Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha penyayang, kami panjatkan puji syukur atas
kehadiratNya dan keridhoanNya kepada kami untuk menulis
dan membuat makalah ini. Shalawat serta salam kami
haturkan kepada junjungan kami semua yaitu Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta para
pengikutnya yang insyaAllah di ridhoi oleh Allah SWT.
Kami selaku penulis berterimakasih terhadap pihak-pihak yang
berkontribusi untuk membantu penyelesaian makalah ini terutama
untuk dosen Pendidikan Agama Islam, Sayan Suryana, S.sos.,MM

Sehubungan dibuatnya makalah ini, kami memiliki segudang harapan


salah satunya adalah makalah ini mampu memberikan manfaat kepada
pembaca berupa meningkatkan pengetahuan serta rasa cinta kepada
Allah SWT.

Karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki kami yakin masih


banyak kekurangan yang ada didalam makalah ini, oleh karena itu
kami harap pembaca memakluminya dan kami harap pembaca sudi
kiranya memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan agama ini.

Karawang, 20 september
2017

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................ii

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.....................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................1

1.3 Tujuan...................................................................................1

BAB 2 Pembahasan

2.1 Pengertian Dzikir.................................................................2

2.2 Pengertian Sholat.................................................................7

2.3 Doa.......................................................................................28

BAB 3 Penutupan

3.1 Kesimpulan.........................................................................33

3.2 Saran...................................................................................33

Daftar Pustaka...................................................................................34

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


islam adalah agama samawi terakhir, ia berfungsi sebagai
rahmat dan nikmat bagi manusia seluruhnya. Maka Allah SWT
mewahyukan agama ini dalam nilai kesempurnaan yang
tertinggi, kesempurnaan mana meliputi segi-segi fundamental
tentang duniawi dan ukhawari, guna menghantarkan manusia
kepada kebahagiaan lahir dan batin serta dunia dan akhirat.
Di indonesia, islam merupakan agama dengan penganut
terbanyak dimana Shalat merupakan tiang agamanya. Jikalau
seseorang tidak mendirikan shalat itu sendiri maka sama saja
dia tidak mendirikan agamanya.Dzikir dan doa adalah dua hal
yang saling berhubungan. Dzikir sebagai sebutan dan ingat
kepada Allah merupakan pendahuluan doa. Dengan mulut dan
hati yang berdzikir, diharapkannya orang yang berdoa tergerak
melakukan perbuatan yang sesuai dengan ajaran islam.Dzikir
menempati sentral alamiah jiwa hamba Allah yang beriman,
karena dzikir adalah keseluruhan getaran hidup yang digerakan
oleh kalbu dalam totalitas illahi. Totalitas inilah yang
mempengaruhi aktivitas hamba, gerak-gerik, dan saat-saat
hamba istirahat dalam tidurnya. Dzikirnya yang memenuhi
ruangan-ruangan kalbu kita adalah dzikir yang tidak pernah
dibatasi ruang dan waktu. Jika waktu muncul akibat gerakan-
gerakan empisi, maka dzikir yang hakiki tidak pernah
memiliki waktu, kecuali waktu illahi itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Dzikir,Doa dan Sholat
2. Apa manfaat Dzikir,Doa dan Sholat
3. Mengapa Dzikir,Doa dan Sholat itu diwajibkan
4. Bagaimana cara pelaksanaan Sholat yang baik dan benar
5. Apa tujuan nya kita harus melaksanakan Dzkir,Doa
Dan Sholat.
1.3 Tujuan
1.mengetahui pengertian dzikir,doa dan sholat

1
2.mengetahui manfaat dzikir,doa dan sholat
3.mengetahui tujuan dzikr,doa dan sholat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DZIKIR
Pengertian dzikir
Kata “dzikr” menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan dzikir menurut
pengertian syariat adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk
mendekatkan diri kepadaNya. Kita diperintahkan untuk berdzikir
kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan
kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan
takabbur ( M. Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul Majid 2004:1 )
Secara Etimologi. Secara bahasa zikir memiliki arti "menyebut",
"mengingat" atau "berdoa", kata zikir juga berarti memori, pengajian.
Dalam bahasa agama Islam zikir sering didefinisikan dengan
menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui kalimat-kalimat
thayyibah.

2
Allah berfirman “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah
(dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”
(QS. Al-Ahzab: 41). Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara
dan dalam keadaan bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidak
sesuai dengan kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di
WC.  Seperti firman Allah SWT yang berbunyi “(Yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.” (QS. Ali Imran : 191). 
b. Macam – macam dzikir
1.      Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan
ciptaan Allah sehingga timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah
adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Semua yang ada di alam semesta ini
pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT.
2.      Dzikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan cara mengucapkan
lafazh-lafazh yang di dalammya mengandung asma Allah yang telah
diajarkan oleh Rasulullah kepada ummatnya. Contohnya adalah:
mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat, membaca Al-
Qur’an dan sebagainya.
3.      Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang
diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Yang harus
diingat ialah bahwa semua amalan harus dilandasi dengan niat. Niat
melaksanakan amalan-amalan tersebut adalah untuk mendapatkan
keridhoan Allah SWT.  ( In’ammuzahiddin Masyhudi, Nurul Wahyu
A, 2006:155 )

3
Tentang dzikir panca indra ini, sebagian ulama tasawuf memiliki
pengertian dan konsep yang berbeda. Yakni melalui tujuh penjuru
panca indra.
a) dzikir kedua mata dengan menangis;
b) dzikir kedua telinga dengan mendengarkan hal-hal yang baik, dan
menghindari mendengarkan pembicaraan yang tiada guna;
c) dzikir lidah dan mulut dengan mengucapkan puji-pujian kepada
Allah SWT;
d) dzikir hati dengan penuh rasa takut dan harap kepada Allah SWT;
e) dzikir ruh dengan tawakkal (berserah diri) kepada Allah SWT dan
rela atas segala keputusannya;
f) dzikir badan dengan memenuhi berbagai kewajiban; dan
g) dzikir kedua tangan dengan bersedekah.

