Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KONSEP DOA MENURUT AGAMA ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah: Agama

Dosen pengampu: Drs. Mujilan.,M.Ag

Disusun Oleh: Kelompok 5

1. Amanda Violanita (P3.73.20.1.20.048)


2. Diana Puspasari (P3.73.20.1.20.058)
3. Nabila Sukma Anggraheni (P3.73.20.1.20.068)
4. Sthepanie Zahra Perez (P3.73.20.1.20.078)

JURUSAN D-III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah ta’ala yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun Makalah Konsep Doa
Menurut Agama Islam ini dengan baik serta tepat waktu.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Konsep Doa Menurut
Agama Islam. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan
pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan
dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dosen mata kuliah Agama. Kepada pihak yang sudah turut menolong dan dalam
penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima
kasih.

Bekasi, 17 Oktober 2020

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Pengertian Doa............................................................................................................3

2.2 Perintah Berdoa kepada Allah.....................................................................................4

2.3 Manfaat Doa Dalam Islam...........................................................................................5

2.4 Hubungan Doa dengan Ikhtiar atau Usaha................................................................10

2.5 Tata Cara Berdoa Menurut Agama Islam..................................................................10

2.6 Doa-Doa Bidang Kesehatan......................................................................................16

BAB III PENUTUP..................................................................................................................18

3.1 Simpulan....................................................................................................................18

3.2 Saran..........................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan modern saat ini, selalu saja ada satu waktu dimana manusia
merasa tidak mengerti, tidak tahu serta tidak mampu mengatasi permasalahan
kehidupan yang dihadapinya. Bahkan, orang yang mengedepankan rasional atau
seorang yang sudah berhasil menempuh pendidikan jenjang tertinggi sekalipun suatu
saat mengalami kondisi saat dirinya tidak tahu dan tidak mampu (jawa: menthok).
Ketika seseorang merasa tidak tahu dan tidak mampu untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapinya, maka ia akan membutuhkan kekuatan dari luar
dirinya yang diyakini akan bisa membantu mengatasi permasalahannya. Kekuatan
dari luar mungkin bisa Sang Pencipta atau hal-hal lain yang dianggap mampu dan
diyakini mampu membantu mengatasi permasalahan.
Sebagai Insan yang beriman tentu saja dalam mangatasi problematika
kehidupan selalu disandarkan pada kekuatan Allah, tidak dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan Agama. Apalagi sebagai umat islam dituntunkan untuk meminta
pertolangan hanya kepadanya.
Artinya : Hanya Engkaulah yang Kami sembah dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan. QS.Al Fatihah ayat; 5
Salah satu ekspresi seorang dalam meminta pertolangan kepada Allah dengan
melalui Doa yang dipanjatkan dengan tulus ikhlas dan dengan keyakinan penuh akan
terkabulnya. Doa merupakan harapan munculnya kekuatan dari Tuhan agar bisa
memecahkan permasalahan, Doa juga sebagai sugesti sesorang agar mampu
mengatasi berbagai permasalahan hidup yang diahadapi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian doa?


2. Bagaimana perintah doa?
3. Apa kegunaan doa?
4. Apa hubungan doa dengan ikhtiar/usaha?
5. Bagaimana tata cara berdoa menurut ajaran agama islam?
6. Apa saja doa-doa bidang kesehatan?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Apa pengertian doa?


2. Bagaimana perintah doa?
3. Apa kegunaan doa?
4. Apa hubungan doa dengan ikhtiar/usaha?
5. Bagaimana tata cara berdoa menurut ajaran agama islam?
6. Apa saja doa-doa bidang kesehatan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Doa

Kata do’a berasal dari kata dasa ‫و‬- ‫ ع‬-‫ د‬yang berarti kecenderungan kepada
sesuatu pada diri kita melalui suara dan katakata.3 Sementara Ibrahim Anis
mengartikan sebagai “menuntut sesuatu atau mengharapkan kebaikan.” Dari kata ini
terbentuklah menjadi kata jadian (masdâr), yaitu yang mempunyai arti bermacam-
macam. Bisa berarti do’a dalam konteks permohonan, memanggil, mengundang,
meminta, menamakan, mendatangkan, dan lain-lain. Perubahan arti ini disebabkan
karena penempatannya dalam sebuah kalimat. Bila kata itu dikaitkan dengan Allah
bisa berarti dengan do’a dan ibadah (hablum minallâh). Bila bersumber dari yang
lebih tinggi kepada yang lebih rendah, maka berarti perintah. Sebaliknya bila dari
yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi, maka itulah yang dinamakan harapan
atau permohonan. Sedangkan mengajak orang kepada kebaikan dan kebajikan
(hablum minan-nâs) disebut dakwah. Orang yang berdakwah dan berdo’a disebut dâ’i.
Sementara pengertian do’a secara leksikal adalah menyeru kepada Allah dan
memohon bantuan dan pertolongan kepadanya.4 Sementara yang lainnya
mendefenisikannya sebagai seruan, permintaan, permohonan, pertolongan dan ibadah
kepada Allah swt. Agar supaya terhindar dari mara bahaya dan mendapatkan manfaat.
Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa do’a adalah permintaan atau permohonan
kepada Allah melalui ucapan lidah atau getaran hati dengan menyebut asmâ Allah
yang baik, sebagai ibadah atau usaha memperhambakan diri kepada-Nya.
Doa merupakan salah satu sarana untuk berkomunikasi antara hamba dengan
Allah swt dalam keadaan tertentu. Di samping itu, doa sebagai roh ibadah atau sari
ibadah sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Rasulullah SAW ,Oleh karena itu,
doa bukan hanya semata-mata untuk memohon pertolongan Allah dalam memecahkan
problem manusia yang dihadapinya, akan tetapi dalam konteks secara luas sebagai
suatu kebutuhan dalam rangkaian ibadah.
Istilah doa jika dipahami sebagai suatu permohonan untuk merubah kehidupan
manusia, maka muncul pertanyaan, bagaimana dengan ‘taqdîr’ yang sudah menjadi
‘ketetapan’ itu? Seorang sufi pernah melontarkan sebuah pertanyaan “kalau hidup ini
sudah ditentukan oleh Allah, untuk apa berdo’a?” Pertanyaan ini menimbulkan dua
3
prakonsepsi, yaitu: pertama, efektivitas do’a dan kedua, ketidak mampuan merubah
taqdir.

