangan si kecil mulai mengarah kepada perkembangan kemandirian
dan sosialisasinya. Kemudian, perkembangan motorik, bahasa, sosial, dan emosionalnya
cenderung akan menetap hingga di waktu kedepannya. Masa ini dilalui saat anak mulai
menapaki usia 5 hingga 6 tahun.
4. Masa Awal Sekolah
Menginjak umur 7 tahun sampai sekitar umur 8 tahun ketika anak sudah masuk sekolah, si
kecil yang sudah punya rutinitas bakal lebih mandiri. Anak pada usia ini bakal mengalami
peningkatkan kemampuan berpikir, banyak ide baru, bisa membincangkan topik yang lebih
rumit, sampai mulai punya sahabat. Para orangtua sebaiknya jeli mencermati tahapan
perkembangan anak sesuai umurnya. Segera lakukan deteksi dini dan intervensi dengan
bantuan dokter atau psikolog jika ada ketidaksesuaian dalam perkembangannya
1.5 Faktor Yang Mmempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Selama ini kita sebagai orangtua masih menganggap anak sebagai harta yang tak ternilai
harganya. Karena selain sebagai tempat bergantung di hari tua, anak juga menjadi asset yang tak
ternilai harganya untuk mengangkat derajat orangtua, penyambung cita-cita, menjadi sumber
topangan ekonomi ketika orangtua tidak mampu lagi bekerja serta menjadi sumber kebahagiaan
bagi pasangan suami isteri. Tentu saja anak yang dimaksud adalah anak yang berkualitas, yakni
anak yang tidak saja sehat, cerdas dan trampil, tetapi juga berbudi pekerti luhur serta bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menjadikan anak yang berkualitas, sudah barang tentu bukan hal yang mudah. Banyak hal
yang harus dilakukan, tetapi juga banyak pula yang harus dipahami dan dimengerti. Salah
satunya adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Faktor-
faktor ini perlu diperhatikan, agar kita tidak salah langkah dalam mendidik anak serta tidak
memaksakan kehendak pada anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Ada dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuhkembang anak, yakni faktor bawaan dan
faktor lingkungan. Faktor bawaan atau keturunan (hereditas) merupakan faktor pertama yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Faktor ini dapat diartikan sebagai semua ciri atau
karakteristik individu yang diwariskan kepada anak atau segala potensi baik fisik maupun psikis
yang dimiliki seseorang sejak masa pembuahan sebagai warisan dari orangtua. Faktor bawaan
disebut pula sebagai faktor endogen. Faktor endogen adalah faktor yang dibawa oleh individu
sejak dalam kandungan hingga kelahiran. Oleh karena individu itu terjadi dari bertemunya
ovum dari ibu dan sperma dari ayah, maka tidak mengherankan kalau faktor endogen yang
dibawa oleh individu itu mempunyai sifat-sifat seperti orangtuanya. Seperti pepatah Indonesia
yang menyatakan “Air di cucuran akhirnya jatuh ke pelimbahan juga” ini berarti bahwa keadaan
atau sifat-sifat dari anak itu tidak meninggalkan sifat-sifat dari orangtuanya.
Ada beberapa hal di faktor endogen ini. Kenyataan menunjukkan bahwa setiap individu
yang dilahirkan ke dunia akan membawa pembawaan tertentu, terutama sifat-sifat yang
berhubungan dengan faktor kejasmanian. Misalnya bentuk/struktur tubuh, warna rambut, warna
kulit, warna mata, bentuk wajah, dan sebagainya. Sifat-sifat ini merupakan sifat-sifat yang
mereka dapatkan karena faktor keturunan, seperti yang dikenal dengan hukum Mendel. Faktor
pembawaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani umumnya tidak dapat diubah.
Bagaimanapun besarnya keinginan orang untuk mempunyai warna kulit yang putih bersih, tidak
akan terlaksana kalau faktor keturunan kulitnya berwarna hitam atau coklat, demikian pula
halnya dengan yang lain-lain.
Disamping itu individu juga mempunyai sifat-sifat bawaan psikologis yang erat kaitannya
dengan keadaan jasmani maupun temperamen. Temperamen merupakan sifat-sifat bawaan yang
erat hubungannya dengan struktur kejasmanian seseorang, yaitu yang berhubungan dengan
fungsi-fngsi fisiologis seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain yang terdapat dalam
diri manusia.