Dzikir dengan panca indra ini disebut juga dzikir fi’il, yaitu mengingat
Allah dengan perbuatan. Misalnya, melaksanakan ibadah (sholat,
puasa, dan lain-lainnya), menuntut ilmu, menengok orang sakit,
bekerja mencari rezeki yang halal, mencegah kemungkaran, menyuruh
orang berbuat baik, dan lain sebagainya.

c. Sebutan dan nama dalam dzikir


 Basmalah : diucapkan setiap memulai sesuatu
 Hamdalah atau tahmid : diucapkan setiap mengakhiri
sesuatu
 Istighfar : diucapkan ketika melihat/ mendengarkan
sesuatu yang tidak diinginkan atau untuk memohon
ampun

4
 Hauqalah : diucapkan ketika melihat / mendengar
sesuatu yang dibenci
 Al masyiah : diucapkan apabila ingin mengerjakan
sesuatu yang hebat atau ajaib
 Tahlil / syahadah : diucapkan ketika memasukan
orang non muslim kedalam agama islam / bacaan
wajib bag orang muslim di dalam shalat
 Tasbih : diucapkan ketika mendengar atau melihat
kekuasaan allah

d. Keutamaan Dzikir:
1.Penangkal dari godaan syaithan
“ Dan Jika Syaithan mengganggumu dengan suatu ganguan, maka
mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Fushilat:36)
2.Memenuhi timbangan kebaikan di akhirat
“(Ucapan) Alhamdulillah memenuhi timbangan dan (ucapan)
Subahanallah wal hamdulillah keduanya memenuhi antara langit dan
Bumi.”( HR. Muslim dari Abu Malik Al Asy’ary radhiyallahu ‘anhu)
3.Menggugurkan dosa-dosa
Barang siapa yang membaca “Subahanallahi wabihamdih seratur
kali dalam sehari , akan digugurkan dosa-dosanya walaupun
sebanyak buih dilautan.” (Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu)
4.Diingat oleh Allah SWT
“Berzikirlah kalian kepada-Ku niscaya Akau akan mengingat-ingat
kalian dan bersyukurlah kalian kepada-Ku (atas berbagai nikmat

5
yang Aku berikan kepad kalian) serta janganlah kalian mengikarinya.
(al-Baqarah:152)

5.Ditambah rizkinya oleh Allah SWT.


“Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada
Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun niscaya Dia
akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan
harta dan anak-anakmu, dan menggandakan untukmu kebun-kebun
dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.”
(Nuh:10-12)

e. Manfaat berdzikir
1. Membuat hati menjadi tenang
2. Mendapatkan pengampunan dan pahala yang besar
3. Dengan mengingat allah, maka allah akan mengingat kita
4. Banyak menyebut nama allah akan menjadikan kita beruntung
5. Dzikir kepada allah merupakan pembeda antara orang mukmin
dan orang munafik
6. Dzikir merupakan amalan ibadah yang paling mudah dilkuka

6
2.2 SHALAT
a. Pengertian shalat
Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa,
sedangkan menurut istilah shalat adalah suatu perbuatan serta
perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam
sesuai dengan persyaratkan yang ada.
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan
yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang
dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang
telah ditentukan. Adapun secara hakikinya ialah” berhadapan hati
(jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya
serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesarannya dan
kesempurnaan kekuasaan-Nya”atau” mendahirkan hajat dan keperluan
kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan
atau dengan kedua-duanya.

Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al


Kitab (Al Quran) dan dirikan salat, sesungguhnya salat itu mencegah
dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya

7
mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-
ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
“(QS Al Ankabut: 45).

b. Syarat-Syarat Shalat
Shalat di nilai sah dan sempurna apabila shalat tersebut di
laksanakan dengan memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun dan hal-
hal yang disunnahkan serta terlepas dari hal-hal yang membatalkanya.

Syarat-syarat Shalat
Syarat-syarat Shalat adalah sesuatu hal yang harus di penuhi sebelum kita
melaksanakan shalat.
Syarat Shalat di bagi menjadi 2 yaitu:
o   Syarat wajib Shalat adalah syarat yang wajib di penuhi dan tidak bisa
di nego-nego lagi. Seperti Islam, berakal dan tamziz atau baligh. suci
dari haid dan nifas serta telah mendengar ajakan dakwah islam.
o   Syarat sah shalat itu ada 8 yaitu:

8
 Suci dari dua hadas
 Suci dari najis yang berada pada pakaian, tubuh, dan tempat shalat.
 Menutup aurot
 Aurat laki-laki yaitu baina surroh wa rukbah( antara pusar sampai
lutut), sedangkan aurot perempuan adalah jami’i  badaniha illa wajha
wa kaffaien (semua anggota tubuh kecuali wajah dan kedua telapak
tangan).
 Menghadap kiblat
 Mengerti kefarduan Shalat
 Tidak meyakini salah satu fardu dari beberapa fardu shalat sebagaisuatu
sunnah.
 Menjauhi hal-hal yang membatalkan Shalat.

c. Macam-macam Pelaksanaan Shalat

a.      Macam-macam shalat


Dilihat hukum melaksanakanya, pada garis besarnya shalat di bagi
menjadi dua, yaitu shalat fardu dan shalat sunnah. Selanjutnya shalat
fardu juga di bagi menjadi dua, yaitu fardu ain dan fardu kifayah.
Demikian pula shalat sunah, juga di bagi menjadi dua, yaitu sunnah
muakkad dan ghoiru muakkad.

1.      Shalat fardu
Shalat fardu adalah shalat yang hukumnya wajib, dan apabila di kerjakan
mendapatkan pahala,
kalau di tinggal mendaptkan dosa. Contohnya: shalat lima wakktu, shalat
jenazah dan shalat nadzar. Shalat fardu ada 2 yaitu:

9
         Fardu Ain adalah shalat yang wajib di lakukan setiap manusia.
shalat ini di laksanakan sehari semalam dalam lima waktu (isya’,
subuh, dhuhur, asar, magrib) dan juga shalat Jum’at.

