Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FIKIH

IBADAH DAN RUANG LINGKUPNYA


DOSEN PENGAMPU: DR.KARTINI M.HI

OLEH :
KELOMPOK 2

Dania :(2023050101082)
Andi Nadiazkha Keysia Azuhra: (2023050101090)
SE. I/SI Ekonomi Syariah D

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan ucapan puji dan syukur kepada ALLAH SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dan tidak lupa salawat serta salam kita ucapkan kepada nabi besar
MUHAMMAD SAW yang telah memberikan banyak suri tauladan kepada kita
semua.
Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan, namun
dengan izin Allah dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “IBADAH DAN RUANG
LINGKUPNYA”. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu
terselesaikanya makalah ini.
Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah
dan penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i


KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.latar belakang.......................................................................................................1
B.rumusan masalah..................................................................................................2
C.tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A.pengertian ibadah.................................................................................................3
B.Ruang lingkup ibadah..........................................................................................4
C.Tujuan ibadah.......................................................................................................6
D.prinsip prinsip ibadah...........................................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A.kesimpulan.........................................................................................................10
B.saran...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara bahasa, ibadah atau ibadat adalah taat, menurut, mengikut dan
tundukapapun. Sedangkan yang dimaksud ibadah dalam hukum Islam,ibadah
berarti penghambaan atau pengabdian diri kita terhadap tuhan yang satuyaitu
Allah SWT. Membatasi pengertian ibadah diatas hanya pada ibadah-ibadahyang
bersifat langsung kepada Allah SWT, yang dinamakan ibadah mahdzoh.Adapun
ibadah yang bersifat tidak langsung, seperti ibadah yang berbentuk sosial,itu
dinamakan ibadah ghoirmahdzoh. Akan tetapi pada hakikatnya baik
ibadahmahdzoh maupun ibadah ghoirrmahdzoh itu semua bertujuan
melaksanakan apa-apa yang di perintahkan oleh Allah SWT kepada kita, baik
yang tertulis di dalamAl-quran maupun yang disampaikan oleh nabikita
Muhammd SAW yang di sebutAl-hadist.

Beranjak dari pengertian-pengertian di atas, menarik di bicarakan tentang


pengertian ibadah itu sendiri. Seperti yang kita ketahui, bahwa ibadah
merupakansuatucirri dan juga syarat seseorang yang beragama, terutama agama
islam. Akantetapi dalam realitasnya, ada segelintir orang yang salah memahami
pengertianibadahitu sendiri.

Ibadah kepada Allah merupakan tugas tertinggi manusia. Karena, seluruh tugas manusia
dalam hidup ini berkumulasi pada tanggung jawabnya untuk beribadah dan menegaskan Allah.
Wa tumbuhlah sikap disiplin pada anak yang nantinya akan mempunyai karakter yang baik juga
pada pribadi anak. Karakter kemandirian anak harus ditanamkan sejak dini dan menjadi prioritas
utama dalam pendidikan (Abdurrahman Al Nahlawi ,pendidikan Islam,(jakarta:gema insani
press,1996),hlm 12.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :

1. Apa Pengertian Dari Ibadah?


2. Apa Saja Ruang Lingkup Ibadah?
3. Apa Tujuan Dari Ibadah?
4. Bagaimana Prinsip Prinsip Ibadah?
C. Saran
Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk menjelaskan apa itu ibadah dan
untuk mengetahui ruang lingkup ibadah dan tujuan melakukan ibadah bagi umat
islam, serta untuk mengetahui apa saja prinsip prinsip ibadah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ibadah
Menurut bahasa, kata ibadah berarti patuh (al-tha’ah), dan tunduk (al-
khudlu). Ubudiyah artinya tunduk dan merendahkan diri. Menurut al-Azhari, kata
ibadah tidak dapat disebutkan kecuali untuk kepada Allah.
Secara etimologis diambil dari kata’ abada, ya’budu, ‘abadan,fahua‘aabidun.Secar
a‘Abid,berarti hamba atau budak, yakni seseorang yang tidak memiliki apa-
apa, harta dirinya sendiri milik tuhannya,sehingga karenanya seluruh aktifitas
hiphamba hanya untuk memperoleh keridhaan tuhannya dan menghindarkan
murkannya. Menurut istilah syara’ pengertian ibadah dijelaskan oleh para ulama
sebagai berikut:
Menurut Ibnu Taimiyah dalam kitabnya al-ubudiyah, memberikan
penjelasan yang cukup luas tentang pengertian ibadah. Pada dasarnya ibadah
berarti merendahkan diri (aldzull). Akan tetapi, ibadah yang
diperintahkan agama bukan sekedar taat atau perendahan diri kepada Allah.
Ibadah itu adalah gabungan dari pengertian al-zull dan ghayah al-mahabbah
Patuh kepada seseorang tetapi tidak mencintainya, atau cinta tanpa kepatuhan itu
bukan ibadah.Jadi, cinta atau patuh saja belum cukup disebut ibadah.Jadi
seseorang belum dapat dikatakan beribadah kepadaAllah kecuali apabila ia
mencintai Allah. lebih dari cintanya kepada apapun dan memuliakan-
Nya lebih dari segala lainnya.
Dalam pengertian yang luas ibadah meliputi segala yang dicintaiAllah dan
diridhai-Nya,perkataan dan perbuatan lahir dan batin. Termasuk di dalamnya
shalat, puasa, zakat, haji,berkata benar dll.Ladi meliputi yang fardhu, dan
tathawwu’, muamalah bahkanakhlak karimah serta fadhilahinsaniyah
Sebagai mana yang telah di paparkan di atas bahwa ibadah di artikan dengan
taat,di dasarkan pada firman Allah SWT
‫َاَلۡم َاۡع َهۡد ِاَلۡي ُك ۡم ٰي َبِنۤۡى ٰا َد َم َاۡن اَّل َتۡع ُبُدواالَّشۡي ٰط ۚ‌َن‌ِاَّنٗه َلـُك ۡم َع ُد ٌّوُّم ِبۡي‬
Artinya: bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu
Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata
bagi kamu( Q.S Yasin:60),
Adapun pengertian ibadah menurut istilah , diantaranya:
Menurut ulama tauhid, ulama tafsir, dan ulama hadist.Ibadah ialah meng-
Esakan Allah, mengangagungkan-Nya dengan sepenuh- penuh keagungan serta