2.2 Perintah Berdoa kepada Allah

Doa adalah ibadah. Karena ibadah harus berlandaskan dalil perintah


melakukannya, maka dapat kita temukan dalil berupa perintah agar Allah berdoa
kepadaNya. Allah berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, pasti akan Aku kabulkan” (QS.
Al-Mumin: 60). Allah juga berfirman dalam surat Fathir ayat 15, "Hai manusia,
kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji." (QS. Fathir: 15).
Berkata Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab tafsirnya ketika menjelaskan
firman Allah QS. Fathir ayat 15 di atas, "Seluruh makhluk amat butuh pada Allah
dalam setiap aktivitasnya, bahkan dalam diam mereka sekali pun. Secara dzat, Allah
benar-benar tidak butuh pada mereka. Oleh karena itu, Allah katakan bahwa Dialah
yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji, yaitu Allah yang bersendirian, tidak butuh pada
makhluk-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah sungguh-sungguh Maha Terpuji pada
apa yang Dia perbuat dan katakan, juga pada apa yang Dia takdirkan dan syariatkan. "
Satu dalil lain tentang perintah berdoa adalah firman Allah dalam Al Quran
surat Al Araf ayat 55-56, "Mohonlah (berdoalah) kamu kepada Tuhanmu dengan cara
merendahkan diri dan suara lembut, bahwasannya Allah tidak menyukai orang-orang
yang melebihi batas; dan janganlah kamu kerusakan kerusakan di bumi setelah
(Allah) memperbaikinya; dan mohonlah (berdoalah) kamu kepada Allah dengan rasa
takut dan harapan (sangat mengharap); bahwasannya rahmat Allah itu sangat dekat
dengan orang-orang, yang ihsan (orang-orang yang berkembang baik). "
Sedangkan bagi mereka yang mau berdoa kepada Allah, Allah sebut mereka
sebagai orang-orang yang menyombongkan diri karena tidak mau berdoa sebagai
wujud berdoa kepadaNya. Allah berfirman, "Dan Rabbmu berfirman:" Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam
keadaan hina dina. ”(QS. Al Mukmin: 60).
Sebenarnya kita bersedia menunjukkan bahwa berdoa atau memohon
pertolongan hanya pada Allah. Setidaknya 17 kali dalam semalam kita mengakui hal
tersebut. Hal ini Allah firmankan dalam QS Al Fatihah "Sesungguhnya hanya
kepadaMulah kami benar, dan hanya kepadaMulah kami memohon pertolongan".

4
Sehingga menjadi naif juga ajaib bila pengakuan kita hanya sebatas pengakuan di
mulut. Seolah tidak sadar diri ketika mengakuinya. Ini terbukti kita meninggalkan
bedoa kepada Allah.

2.3 Manfaat Doa Dalam Islam

Doa dapat diartikan sebagai ibadah. Doa juga berarti berbicara kepada Allah
Ta’ala. Dengan berdoa maka segala urusan kehidupan bisa menjadi lebih mudah.
Dapat dikatakan bahwa doa adalah senjata bagi umat muslim. Seseorang yang tidak
pernah berdoa berarti dia adalah orang sombong. Sebab sejatinya manusia itu lemah
dan pasti butuh bantuan dari Allah Ta’ala. Maka itu berdoa sangatlah penting untuk
dilakukan setiap hari, bahkan setiap saat.
Nah, berikut ini beberapa manfaat doa dalam islam:
1. Doa Bisa Mengubah Takdir
Kekuatan doa itu sangat luar biasa dan tidak boleh diremehkan. Bahkan
dikatakan dalam hadist shahih bahwa keutamaan berdoa dalam islam dapat mengubah
takdir. Jadi semisal Anda telah menghadapi suatu perkara yang tampaknya tak
mungkin dirubah, cobalah berdoa. Mintalah apa yang Anda inginkan. InsyaAllah
dikabulkan.
Dijelaskan dari Tsauban RA, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Tidak ada yang dapat mencegah takdir, kecuali doa. Tidak ada yang dapat
menambah umur, kecuali kebaikan. Dan seseorang benar-benar akan dihalangi dari
rezeki, disebabkan oleh dosa yang diperbuatnya.” (HR. Al-Hakim).
2. Diberikan Kekuatan Menghadapi Musuh
Ketika Anda hendak bertemu dengan seseorang yang punya kekuasaan atau
musuh, lalu Anda merasa takut. Cobalah berdoa. Doa bisa memberikan kekuatan pada
hati Anda agar lebih berani. Dan insyaAllah Anda akan diberikan bantuan
pertolongan oleh Allah Ta’ala.
3. Doa adalah Bentuk Ibadah
Ibadah itu sangatlah luas. Tidak sebatas pada sholat wajib, mengaji atau puasa.
Salah satu bentuk ibadah yang lain adalah doa. Aktivitas berdoa di sela-sela adzan,
sehabis sholat atau kapanpun itu bisa mendatangkan pahala.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Do’a adalah
ibadah.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