         Fardu kifayah adalah shalat yang di wajibkan pada sekelompok


muslim, dan apabila salah satu dari mereka sudah ada yang
mengerjakan maka gugurlah kewajiban dari kelompok tersebut.
Contoh: shalat jenazah.
         Shalat fardu karena nadzar adalah shalat yang di wajibkan kepada
orang-orang yang berjanji kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa
syukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah di terimanya.
Contoh : Ahmad akan melasanakan ujian, dia bilang kepada dirinya
dan teman-temanya, “ nanti ketika saya sukses mengerjakan ujian dan
lulus saya akan melakukan shalat 50 rokaat “ ketika pengumuman dia
lulus maka Ahmad wajib melaksanakan Shalat nadzar.
2.      Shalat Sunnah
Shalat Sunnah adalah shalat yang apabila di kerjakan mendapatkan
pahala dan apabila tidak di kerjakan tidak mendapatkan dosa. Shalat
sunah di sebut juga dengan Shalat tatawu’, nawafil, manduh, dan
mandzubat, yaitu shalat yang di anjurkan untuk di kerjakan. Shalat
sunnah juga di bagi 2 yaitu:
         Sunnah Muakkad adalah shalat sunah yang sealalu dikerjakan
atau jarang sekali tidak dikerjakan oleh Rosulluloh SAW dan
pelaksanaannya sangat dianjurkan dan di tekankan separti solat witir,
solat hari raya dan lain-lain

10
         Sunnah ghaeru muakkadah adalah solat sunah yang tidak selalu
dikerjakan oleh Rosulluloh SAW,dan juga tidak di tekan kan untuk di
kerjakan.holat
Semua shalat, termasuk shalat sunat dilakukan adalah untuk mencari
keridhoan atau pahala dari Alloh swt. Namun shalat sunat jika dilihat
dari ada atau tidak adanya sebab-sebab dilakukannya, dapat dibedakan
manjadi dua macam, yaitu: shalat sunat yang bersebab dan shalat
sunat yang tidak bersebab.

         Shalat sunat yang bersebab, yaitu shalat sunat yang dilakukan


karena ada sebab-sebab tertentu, seperti shalat istisqa’ (meminta
hujan) dilakukan karena terjadi kemarau panjang, shalat kusuf
(gerhana) dilakukan karena terjadi gerhana matahari atau bulan, dan
lain sebagainya.
         Shalat sunat yang tek bersebab, yaitu shalat sunat yang dilakukan
tidak karena ada sebab-sebab tertentu. Sebagai contoh : shalat witir,
shalat dhuha dan lain sebagainya
d.Syarat Sah shalat
untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu,
yaitu:
1. Beragama Islam
2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis
3. Berusia cukup dewasa
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
6. Sadar atau tidak sedang tidur

Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini :

11
1. Masuk waktu sholat
2. Menghadap ke kiblat
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar
4. Menutup aurat

e. Rukun Shalat

Dalam sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni :


1. Niat
2. Posisis berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ihram
4. Membaca surat al-fatihah
5. Ruku / rukuk yang tumakninah
6. I'tidal yang tuma'ninah
7. Sujud yang tumaninah
8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah
9. Sujud kedua yang tuma'ninah
10. Tasyahud
11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW
12. Salam ke kanan lalu ke kiri

D. Yang Membatalkan Aktivitas Sholat Kita

12
Dalam melaksanakan ibadah salat, sebaiknya kita
memperhatikan hal-hal yang mampu membatalkan shalat kita,
contohnya seperti :
1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi
2. Berkata-kata kotor
3. Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat
4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak
tuma'ninah.

f.    Pelaksanaan shalat
Shalat tidak boleh dilaksanak di sembarang waktu. Allah SWT. Dan
Rasulullah SAW. telah menentukan waktu-waktu pelaksanaan shalat
yang benar menurut syariat islam. Allah SWT. berfirman dalam Al-
Qur’an surat An- Nisa ayat 103 yang artinya
“Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian
apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.
Ayat tersebut menetapkan bahwa shalat dilaksanakan sesuai dengan
waktu-waktu yang telah ditetapkan. Shalat yang lima waktu, memiliki
lima waktu yang tertentu. Dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 114
menegaskan yang artinya

13
 “Dan Dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan
petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat”.
Agar lebih terperinci, berikut dijelaskan mengenai waktu-waktu shalat
tersebut:
1.      Zuhur, shalat zuhur waktunya mulai matahari condong ke arah
barat dan berakhir sampai baying-bayang suatu benda sama panjang
atau lebih sedikit dari benda tersebut. Hal in idapat dilihat kepada
seseorang atau sebuah tiang yang berdiri, bilamana bayang-bayangnya
masih persis di tengah atau belum sampai, menandakan waktu zuhur
belum masuk. 
1.      Asar, shalat asar waktunya mulai dari baying-bayang suatu benda
lebih panjang dari bendanya hingga terbenam matahari. Kebanyakan
ulama berpendapat bahwa shalat ashar di waktu menguningnya cahaya
matahari sebelum terbenam hukumnya makruh.
2.      Magrib, shalat magrib waktunya mulai terbenam matahari dan
berakhir sampai hilangnya cahaya awan merah.
3.      Isya, shalat isya waktunya mulai hilangnya cahaya awan merah dan
berakhir hingga terbit fajar shadiq.
4.      Subuh, shalat subuh, waktunya dari mulai terbit fajar shadiq hingga
terbit matahari.
g. shalat qhasar dan jamak
Agama Islam merupakan agama yang sangat toleran terhadap
umatnya. Lihat saja pembahasan sebelumnya (Bab I dan Bab II).
Shalat merupakan amal yang benar-benar tidak boleh ditinggalkan,
karena shalat adalah penentu amal. Jangankan ditinggalkan yang lalai

14
terhadapnya pun masuk neraka “‫”فويل للمصلي‬

Namun dalam hal ini Islam memahami betul kondisi umatnya. Kadang
umatnya memiliki halangan untuk melakukan shalat, maka Islam
memberikan rakhsah atau keringanan yaitu jama’ dan qashar bagi
mereka yang memiliki halangan, kondisinya tidak setiap kondisi
diperbolehkannya melakukan jama’ dan qashar itu. Namun ada
ketentuan-ketentuan yang harus memenuhi diperbolehkannya
menjama’ dan mengqashar, yaitu dengan jarak yang ditempuh + 3 mil,
masih dalam perjalanan, muawalah (berkelanjutan) dan berniat.

