Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH IBADAH

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Studi Hukum Islam


Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Kelas A3

Penulis:
ANGELICA CINDHANA FLORENSA (04040120079)

Dosen Pengampu:
H. Fahrur Razi, S.Ag, MHI
NIP: 196906122006041018

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam


Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Bulan Tahun 2020

i
Kata Pengantar

Dengan Menyebut nama Allah SWT yang lagi maha pengasih dan maha penyayang,
puji syukur saya panjatkan kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah mengenai ibadah.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin saya upayakan dengan dukungan dari


beberapa pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunannya. Untuk itu saya tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada pihak tersebut yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Dan mengucapkan terima kasih atas bimbingannya kepada Bapak H. Fahrur
Razi, S.Ag, MHI sebagai dosen pengampu.

Namun tidak lepas dari itu, saya menyadari bahwa sepenuhnya masih terdapat
kekurangan juga kesalahan. Baik dari aspek penyusunan, bahasa, dan aslpek lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada saya menerima saran dan kritikan dari pembaca untuk
memperbaiki makalah ini.

Sehingga saya sebagai penyusun mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini
dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan saya dapat memberikan inspirasi ke pembaca
untuk mengangkat masalah yang relevan pada makalah-makalah berikutnya.

Surabaya, 17 Desember 2020

Angelica Cindhana Florensa

ii
DAFTAR ISI

Cover........................................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
Nice Point................................................................................................................1
BAB I : Pendahuluan.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang masalah...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................1
BAB II : Pembahasan............................................................................................2
2.1 Pengertian Ibadah......................................................................................2
2.2 Syarat Diterimanya suatu Ibadah............................................................3
2.3 Keutamaan dan Hikmah dalam beribadah.............................................3
BAB III : Kesimpulan............................................................................................4
Daftar Pustaka........................................................................................................5

iii
NICE POINT :

Tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Yaitu di mana
manusia berserah diri kepada Allah SWT dan meninggalkan segala kesombongan pada
dirinya. Ada banyak sekali macam-macam ibadah. Oleh karena itu, untuk menyempurnakan
suatu ibadah agar bisa diterima oleh Allah SWT, kita harus menjalankan dengan ikhlas dan
bersih dari dosa apapun. Baik berat maupun kecil. Baik itu yang dilakukan sengaja, atau tidak
sengaja.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia hidup di dunia adalah sebuah anugerah. Dengan segala kelebihan yang
diberikan oleh Allah SWT, manusia seharusnya bersyukur dan tunduk dengan segala
perintahnya. Namun terkadang manusia lupa dengan Allah SWT sehingga memerlukan
bimbingan dan tuntunan kembali dalam kehidupan untuk berperilaku dan bahagia di dunia
maupun di akhirat. Salah satu bentuk bimbingan dan tuntunan tersebut adalah ibadah.

Ibadah merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat manusia.
Karena melaksanakan ibadah sama dengan sebagai wujud rasa syukur dan berserah diri kita
terhadap Allah SWT. Ibadah dalam islam ada bermacam-macam jenisnya, contohnya seperti
sholat, puasa, menunaikan ibadah haji, berzakat, dan masih banyak lagi. Selain itu pedoman
dalam beribadah adalah yang telah Allah perintahkan di dalam kitab suci Al-Qur’an dan
hadist-hadist Nabi Muhammad SAW. Maka dari itu, ibadah tidak bisa dibuat main-main dan
disalah gunakan karena merupakan suatu perkara yang sangat penting. Apalagi sampai dibuat
sebagai bahan bercandaan, ini sangat tidak boleh dan perbuatan tersebut adalah dosa.

Namun tahukah kamu, ibadah tidak hanya sekedar rangkaian ucapan, gerakan, dan
berdoa saja. Di dalamnya terdapat makna tersirat nilai-nilai dan norma keluhuran yang
mengatur hubungan antar sesama. Nilai dan norma ini disebut etika dan akhlak.

1
Yang mana menjadi acuan seluruh umat islam dalam bertindak dan menjadikan
kehidupnya bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dengan ini berarti ibadah
tidak hanya pada hubungan manusia dengan Allah SWT saja, tetapi juga mengajarkan akhlak
dan aqidah yang baik.