5
4. Menghindari Diri dari Kejelekan
Diriwayatkan dari Abu Sa’id: “Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a
pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar
kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: Allah akan segera
mengabulkan do’anya, Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan Allah
akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.”
Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak
berdoa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang
memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad).
5. Menghindari Murka Allah
Seperti yang telah dijelaskan diatas, seseorang yang jarang atau bahkan
enggan berdoa maka menunjukkan bahwa dia adalah orang yang sombong. Seolah-
olah tidak membutuhkan bantuan dari Allah Ta’ala. Tentunya perbuatan tersebut akan
mendatang murka Allah dan juga membuat hidup semakin berantakan.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang
tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka padanya.” (HR. Tirmidzi). 
6. Memperoleh Rahmat dari Allah
Berdoa juga mendatangkan rahmat dari Allah Ta’ala. Seseorang yang selalu
berdoa dan senantiasa mengingat Tuhan maka kehidupannya akan terasa lebih mudah.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan
(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.” (QS. Al-A’raf : 55-56)
7. Memberikan Manfaat Bagi Kehidupan
“Barangsiapa dibukakan pintu doa untuknya, berarti telah dibukakan pula
untuknya segala pintu rahmat. Dan tidak dimohonkan kepaia Allah, yang lebih
disukai-Nya selain daripada dimohonkan ‘afiyah. Doa itu memberi manfaat terhadap
yang telah diturunkan dan yang belum diturunkan. Dan tak ada yang dapat
menangkis ketetapan Tuhan, kecuali Doa. Sebab itu berdoa kamu sekalian.” (HR. Al-
Tirmidzî).

6
8. Dikabulkan Keinginannya
Apabila Anda punya keinginan tertentu yang terpendam , maka selain
berusaha Anda juga harus berdoa. Doa dapat mengabulkan harapan serta menjauhkan
diri dari kejahatan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist shahih:
“Tiap Muslim di muka bumi yang memohonkan suatu permohonan kepada
Allah, pastilah permohonannya itu dikabulkan Allah, atau dijauhkan Allah
daripadanya sesuatu kejahatan, selama ia mendoakan sesuatu yang tidak membawa
kepada dosa atau memutuskan kasih sayang.” (HR Al-Thirmidzi).
9. Mendekatkan Diri pada Allah
Selain membantu tercapainya harapan, doa juga bisa mendekatkan diri pada
Allah Ta’ala. Doa berarti berkomunikasi pada Allah. Semakin Anda sering berdoa
maka semakin dekat Anda pada Allah Azza wa Jalla.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka
(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186).
10. Mempermudah Segala Urusan
Manusia diwajibkan untuk berikhtiar untuk menghadapi segala masalah atau
perkara di kehidupan. Selain itu juga dibarengi sabar serta ikhlas. Hal lain yang tak
kalah penting adalah berdoa. Sudah seharusnya doa dan usaha berjalan seiringan.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran yang artinya: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya
akan Kuperkenankan bagimu“. (QS. Al-Mu’min: 60)
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan
apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang
menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada
tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS. An-Namal : 62)
11. Menghilangkan Duka Cita dan Kesulitan
Ketika Anda merasa hidup begitu sulit, sempit dan sumpek. Maka jangan ragu
untuk membaca doa untuk menghadapi ujian seraya mengadahkan tangan keatas
meminta kepada Rabb Semesta Alam, Allah Azza wa Jalla. Percayalah, bahwa tidak
ada doa yang sia-sia. Jangan malas berdoa sebab doa bisa merubah kesulitan menjadi
kemudahan, sekaligus menghilangkan duka cita. Masih ingat dengan kisah Nabi
Yunus a.s yang ditelan oleh ikan paus? Satu hal yang membuat Nabi Yunus a.s lantas

7
dapat keluar dari perut ikan yakni dikarenakan beliau senantiasa berdoa dan berdzikir
kepada Allah Ta’ala.
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan
marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia
berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada tuhan yang berhak disembah
selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim’.
Maka Kami kabulkan doanya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan
demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.”  (QS. Al-Anbiya: 87-
88).
12. Mententramkan Jiwa
Banyak orang yang menyikapi setiap permasalahan hidup dengan cara salah.
Mereka pergi ke diskotik, minum alkohol, merokok, berpacaran, berzina dan
sebagainya dengan tujuan untuk mendapatkan ketenangan. Sungguh, semua perbuatan
itu justru menyesatkan dan bikin hati semakin gelap. Apabila Anda ingin memperoleh
jiwa yang tentram dan untuk  cara agar hati tenang dalam Islam maka berdoalah
kepada Allah Ta’ala. Jagalah sholat. Senantiasa berdizkir serta perbanyak membaca
Al-Quran.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikanmerekadan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103).
13. Mendatangkan Pahala
Doa memiliki banyak bentuk. Doa tidak hanya berarti memohon apa yang
diinginkan. Berdzikir pun juga termasuk berdoa. Dan hal itu menjadi amalan yang
sangat baik, amalan yang mendatangkan pahala dan paling suci. Dijelaskan dalam
hadist shahih:
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku
ceritakan kepada kalian tentang amal perbuatan yang paling baik buat kalian, paling
suci (berharga) disisi kalian, dan paling banyak mengangkat derajat (pahala) kalian
dan lebih baik bagi kalian daripada meng-infakkan emas dan perak, serta lebih baik
bagi kalian daripada perang menghadapi musuh kalian, lalu kalian memukul leher
mereka dan mereka memukul leher kalian. Mereka menjawab: Tentu saja kami mau.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ber-Dzikir kepada Allah
Ta’ala (HR. Tirmidzi)