Menurut pendapat yang dipilih, boleh mengerjakan jama’ taqdim atau


menjama’ takhir lantaran sakir, misalkan sakit yang sangat payah atau
menimbulkan masyaqah. Namun sebagian ulama lagi mengatakan
bahwa shalat fardhu ketika sakit masih bisa dilakukan dengan duduk
atau berbaring bahkan dengan isyarat, dan pendapat ini masih
diperselisihkan
.

Terakhir kami mengutip sebuah kalimat yang terdapat dalam kitab


min haj: “Barang siapa yang mengerjakan ibadah yang diperselisihkan
oleh para ulama tentang syahnya sedangkan dia tidak taqlid kepada
pihak yang dapat membolehkannya, maka wajib mengulang
mengerjakannya lagi. Demikianlah karena keberaniannya melakukan
ibadah yang seperti itu dianggap sebagai abats (main-main,
melakukan sesuatu yang tanpa guna).

pengertian Shalat Jama’ Qashar

15
Biasanya para musafir kalau mengerjakan shalat jama’ sekaligus
diqashar (diringkas)15. Adapun prakteknya sama dengan shalat jama’
taqdim dan shalat jama’ takhir. Hanya saja karena mengerjakannya
diringkas, maka shalat dzuhur, ashar dan isya dilakukan hanya 2
raka’at. Kedua shalat dikerjakan dalam satu waktu dan jumlah
raka’atnya menjadi 2, kecuali shalat maghrib hanya bisa dijama’ tapi
tidak bisa diqashar.
Disamping itu di dalam menjalankan shalat qashar tidak ada tasyahud
awal. Karena di dalam shalat qashar seperti shalat dzuhur, shalat ashar
dan shalat isya’ hanya dikerjakan 2 raka’at. Jadi pada waktu raka’at
yang kedua langsung tasyahud akhir dan salam.

Contoh niat shalat jama’ taqdim qashar:


‫اصلى فرض العصر ركعتين مجموعا بالظهر جمع تقديم قصرا هلل تعالى‬
“Saya tunaikan dzuhur diringkas 2 raka’at dijama’ taqdim dengan
shalat ashar, sekaligus diqashar, karena Allah Ta’ala”.
Contoh niat shalat jama’ takhir qashar:
‫اصلى فرض العشاء ركعتين مجمعوعا بالمغرب جمع قاخو قصرا هلل تعالى‬
“Saya tunaikan shalat fardhu isya dua rakaat, dijama’ takhir dengan

16
maghrib sekaligus diqashar karena Allah Ta’ala”.

B. Shalat Jama’

1. Pengertian Shalat Jama’


Shalat jama’ artinya mengumpulkan dua shalat wajib dalam satu
waktu.11 Misalnya, shalat dzuhur dan ashar pada waktu dzuhur atau
ashar.

2. Dasar Shalat Jama’


Shalat jama’ hukumnya boleh bagi orang-orang yang sedang dalam
perjalanan berada dalam keadaan hujan, sakit atau karena ada
keperluan lain yang sukar menghindarinya.12 Akan tetapi selain dari
perjalanan masih diperselisihkan para ulama.
Shalat wajib yang boleh dijama’ ialah shalat dzuhur dengan shalat
ashar dan shalat maghrib dengan shalat isya. Dasarnya hadits Ibnu
Abbas:
‫كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يجمع بين صالة الظهر والعصر إذا كان على ظهر سير‬
‫ رواه البخاري‬- ‫ويجمع بين المغرب والعشاء‬

“Rasulullah SAW biasa menjama’ antara shalat dzuhur dengan ashar,


apabila beliau sedang dalam perjalanan dan menjama’ maghrib atau
isya”.

Menjama’ shalat isya dengan shubuh tidak boleh atau menjama’ shalat
ashar dengan maghrib juga tidak boleh, sebab menjama’ shalat yang
dibenarkan oleh Nabi SAW hanyalah pada seperti tersebut pada
hadits-hadits Ibnu Abbas.

17
Adanya orang yang menjamin lima shalat wajib sekaligus pada saat
yang sama adalah perbuatan yang tidak dibenarkan. Orang yang
melakukan hal semacam ini biasanya beranggapan bahwa boleh
mengqadha shalat. Padahal shalat wajib yang ditinggalkan oleh
seorang muslim, selain karena haid atau nifas atau keadaan bahaya
maka orang itu termasuk melakukan dosa besar dan shalat wajib yang
ditinggalkannya itu tidak dapat diganti pada waktu yang lain atau
diqadha. Sebagaimana dalam sebuah hadits.

‫ الحديث‬- ‫ال قضى فى الصالة ولكن قضى فى الصوم‬


“... tidak ada qadha dalam shalat tapi qadha itu ada pada puasa” (Al
Hadits).
\

3. Macam-macam Shalat Jama’

Shalat jama’ dibagi pada dua bagian yaitu jama’ taqdim dan jama’
takhir.

 Jama’ taqdim ialah melaksanakan shalat dzuhur dan ashar pada


waktu dzuhur; shalat maghrib dan isya’ di waktu maghrib.
 jama’ takhir ialah melaksanakan shalat dzuhur dan ashar di
waktu ashar; shalat maghrib dan isya’ di waktu isya.
Sabda Rasulullah SAW.