Sering kali manusia lalai dalam menjalankan ibadah dan menganggap kalau hal ini
hanyalah rutinitas biasa saja. Ada juga yang malah sama sekali tidak menjalankannya dan
memilih terlena dengan kehidupan duniawi. Sesibuk apapun manusia, sempatkanlah waktu
untuk ibadah walau satu menit. Untuk mengingat dan mengagungi kebesaran Allah SWT.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan ibadah?

2 Apa syarat diterimanya suatu ibadah?

3 Apa saja keutamaan dan hikmah dalam beribadah?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengerti dan memahami pengertian ibadah secara luas.

2. Untuk mengerti syarat diterimanya suatu ibadah.

3. Untuk mengerti keutamaan dan hikmah apabila menjalankan ibadah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ibadah

Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri dan tunduk. Sedangkan menurut
terminologi, ibadah sendiri memiliki banyak definisi atau pengertian, antara lain :

1. Ibadah adalah taat kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintahnya yang
telah diajarkan oleh para Rasul.
2. Ibadah adalah sikap merendahkan diri terhadap Allah SWT yaitu tingkatan tunduk
paling tinggi dengan rasa mahabbah (kecintaan).
3. Ibadah adalah sebutan yang meliputi seluruh apa yang disukai dan diridhai oleh Allah
SWT, baik perkataan, perbuatan, baik secara langsung maupun yang batin.

Ibadah sendiri dalam Islam dibagi menjadi dua, yaitu ibadah mahdlah dan ghairu mahdhah.
Ibadah mahdlah artinya adalah ibadah yang berhubungan dengan syariat yang terkandung
dalam rukun Islam. Contohnya antara lain : salat, zakat, puasa, dan haji. Sedangkan ghairu
mahdhah sendiri adalah ibadah yang dilaksanakan oleh umat islam dalam hubungan dengan
sesama manusia dan lingkungan. Ghairu mahdhah sering disebut juga sebagai ibadah
muamalah. (Nata, 2002 : 55)

Namun ada juga yang mengatakan bahwasanya ibadah terbagi menjadi tiga macam, yaitu hati, lisan,
dan anggota badan. Ibadah hati salah satunya seperti rasa takut, mengharap, cinta, tawakkal, senang,
juga takut. Istilah lain dari ibadah hati sendiri adalah ibadah qalbiyah. Kemudian ibadah lisan ada
tasbih, tahlil, tahmid, dan syukur yang mana berhubungan dengan lisan serta hati disebut ibadah
lisaniyah qalbiah. Kemudian ada salat, zakat, haji, termasuk ke dalam ibadah badaniyah qalbiyah.
Yang mana berhubungan dengan fisik dan hati.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah dan tunduk dengan segala perintahnya.
Sebagaimana Allah berfirman di Surah Adz-Dzariat ayat 56-58 :

‫ق ُذو‬ ِ ‫ق َو َما أُ ِري ُد أَن يُ ْط ِع ُم‬


ُ ‫ون إِنَّ هَّللا َ ُه َو ال َّر َّزا‬ ٍ ‫نس إِاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن َما أُ ِري ُد ِم ْن ُهم ِّمن ِّر ْز‬
َ ِ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ا ْل ِجنَّ َواإْل‬
ُ‫ا ْلقُ َّو ِة ا ْل َمتِين‬

3
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha
Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.”

Di ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan Allah SWT menciptakan manusia dan jin
adalah supaya mereka beribadah dan bergantung hanya kepadanya. Maka siapapun yang
menolak ibadah kepada Allah SWT merupakan orang sombong. Siapa yang beribadah
kepadanya tetapi tidak sesuai dengan syariat maka ia disebut mubtadi’ (pelaku bid’ah).
Sedangkan siapa yang beribadah sesuai dengan syariat maka ia disebut mukmin muwahhid
(orang yang mengesakan Allah SWT).

Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘ Utsaimin rahimahullah di dalam kitabnya yang
berjudul Al Qaul Al Mufid menjelaskan bahwasanya ibadah dapat dimaksudkan untuk
menamai salah satu di antara dua perkara, antara lain :

1. Ta’ abud : Bentuk penghinaan diri dan ketundukan terhadap Allah SWT. Hal tersebut
bisa dibuktikan dengan melaksanakan perintah dan menjauhi segala larangannya,
dilandasi dengan rasa kecintaan dan pengangungan kepada Allah SWT.
2. Muta’abbad bihi : Sarana yang digunakan untuk menyembah Allah SWT. Di mana
ibadah adalah sesuatu yang dicintai oleh Allah dan diridhai olehnya. Baik berupa
perkataan, maupun perbuatan. Dan baik yang batin maupun yang tampak

Contoh dari dua perkara tersebut adalah salat. Salat disebut ta’abud (penghinaan diri)
sedangkan gerakan salat disebut (muta’abad bihi). Dengan kesimpulan, apabila kita ingin
mengesakan Allah SWT dalam beribadah artinya kita harus menjadi hamba yang penuh
dengan kerendahan diri dan dilandasi cinta serta pengagungan kepadanya, dengan melakukan
tata cara ibadah yang sudah di syariatkan.

*Makalah pengertian ibadah pada diskusi kelas matakuliah Studi Hukum Islam (SHI) Prodi Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI) Kelas , Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya pada bulan
November 2020

4
2.2 Syarat Diterimanya Suatu Ibadah

Dalam melaksanakan ibadah, kita tidak boleh sembarangan. Karena Ibadah bukan sesuatu
yang bisa dimain-mainkan. Setelah melaksanakan ibadah, biasanya kita pasti cemas apakah
diterima atau tidak? Banyak orang mengatakan, “ibadah dulu aja, masalah diterima atau
tidaknya urusan belakangan.” Ini benar-benar salah. Karena apabila suatu ibadah diterima
oleh Allah SWT, maka sempurna amalan kita dan mendapat limpahan pahala. Lantas apa saja
syarat diterimanya suatu ibadah?

Agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT, syaratnya ada empat yaitu :

1. Ikhlas karena Allah SWT


2. Mengikuti tuntunan dari Nabi Muhammad SAW
3. Meninggalkan sifat riya’ karena niat kita beribadah hanya karena Allah SWT
4. Yakin bahwa Allah SWT melihat dan selalu berada di sisi kita

Jika hanya salah satu syarat yang terpenuhi, maka ibadah kita ditolak. Ada banyak sekali dalil
yang bersumber dari Al Qur’an dan hadist menjelaskan hal ini.

1. Dalil di Al Qur’an

Al Qur’an adalah kitab suci umat islam yang berisi tentang pedoman dan ajaran-ajaran umat
muslim agar sukses dunia dan akhirat. Salah satu ajaran dan pedomannya adalah tentang
ibadah. Syarat diterimanya suatu ibadah sudah dijelaskan oleh Allah SWT di dalam surah Al
Kahfi ayat 110. Allah SWT berfirman :

‫ش ِركْ بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِه أَ َحدًا‬ َ ‫فَ َمنْ َكانَ يَ ْر ُجو لِقَا َء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َم ْل َع َماًل‬
ْ ُ‫صالِ ًحا َواَل ي‬

Artinya : “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia


mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam
beribadah kepada Tuhannya.”

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa siapapun yang akan beribadah kepada Allah SWT maka ia
harus melakukan amalan saleh terlebih dahulu. Amalan saleh di sini maksudnya seperti,
berdzikir atau bertawakal kepada Allah SWT. Tujuannya adalah untuk menggugurkan dosa
yang dilakukan sebelumnya, agar ibadah kita diterima. Juga dalam beribadah kita tidak boleh
mempersekutukan Allah SWT dan harus mengesakannya. Yaitu mencampurkan suatu ajaran
yang tidak sesuai, ke dalam ibadah.

5
Ulama Al Fudhail bin ‘Iyadh menjelaskan sebuah firman Allah di surat Al Mulk ayat 2 yaitu :

َ ‫م أَ ْح‬yْ ‫لِيَ ْبلُ َو ُك ْم أَيُّ ُك‬


‫سنُ َع َماًل‬

Artinya : “Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” Beliau
mengatakan, “yaitu amalan yang dikerjakan dengan keikhlasan dan showab (sesuai dengan
ajaran Nabi Muhammad SAW)

2. Dalil di Hadist

Hadist adalah perkataan semua yang dilakukan, diucapkan, oleh Nabi Muhammad SAW. Ada
yang mengatakan jika hadist adalah semua berita yang sumber muasalnya berasal dari
Rasulullah SAW. Selain itu, hadist juga merupakan sumber hukum islam kedua setelah Al-
Qur’an. Di dalam Hadist sendiri juga dijelaskan mengenai syarat diterimanya suatu ibadah.