8
14. Diampuni Dosa-Dosa
Di dunia ini tidak ada manusia yang luput dari dosa. Sebagaimana manusia
biasa yang punya nafsu tentunya khilaf dan salah sulit untuk dihindari. Namun
demikian, perbuatan dosa ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Sudah seharusnya
bila punya dosa maka Anda harus segera bertaubat dan berdoa memohon ampunan
kepada Allah Ta’ala sehingga dosa-dosa tersebut diampuni.
“Hai anak Adam, sesungguhnya selama kamu berdoa kepada-Ku dan kamu
mengharapkan kepada-Ku, Aku ampuni kamu bagaimanapun keadaanmu
sebelumnya, Aku tidak perduli. Hai anak Adam, sekiranya dosa-dosamu mencapai
awan dilangit, kemudian kamu minta ampun kepada-Ku, Aku ampuni kamu dan Aku
tidak perduli. Hai anak Adam, sekiranya kamu mendatangi Aku dengan membawa
kesalahan-kesalahan yang hampir memenuhi bumi, kalau kamu bertemu Aku nanti
dan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu, pasti Aku mendatangi kamu dengan
membawa ampunan yang hampir memenuhi bumi pula.” (HR. Tirmidzi)
15. Diangkat Derajatnya di Sisi Allah
Sesungguhnya Allah berfirman dalam hadits Qudsi: “Barangsiapa berdo’a
(memohon) kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia) maka Aku akan mengabulkan
do’anya di waktu dia dalam kesulitan, dan barangsiapa memohon maka Aku
kabulkan dan barangsiapa rendah diri kepada-Ku maka aku angkat derajatnya, dan
barangsiapa mohon kepada-Ku dengan rendah diri maka Aku merahmatinya dan
barangsiapa mohon pengampunanKu maka Aku ampuni dosa-dosanya.”
16. Meninggal Dalam Keadaan Fitrah
Setiap muslim diwajibkan membaca doa sebelum tidur. Membaca doa
sebelum tidur bisa mendatangkan banyak manfaat, salah satunya bila meninggal maka
akan meninggal dalam keadaan fitrah. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist:
“Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti kamu
hendak melakukan sholat. Kemudian berbaringlah di atas bagian tubuh yang kanan.
Lalu ucapkanlah: Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu, aku menyerahkan
urusanku kepadaMu, aku menyandarkan punggungku kepadaMu, karena senang dan
takut. Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dariMu kecuali kepadaMu.
Aku beriman kepada kitab yang telah Engkau turunkan, dan Nabi yang telah Engkau
utus. Apabila kamu meninggal dunia, maka kamu meninggal dalam keadaan fitrah.
Dan jadikanlah ia ucapan terakhirmu.” (HR.Bukhari).

9
17. Dicintai oleh Allah
Allah Ta’ala mencintai hamba-hambaNya yang senantiasa berdoa. Sebab
berdoa sama halnya Anda berbicara dengan Allah Ta’ala, Anda percaya akan adanya
Allah dan Anda terus mengingatNya. Perbuatan demikian membuat Anda dicintai
oleh Allah Ta’ala.

2.4 Hubungan Doa dengan Ikhtiar atau Usaha

Ikhtiar dari segi bahasa adalah “usaha atau bekerja”. Sedangkan ditinjau dari
segi istilah, usaha (ikhtiar) adalah suatu upaya sungguh-sungguh dengan
mengupayakan seluruh pemikiran dan zikir untuk dapat mengaktualisasikannya atau
menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah Swt dan juga menempatkan dirinya
bagian dari masyarakat yang terbaik (khaira ummah).
Berdoa tanpa usaha sama artinya dengan bohong. Berusaha tanpa berdoa
artinya sombong. Keduanya saling melengkapi agar terpenuhi harapan diri. Tak akan
kecewa hati karena keinginan tercukupi. Doa adalah permohonan, pengharapan
seorang hamba kepada Sang Khaliq. Doa itu intinya adalah ibadah, doa adalah
senjata, doa adalah obat, doa adalah pintu segala kebaikan.
Dengan banyak berdoa banyak urusan terselesaikan, banyak kesempitan
terlapangkan, banyak masalah akan teruraikan. Doa yang utama kala kita
memperbanyak tilawah Alquran. Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu anhu, ia
berkata: Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: Tuhan Yang Maha mulia
dan Maha besar berfirman: "Barang siapa yang sibuk membaca Alquran dan dzikir
kepada Ku dengan tidak memohon kepada Ku, maka ia Aku beri sesuatu yang lebih
utama dari pada apa yang Aku berikan kepada orang yang meminta".Kelebihan
firman Allah atas seluruh perkataan seperti kelebihan Allah atas seluruh
makhlukNya". (Hadits ditakhrij oleh Tirmidzi).

2.5 Tata Cara Berdoa Menurut Agama Islam

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa do’a itu mesti dikabulkan seperti apa
yang diharapkan oleh sipendo’a, sekalipun dalam al-Qur’an sangat tegas
menyebutkan bahwa siapa saja yang berdo’a akan dikabulkan do’anya. Hanya
masalahnya adalah karena manusia dengan sifatnya yang tergesa-gesa, acapkali
mengharapkan do’anya dikabulkan dengan segera, ber-isti’jal kepada Allah. Ibnu
Qayyim al-Jauziah memberikan kritik terhadap tata cara berdo’a yang mendesak-

10
desak Allah (muzahamah). Menurutnya bahwa cara seperti ini adalah sangat tidak
baik dalam kedudukan sebagai hamba Allah, karena keadaan semacam itu berarti
meronrong rencana Allah.
Pada dasarnya, sesungguhnya do’a seorang hamba pasti dikabulkan, selama
kaifiyat berdo’a itu terpenuhi. Di dalam al-Qur’an diungkapkan tentang tata cara
berdo’a yang baik:

