DISUSUN OLEH :
RAMHADI YUSUP
NIM : 60403070121171
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul tentang Gejala Kejiwaan Pada Manusia Normal, ini merupakan tugas dari dosen mata
kuliah Psikologi Pendidikan di STKIP Bina Mutiara Surade.
Terselesaikannya makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan makalah ini.
Selanjutnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
menjadi referensi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, kami mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan dapat
menjadikan Makalah ini jauh lebih baik lagi. Kami mohon maaf setulus-tulusnya atas kesalahan
maupun kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Surade, Oktober 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku manusia diawali dengan adanya pengindraan atau sensasi. Pengindraan atau sensasi
adalah proses masuknya stimulus ke dalam alat indra manusia. Setelah stimulus masuk ke alat
indra manusia, maka otak akan menerjemahkan stimulus tersebut. Kemampuan otak dalam
menerjemahkan stimulus disebut dengan persepsi. Persepsi merupakan proses untuk
menerjemahkan atau menginterpretasi stimulus yang masuk dalam alat indra. Tetapi dalam
sejarah perkembangannya , kemudian arti psikologi menjadi ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia. Ini di sebabkan karena jiwa yang mengandung arti yang abstrak itu sukar untuk di
pelajari secara objektif.Kecuali itu, keadaan jiwa seseorang melatarbelakangi timbulnya hampir
setiap tingkah laku.Beragamnya pendapat para ahli psikologi tentang pengertian dari psikologi,
sehingga bisa di simpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku dan perbuatan individu dimana individu tersebut tidak dapat di lepaskan dari lingkungannya
Pengamatan memegang peran yang sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengamatan adalah usaha untuk mengenal dunia disekitar dengan menggunakan indera
penglihatan. Dalam kehidupan sehari-hari meskipun stimulus yang diindra atau diamati sama
namun bisa menimbulkan interpretasi hasil atau persepsi yang berbedabeda. Apabila dilihat dari
sudut pandang pengamatan
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi ?
2. Apa Bentuk-bentuk dalam gejala jiwa?
3. Apa Gejala-gejala Kejiwaan Pada Manusia Normal?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui Apa yang dimaksud dengan Psikologi
2. Agar mengetahui Bentuk-bentuk dalam gejala jiwa
3. Agar mengetahui Gejala-gejala Kejiwaan Pada Manusia Normal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas
psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari
jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada
manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau
kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku dan proses mental.
Ilmu psikologi adalah suatu ilmu yang digunakan untuk mempelajari tentang jiwa, baik
mengenai macam, gejala, proses, maupun latar belakang. Psikologi juga mempelajari tentang
perbedaan Nyawa dan Jiwa. Nyawa adalah daya jasmani yang adanya tergantung pada hidup
jasmaniah dan menimbulkan hidup badaniah (behavior), Perilaku yaitu perbuatan yang
ditimbulkan karena proses belajar. Jiwa adalah daya hidup rokhaniah yang bersifat abstrak,
menjadi penggerak dan pengatur bagi perbuatan manusia (personal behavior).
Pengertian Psikologi secara umum adalah : psikologi mempelajari gejala jiwa manusia yang
normal dewasa dan beradab. Sedangkan Pengertian Psikologi secara Khusus adalah : psikologi
mempelajari sifat khusus dari gejala jiwa manusia (mis: anak, perkembangan, criminal,
psikopathologi, psikologi kepribadian), psikologi masa. Dengan cara: Description
(menggambarkan), Explanation (penjelasan) prediction (meramalkan) controling
(pengontrolan/pengendalian) sedang yang menjadi obyek dalam psikologi adalah jiwa.
Disini akan saya tuliskan beberapa definisi dari para ahli psikolog :
1. Psikologi menyelidiki berbagai panca indra, pengalaman, perasaan, pikiran dan kehendak
(W. Wundt,1892)
2. Psikologi mempelajari semua kesadaran, baik normal maupun abnormal (James Angell,
1910)
3. Psikologi adalah ilmu mental termasuk fenomena yang sering kita sebut sebagai
perasaan, keinginan, kognisi, pikiran, keputusan dsb (William James, 1980)
4. Psikologi merupakan analisis ilmiah mengenai proses mental dan struktur daya ingat
untuk memahami perilaku manusia (Richard Mayer, 1981)
5. Ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap
lingkungannya (Garden Murphy)
B. Bentuk-Bentuk Gejala Jiwa
1. Gejala Kognitif
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanan katanya knowing, berarti
mengetahui. Dalam arti luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan. Dalam perkembanganselanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai
salah satu domain atau wilayah/ ranah psikologis manusia yang meliputi setiap peilaku mental
yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan
masalah, kesengajaan, dan keyakinan
a. Pengindraan
b. Persepsi
c. Memori
d. Berfikir
e. Intelegensi
2. Gejala Afektif
adalah unsur kejiwaan dari sisi emosi atau rasa. Rasa dapat dibedakan kepada rasa fisik yang
berhubungan erat dengan alat dria seperti rasa asin dan rasa psikis yang lebih berupa rasa dalam
seperti emosi, sikap, dan moral.