Hypocrates dan Galenus menghubungkan sifat-sifat kejasmanian (struktur kejasmanian)
dengan sifat-sifat psikologis dari individu yang bersangkutan. Menurut keduanya, ada beberapa
tipe temperamen manusia, yaitu: sanguinikus, flegmatikus, cholerikus, melancholikus.
Temperamen itu berbeda dengan karakter atau watak, yang kadang-kadang kedua pengertian itu
disamakan satu dengan yang lain. Karakter atau watak yaitu merupakan keseluruhan dari sifat
seseorang yang nampak dalam perbuatannya sehari-hari, sebagai hasil pembawaan maupun
lingkungan. Temperamen pada umumnya bersifat konstan, sedangkan watak atau karakter lebih
bersifat tidak konstan, dapat berubah-ubah sesuai pengaruh lingkungan.
Disamping individu memiliki faktor bawaan yang berhubungan dengan sifat-sifat
kejasmanian dan temperamen, maka individu masih mempunyai sifat-sifat pembawaan yang
berupa bakat (aptitude atau talenta). Bakat bukanlah merupakan satusatunya faktor  yang
dibawa individu sewaktu dilahirkan, melainkan hanya merupakan salah satu faktor saja. Bakat
merupakan potensi yang berisi kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang ke sesuatu arah.
Bakat bukanlah sesuatu yang telah jadi, yang telah terbentuk pada waktu individu dilahirkan,
tetapi baru merupakan potensi-potensi saja. Agar potensi ini menjadi aktualisasi dibutuhkan
kesempatan untuk mengaktualisasikan bakat-bakat tersebut. Karena itu kemungkinan ada bakat
yang tidak dapat berkembang atau tidak dapat beraktualisasi karena kesempatan tidak atau
kurang memungkinkan. Untuk mengaktualisasikan bakat diperlukan lingkungan yang baik atau
mendukung. Di sinilah letak peranan lingkungan dalam perkembangan individu. Karena itu
langkah yang baik adalah memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan bakat sebaik-
baiknya. Untuk dapat mengetahui bakat seseorang umumnya dipergunakan tes bakat (aptitude
test).
Dalam hal-hal tertentu, faktor bawaan di sini termasuk juga kerentanan terhadap penyakit.
Misalnya orangtua yang memiliki penyakit gula juga akan menurun pada anaknya, juga
penyakit sesak nafas, epilepsi, dan lain-lain. Aspek individu yang bersifat bawaan ini memiliki
potensi untuk untuk berkembang. Namun sejauh mana perkembangan dan kualitas
perkembangan itu terjadi tergantung pada kualitas bawaan itu sendiri dan lingkungan yang
mempengaruhi.
Masih terkait dengan faktor pembawaan, penelitian terhadap anak kembar menunjukkan
bahwa anak kembar identik memiliki tinggi badan yang relatif sama dibandingkan dengan anak
kembar yang berasal dari 2 telur (kembar fraternal). Kedua orangtua memberi sumbangan yang
sama besar bagi perkembangan tinggi badan anak-anak mereka. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa dari dua orangtua yang memiliki badan tinggi, maka anaknya akan memiliki
badan yang tinggi pula. Demikian sebaliknya, anak yang pendek kemungkinan besar memiliki
orangtua yang tidak tinggi juga.
Menurut Teori Nativisme  yang dipelopori seorang ahli filsafat  Schopenhauer, manusia
lahir sudah membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Berdasarkan teorinya, taraf kecerdasan sudah ditentukan sejak anak dilahirkan. Para ahli
psikologi Loehlin, Lindzey dan Spuhler berpendapat bahwa taraf intelegensi 75% – 80% 
merupakan faktor keturunan.