1. Merespon seruan Allah dan berkeyakinan

َ‫َان فَ ۡليَ ۡست َِج ۡيب ُۡوا لِ ۡى َو ۡلي ُۡؤ ِمنُ ۡوا بِ ۡى لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡر ُشد ُۡون‬ ِ ‫َواِ َذا َساَلَـكَ ِعبَا ِد ۡى َعنِّ ۡى فَاِنِّ ۡى قَ ِر ۡيبٌ ؕ اُ ِج ۡيبُ د َۡع َوةَ ال َّد‬
ِ ‫اع اِ َذا َدع‬
Artinya: “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah) bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)
Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar selalu berada dalam kebenaran”
(QS. Al-Baqarah [2]: 186).
Kata “dekat” dalam ayat di atas tidak dapat dipahami dalam arti dekat dari
segi ukuran manusia (tempat dan waktu). Allah dekat dalam arti Maha Mengetahui,
Maha Mendengar, Maha Memelihara, karena sebagaimana ditegaskann dalam
Firman-Nya (QS. al-Hadid [57]: 4).
Allah itu adalah sangat dekat dengan manusia, hanya saja kedekatan Allah
pada manusia boleh jadi ketika memohon kepadaNya tidak terkabulkan. Oleh
karenanya, respon permohonan seseorang itu tergantung pra syarat yang harus
dimiliki oleh pemohon. Syarat yang pertama adalah merespon seruan Allah dan
meyakini akan diterimanya do’a.
Betapa banyak orang berdo’a akan tetapi do’anya tidak terkabulkan, karena
mereka tidak merespon seruan Allah atau tidak melaksanakan tugasnya sebagai
hamba. Jadi harus ada perimbangan antara penuntutan hak dengan pelaksanaan
kewajiban QS. Al-Fatihah [1]: 5, karena tidak wajar seseorang lebih banyak menuntut
haknya, akan tetapi kewajibannya terbengkalai, semestinya harus sejajar. Itulah
sebabanya ketika menyebutkan dalam ayat 186 surat al-Baqarah, di sana disebutkan
anak kalimat “orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku”. Kalimat ini
memberi isyarat bahwa bisa jadi ada seseorang yang berdoa tetapi ia belum lagi
dinilai berdoa oleh Allah. Yang dinilai-Nya berdoa, antara lain adalah yang tulus
menghadapkan harapan hanya kepada-Nya, bukan kepada selain-Nya, bukas juga

11
yang menghadapkan diri kepada-Nya bersama dengan selai-Nya. Ini dipahami dari
penggunaan kata “kepada-Ku”.
Nabi memperingatkan dalam hadisnya “Keadaan seseorang yang menegadah
ke langit sambil berseru: “Ya Tuhanku, Ya Tuhanku (Perkenankan do’aku) tetapi
makanan yang dimakannya haram, minuman yang diminumnya haram, dan pakaian
yang dipakainya haram, maka bagaimana mungkin diperkenankan do’anya”
Selanjutnya syaratnya yang kedua adalah meyakini akan diterima nya do’a oleh Allah.
Ini berarti bukan saja dalam arti mengakui keesaan-Nya, akan tetapi juga percaya
bahwa Dia akan memilihkan yang terbaik untuk si pemohon. Dia tidak akan
menyianyiakan do’a itu, akan tetapi boleh jadi Allah swt. memperlakukan si pemohon
seperti seorang ayah kepada anaknya. Sesekali diberi sesuai dengan apa yang diminta
dan kali lain diberinya yang tidak dia minta tetapi baik untuknya dan tidak jarang pula
Allah menolak permintaanya, namun memberi sesuatu yang lebih di masa akan
datang. Kalau tidak di dunia maka di akhirat. Oleh karenanya, percayalah kepada
Allah dan camkan sabda Nabi ”Berdo’alah kepada Allah disertai dengan keyakinan
penuh bahwa Allah akan memperkenankan”.
Kemudian suatu hal yang sangat perlu diperhatikan orang yang berdo’a adalah
sesuatu yang diminta harus yang realistis dan logis. Artinya adalah hal-hal yang
diminta sesuai dengan kebutuhann dan kapasitas si pemohon serta sesuatu yang punya
nilai manfaat. Oleh karenanya tidak jarang seseorang yang berdo’a akan tetapi
do’anya tidak terkabul. Menurut Mutawalli al-Sya’rawi bahwa penolakan itu oleh
Allah merupakan rahmat, kasih sayang, dan kebaikan bagi si hamba itu sendiri. Dan
itulah jawabannya.
Beliau mengilustrasikan seorang anak misalnya meminta kepada bapaknya
untuk dibelikan senjata api untuk melindungi dirinya. Menurut ukuran anak itu bahwa
memiliki senjata sangat baik. Karena orang lain takut, ia akan lebih percaya diri.
Namun, di sisi lain justru sangat membahayakan, karena bisa jadi anak itu kehilangan
kontrol dan lupa diri dalam sebuah perkelahian, kemudian memuntahkan anak
pelurunya kepada orang lain. Berarti justru menjadi bumerang pada diri anak itu.
Maka menolak permintaan si anak itu menjadi suatu yang baik.
2. Do’a hanya kepada Allah
Di dalam al-Qur’an surat Yunus [10] 106 :

ٰ
َ َ‫ك َواَل يَضُرُّ كَ ۖ فَِإن فَ َع ْلتَ فَِإنَّكَ ِإ ًذا ِّمنَ ٱلظَّلِ ِمين‬
َ ‫ُون ٱهَّلل ِ َما اَل يَنفَ ُع‬ ُ ‫اَل تَ ْد‬
ِ ‫ع ِمن د‬