menghinakan diri dan menundukan jiwa kepada-Nya.Mereka mengatakan” ibadah
adalah tauhid “.Ulama tauhid, tafsir, dan hadist mengartikan tauhid dengan
“Meng-EsakanAllah, tuhan yang disembah serta meng-esakan-Nya pada zat-Nya,
sifat-Nya,dan pekerjaan-Nya.
B. Ruang lingkup ibadah
Untuk mengetahui ruang lingkup ibadah ini tidak terlepas dari
pehamanterhadap pengertian itu sendiri. Ruang lingkup ibadah yang di kemukaan
Ibnu Taimiyah cakupannya sangat luas, bahkan menurut beliau semua ajaran
agama itutermasuk ibadah. Bilamana diklasifikasikan kesemuanya dapat menjadi
beberapakelompok saja yaitu:
Kewajiban-kewajiban atau rukun-rukun syariat seperti shalat,
puasa, zakat,danhaji.Yang berhubungan dengan kewajibankewajiban diatas dalam
bentuk ibadah-ibadah sunat seperti dzikir, membaca Al-Qur’an, do’a,danistighfar.
Semua bentuk hubungan sosial yang baik serta pemenuhan hakhak manusia, seper
ti berbuat baik kepada orang tua, menghubungkan silatuhrahmi, berbuat baik
kepada anak yatim, fakir miskin, ibnu sabil.
Lebih khusus lagi ibadah dapat di klasifikasikan menjadi ibadah umum dan
ibadah khusus. Ibadah umum mempunyai ruang lingkup yang sangat luas
yaitumencakup segala amat kebajikan yang dilakukan dengan niat ikhlas dan sulit
untuk mengemukaan sistematikanya. Tetapi ibadah khusus ditentukan
oleh syara’ (nash) bentuk dan caranya oleh karna itu
dapat dikemukaan sistematikanya secara garis besar sebagai berikut:
 Tharah
menurut bahasa adalah bersih.Menurut Syara’, ialah suci darihadats atau
najis,dengan cari yang telah di terangkan oleh syara’ ataumenghilangkan najis
dengan cara mandi atau tayamum.
 Shalat
Shalat adalah pokok ibadah. Allah SWT berfirman: “Katakanlah
olehmu kepada hambahambaku yang telah beriman.Hendaklah mereka mendirika
n shalat dan menafkahkan sebagian harta yang telah kami rezekikan kepada
mereka,dalam lahir dan dalam rahasia, sebelum datang kepada mereka hari yang
tidak adalagi penjualan padanya dan tidak ada sahabat dan kawan”.
(QS.Ibrahim[31]:14)
 Zakat
Zakat menurut lughatialah subur, bertambah. Menurut syara’
ialah, jumlah harta yang dikeluarkan untuk diberikan kepada golongangolonganny
a yang telah telah ditetapkan syara’.Dan mempunyai hubungan dengan shalat,
shalat dianggap sebagai ibadah badaniyah yang paling utama, dan zakat dianggap
sebagai ibadah maliyah yang paling utama.
 Puasa
Puasa berarti menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya,sejak
fajar terbit hingga matahari terbenam dengan disertai niat dan puasa banyak
macamnya di antaranya:
Puasa wajib:
1. puasa ramadhan
2. Puasa Kaffarah (denda).
3. Puasa nazar
Puasa Sunnah:
1. puasa daud
2. puasa Senin Kamis