2. Pendengaran
Alat pendengaran utama adalah telinga. Rangsang berupa gelombang suara masuk ke
dalam telinga melalui bagian-bagian alat pendengaran.Gelombang suara merambat
melalui 3 media, yaitu udara, benda padat/tulang, cairan/endolymphe. Bila seseorang
tidak dapat mendengar, maka ada kemungkinan kerusakan pada pusat pendengaran yang
menyebabkan gangguan fungsi intelek atau pada salah satu alat tempat
berjalannya/penerus rangsang (conductive deafness) yang tidak ada hubungannya dengan
fungsi intelek.
3. Pengecap
Alat pengecap utama adalah lidah. Rangsang berupa larutan cairan melalui lidah (lingua)
dan rongga mulut (cavumroris). Prosesnya adalah larutan/cairan diterima lidah masuk ke
rongga mulut diteruskan nervus ke-9 menuju gyrus centralis posterior (pusat sensibilitas
di kulit otak). Reseptor pada lidah ada 4 jenis penerima rangsang, yaitu : rasa manis,
pahit, asin dan asam.
4. Pembau
Alat pembau utama adalah hidung. Rangsang berupa hawa/udara/bau melalui udara
menuju ke reseptor yang ada di rongga hidung (cavum nasalis). Prosesnya adalah bau
diterima oleh rongga hidung diteruskan oleh nervus ke-1 (saraf pembau) menuju gyrus
centralis posterior (pusat sensibilitas di kulit otak).
5. Perabaan
Alat perabaan utama adalah kulit. Rangsang yang diterima tubuh manusia dapat berupa
rangsang : mekanis, thermis, chemis, elektris, suara, cahaya. Perabaan adalah ransang
mekanis ringan pada bagian permukaan tubuh, khususnya yang tidak berambut seperti
telapak kaki, bibir,dll. Reseptornya adalah corpuscula meissner dan corpuscula pacini.
b. Persepsi
Persepsi adalah sebuah proses saat ataupun kimiawi yang mengenai alat indra. individu
mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi
lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang
kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.
Definisi persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan (penerimaan)
langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.
Persepsi menurut Davidoff dalam Walgito (1997) : stimulus yang diindera oleh individu
diorganisasikan, kemudian diinterpretasikan sehingga individu sadar, mengerti tentang apa yang
diinderakan. Individu dapat mengadakan persepsi, jika adanya objek, alat indera (reseptor), dan
perhatian. Contoh persepsi misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari
rabaan terhadap meja.
b. Ingatan
Secara sederhana, Irwanto (1999) mendefinisikan ingatan sebagai kemampuan untuk
menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang. Galotti (2004)
mendefinisikan memori sebagai suatu proses kognitif yang terdiri atas serangkaian proses,
yakni : penyimpanan (storage), retensi, dan pengumpulan informasi (information gathering)
Sebagai suatu proses, memori menunjukkan suatu mekanisme dinamik yang diasosiasikan
dengan penyimpanan (storing), pengambilan (retaining), dan pemanggilan kembali (retrieving)
informasi mengenai pengalaman yang lalu (Bjorklund, Schneider, & Hernández Blasi, 2003;
Crowder, 1976, dalam Stenberg, 2006). Santrock (2005) mendefinisikan ingatan sebagai retensi
informasi yang telah diterima melalui tahap : penkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan
pemanggilan kembali (retrieval). Penelitian ini menggunakan definisi ingatan menurut Santrock,
yaitu informasi-informasi yang berasal dari lingkungan dan informasi ini akan diproses melalui
tahapan : penkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali sehingga informasi yang masuk
tidak terbuang secara sia – sia.
c. Lupa
Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali
apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa
sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.
Jadi lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.
Faktor-faktor Penyebab Lupa :
a) Lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang
ada dalam sistem memori.
b) Lupa dapat terjadi pada karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik
sengaja ataupun tidak. Penekanan ini dapat terjadi karena item informasi yang berupa
pengetahuan tanggapan atau kesan dan sebagainya yang diterima siswa kurang
menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya sehingga ke alam
ketidaksadaran.
c) Lupa dapat terjadi karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan
waktu mengingat kembali (Andreson 1990).
d) Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat terhadap proses dan situasi belajar
tertentu
e) Lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan
atau dihafalkan (Hilgard & Bower 1975Lupa dapat tejadi karena perubahan urat syaraf
otak
Contoh lupa ini sering terjadi pada siswa (kita) yang menerapkan metode
belajar SKS (Sistem Kebut Semalam) Kita belajar ngebut malam ini, memasukkan
semua pelajaran dalam sekali kunyah kedalam otak. Nah, ketika tes keesokan harinya,
apa yang telah diingat dan pelajari (walaupun pelajaran minggu lalu) bisa hilang,
diakibatkan dari apa yang telah kita pelajari semalam.
3. Berfikir
Pemecahan masalah merupakan bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan
proses paling kompleks di antara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah
didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih
dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organisme atau
sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal
menuju kondisi yang dituju. Berfikir kreatif sangat berperan dalam pemecahan masalah. Menurut
Graham Wallas (dalam Morgan, at al. 1989), proses berfikir kreatif meliputi lima tahap, yaitu
Persiapan (Preparation), Inkubasi (Incubation), Iluminasi (Ilumation), Evaluasi (Evaluation),
Revisi (Revision).