12
Artinya: “Dan jangan engkau menyembah sesuatu yang tidak memberi
manfaat dan tidak (pula) memberi bencana kepadamu selain Allah, sebab jika engkau
lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya engkau termasuk orang-orang yang
zalim”.
Salah satu sebab tidak diterimanya do’a seseorang karena masih adanya
kepercayaan lain yang dapat memberikan pertolongan selain Allah. Kelompok ini
dicap oleh Allah sebagai orang musyrik dan orang zalim. Pada hal memohon selain
Allah sama sekali tidak dapat memberikan penyelesaian masalah, justru dapat
menimbulkan pengaruh negatif dalam dirinya, baik di dunia lebih-lebih di akhirat dia
akan mendapatkan siksaan yang sangat berat bahkan kekal dalam neraka.
Kita diperintahkan untuk berdo’a dalam segala kesempatan dan do’a itu hanya
berhak ditujukan kepada Allah. Hal ini adalah karena Dia adalah Tuhan Yang Maha
Esa yang menjadi tumpuan segala harapan. Tiada usaha kecuali usaha-Nya, dan tidak
ada kekuatan kecuali kekuatan-Nya. Jadi “harapan dan permohonan” kepada selain
Allah adalah suatu perbuatan yang menempatkan makhluk pada tempat Tuhan atau
menyaingi perkejaan Tuhan. Oleh Allah menyebutkan sebagai orang musyrik. Orang
syirik kepada Allah tidak akan mendapatkan pengampunan dari Allah (QS. Al-Nahl:
48. Karena itu dalam berdo’a orang beriman hanya mengharap kepada Allah Yang
Maha Esa dengan tulus dan ikhlas dan menghindarkan semua perbuatan syirik atau
yang mendekatinya. QS. Al- ‘Araf [7]: 29.
3. Merendahkan diri dengan suara lembut dan tidak berlebih-lebihan
Di dalam firman Allah QS. `al-‘Araf [7] 55:

َ‫َضرُّ عًا َو ُخ ْفيَةً ۚ ِإنَّهُ اَل ي ُِحبُّ ْال ُم ْعتَ ِدين‬


َ ‫ا ْدعُوا َربَّ ُك ْم ت‬
Artinya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang
lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampauhi batas”.
Ayat ini mencakup syarat dan adab berdo’a kepada Allah, yaitu khusyu’ dan
ihklas bermohon kepada-Nya dengan suara yang tidak keras, sehingga tidak
memekakkan telinga serta tidak perlu bertele-tele, sehingga terasa dibuat-buat.
Menurut Muh. Sayyed Thantawi, seperti yang dikutip oleh Quraish Shihab, orang
yang melakukan do’a dengan sikap bertele-tele termasuk bentuk pelampauan batas.
Berdo’a dengan kerendahan hati, ungkapan do’a dengan membayangkan bahwa kita
benar-benar hina dan kecil dihadapan Allah dengan kesopanan, layaknya rintihan dan
kesusahan serta keluh kesah disertai dengan suara yang lembut, karena Tuhan adalah

13
sangat dekat dengan kita dan tidak tuli, tidak perlu dengan suara yang keras dan
lantang, sebagaimana yang pernah di alami oleh sekelompok orang yang berdo’a
dengan suara yang keras,
Nabi memperingatkan: “Wahai seluruh manusia! Perlahan-lahanlah, jangan
memaksakan diri. Kalian tidak berdoa kepada yang tuli dan juga kepada yang gaib.
Kalian berdoa kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia
bersamamu”
Sejalan dengan itu disebutkan oleh Mustafa al-Maraghi bahwa mengapa Allah
menyuruh manusia berdo’a kepada Allah dengan suara yang lembut, karena jiwa
manusia ingin sekali dipuji dan sangat rentang dihinggapi oleh rasa riya’, boleh jadi
ketika berdo’a bercampur dengan sifat riya’.
Tidak jarang kita berdo’a, baik dalam acara-acara keagamaan maupun dalam
upacara resmi, permohonan kita tidak memenuhi syarat do’a, karena permohonan
yang dipanjatkan itu bagaikan laporan kepada Allah yang disampaikan dengan bangga
dan panjang lebar. Kita bagaikan berpidato dihadapan-Nya.
Dengan demikian, kita tidak perlu berteriak mengeraskan suara ketika berdo’a,
karena tidak mustahil dalam pengertian “melampaui batas kewajaran” adalah
berkeras-kerasan dalam berzikir dan berdo’a sehingga mengganggu orang lain yang
masih ditoleransi oleh Allah QS. Al-‘Arâf [7]: 205.
Itulah sebabnya Allah memuji nabi Zakariyah karena berdoa dengan suara
yang sangat lemah. Allah berfirman QS. Maryam [19]: 2- 3; “penjelasan rahmat
Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakariya, yaitu tatkala dia menyeru Tuhannya seruan
yang lembut”.
4. Dilakukan dengan perasaan takut dan penuh harapan
Di dalam Firman Allah QS. Al-‘Araf [7] 56:

َ‫ض بَ ْع َد ِإصْ اَل ِحهَا َوا ْدعُوهُ َخوْ فًا َوطَ َمعًا ۚ ِإ َّن َرحْ َمتَ هَّللا ِ قَ ِريبٌ ِمنَ ْال ُمحْ ِسنِين‬
ِ ْ‫َواَل تُ ْف ِسدُوا فِي اَأْلر‬
Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik”.
Ayat di atas menggambarkan bahwa ketika kita bermunajat kepada Allah
harus disertai dengan rasa takut kepada Allah dan penuh harapan bahwa do’a akan
dikabulkan. Ayat ini ada yang memahami dalam arti takut jangan sampai do’a tidak