Hadist pertama disampaikan oleh Umar bin Khattab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam  bersabda,

‫سولِ ِه‬ ُ ‫سولِ ِه فَ ِه ْج َرتُهُ إِلَى هَّللا ِ َو َر‬


ُ ‫ فَ َمنْ َكانَتْ ِه ْج َرتُهُ إِلَى هَّللا ِ َو َر‬، ‫ئ َما نَ َوى‬ ٍ ‫ َوإِنَّ َما ِال ْم ِر‬، ‫إِنَّ َما األَ ْع َما ُل بِالنِّيَّ ِة‬
َ ‫ فَ ِه ْج َرتُهُ إِلَى َما ه‬، ‫صيبُ َها أَ ِو ا ْم َرأَ ٍة يَتَزَ َّو ُج َها‬
‫َاج َر إِلَ ْي ِه‬ ِ ُ‫ َو َمنْ َكانَتْ ِه ْج َرتُهُ إِلَى ُد ْنيَا ي‬،

Artinya : “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Dan setiap orang akan
mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena  Allah dan Rasul-Nya,
maka hijrahnya adalah pada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrah karena dunia
yang ia cari-cari atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya berarti pada apa
yang ia tuju (yaitu dunia dan wanita, pen)” 1

Hadits kedua dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫َث فِى أَ ْم ِرنَا َه َذا َما لَ ْي‬


‫س ِم ْنهُ فَ ُه َو َر ٌّد‬ َ ‫َمنْ أَ ْحد‬

Artinya : “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada
asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” 2

6
Dalam riwayat Muslim menyebutkan,

‫س َعلَ ْي ِه أَ ْم ُرنَا فَ ُه َو َر ٌّد‬


َ ‫َمنْ َع ِم َل َع َمالً لَ ْي‬

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut
tertolak.” 3

Menurut penjelasan ketiga hadist tersebut dapat disimpulkan bahwa syarat diterimanya suatu
ibadah adalah niat. Karena tanpa niat, amal ibadah yang kita kerjakan adalah sia-sia. Dan bila
seseorang mengerjakan suatu perkara (dosa), maka ibadah yang dikerjakan akan tertolak.

Dari dua dalil di Al Qur’an dan hadist dapat kita petik bahwa ibadah harus dikerjakan dengan
niat serta sungguh-sungguh agar sah dan diterima oleh Allah SWT. Selain itu, sebelum
melakukan suatu ibadah diwajibkan untuk menggugurkan atau menghilangkan suatu perkara
(dosa) agar tidak tertolak. Dan cara menghilangkan suatu dosa bisa dengan berdzikir,
bersedekah, bertawakal, atau melakukan beberapa amalan ringan.

1. Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rojab Al Hambali, Darul Muayyid, cetakan pertama, 1424 H.

2. HR. Bukhari no. 6689 dan Muslim no. 1907.

3. HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718.

2.3 Keutamaan dan Hikmah Dalam Beribadah

Dalam setiap kegiatan yang kita lakukan, pasti ada keutumaan dan hikmah di dalamnya.
Salah satunya adalah ibadah. Selain berguna untuk menghubungkan manusia dengan Allah
SWT dan mendatangkan pahala untuk bekal di akhirat, ada banyak sekali manfaat dalam
beribadah.

1. Ibadah Salat

Salat adalah tiang agama dan semua umat islam harus melaksanakannya, baik yang wajib
maupun sunnah. Namun, tahukah kamu jika di balik gerakan salat yang setiap hari dilakukan
ternyata menyimpan banyak hikmah di dalamnya? Maka dari itu, salat tidak hanya sekedar
ucapan dan gerakan saja, melainkan memberikan banyak manfaat kepada kita. Ada berbagai

7
macam-macam salat, yaitu salat fardu, salat tahajud, salat dhuha, salat taubah, salat gerhana,
salat istikhrah, salat tahiyatul masjid, salat istisqa’, salat sunnah wudhu, salat rawatib, dan
masih banyak lagi. Berikut merupakan hikmah dan keutamaan salat :

a. Gerakan sujud mengartikan tentang kerendahan diri kita di hadapan Allah SWT.
b. Menyadarkan kita bahwa tidak ada yang mampu memberikan pertolongan kecuali
Allah SWT.
c. Karena ada lima salat fardu (wajib) yang kita laksanakan, menandakan bahwa lima
kali dalam sehari kita bertobat kepada Allah SWT.
d. Memperkuat iman dan aqidah kita kepada Allah SWT.
e. Mendekatkan diri kita terhadap Allah SWT.
f. Menjaga kebersihan dan kesucian. Karena sebelum melakukan salat kita diwajibkan
untuk berwudhu terlebih dahulu untuk menghilangkan hadas dan najis.

Lantas, bagaimana kalau kita melaksanakan salat di akhir waktu? Boleh saja karena
waktunya tersedia dari awal sampai akhir, selama belum datang waktu salat yang lain. Maka
dari itu, jangan sampai meninggalkannya. Bila ada waktu untuk mengerjakan, segera
dirikanlah salat.

2. Ibadah Puasa

Puasa adalah perbuatan menahan diri dari segala hal yang membatalkan seperti makan,
minum, bersetubuh, maksiat, dari terbitnya matahari hingga tenggelamnya fajar.
Dilaksanakan dengan niat dan berbagai persyaratan tertentu. Puasa sendiri dibagi menjadi
bermacam-macam yaitu, puasa ramadhan, puasa rajab, puasa syawal, puasa arafah, puasa
nazar, puasa kifarat, puasa tarwiyah, puasa senin dan kamis, puasa daud, puasa asyura, puasa
ayyamul bidh, dan puasa sya’ban. Adapun hikmah dan keutamaan puasa adalah :

a. Menjaga kesehatan organ pencernaan.


b. Melatih untuk bersabar dan perbanyak rasa bersyukur
c. Melatih kepeduliaan untuk membantu terhadap sesama
d. Menjaga sikap dan perbuatan untuk berhati-hati dalam berbuat
e. Mengeratkan tali silahturahmi terhadap lingkungan sekitar dan keluarga

Saat melaksanakan puasa, kita hanya makan disaat sahur dan berbuka saja. Dengan demikian
kita dilatih untuk merasa bersyukur dengan rezeki yang ada saat tidak berpuasa. Selain itu,

8
melakukan semua hal atau perbuatan baik waktu puasa dapat mendatangkan pahala.
Terutama pada saat bulan ramadhan.

3. Ibadah Zakat

Ketika bulan ramadhan hampir berakhir, biasanya banyak orang akan berbondong-bondong
menuju masjid untuk membayar zakat. Zakat adalah menyisakan sebagian harta benda sesuai
perintah Allah SWT. Yang mana merupakan sedekah yang wajib dilaksanakan oleh seluruh
umat islam. Zakat sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Selain itu,
hikmah dan keutamaan zakat antara lain :

a. Mengajarkan kita untuk berbagi dan menolong terhadap sesama.


b. Menjauhkan diri dari sifat pelit juga kikir.
c. Mendatangkan rasa persaudaraan.
d. Menjauhkan diri dari sifat iri dan dengki.
e. Menghilangkan jurang pemisah antara orang miskin dan orang kaya.

Dengan adanya zakat ini, umat muslim diharapkan untuk tidak lagi iri dengki dan membeda-
bedakan mana kaya dan miskin untuk harta benda. Maka dari itu, sisihkanlah sedikit harta
benda untuk berzakat dan mencari pahala dari Allah SWT.