Faktor yang kedua adalah faktor lingkungan. Lingkungan dapat diartikan sebagai berbagai
peristiwa, situasi dan kondisi di luar individu yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi tumbuh kembang anak atau perkembangan individu. Lingkungan ini terdiri atas
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang bersifat
fisik yang ada di sekitar individu seperti keadaan rumah, pekarangan, sawah, tanah, air, musim
dan sebagainya. Lingkungan fisik sering disebut juga lingkungan alam. Lingkungan alam yang
berbeda akan memberi pengaruh yang berbeda pula pada individu. Misalnya: daerah
pegunungan akan memberikan pengaruh yang lain bila dibandingkan dengan daerah pantai.
Daerah yang mempunyai musim dingin akan memberikan pengaruh yang berbeda dengan
daerah yang penuh dengan musim panas. Sedangkan lingkungan sosial adalah meliputi seluruh
manusia dengan berbagai interaksinya yang menciptakan lingkungan pergaulan yang khas.
Lingkungan sosial merupakan lingkungan masyarakat, di mana dalam lingkungan masyarakat
ini terdapat interaksi individu satu dengan individu lain. Keadaan masyarakatpun akan
memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu.
Lingkungan sosial biasanya dibedakan atas: (1) Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan
sosial di mana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota yang lain,
anggota satu saling kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain. Oleh karena itu di antara
anggota telah ada hubungan yang erat, maka sudah tentu pengaruh dari lingkungan sosial ini
akan lebih mendalam bila dibandingkan dengan lingkungan sosial yang hubungannya tidak erat;
(2) Lingkungan sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial yang hubungan anggota satu dengan
anggota lain agak longgar. Pada umumnya anggota satu dengan anggota lain kurang atau tidak
saling kenal mengenal. Karena itu pengaruh lingkungan sosial sekunder akan kurang mendalam
bila dibandingkan dengan pengaruh lingkungan sosial primer. Dengan demikian, lingkungan
juga sering diterjemahkan sebagai keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi atau kondisi) fisik
atau sosial yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Faktor lingkungan disebut juga faktor eksogen, yaitu faktor yang datang dari luar individu,
merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya yang sering
dikemukakan dengan pengertian milleu. Pengaruh pendidikan dan pengaruh lingkungan sekitar
itu sebenarnya terdapat perbedaan. Pada umumnya pengaruh lingkungan bersifat pasif, dalam
arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungan
memberikan kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan-kesempatan kepada individu.
Bagaimana individu mengambil manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh lingkungan
tergantung kepada individu yang bersangkutan. Tidak demikian halnya dengan pendidikan.
Pendidikan dijalankan dengan penuh kesadaran dan sistematis untuk mengembangkan potensi-
potensi ataupun bakat-bakat yang ada pada individu sesuai dengan cita-cita atau tujuan
pendidikan. Dengan demikian pendidikan itu bersifat aktif, penuh tanggung jawab dan ingin
mengarahkan perkembangan individu ke suatu tujuan tertentu.
Sekalipun pengaruh lingkungan tidak bersifat memaksa, namun tidak dapat dipungkiri
bahwa peranan lingkungan cukup besar dalam perkembangan individu. Lingkungan tumbuh
kembang anak dapat berupa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
kelompok teman sebaya.