14
terkabulkan. Pendapat ini menurut Quraish Shihab tidak sejalan dengan anjuran Nabi
agar berdo’a disertai dengan keyakinan dan harapan penuh kiranya Allah
mengabulkannya. Artinya, bahwa do’a yang dipanjatkan harus disertai dengan sikap
optimis, bukan justru rasa pesimis, sehingga terkadang berdo’a hanya sebagai suatu
pemaksaan, yang muncul bukan atas dasar kebutuhan, melainkan ucapan ritual yang
memang harus dijalankan. Ibadah seperti ini tidak akan mempunyai jiwa, tidak
memiliki roh. Sehingga tidak akan muncul kenikmatan beribadah, bahkan cenderung
membosankan hati orang yang melaksanakannya.
5. Berdo’a dengan nama-nama Allah
Disebutkan dalam al-Qur’an bahwa ketika seorang hamba berdo’a dia harus
menyebutkan asma Allah QS. Al-Isra’ [17] 110:

‫هّٰللا‬
‫ك َواَل تُخَافِ ۡـت بِهَا َو ۡابت َِغ بَ ۡينَ ٰذ لِكَ َسبِ ۡي ًل‬ َ ِ‫قُ ِل ۡادعُوا َ اَ ِو ۡادعُوا الر َّۡحمٰ نَ‌ ؕ اَ يًّا َّما ت َۡدع ُۡوا فَلَهُ ااۡل َ ۡس َمٓا ُء ۡالح ُۡس ٰنى‌ۚ َواَل ت َۡجهَ ۡر ب‬
َ ِ‫صاَل ت‬
Artinya: “katakanlah (Muhammad), “serulah Allah atau serulah al-Rahman.
Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-
nama yang terbaik dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam salat dan
janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu”.
Ayat ini turun berkenaan dengan tuduhan orang musyrik terhadap Nabi SAW yang
berdo’a kepada Allah dengan menganggap bahwa Tuhan itu dua. Menurut bebrapa
riwayat bahwa ayat ini turunka Nabi Muhammad SAW sujud sambil menyebut Yâ
Rahmân, Yâ Rahîm, orang-orang musyrik berkata: “Dia percaya bahwa dia hanya
menyembah satu Tuhan, sedang sekarang dia menyebut dua.” Riwayat lain
mengatakan bahwa Abu Jahal berkata: “Muhammad menyebut juga nama al-Rahmân
sedang dia melarang kita menyembah dua tuhan, padahal dia sendiri sekarang
menyebut dua tuhan.”
Ada pula riwayat lain menyebutkan, ayat ini turun berkenaan dengan
pertanyaan orang Yahudi kepada Nabi bahwa mengapa kata al-Rahmân sedikit sekali
disebutkan padahal di dalam Taurat banyak yang Allah sebutkan.
Di atas, ada dua riwayat yang berbeda tentang sebab turunnya ayat ini. Kalau hadis
pertama merupakan sanggahan orang musyrikin kepada Nabi tentang penggunaan
kedua kata itu (Allâh dan alRahmân) dalam berdo’a. Dengan demikian, Allah
menjelaskan kepada kaum musyrikin bahwa kedua lafaz itu walaupun berbeda nama
tapi sama-sama mengungkapkan zat Allah.

15
Hadis kedua memberikan penjelasan bahwa kedua kata ini sama-sama baik.
Mengapa orang Yahudi menggunakan kata itu lebih banyak di dalam kitab Taurat?
Karena Nabi Musa as. termasuk orang keras dan pemarah. Oleh karena itu, Allah
banyak menyebutkan dengan rasa kasih sayang dan belaian. Sebagai Nabi, tentulah
mencontoh sifat Allah.

2.6 Doa-Doa Bidang Kesehatan

Doa-doa dibidang kesehatan antara lain:


a. Doa sapu jagat, meminta kebaikan di dunia dan akhirat

َ ‫َربَّنَا َآتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اَآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬
Artinya: Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, berikan pula
kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka.
b. Doa memohon kemudahan

ً‫اللَّهُ َّم الَ َس ْه َل ِإالَّ َما َج َع ْلتَهُ َس ْهالً َوَأ ْنتَ تَجْ َع ُل ال َح ْزنَ ِإ َذا ِشْئتَ َس ْهال‬
Artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engk au buat mudah. Engkau
yang mampu menjadikan kesedihan (kesulitan) – jika Engkau kehendaki – menjadi
mudah.
c. Doa orang yang sedang berduka

َ‫اللَّهُ َّم َرحْ َمتَكَ َأرْ جُو فَالَ تَ ِك ْلنِى ِإلَى نَ ْف ِسى طَرْ فَةَ َعي ٍْن َوَأصْ لِحْ لِى َشْأنِى ُكلَّهُ الَ ِإلَهَ ِإالَّ َأ ْنت‬
Artinya: Ya Allah, dengan rahmat-Mu, aku berharap, janganlah Engkau
sandarkan urusanku kepada diriku sendiri walau sekejap mata, perbaikilah segala
urusanku seluruhnya, tidak ada sesembahan yang berhak disembah
selain Engkau.
d. Doa saat mendapat kesulitan seperti yang dibaca oleh Nabi Ibrahim
‘alaihis salam
‫َح ْسبُنَا هَّللا ُ َونِ ْع َم ْال َو ِك ْي ُل‬
Artinya: Cukuplah Allah yang menjadi Penolong kami dan Allah adalah
sebaik-baik Pelindung.
e. Doa meminta agar diangkat dari kesulitan yang dibaca oleh Nabi Yunus
‘alaihis salam
َ‫ت ِمنَ الظَّالِ ِمين‬ َ َ‫الَ ِإلَهَ ِإالَّ َأ ْنتَ ُس ْب َحان‬
ُ ‫ك ِإنِّى ُك ْن‬