4. Ibadah Haji

Haji merupakan perjalanan atau berkunjung menuju tanah suci. Namun ada juga yang
mengartikan bahwa haji adalah berziarah ke suatu tempat pada waktu-waktu tertentu untuk
melakukan beberapa amalan dengan niat beribadah. Adapun waktu tertentu yang dimaksud
adalah ketika bulan Syawal, Dzulkaidah, dan Dzulhijah. Hikmah dan keutamaan ibadah haji
antara lain :

a. Membersihkan segala dosa yang ada pada diri kita


b. Meningkatkan dan meneguhkan keimanan
c. Belajar sejarah peradaban islam

9
Hukum pergi haji sendiri adalah wajib. Namun wajib di sini bermakna bagi orang-
orang yang mampu secara fisik maupun mampu secara ekonomi. Sebagaimana firman
Allah SWT pada surat Ali Imran ayat 97 :

‫هّٰلِل‬ ۢ
‫ستَطَا َع اِلَ ْي ِه‬
ْ ‫ت َم ِن ا‬ ِ ‫ِف ْي ِه ٰا ٰيتٌ بَيِّ ٰنتٌ َّمقَا ُم اِ ْب ٰر ِه ْي َم ەۚ َو َمنْ د ََخلَ ٗه َكانَ ٰا ِمنًا ۗ َو ِ َعلَى النَّا‬
ِ ‫س ِح ُّج ا ْلبَ ْي‬
‫هّٰللا‬
ِ ‫سبِ ْياًل ۗ َو َمنْ َكفَ َر َفاِنَّ َ َغنِ ٌّي ع‬
َ‫َن ا ْل ٰعلَ ِميْن‬ َ

Artinya : “Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim.
Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban
manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi
orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari seluruh alam.”

10
BAB III

KESIMPULAN

1. Ibadah merupakan perbuatan atau sikap merendahkan diri kepada Allah SWT, baik
perkataan maupun perbuata. Baik yang terlihat oleh mata, dan baik yang batin.

2. Syarat diterimanya suatu ibadah adalah ikhlas karena Allah SWT, mengikuti tuntunan dari
Nabi Muhammad SAW, meninggalkan sifat riya’ karena niat kita beribadah hanya karena
Allah SWT dan yakin bahwa Allah SWT melihat dan selalu berada di sisi kita. Juga sebelum
melakukan beribadah, harus niat terlebih dahulu.

3. Ada banyak sekali manfaat dan keutamaan ibadah. Yang mana mengajarkan kita untuk
bersikap rendah diri, mempererat tali persaudaraan, memperbanyak bersyukur, dan masih
banyak lagi.

4. Dalam melaksanakan ibadah, kita tidak boleh main-main apalagi sampai bercanda. Karena
ibadah merupakan hal sakral di mana merupakan proses pendekatan diri kita terhadap Allah
SWT.

5. Banyak hadits dan ayat Al-Qur’an menjelaskan tentang pentingnya beribadah. Dengan ini
berarti, kita harus berpedoman pada keduanya untuk sukses dan bahagia dunia dan akhirat.

6. Dalam melaksanakan ibadah, kita harus bersih dari dosa. Karena bila masih ada dosa
dalam diri kita, maka ibadah tersebut akan ditolak oleh Allah SWT. Selain itu dalam
beribadah, niat kita hanya kepada Allah SWT bukan ke hal lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Reviewed on Desember, 15 2020, from http://eprints.walisongo.ac.id/6419/2/BAB%20I.pdf

Reviewed on Desember, 16 2020, from https://almanhaj.or.id/2267-pengertian-ibadah-dalam-


islam.html

Reviewed on Desember, 18 2020, from https://rumaysho.com/832-dua-syarat-diterimanya-


ibadah.html

Reviewed on Desember, 18 2020, from


https://www.tribunnews.com/ramadan/2020/05/05/hikmah-dan-keutamaan-salat-bagi-umat-
muslim-memperkuat-akidah-dan-keimanan-pada-allah-swt?page=2

Reviewed on Desember, 18 2020, from https://mamikos.com/info/keutamaan-hikmah-puasa-


bulan-ramadhan/#:~:text=Semoga.-,Memiliki%20Derajat%20Ketaqwaan,serta%20menjauhi
%20semua%20larangan%20Allah.&text=Oleh%20karena%20itu%2C%20salah
%20satu,kamu%20lebih%20bertaqwa%20pada%20Allah.

Reviewed on Desember, 18 2020, from https://www.lapakumroh.com/id/haji

12

Anda mungkin juga menyukai