 Haji dan umroh


Haji berarti pergi menuju kota Mekkah untuk mengerjakan ibadahthawaf, sa’i
dan wuquf di Arofah serta seluruh manasik lainnya. Sedangkan umrah, menurut
arti bahasa, umrah berarti ziarah (Kunjungan). Dan menurut segi istilah,
umrah berarti pergi menujuka’bah untuk mengerjakan ibadah dengan cara-cara
tertentu

 Iktikaf
I’tikaf adalah berdiam diri di suatu tempat atau masjid yang di niatkan beribadah
kepada Allah.Sumpah dan kafaratAiman(Sumpah) merupakan bentuk jamak dari
kata Yamin yang berarti tangan kanan. Sumpah di sebut tangan kanan karena
kebiasaan orang-orang (Arab) bila sama-sama menyatakan sumpah, maka mereka
akan saling berpegangan tangan.
 Nazar
Nadzar ialah Pembebanan diri (Pengharusan) yang dilakukan olehseseorangm
ukallaf untuk melakukan suatu perkara yang tidak
wajib baginya karena Allah swt.
dengan menggunakan redaksi yangmenunjukkan hal tersebut, seperti “Karena All
ah, aku wajibmengerjakan ini”.Qurban dan aqikah.
C. Tujuan Ibadah
Manusia, Bahkan seluruh mahluk yang berkehendak danberperasaan, adal
ah hamba-hamba Allah. Hamba sebagaimana yang di kemukakan di atas adalah
makhluk yang dimiliki. Kepemilikan Allah atas hanba-Nya adalah kepemilikan
mutlak dan sempurna, oleh karena itu makhluk tidak dapat berdiri sendiri dalam
kehidupan dan aktivitasnya kecuali dalam hal yangdi tentukan oleh Allah swt.
Telah dianugerahkan untuk dimiliki makhluk-Nya seperti kebebasan memilih
walaupun kebebasan itu tidak mengurangi kepemilikan Allah.
Atas dasar kepemilikan mutlak Allah itu, lahir kewajiban menerima semua
ketetapan-Nya, serta menaati seluruh perintah dan larangan-Nya.
Manusia diciptakan Allah bukan sekedar untuk hidup di dunia
inikemudian mati tanpa pertanggungjawaban, tetapi manusia di ciptakanoleh
Allah untuk beibadah, di dalam firmannya Allah swt:
“Maka apakah kamu mengira,bahwa sesungguhnya kami Menciptakan
kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidakakan dikembalikan kepada
kami.(”QS al-Mu’min :115)Karena Allah maha mengetahui tentang kejadian
manusia, maka agar manusia terjaga hidupnya,bertaqwa, diberi kewajiban ibadah.
Tegasnya manusia diberikan ibadah agar manusia itu mencapai taqwa.
Adapun Tujuan Ibadah Ada lima tujuan yang dicapai melalui pelaksanaan
ibadah:
1. Memuji Allah dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya yang mutlak, seperti ilmu,
kekuasaan,dan kehendak-Nya. Artinya, kesempurnaan sifat-sifat Allah tak
terbatas, tak terikat syarat,dan meniscayakan-Nya tanpa membutuhkan yang
lain.
2. Menyucikan Allah dari segala cela dan kekurangan, seperti kemungkinan
untuk binasa,terbatas, bodoh, lemah, kikir, semena-mena, dan sifat-sifat
tercela lainnya,
3. Bersyukur kepada Allah sebagai sumber segala kebaikan yang kita dapatkan
berasal dari- Nya, sedangkan segala sesuatu selain kebaikan hanyalah
perantara yang Dia ciptakan.
4. Menyerahkan diri secara tulus kepada Allah dan menaati-Nya secara mutlak.
Mengakui bahwa Dialah yang layak ditaati dan dijadikan tempat berserah diri.
Dialah yang yang berhak memerintah dan melarang kita, karena Dialah Tuhan
kita. Kita semua wajib taatdan menyerahkan diri kepada-Nya, sebab kita
adalah hamba-Nya.
5. Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam masalah apapun yang kami sebutkan di atas,
dialah satu-satunya yang Mahasempura. Dialah satu-satunya yang Mahasuci
dari segala cela dankekurangan. Dan dialah satu-satunya pemberi nikmat yang
sebenarnya, serta penciptasegala kenikmatan. Karena itu, segala bentuk syukur
layak dipanjatkan hanya kepada-Nya.Dialah satu-satunya yang layak ditaati
dan dijadikan tempat berserah diri secara tulus.Ketaatan kita kepada Nabi,
imam, pemimpin, agama, ayah, ibu, atau guru harus kitalakukan dalam
bingkai ketaatan kita kepada-Nya. Inilah sikap yang layak bagi seoranghamba
di hadapan Penciptanya Yang Mahaagung. Sikap semacam itu hanya
bolehdilakukan kepada Dia yang betul-betul nyat keagungan dan kebesaran-
Nya
D. Prinsip prinsip ibadah
Adapun prinsip melaksanakan Ibadah sebagai berikut:
1. Niat lillahi ta’ala (Al-Fatihah/1:5)

‫) ِإَّياَك َنْعُبُد َوِإَّياَكَنْسَتِع يُن‬٤( ‫) َم اِلِكَيْو ِم الِّديِن‬٣( ‫) الَّرْح َم ِنالَّر ِح يِم‬٢( ‫) اْلَحْم ُد ِلَّلِه َر ِّباْلَع اَلِم يَن‬١( ‫ِبْس ِم الَّلِهالَّرْح َم ِنالَّر ِح يِم‬
)٥(

Artinya : 1.Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. 2. Segala pujibagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang. 4. Yang menguasai di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah
yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.

2. Ikhlas (Al-Bayinah/98:5)

‫َو َم اُأِم ُرواِإالِلَيْعُبُدواالَّلَهُم ْخ ِلِص يَنَلُهالِّديَنُحَنَفاَءَو ُيِقيُم واالَّصالَةَو ُيْؤ ُتواالَّز َكاَةَو َذ ِلَك ِد يُناْلَقِّيَم ِة‬

Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan (ikhlas) ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian Itulah agama yang lurus.

3. Tidak menggunakan perantara (washilah) (Al-Baqarah/2: 186)

‫َو ِإَذ اَس َأَلَك ِعَباِد يَع ِّنيَفِإِّنيَقِريٌبُأِج يُبَد ْع َو َةالَّد اِع ِإَذ اَدَعاِنَفْلَيْسَتِج يُبواِليَو ْلُيْؤ ِم ُنواِبيَلَع َّلُهْمَيْر ُش ُدون‬

Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka


(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,Maka hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah-Ku) hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran.

4. Dilakukan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah

5. Seimbang antara dunia akherat (Al-Qashash/28:77)

‫َو اْبَتِغ ِفيَم اآَتاَك الَّلُهالَّد اَر اآلِخَر َةَو الَتْنَس َنِص يَبَك ِم َنالُّد ْنَياَو َأْح ِس ْنَك َم اَأْح َس َنالَّلُهِإَلْيَك َو الَتْبِغ اْلَفَس اَد ِفياألْر ِض ِإَّنالَّلَهالُيِح ُّباْلُم ْفِسِد ي‬
‫َن‬
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

 Tidak berlebih-lebihan (Al-A’raf/7:31)

‫َياَبِنيآَد َم ُخ ُذ واِزيَنَتُك ْمِع ْنَد ُك ِّلَم ْس ِج ٍد َو ُك ُلواَو اْش َر ُبواَو الُتْس ِرُفواِإَّنُهالُيِح ُّباْلُم ْس ِرِفيَن‬

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki)


mesjid[534], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535].
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

 Mudah (bukan meremehkan) dan Meringankan Bukan Mempersulit (Al-


Baqarah/2:286)

‫الُيَك ِّلُفالَّلُهَنْفًساِإالُو ْس َعَهاَلَهاَم اَك َسَبْتَو َع َلْيَهاَم ااْك َتَسَبْتَر َّبَناالُتَؤاِخ ْذ َناِإْنَنِس يَناَأْو َأْخ َطْأَناَر َّبَناَو الَتْح ِم ْلَع َلْيَناِإْص ًراَك َم اَح َم ْلَتُهَع َلى‬
‫اَّلِذ يَنِم ْنَقْبِلَناَر َّبَناَو الُتَحِّم ْلَناَم االَطاَقَةَلَناِبِهَو اْع ُفَع َّناَو اْغ ِفْر َلَناَو اْر َحْم َناَأْنَتَم ْو الَناَفاْنُصْر َناَع َلىاْلَقْو ِم اْلَك اِفِريَن‬
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): “Ya Tuhan
Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya
Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan
Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami
memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.”
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan diantaranya
adalah sebagai berikut
1. Menurut bahasa, kata ibadah berarti patuh (al-tha’ah), dan tunduk (al-
khudlu).Ubudiyah artinya tunduk dan merendahkan diri. Menurut al-
Azhari,kataibadah tidak dapat di sebutkan kecuali untuk kepada Allah
2. Ruang lingkup ibadah secara khusus dapat di klasifikasikan yaitu sebagai
berikut:tharah, sholat,zakat,haji dan Sunnah,istikaf, dan nazar
3. Adapun Tujuan Ibadah antara lain: memuji Allah dengan sifat-sifat
kesempurnaan-Nya yang mutlak, seperti ilmu, Kekuasaan dan kehendak nya
Artinya, kesempurnaan sifat-sifat Allah tak terbatas, tak terikat syarat,dan
meniscayakan-Nya tanpa membutuhkan yang lain.
4. Prinsip prinsip melakukan ibadah adalah sebagai berikut:
a. Niat lillahi ta’ala (Al-Fatihah/1:5)
b. Ikhlas (Al-Bayinah/98:5)
c. Tidak menggunakan perantara (washilah) (Al-Baqarah/2: 186)
d. Dilakukan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah
e. Tidak berlebih-lebihan (Al-A’raf/7:31)
f. Seimbang antara dunia akherat (Al-Qashash/28:77)
g. Mudah (bukan meremehkan) dan Meringankan Bukan mempersulit (Al-
Baqarah/2:286)
B. Saran
Uraian pada beberapa bab diatas sebagaimana telah memberikan sedikit
pemahaman dan pengetahuan kepada kita semua meskipun tiada kesempurnaan,
karena memang penulisan initidak terlepas dari kekurangan. Akhirnya upaya dan
yang tak mengenal lelah untuklebih mengkaji tentang perbaikan penulisan
makalah Ibadah, Mudah- mudahan Allah swt melimpah kan daya dan kekuatan
bagi kita aamiin.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Al Nahlawi pendidikan Islam,(jakarta:gema insan ,press,1996)hlm


12 A.Rahman Ritonga, Zainuddin,fikih ibadah,2002)
Abdurrahman Al Nahlawi ,pendidikan Islam, (jakarta:gema insani press,1996),hlm 12.

Anda mungkin juga menyukai