‫عن أنس قال كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم اذا رحل قبل ان تزيغ الشمس‬
‫اخر الظهر الى الوقب العصر تم نزل يمع بينهما فإن زاعت قبل ان يرتحل صلى‬
‫ رواة البخارى ومسلم‬- ‫الظهر تم ركب‬

18
“Dari Anas katanya: Rasulullah SAW, Apabila berangkat
dalam perjalanan beliau, sebelum tergelincir matahari, maka
beliau ta’akhirkan sembahyang dzuhur ke waktu ashar,
kemudian beliau turun (berhenti) beliau jama’kan keduanya
(dzuhur dan ashar) maka jika telah tergelincir matahari
sebelum beliau berangkat, beliau sembahyang dzuhur dahulu,
kemudian baru beliau naik kendaraan” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Dan juga sabda beliau:

‫قال صعاذ بن جبل رضى هللا عنه كان النبي صلى هللا عليه وسلم قى غزوة تبوك‬
‫انا ارتحل قبل ان تزيغ الشمس أخر الظهر حتى يجمعهما الى العصر يصهما‬
‫ وكان اذا‬.‫ واذا ارتحل بعد زيغ الشمس صلى الظهر والعصر جمعا ثم سار‬.‫جميعا‬
‫ارتحل قبل المغرب المغر حتى يصلهما مع العشاء وإذا ارتحل بعد المغرب عجل‬
‫العشاء فصالهما مع المغرب‬
‫رواه ابو دود واترمدى‬-

“Muadz Ibnu Jabal r.a berkata, “Nabi SAW pada perang tabuk,
bila terangkat sebelum tergelincir matahari, beliau
mengakhirkan dzuhur, kemudian menjama’nya dengan ashar.
Tetapi apabila berangkat setelah tergelincir matahari, beliau
menjama’ dzuhur dan ashar (pada waktu dzuhur), lalu
berangkat (meneruskan perjalanannya). Demikian pula bila ia
berangkat sebelum maghrib sehingga ia menjama’nya dengan
isya, dan bila berangkat setelah waktu maghrib beliau
menyegerakan isya’ dan menjama’nya dengan maghrib (jama
taqdim)” (HR. Abu Daud dan Turmudzi).

19
4. Syarat-syarat Shalat Jama’

Pada hadits di atas sudah jelas bahwa shalat jama’ dibagi pada dua
bagian yaitu jama’ taqdim dan jama takhir. Ada beberapa syarat yang
harus dilakukan ketika akan menjelaskan shalat jama’, baik itu jama
taqdim maupun jama’ takhir.

Adapun syarat jama’ taqdim berdasarkan sebagian ulama ada


tiga:13

a. Niat jama’ pada shalat yang pertama sekalipun dalam prakteknya


akan dipisahkan dengan salam.
b. Tertib, maksudnya hendak dimulai dengan sembahyang yang
pertama (dzuhur sebelum ashar, maghrib sebelum isya’).
c. Muawalah dalam penilaian umum. Dalam hal ini, tidak mengapalah
bila shalat yang dijama’ itu terpisahkan sejenak, tidak cukup
melakukan shalat dua raka’at. Akan tetapi yang lebih utama berturut-
turut seolah-olah satu sembahyang.

20
Sedangkan syarat jama’ takhir adalah sebagai berikut:14

a. Niat jama’ pada waktu shalat yang pertama.


b. Masih dalam bepergian hingga selesai shalat yang kedua.

5. Tata Cara Shalat Jama’

a. Cara mengerjakan shalat jama’ taqdim


Bila seseorang hendak shalat dzuhur dan ashar pada waktu dzuhur
(jama’ taqdim) kerjakanlah shalat dzuhur sampai malam, terus
disambung dengan shalat ashar sampai selesai. Niat shalat ashar yang
dijama’ taqdim dengan shalat dzuhur dikerjakan waktu dzuhur:

‫اصلى فرضى الظهر اربع ركعات مجموعا بالعصر جمع تقديم هلل تعالى‬

“Saya tunaikan shalat fardu dzuhur empat rakaat, dijama’ taqdim


dengan shalat ashar karena Allah Ta’ala”.

21
b. Cara mengerjakan shalat jama’ takhir

Bila seseorang hendak shalat maghrib dan isya pada waktu isya (jama’
takhir) kerjakanlah shalat isya sampai sama terus sambung dengan
shalat maghrib sampai selesai. Dan pada waktu shalat yang pertama
harus dilakukan niat untuk mengerjakan shalat pada waktu yang
kedua. Adapun niatnya sebagai berikut:

‫اصلى فرض العشاء اربع ركعات مجموعا باالمغرب جمع تاخير هلل تعالى‬

“Saya tunaikan shalat fardhu isya empat rakaat dijama’ takhir dengan
maghrib, karena Allah Ta’ala”.

Syarat-syarat Shalat Qashar

Dalam shalat qashar ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan


sehingga shalat ini bisa dilakukan.

a. Orang yang sedang bepergian atau merantau dan perjalanan yang


dilakukan bukan ma’siat (terlarang). Sebagaimana disebutkan dalam
hadits Tsumamah bin syarahbil:
- ‫ ركعتين ركعبين اال صالة المغرب ثالثا‬:‫ ماصالة المسفر؟ فقال‬:‫خرجت إلى الن عمر فقلت‬
‫رواه احمد‬

“Saya pernah pergi ke tempat Ibnu Umar, saya bertanya kepadanya:


bagaimanakah shalatnya musafir? Jawabnya: “Dua rakaat-dua rakaat
kecuali shalat maghrib, tiga rakaat” (HR. Ahmad).6

22
b. Perjalanannya jarak jauh. Tentang berapa (meter/kilo/mil) jarak
tempuh yang membolehkan mengqashar shalat dapat dilihat pada
hadits di bawah ini.7

‫ مليت مع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم الظهر بلمدينة اربعا وصلت معه العصر‬:‫قال انس‬
‫ كان رسول هللا اذ خرد مسبرة ثالثة‬:‫ قال أنس رضى هللا عنه‬.)‫بذالحليفة ركعتين (رواه مسلم‬
‫ رواه مسلم‬- ‫اميال او ثالثة فراسخ على ركعتين‬

“Anas r.a berkata: “Aku shalat bersama Rasulullah di Madinah empat


rakaat (sebelum safar) dan aku shalat ashar bersama beliau di
Dzulhulaifah dua rakaat” (HR. Muslim).
“Anas r.a berkata: “Rasulullah SAW., apabila melakukan perjalanan
tiga mill atau tiga farsakh, shalat dua rakaat” (HR. Muslim).