Lingkungan keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan
pribadi anak. Perawatan orangtua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai
kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang
menguntungkan untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang
sehat. Hal itu berarti, sikap dan perlakuan orangtua terhadap anak memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap kepribadian dan perkembangan psikis anak. Lingkungan keluarga yang
kurang/tidak menunjang proses tumbuh kembang anak atau dikatakan sebagai lingkungan
keluarga  beresiko tinggi adalah apabila kondisi keluarga tersebut: (1) Umur ibu kurang dari 20
tahun, (2) Jumlah anak usia kurang dari 2 tahun ada dua atau lebih, (3) Ibu/pengasuh tidak tahu
mengenai kebutuhan anak dan sulit menerima pesan-pesan kesehatan, yang ditandai antara lain::
tidak tahu mengenai hal-hal umum yang diketahui oleh masyarakat, tidak dapat memahami
petunjuk-petunjuk kesehatan yang sebenarnya, tidak dapat menjawab pertanyaan yang biasanya
dapat dijawab para ibu mengenai anaknya, (4) Ibu/pengasuh anak mengalami gangguan mental
atau tekanan jiwa yang berat ditandai oleh antara lain sebagai berikut: tampak putus asa, mudah
menangis, bereaksi sangat lambat, acuh pada sekitarnya, perilaku aneh, suka tertawa sendiri,
gelisah, mondar-mandir tanpa tujuan, (5) Ibu/pengasuh anak mengabaikan anak atau acuh
terhadap tumbuh kembang anak, antara lain ditandai: menjelek-jelekkan anak, memukul anak
suatu persoalan kecil, tidak mengetahui data tentang anak yang pada umumnya diketahui oleh
para ibu, misalnya: kapan anak diimunisasi, penyakit yang pernah diderita anak,
memperlihatkan sikap tidak senang dalam pembicaraan terhadap anaknya, (6) Rumah yang
kacau dan kotor, (7) Ayah sering melakukan kejahatan, minum alkohol, atau ada gangguan jiwa,
sering mabuk, (8) Hubungan suami isteri yang buruk, yang ditandai oleh orangtua sering
bertengkar di depan anak-anak, fekerasan fisik antara orangtua, suami sering memukul isteri, (9)
Kemiskinan yang ditandai oleh hal-hal sebagai berikut: lingkungan tempat tinggal yang buruk,
lantai tanah, atap bocor, gubuk  buruk, alat makan yang dipakai tidak mencukupi untuk seluruh
anggota keluarga perlengkapan tidur  tidak mencukupi, tidak mempunyai baju ganti, makanan
yang disediakan secara kuantitas dan kualitas tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh.
Sementara kekurangan gizi dalam makanan menyebabkan pertumbuhan anak terganggu yang
akan mempengaruhi perkembangan seluruh dirinya.
Lingkungan sekolahh merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, pendidikan dan latihan dalam rangka membantu
anak agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral spiritual,
intelektual, emosional maupun sosial. Sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan
kepribadian anak setelah keluarga, baik dalam cara berpikir, bersikap maupun berperilaku. Ada
beberapa alasan  mengapa sekolah memainkan peranan yang berarti bagi perkembangan
kepribadian anak: (1) Anak sebagai siswa harus hadir di sekolah, (2) Sekolah memberikan
pengaruh pada anak secara dini, terutama dalam hal membangun konsep diri, (3) Anak banyak
menghabiskan waktunya di sekolah daripada tempat lain di luar rumah, (4) Sekolah
memberikan kesempatan anak untuk meraih sukses, (5) Sekolah memberikan kesempatan pada
anak untuk menilai dirinya dan kemampuannya secara realistik.
Sedangkan kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai
peranan cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya. Peranan ini semakin penting
terutama pada saat terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat seperti perubahan bentuk
keluarga dari keluarga besar ke keluarga kecil, kesenjangan antara generasi tua dan muda, dan
peruasan jaringan komunikasi di antara anak dan remaja. Peranan kelompok teman sebaya bagi
anak adalah memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan anak lain, mengontrol tingkah laku
sosial dan mengembangkan ketrampilan dan minat yang relevan dengan usianya.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa Psikologi
perkembangan merupakan salah satu bidang psikologi yang memfokuskan kajian atau
pembahasannya mengenai perubahan tingkah laku dan proses perkembangan dari masa
konsepsi (pra-natal) sampai mati.atau Psikologi perkembangan adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang
mempengaruhinya. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus,
karena psikologi perkembangan mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku
individu.dalam penyelenggaraan pendidikan, psikolologi perkembangan bisa
dimanfaatkan buat memperoleh manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dengan menetapkan metode yg lebih baik sinkron menggunakan
kebutuhan peserta didik.Peranan psikologi dalam pendidikan sangat berkaitan karena
untuk memudahkan guru mengetahui, memahami dan mengenal karakter siswa, supaya
guru tersebut dapat menyesuaikan dirinya untuk mendidik siswa tersebut. Peranan
Psikologi Perkembangan dalam dunia Pendidikan.Tujuan dari mempelajari
perkembangan manusia yaitu untuk memberikan gambaran (yaitu memberikan
gambaran dari perkembangan manusia), penjelasan (yaitu memberikan penjelasan dari
perkembangan manusia), peramalan (yaitu dapat memprediksi perkembangan manusia
dan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai