PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam merupakan salah satu agama yang ada di Indonesia dan mayoritas
masyarakatnya beragama islam. Ibadah merupakan unsur mutlak dalam agama. Agama
yang intinya adalah keyakinan tentang adanya zat yang berkuasa di atas alam raya, dan
kerinduan manusia untuk mengangungkan dan berhubungan dengannya, melahirkan
berbagai macam cara pengabdian pemujaan dan ibadah. Dan agama itu pun sendiri
merupakan pondasi hidup manusia dalam ketentraman hidupnya. Dalam agama islam
shalat merupakan tiang agama. Karena jikalau seorang tidak mendirikan shalat itu sendiri
maka sama saja dia tidak mendirikan agamanya.
Manusia-manusia yang menjalankan tugas dan perintah Allah lah yang akan
mendapatkan ketentraman hati itu sendiri. Pelaksanaan ibadah dalam islam tidak boleh
sampai mengabaikan kewajiban yang berhubungan dengan kebutuhan jasmaniah dan
duniawi. Manusia perlu bekerja untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan hidupnya
untuk bertahan hidup, karena selain kita ibadah dan berdoa kita juga harus bekerja untuk
mencapai tujuan nya.
Dzikir dan do’a adalah dua hal yang saling berhubugan. Dzikir sebagai sebutan dan
ingat kepada Allah merupakan pendahuluan do’a. Orang dapat berdo’a bila ia menyebut
nama Allah dan ingat kepada-Nya, yang merupakan tujuan kepada siapa ia memanjatkan
do’a. Dengan mulut dan hati yang berdzikir, diharapkan orang yang berdo’a tergerak
melakukan perbuatan yang sesuai dengan kehendak nama yang ia sebut dalam dzikir.
Dzikir menempati sentral amaliah jiwa hamba Allah yang beriman, karena dzikir
adalah keseluruhan getaran hidup yang digerakkan oleh kalbu dalam totalitas ilahi.
Totalitas inilah yang mempengaruhi aktivitas hamba, gera-gerik hamba, kediaman hamba,
kontemplasi hamba, dan saat-saat hamba istirab dalam tidurnya. Dzikir yang memenuhi
ruang-ruang kalbu kita adalah dzikir yang tidak pernah dibatasi oleh raung dan waktu. Jika
waktu muncul akibat gerakan-gerakan empisi, maka dzikir yang hakiki tidak pernah
memiliki waktu, kecuali waktu ilahi itu sendiri.
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Dzikir
1. Pengertian Berdzikir
Pengertian dzikir menurut bahasa berasal dari kata dzakaro yang artinya ingat. Kata
dzikir mengambil dari masdarnya dzikron, kemudian terkenal dengan istilah dzikir.
Sedangkan dzikir menurut syara’ adalah ingat kepada Allah dengan etika tertentu yang
sudah ditentukan dalam Al Qur’an dan Hadits dengan tujuan mensucikan hati dan
mengagungkan Allah. Allah sudah menunjukkan dasar pokok bahwa dzikir mampu
menentramkan hati manusia. Hanya dengan dzikirlah hati akan menjadi tentram, sehingga
tidak timbul nafsu yang jahat.
” Ingatlah hanya dengan berdzikir kepada Allah hati akan menjadi tentram ” (QS. 13 : 28).
Pengalaman para mutashawwiyn, dzikir dengan hati disebut dzikir sirr. Untuk
mencapai dzikir sirr (rahasia) harus melalui tahap dzikir bil lisan, kemudian dengan
sendirinya dzikir dengan hati saja berjalan sesuia dengan letupan rasa dan pikiran
menguasai jiwa raganya.
Allah SWT memberikan dasar dalam firman-Nya : ” Ingatlah kepada-Ku, maka aku
akan ingat kepadamu “
Banyak orang yang masih menganggap remeh kegiatan dzikir atau mengingat Allah.
Mereka menganggap duduk diam sambil berzikir menyebut nama Allah sebagai suatu
kegiatan yang sia sia dan hanya membuang waktu percuma. Ini terjadi karena sebagian
besar manusia perhatiannya hanya tercurah pada kehidupan dunia. Sebagian besar manusia
hanya fokus pada kehidupan jangka pendek, yaitu kehidupan dunia. Mereka merancang
kehidupannya hanya sampai hari tua, seluruh perhatian dan aktifitasnya dicurahkan untuk
keberhasilan dan kesuksesan hidup didunia. Mereka tidak peduli dengan kehidupan jangka
panjang, bahkan mereka ragu dengan adanya kehidupan akhirat yang abadi dan pertemuan
dengan Allah kelak.
Barang siapa yang mengharapkan berjumpa dengan Allah penguasa alam semesta,
maka saat pertemuan itu pasti terjadi. Barang siapa yang tidak mengharap perjumpaan
dengan Allah, maka di akhirat kelak dia tidak akan berjumpa dengan-Nya, kesenangan dan
kegembiraan hidupnya didunia ini telah berakhir dengan datangnya kematian, diakhirat
kelak ia akan dikumpulkan dilembah neraka, hidup kekal abadi selamanya disana.
Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu
(yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (Al Ankabut 5)
Sedikit sekali orang yang paham dan mengerti bahwa saat ini mereka sedang berada
dalam perjalanan panjang yang tidak memiliki ujung, perjalanan panjang yang tidak ada
akhirnya. Sebagian besar manusia hanya tahu bahwa perjalanan ini akan berakhir dengan
datangnya kematian. Mereka tidak menyadari bahwa dibalik kematian mereka masih harus
menempuh perjalanan panjang yang tidak pernah ada ujungnya, perjalanan panjang yang
tidak pernah ada akhirnya. Mereka harus melalui alam barzakh, padang mahsyar, hari
berhisab, selanjutnya hidup kekal abadi dilembah neraka atau ditaman syurga. Itulah
perjalan panjang yang tidak pernah ada akhirnya.
Perjalanan panjang yang kita lalui didunia maupun akhirat penuh dengan halangan
dan rintangan. Halangan dan rintangan itu akan menimbulkan berbagai penderitaan dan
rasa sakit yang berkepanjangan. Kita butuh kekuatan ekstra untuk mengatasi berbagai
halangan dan rintangan itu. Jika kita sanggup mengatasi berbagai halangan dan rintangan
Dengan ingat kepada Allah dan selalu berlindung pada-Nya kita akan mendapat kekuatan
ekstra menghadapi berbagai halangan dan rintangan yang datang menghadang baik
didunia maupun diakhirat. Orang yang selalu ingat pada Allah akan mendapat kemudahan
dalam mengatasi berbagai halangan dan rintangan yang datang menghadang. Hal tersebut
terjadi karena Allah selalu ingat dan memperhatikan keadaan orang yang selalu ingat
pada-Nya, Dia selalu siap memberi pertolongan kepada orang yang selalu ingat pada-Nya.
Firman Allah dalam surat Al Baqarah 152 :
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku. (Al Baqarah
152)
Allah berfirman “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41).
Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan bagaimamanapun,
kecuali ditempat yang tidak sesuai dengan kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid
di WC. Seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Imran ayat 191
Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran : 191).
Ada beberapa bentuk dan cara berdzikir diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah
sehingga timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa.
Semua yang ada di alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah
SWT.
Bagi orang yang berdzikir sangat disunatkan untuk menjalankan adab atau tata cara
berdzikir, yaitu:
Artinya: Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang lalai.(Al-A’raaf 205)
4. Hikmah Berdzikir
4. Keutamaan Berdzikir
B. Shalat
1. Pengertian Sholat
Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah, sholat menurut bahasa (etimologi) berarti
do'a, dan secara terminologi / istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki.
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir
dan yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88).
Adapun scara hakikinya ialah” berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesarannya dan
kesempurnaan kekuasaan-Nya”atau” mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan
Tuhannya sebagai bentuk ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari
beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri
dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah ibadah
kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat
merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan
memohon rido-Nya. Sholat dalam agama islam menempati kedudukan yang tidak dapat
ditandingi oleh ibadah manapun juga, ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak
kecuali dengan itu.
2. Urgensi Salat
Urgensi Shalat adalah agar kita tahu seberapa pentingnya shalat dalam kehidupan
sehari-hari kita, karena selain mempunyai arti dalam ibadah sebagai tiang agama shalat
juga mempunyai makna lain dalam kehidupan. pada dasarnya meliputi dua aspek yaitu
aspek rohani dan aspek jasmani (Sayid Sabiq, 2010:45).
Apabila kita senantiasa mengingat Allah SWT dengan cara mengerjakan shalat
niscaya kita akan mendapatken ketentraman hati dan pikiran kita agar selalu dapat berfikir
bersih dan selalu berada dijalannya yang benar. Hati manusia yang senantiasa selalu
mengingat Allah akan terjaga jiwanya dari sifat-siat keji dan terhindar dari segala sesuatu
yang menyimpang dari agama dan jalan Allah SWT dan dibutuhkan kerohanian yang kuat
dengan sering mendekatkan jiwa dan raga kepada Allah SWT. Dengan kekuatan rohaniah
itu bebagai macam ujian hidup akan dapat dihadapi dengan kesabaran, ketenangan,
kerelaan hati yang tentram. Karena itu amat besar artinya kita selalu mohon pertolongan
kepada Allah dengan sabar dan Salat juga berfungsi untuk mencegah perbuatan keji dan
mungkar. Karena itu, mengerjakan shalat dengan khusyu’ dan benar mempunyai peranan
yang besar dalam pembentukan moral, yang membuat seseorang akan merasa malu
melanggar ketentuan-ketentuan Allah sehingga akan terdorong untuk berbuat yang selalu
mendatangkan keridhaan Allah.
1) Sholat Isya' yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Waktu pelaksanaannya dilakukan menjelang malam
(+ pukul 19:00 s/d menjelang fajar) yang diiringi dengan sholat sunnah qobliyah
(sebelum) dan ba'diyah (sesudah) sholat isya.
2) Sholat Subuh yaitu sholat yang dikerjakan 2 (dua) raka'at dengan satu kali salam.
Adapaun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah fajar (+ pukul 04:10) yang
hanya diiringi dengan sholat sunnah qobliyah saja, sedang ba'diyah dilarang[2].
3) Sholat Lohor (Zhuhur) yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua
kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksaannya dilakukan sa'at
matahari tepat di atas kepala (tegak lurus) + pukul 12:00 siang, yang diiringi
dengan sholat sunnah qobliyah dan sholat sunnah ba'diyah (dua raka'at-dua raka'at
atau empat raka'at-empat raka'at dengan satu kali salam).
4) Sholat Ashar yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah
matahari tergelincir (+ pukul 15:15 sore atau sebatas pandangan mata) yang hanya
diiringi oleh sholat sunnah qobliyah dengan dua raka'at atau empat raka'at (satu
kali salam).
5) Sholat Maghrib yaitu sholat yang dikerjakan 3 (tiga) raka'at dengan dua kali
tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaanya dilakukan setelah
matahari terbenam (+ pukul 18:00) yang diiringi oleh sholat sunnah ba'diyah dua
raka'at atau empat raka'at dengan satu kali salam, sedang sholat sunnah qobliyah
hanya dianjurkan saja bila mungkin dilakukan, tapi bila tidak jangan (karena akan
kehabisan waktu).
Dalam hadis qudsi tersebut disebutkan bahwa tanda-tanda orang yang diterima shalatnya
oleh Allah Swt., adalah:
b. Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yang lain. Jadi, tanda orang yang diterima
shalatnya ialah tidak takabur. Takabur, menurut Imam Al-Ghazali, ialah sifat orang
yang merasa dirinya lebih besar daripada orang lain. Kemudian ia memandang
enteng orang lain itu. Boleh jadi ia bersikap demikian dikarenakan ilmu, amal,
keturunan, kekayaan, anak buah, atau kecantikannya.Kalau Anda merasa besar
karena memiliki hal-hal itu dan memandang enteng orang lain, maka Anda sudah
takabur. Dan shalat Anda tidak diterima. Bahkan dalam hadis lain disebutkan
bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Takkan masuk surga seseorang yang dalam
hatinya ada rasa takabur walaupun sebesar debu saja."
Biasanya masyarakat akan menjadi rusak kalau di tengah-tengah masyarakat itu
ada orang yang takabur. Kemudian takabur itu ditampakkan untuk memperoleh
perlakuan yg istimewa. Dan anehnya, seringkali sifat takabur ini menghinggapi
para aktivis masjid atau aktivis kegiatan keagamaan. Mereka biasanya takabur
dengan ilmunya dan menganggap dirinya paling benar.
c. Tanda orang yang diterima shalatnya ialah orang yang tidak mengulangi
maksiatnya kepada Allah Swt. Nabi bersabda, "Barangsiapa yang shalatnya tidak
rnencegahnya dari kejelekan dan kemungkaran, maka shalatnya hanya akan
menjauhkan dirinya dari Allah Swt." Dalam hadis yang lain, Rasulullah Saw.
bersabda:
C. Do’a
1. Pengertian Do’a
Do’a menurut bahasa yaitu “ad-du’aa” artinya memanggil, meminta tolong, atau
memohon sesuatu. Sedangkan doa menurut pengertian syariat adalah memohon sesuatu
Artinya:“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik”. (Al-A’raf 55-56)
Karena berdo’a merupakan permohonan kepada Allah SWT, maka sebaiknya diperhatikan
adab (tata cara) berdo’a, sebagai berikut:
a. Memulai berdo’a dengan bacaan hamdalah dan shalawat kepada nabi Muhammad
SAW.
b. Ketika berdo’a dilakukan dengan khusyu’, penuh pengharapan, memohon dengan
kesungguhan kepada Allah SWT.
c. Menghadap ke arah kiblat sambil mengangkat kedua tangan setinggi bahu.
Merendahkan suara, tidak terlalu lemah dan tidak terlalu keras. Berkeyakinan
bahwa Allah pasti mengabulkannya dengan sepenuh-penuh pengharapan
d. Bersungguh-sungguh di dalam berdo’a.
Setiap orang yang berdo’a pasti berharap agar do’a nya cepat terkabul. Akan tetapi,
terkabulnya suatu do’a tentu harus memenuhi beberapa syarat, adapun syarat-syarat nya
antara lain sebagai berikut:
4. Hikmah Berdo’a
Hal yang menyebabkan doa tidak terkabulkan yaitu : karena kalian telah mengenal
Allah SWT sebagai tuhan kalian, tapi kalian tidak menaati aturan-Nya, kalian telah
memahami bahwa Rasul adalah (panutan hidup), tapi kalian enggan mengikuti jalan
hidupnya, kalian tahu bahwa al-Qur’an adalah pedoman hidup, tapi kalian tidak
mengamalkan petunjuknya, kalian merindukan surga, tapi kalian tak mau mengejarnya,
kalian takut kepada neraka, tapi kalian selalu berbuat maksiat, dan kalian mengabaikan aib
mereka sendiri, namun kalian sibuk mengumpulkan aib orang (Teungku Hasbi Ash-
Shiddieqiy 2008:80).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang
agama,dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat
mempunyai dua unsur yaitu dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah yang
menyangkut perilaku berdasar pada gerakan sholat itu sendiri, sedangkan unsur yang
bersifat batiniyah adalah sifatnya tersembunyi dalam hati karena hanya Allah-lah yang
dapat menilainya.
Dzikir dan do’a adalah dua hal yang saling berhubungan. Dzikir sebagai sebutan dan
ingat kepada Allah merupakan pendahuluan do’a. orang dapat berdo’a bila ia menyebut
nama Allah dan ingat kepada-Nya, yang merupakan tujuan kepada siapa ia memanjatkan
do’a. dengan mulut dan hati yang berdzikir, diharapkan orang yang berdo’a tergerak
melakukan perbuatan yang sesuai dengan kehendak nama yang ia sebut dalam dzikir.
B. Saran
Dzikir, Sholat, dan Doa merupakan satu elemen penting dalam ibadah kita kepada
allah. Apabila kita tidak menjalankan ibadah sholat, maka yang terjadi adalah kita akan
mendapatkan dosa. Jika tidak menjalankan pastinya kita juga tidak melaksanakan dzikir
dan berdoa, karena ketiganya sangat erat berhubungan.
Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim harus menjalankan sholat karena itu
merupakan kewajiban kita, dan juga bermunajat kepada allah agar kita selalu mendekatkan
diri kepada allah
DAFTAR PUSTAKA
M. Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul Majid, Analisa Zikir dan Doa, (Jakarta: Pinbuk Press, 2004).
Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah, alih bahasa oleh Mahyuddin Syaf II Cetakan ke III 2010
Teungku Hasbi Ash-Shiddieqiy, Pedoman Dzikir Dan Doa, (Jakarta: Bulan Bintang, Cet ke-
llX, 2008).
M. Afif Anshori, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa Solusi Tasawuf Atas Manusia Modern,
(YogyakartaL Pustaka Pelajar, 2003).
http://kedokteranunisba09.blogspot.com/2009/11/qada-dan-qadar-hari-akhir-ikhtiar-doa.html