Dari kedua hadits di atas dapat kita ketahui bahwa jarak perjalanannya
minimal tiga mil atau tiga farsakh. Satu mil + 1.748 m. Jarak antara
Madinah dan Dzulhulaifah + 6 mil. Sedangkan satu farsakh + 8 km
atau 4,57 mil, atau jarak perjalanan itu lebih dari satu hari satu malam.

Akan tetapi yang kita dapati pada buku pelajaran fiqih dari mazhab
Syafi’i ditulis bahwa jarak beperbian yang dibenarkan untuk
mengqashar shalat adalah delapan puluh mil atau + seratus dua puluh
kilometer.

23
Dan inilah yang banyak diikuti oleh sebagian umat Islam di negeri kita.
Karena yang ditetapkan oleh Rasulullah adalah tiga mil ke atas, maka
yang lebih utama kita ikuti adalah ketetapan Rasulullah SAW ini.

‫ إلى المكة فصلى‬¤‫ خرجنا مع النبي صلى هللا عليه وسلم من المدينة‬:‫قال أنس رضى هللا عنه‬
‫ رواه البخارى‬- ‫ فقلت اقمتم بها شيأ؟ اقمنا بها عشرا‬,¤‫ركعتين حتى رجعنا الى المدينة‬

“Anas r.a berkata kami keluar bersama Nabi dari Madinah ke Mekkah.
Beliau shalat dua rakaat sehingga kami kembali ke Madinah. Maka aku
bertanya, “Apakah kalian bermukim di Mekkah? Jawabnya: kami
bermukin di Mekkah selama sepuluh hari” (HR. Bukhari).

Hal yang serupa batas lamanya mengqashar shalat tidak ditentukan itu
dapat kita lihat dari hadits Tsumamah Ibnu Syarahir yang diriwayatkan
oleh Ahmad, ia berkata:

“saya menemui Ibnu Umar, lalu saya bertanya “Apakah shalat musafir
itu”? ia menjawab dua rakaat-dua rakaat kecuali shalat maghrib. “Saya
bertanya lagi, apa pendapatmu jika kami berada di Dzilmajaj?”. Ia balik
bertanya, “apakah Dilmajaz itu?” saya menjawab, “suatu tempat yang
kami berkumpul, berdagang, dan tinggal selama dua puluh lima hari atau
lima belas malam”.
Ibnu Umar berkata, “Hai anak laki-laki, saya pernah tinggal di
Ajerbeijan. Saya tidak yakin apakah empat bulan atau dua rakaat”.

Jadi kalau kita lihat dari hadits di atas memang tidak ada ketentuan untuk
batas lamanya mengqashar shalat bagi musafir. Dan mungkin inilah yang

24
dimaksud oleh sebagian para ulama sebagai salah satu syarat bahwa
shalat qashar masih harus ada dalam bepergian.
c. Shalat yang diqashar itu, shalat adaan (tunai) bukan shalat qadha.
Adapun shalat yang ketinggalan di waktu berjalan boleh diqashar atau
diqadha dalam perjalanan, tetapi yang ketinggalan sewaktu mukim tidak
boleh diqadha dengan qashar sewaktu dalam perjalanan.
d. Berniat qashar ketika takbiratul ikhram.
e. Tidak bermamum sekalipun sebentar kepada orang yang tidak
mengqashar shalatnya, sekalipun juga musafir.
Tata Cara Shalat Qashar
Pada prinsipnya, pelaksanaan shalat qashar sama dengan shalat biasa
hanya saja berbeda pada niat rakaatnya dijadikan 2 rakaat dan tidak ada
tahiyat awal. Jadi setelah dua rakaat maka lakukanlah tahiyat akhir dan
salam.
Contoh niat shalat dzuhur yang diqashar:
‫نويت اصلى فرض الظهر مقصورة هلل تعالى‬
“Aku tunaikan shalat fardhu dzuhur, diqashar karena Allah Ta’ala”.10

25
pengertian Qada

Definisi Qadha

 Lughoh: diantaranya yaitu memutuskan dan mengganti.


 Istilah: yaitu mengerjakan shalat diluar waktu yang telah
disyari’atkan.

Dalil Qadha

 HR An-Nasai dan At-Tirmidzi dari Abu Qotadah yaitu


mengenai shalatnya orang yang tertidur dan terlupa adalah saat
ia sadar dan ingat.
 Hadits dari Anas bin Malik: “Siapa saja yang tertidur atau
terlupa dari shalat maka hendaklah ia mengerjakannya ketika
sadar atau ingat”, HR Bukhari Muslim.
 Shalat yang belum dikerjakan dengan tidak sengaja adalah
utang kepada Allah subhahaanahu wata’aala dan utang
tersebut jauh lebih wajib untuk ditunaikan (HR Bukhari dan
Nasai dari Ibnu Abbas).

Sebab Bolehnya Qadha Shalat

1. Tertidur.

26
2. Pingsan selama kurang dari 5 waktu shalat dan tidak wajib jika
lebih (Hanafi, Maliki, Syafi’i).
3. Terlupa bukan karena permainan.
4. Kesibukan yang sensitif dan mengandung bahaya (darurat

g.Makna solat bagi kehidupan

1. Melalui salat, Allah akan mencegah manusia dari perbuatan


keji dan mungkar. (keterangan selanjutnya lihat QS Al
Ankabut: 45, QS Ali Imran: 134-136, QS Al Maidah: 90: 90-
91, QS An Nur: 21, 22, dan QS Asy Syura: 36-38).
2. Melalui salat, Allah akan memberikan rahmat, petunjuk, dan
keberuntungan.Surah An Nur Ayat 56
3. Melalui salat, Allah swt. memberikan rida-Nya dan Allah
memberikan kesudahan yang baik. Hal itu dijelaskan Allah
pada Surah Ar Ra’du Ayat 22.
4. Melalui salat, Allah meng- hilangkan rasa khawatir dan sedih
pada hamba-Nya. Hal itu dijelas- kan Allah pada Surah Al
Baqarah Ayat 277
5. Melalui salat, Allah akan memberi ampunan, rezeki, dan
ketinggian derajat. Hal itu dijelaskan pada Surah Al Anfal
Ayat 3-4.
6. Melalui salat, Allah mencegah manusia daw keluh kesah dan
kikir. Hal itu dijelaskan pad:- Surah A1 Ma’arij Ayat 19-23.
7. Selain menjalankan perintah agama dan mengobati kerin- duan
jiwa pada Sang Pencipta, salat juga punya efek samping
menyehatkan jiwa dan jasmani.

27
Hikmah salat dan aplikasinya dalam kehidupan berdasarkan
ketentuan-ketentuan Allah tercantum dalam firman-firman-Nya dan
hadis Nabi Muhammad saw. yang intisarinya adalah sebagai berikut.

 Melalui pelaksanaan salat wajib maupun salat sun ah, manusia


sejak masih kanak-kanak, remaja, dewasa, tua hingga
menjelang wafat dibiasakan selalu mengingat Allah swt. di
mana saja dan kapan saja.
 Melalui pelaksanaan (ritual) salat wajib maupun sunah,
manusia diproses agar selalu mengingat perintah Allah dan
larangan-Nya. ,
 Bukti nyata dari manusia yang selalu melaksanakan salat dan
ingat Allah adalah bahwa dalam kehidupannya senantiasa
melakukan hal-hal seperti berikut.
1. Berbuat kebajikan terhadap ibu dan bapak,
karib kerabat, tetangga yang dekat maupun
tetangga yang jauh, teman sejawat, dan
terhadap sesama manusia lainnya. (QS An Nisa:
36, 48 dan QS Al Baqarah: 83, 215)
2. Giat bekerja. (QS Az Zumar: 39, QS At
Taubah: 105, dan QS As Saffat: 61)
3. Berupaya untuk tidak berselisih dengan sesama
manusia. (QS Ali Imran: 19 dan QS Al Isra: 53)
4. Mampu menahan amarah dan memaafkan
kesalahan orang lain. (QS Ali Imran: 133,134).
5. Berupaya menolong sesama manusia,
khususnya fakir miskin dan anak yatim, baik di
waktu lapang maupun di waktu sempit (QS Ali
Imran: 133,134 dan QS At Talaq: 7)

28
6. Tidak mencari-cari kesalahan pendapat orang
lain, buruk sangka, dan tidak mengolok-olok
orang lain. (QS Al Hujurat: 11-12)
7. Menghargai pendapat orang lain. (QS Al Hajj:
67, QS An Nur: 41, QS Az Zariyat: 08, dan QS
A1 Isra: 84)

2.3 DOA
Sejarah Do’a
            Do’a telah dikenal sejak petamakali diciptakan manusia yaitu
Nabi Adam. Dalam Kitab “Khazinatul Asrar” diterangkan sesudah
Nabi Adam diciptakan dan ditiupkan ruh, beliau berDo’a kepada
Allah “ Wahai Tuhanku, tunjukilah daku jalan yang lurus, yaitu jalan
orang-orang yag telah Engkau anugerahi nikmat kepada mereka,
bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka
yang sesat” yang terkandung dalam Surat Al Faatihah. Mulai saat itu
Do’a digunakan oleh para Nabi dan  sebagian umatnya, mereka
senantiasa memohon pertolongan kepada Allah dengan memanjatkan
Do’a kepadaNya.
Mengapa manusia Harus berdo’a?
            Ada beberapa alasan kenapa  manusia harus berDo’a,
Pertama karena panggilan jiwa, sedang mendapat kesulitan yang
belum ada jalan keluarnya.
Artinya : Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka
menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian
apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat dari

29
pada-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan
Tuhannya. QS. Ar Rum : 33.
Kedua karena Do’a sebagai ibadah manusia kapada Allah SWT.
Artinya : Dan Tuhanmu berfirman: “BerDo’alah kepada-Ku, niscaya
akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahannam dalam Keadaan hina dina”. QS.AlMukmin : 60.
Ketiga, karena manusia diciptakan dalam keadaan lemah, sesuai
dalam Al Qur’an QS An Nisa Ayat : 28
Artinya : Allah hendak memberikan keringanan kepadamu,  dan
manusia dijadikan bersifat lemah.

Pengertian Do’a
Menurut istilah Do’a berarti memohon kepada Allah SWT
secara langsung untuk memperoleh karunia dan segala yang
diridhoiNya dan untuk menjauhkan diri dari kejahatan atau bencana
yang tidak dikehendakinya.
Do’a juga dapat diartikan permohonan (harapan, permintaan, pujian)
kepada Tuhan. 
Dasar Hukum
Menurut ajaran Islam, berDo’a termasuk salah satu ibadah dan
pengabdian kepada Allah SWT. Yang menjadi dasar adalah :

1. Al-Quran Surat AL-Bakoroh ayat :186

Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang


Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku
mengabulkan permohonan orang yang berDo’a apabila ia
memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala

30
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran.

1. AL_Quran Surat AL Mukmin(40):60

Artinya : …..BerDo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan


bagimu…….