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski,
dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini
berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan
di dalam didi seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat
bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut :
a) pembentukan pengertian,
b) penjalinan pengertian-pengertian, dan
c) penarikan kesimpulan.
4. Intelegensi
Setelah kita membahas tentang berpikir, maka kaitan dengan masalah berpikir adalah
inteligensi. Secara umum inteligensi adalah kesanggupan untuk berpikir. Ada beberapa pendapat
tentang pengertian inteligensi.
a) William Stern mengatakan, bahwa inteligensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat
menyesuaikan diri dengan situasi-situasi baru.
b) V. Hees, bahwa inteligensi adalah sifat kcerdasan jiwa.
c) Terman mengatakan, inteligensi adalah kesanggupan untuk belajar secara abstrak.
d) Binet mengatakan bahwa inteligensi meliputi pengertian penemuan sesuatu yang baru,
ketetapan hati dan pengertian diri sendiri.
Dari berbagai definisi intelegensi yang dikemukakan oleh ahli-ahli yang berbeda-beda, para ahli
sepakat memandang intelegensi sebagai kemampuan berfiki seseorang. Yaitu dalam
menyesuaikan diri, belajar, atau berpikir abstrak. Intelegensi juga mempengeruhi kemampuan
belajar seseorang.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental
yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati
secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan
manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
5. Emosi
Istilah emosi menurut Daniel Goleman (1995), seorang pakar kecerdasan emosional, yang
diambil dari Oxford English Dictionary memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan
pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Atau dapat kita
pahami bahwa emosi itu merupakan suatu gejolak atau rasa yang terjadi dalam hati/perasaan
yang terjadi karena ada suatu rangsangan yang diberikan pada saat kita dalam keadaan mental
yang hebat.
Adapula yang mengatakan emosi itu adalah suatu perasaan intens yang ditujukan kepada
seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat
ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut
terhadap sesuatu.
6. Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu. Motivasi boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian
hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motivasi semacam ini sering
disebut motivasi ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motivasi tumbuh di dalam diri subjek didik
sendiri yang disebut motivasi intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena
dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.
Menurut Baron (1992), Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan
perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan
bertahan lama. Kekuatan yang memberikan energi dan mengarahkan perilaku untuk mencapai
tujuan. Keadaan internal yang mendorong, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Berikut
adalah pengertian motivasi dari berbagai perspektif dalam psikologi.
Dalam konteks belajar, motivasi intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka
panjang. Tetapi dalam keadaan motivasi intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik,
pendidik perlu menyiasati hadirnya motivasi-motivasi ekstrinsik. Motivasi ini, umpamanya, bisa
dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek
didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang
lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah
kepada hal-hal yang negatif.
Motivasi ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni
menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik. Melalui grafik ini, setiap subjek didik
dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi adalah menafsirkan
stimulus yang telah ada dalam otak dengan suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan
atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi/rangsang yang terjadi oleh tingkah laku
yang menggunaka ide dengan bukti bahwa seseorang telah belajar mengingat banyak hal setiap
harinya, tingkah laku manusia dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu yang efektif yang
menyertai setiap keadaan atau perilaku individu baik dalam keadaan emosinya marah atau pada
saat individu itu senang dengan faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan
dan mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu melalui proses informasi
secara mental atau secara kognitif dengan sesuatu yang harus dipenuhi oleh setiap makhluk
hidup dan apabila kebutuhan itu tidak tercukupi maka makhluk hidup tersebut akan kesulitan
untuk bersosialisasi dengan makhluk hidup y lain yang mempunyai prinsip teguh dan tidak
mudah goyah oleh apapun.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia , baik sebagai
individu maupun dalam hubungan dengan lingkungannya.adapun bentuk-bentuk gejala jiwa
seperti gejala kognitif, gejala afektif dan gejala psikomotorik dan bentuk-bentuk gejala siswa
dalam belajar diantaranya ada pengindraan,persepsi, memori, berfikir, intelegensi, emosi dan
motivasi. Semua ini saling berhubungan satu sama lainnya.
B. Saran
Demikian makalah pengantar dan gejala jiwa ini disusun dengan bentuk yang sederhana,
tentunya dengan harapan mudah di mengerti dan dipahami sebagai salah satu acuan dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran bagi mahasiswa khususnya dilingkungan jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar atau perguruan tinggi pada umumnya. Penulis menyadari bahwa isi makalah
ini belum mencapai tahap kesempurnaan, oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang
membangun dan penyempurnaan isi makalah ini. Kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung tersusunya makalah pengantar dan gejala jiwa saya ucapkan terima kasih dan
semoga bermanfaat bagikita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
http://endangrahmana.blogspot.com/2013/01/bentuk-bentuk-gejala-psikolgi-siswa.html
https://edwanansari.blogspot.com/2013/12/gejela-gejala-kejiwaan-manusia-normal.html
https://www.kompasiana.com/dwiteguhpriyanto/55004f4ca33311fb6f5109b6/gejala-kejiwaan