16
Artinya: Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau,
Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang berbuat aniaya.
f. Doa agar tidak hilang nikmat, tidak berubah jadi sakit, dan dihindarkan
dari musibah yang datang tiba-tiba

َ ‫يع َسخَ ِط‬


‫ك‬ َ ِ‫ك َوتَ َحوُّ ِل عَافِيَتِكَ َوفُ َجا َء ِـة نِ ْق َمت‬
ِ ‫ك َو َج ِم‬ َ ِ‫ال نِ ْع َمت‬ َ ِ‫اللَّهُ َّم ِإنِّ ٍي َأعُو ُذ ب‬
ِ ‫ك ِم ْن زَ َو‬
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya
kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau
anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-
Mu.
g. Doa berlindung dari penyakit menular dan setiap penyakit jelek

‫ون َو ْال ُج َذ ِام َو ِم ْن َسيِِّئ اَْأل ْسقَ ِام‬


ِ ُ‫ص َو ْال ُجن‬
ِ ‫ك ِمنَ ْالبَ َر‬
َ ِ‫اَللَّهُ َّم ِإنِّي َأعُو ُذ ب‬
Artinya: Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang,
gila, lepra, dan dari segala keburukan segala macam penyakit.
h. Doa agar tidak mati mengerikan

‫ت َوَأعُو ُذ بِكَ َأ ْن َأ ُموتَ فِي‬


ِ ْ‫يق َوَأعُو ُذ ِبكَ َأ ْن يَتَخَ بَّطَنِي ال َّش ْيطَانُ ِع ْن َد ْال َمو‬
ِ ‫ق َو ْال َح ِر‬
ِ ‫ك ِمنَ التَّ َردِّي َو ْالهَ ْد ِم َو ْالغ ََر‬
َ ‫اَللَّهُ َّم ِإنِّي َأعُو ُذ ِب‬
‫َسبِيلِكَ ُم ْدبِرًا َوَأعُو ُذ بِكَ َأ ْن َأ ُموتَ َل ِدي ًغا‬

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebinasaan


(terjatuh), kehancuran (tertimpa sesuatu), tenggelam, kebakaran, dan aku berlindung
kepada-Mu dari dirasuki setan pada saat mati, dan aku berlindung kepada-Mu dari
mati dalam keadaan berpaling dari jalan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati
dalam keadaan tersengat.
i. Meminta perlindungan dari kejelekan setiap makhluk, dibaca tiga kali
pada waktu petang dan dibaca sekali ketika mampir suatu tempat

َ َ‫ت ِم ْن َش ِّر َما خَ ل‬


‫ق‬ ِ ‫َأ ُعوْ ُذ بِ َكلِ َما‬
ِ ‫ت هللاِ التَّا َّما‬
Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari
kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya.”

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Do’a secara leksikal adalah menyeru kepada Allah dan memohon bantuan dan
pertolongan kepadanya.4 Sementara yang lainnya mendefenisikannya sebagai seruan,
permintaan, permohonan, pertolongan dan ibadah kepada Allah swt. Agar supaya
terhindar dari mara bahaya dan mendapatkan manfaat. Dari pengertian ini dapat
dipahami bahwa do’a adalah permintaan atau permohonan kepada Allah melalui
ucapan lidah atau getaran hati dengan menyebut asmâ Allah yang baik, sebagai
ibadah atau usaha memperhambakan diri kepada-Nya.
Doa merupakan salah satu sarana untuk berkomunikasi antara hamba dengan
Allah swt dalam keadaan tertentu. Di samping itu, doa sebagai roh ibadah atau sari
ibadah sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Rasulullah SAW ,Oleh karena itu,
doa bukan hanya semata-mata untuk memohon pertolongan Allah dalam memecahkan
problem manusia yang dihadapinya, akan tetapi dalam konteks secara luas sebagai
suatu kebutuhan dalam rangkaian ibadah.

3.2 Saran

Ketika seseorang merasa tidak tahu dan tidak mampu untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapinya, maka ia akan membutuhkan kekuatan dari luar
dirinya yang diyakini akan bisa membantu mengatasi permasalahannya. Kekuatan
dari luar mungkin bisa Sang Pencipta atau hal-hal lain yang dianggap mampu dan
diyakini mampu membantu mengatasi permasalahan.
Sebagai Insan yang beriman tentu saja dalam mangatasi problematika
kehidupan selalu disandarkan pada kekuatan Allah, tidak dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan Agama. Apalagi sebagai umat islam dituntunkan untuk meminta
pertolangan hanya kepadanya.
Artinya : Hanya Engkaulah yang Kami sembah dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan. QS.Al Fatihah ayat; 5

18
DAFTAR PUSTAKA

Media.neliti.com. Doa Dalam Perspektif Al-Quran. Diakses pada 17 Oktober 2020, dari
https://media.neliti.com/media/publications/184348-none-adf7215d.pdf

Rumaysho.com. Doa yang Dibaca Waktu Kapan Pun. Diakses pada 17 Oktober 2020, dari
https://rumaysho.com/23644-20-doa-dan-dzikir-saat-wabah-corona-
melanda.html#Doa_orang_yang_sedang_berduka

Dalamislam.com. 17 Manfaat Doa Dalam Islam yang Menghasilkan Pahala. Diakses pada 17
Oktober 2020, dari https://dalamislam.com/info-islami/manfaat-doa-dalam-islam

Umma.id. Perintah Berdoa Kepada Allah. Diakses pada 17 Oktober 2020, dari
https://umma.id/post/perintah-berdoa-kepada-allah-356078?lang=id

Wordpress.com, 15 September 2011. Doa. Diakses pada 17 Oktober 2020, dari


https://maezboerhan.wordpress.com/2011/09/15/makalah-doa/

19

Anda mungkin juga menyukai