3. Dari Nu’man Ibnu Basyir Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi


Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Do’a
adalah ibadah.” Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut
Tirmidzi.
4.  Barangsiapa tidak (pernah) berdo’a kepada Allah maka Allah
murka kepadanya. (HR. Ahmad)

Syarat-syarat berDo’a
Syarat-syarat  agar terkabul  Do’anya

1. Beriman dan memenuhi kewajiban kepada Alloh


SWT(QS.AL-Baqarah:186)
2. Memperbanyak Istghfar (mohon ampun) kepada Allah SWT
sebelum berdo’a (QS.Nuh:10-12)

Artinya :
10. Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,11. Niscaya
Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,12. Dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu
kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-
sungai.

31
1. Yakin bahwa do’a yang diucapkan itu akan dikabulkan Alloh
SWT(QS.ALMukmin:60)
2. Berdo’a disertai dengan usaha (QS.AL-Ra’du:11)

Artinya :  Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu


mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak
merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia.

1. Menolong orang lain yang membutuhkan.

Barangsiapa ingin agar do’anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya


teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR.
Ahmad)
 

Waktu Yang makbul Untuk BerDo’a


Waktu yang makbul untuk berdo’a

1. Pada hari jum’at.(HR.At-Tis’ah dengan lafadz Al-


Bukhori;dan HR.Muslim dan Abu Daud dengan lafadz
dari Muslim)
2. Waktu berpuasa.(HR.At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
3. Waktu sepertiga malam terakhir. Rasulullah Saw
ditanya, “Pada waktu apa Do’a (manusia) lebih

32
didengar (oleh Allah)?” Lalu Rasulullah Saw
menjawab, “Pada tengah malam dan pada akhir tiap
shalat fardhu (sebelum salam).” (Mashabih Assunnah)
4. Waktu antara adzan dan iqomat.

Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi


wa Sallam bersabda: “Do’a antara adzan dan qomat tidak akan
ditolak.” Riwayat Nasa’i dan selainnya. Hadits shahih menurut Ibnu
Hibban.

5. Waktu sujud.(HR.Muslim,An-Nasa;i.Abu Daud,dan


Ahmad,dengan lafadz dari Muslim)

Adab Berdo’a

Mangangkat tangan ketika berdo’a. Sesungguhnya Allah Maha


Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya yang
menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya
kosong dan kecewa. (HR. Al Hakim) (HR.Ibnu Majah)

1. Memulai dengan memuji Alloh SWT dan bershalawat


atas nabi Muhammad SAW serta menutup dengan
Hamdallah.(HR.Ashabud sunan dengan lafadz dari
Abu Daud)
2. Berdo’a dengan tadharru’ (merendahkan diri) dan suara
perlahan.(QS.Al-A’rof:55)
3. Menutup dengan hamdallah.(QS.Yunus :10)

Orang-orang yang makbul Do’anya

33
Ada tiga orang yang tidak ditolak Do’a mereka: (1) Orang yang
berpuasa sampai dia berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3)
Dan Do’a orang yang dizalimi (teraniaya). Do’a mereka diangkat
oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan
Allah bertitah, “Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu
(menolongmu) meskipun tidak segera.” (HR. Tirmidzi)
Tiga macam Do’a dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu Do’a orang
yang dizalimi, Do’a kedua orang tua, dan Do’a seorang musafir (yang
berpergian untuk maksud dan tujuan baik). (HR. Ahmad dan Abu
Dawud)
Cara Alloh SWT mengabulkan Do’a
Setiap do’a pasti akan dikabulkan tetapi Allah mempunyai beberapa
cara mengabulkanya, baik secara langsung maupun ditangguhkan/
ditunda.
Tiada seorang berdo’a kepada Allah dengan suatu Do’a, kecuali
dikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu
dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung)
untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari
musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani)

BAB 3

PENUTUPAN

34
3.1 KESIMPULAN

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan bahwa


Dzikir,Doa dan Sholat itu merupakan suatu ibadah yang penting bagi
kehidupan umat islam. Apalagi sholat merupakan suatu kewajiban
yang tidak boleh ditinggalkan oleh umat islam, karena sholat adalah
tiang agama. Begitu pula dengan dzikir dan doa saling berkaitan
dengan sholat karena sesudah sholat kita harus selalu menyelipkan
doa dan memohon ridho kepada Allah Swt dan selalu berdzikir agar
selalu mengingat Allah dan kewajiban untuk di dunia ini.

3.2 SARAN

Mengingat pentingnya Dzikir,Doa dan Sholat mari kita sama-sama


selalu ingat kepada kewajiban yang harus patuhi agar kita selalu
selamat dunia maupun akhirat. Dan menjadi manfaat agar kita bisa
sama-sama mencapai ridho Allah Swt.

DAFTAR PUSTAKA

M.Arief Hakim, Do’a-Do’a Terpilih, Marja 2004

35
Ust Labib MZ-Ust M. Ridlo’ie, Menabur Do’a Menuai
Bahagia, Karya Utama 2007

Muhammad Makhdlori, Dahsyatnya Do’a-Do’a dan dzikir-dzikir


Khusus Penarik Rezeki, garailmu 2009

Hamid ,Abdul. Beni HMd Saebani, Fiqh Ibadah, (Bandung: Pustaka


Setia, 2009)
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Penerjemah: Nor Hasanuddin, (Jakarta:
Pena Pundi Aksara, 2006)

Rasyid Sulaiman, Fiqh Islam, (PT. Sirnar Baru Algensido 1954)


Dradjat ,Zakiah Prof.Dr. Ilmu Fiqh,Yogyakarta:PT Dana Bhakti
Wakaf,1995

Abdul aziz,bin Zainudin,, Fathul mu’in bi sarkhil qurotal


ain,Indonesia ; Daroyail Kitabah

In’ammuzahiddin Masyhudi, Nurul Wahyu A, Berdzikir dan Sehat


ala Ustad Haryono, Semarang:  Syifa Press, 2006, hlm. 7

M. Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul Majid, Analisa Zikir dan Doa,


Jakarta, Pinbuk Press, 2004, hlm. 19-21.

36

Anda mungkin juga menyukai