Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IBADAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Ibadah

Dosen Pengampu:
Hijriadi Askodrina, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 1:


Khairun Nisa (1213.22.2253)
Lilis Hardianti (1213.22.2254)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NURUL FALAH AIR MOLEK
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur kami hanturkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan tuntunan serta pedoman
hidup bagi umat manusia.
Kami pun menghaturkan terima kasih kepada Bapak Hijriadi Askodrina, M.Pd
sebagai Dosen Pengampu mata kuliah “Fiqh Ibadah” yang tak pernah lelah dan
bosan memberikan bimbingannya dan arahannya yang selalu membangunkan
semangat kepada para mahasiswanya.
Dengan adanya pembuatan makalah ini, diharapkan dapat membantu
mahasiswa/i dalam menguasai materi pelajaran.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan senantiasa membawa kemudahan kita dalam belajar untuk meraih
prestasi yang kita inginkan.
Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Pematang Reba, 26 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Pengertian Ibadah...........................................................................................2
2.2 Dasar Ibadah..................................................................................................3
2.3 Macam-Macam Ibadah Ditinjau dari Berbagai Segi......................................4
2.4 Tujuan, Hakekat, dan Hikmah Ibadah...........................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................7
3.1 Kesimpulan....................................................................................................7
3.2 Saran...............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ibadah merupakan konsep yang sangat penting dalam agama Islam. Konsep
ibadah merujuk pada segala bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT.
Ibadah tidak hanya terbatas pada pelaksanaan shalat, puasa, dan zakat, tetapi juga
mencakup seluruh aktivitas kehidupan yang dilakukan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Oleh karena itu, pemahaman yang benar tentang konsep
ibadah dan dasar-dasar dalam Islam sangat penting bagi umat Islam.
Selain itu, pemahaman yang benar tentang konsep ibadah dan dasar-dasar
dalam Islam juga sangat penting untuk menghindari praktik-praktik ibadah yang
salah atau sesat yang dapat merugikan umat Islam. Dengan memahami konsep
dan dasar-dasar ibadah dalam Islam dengan baik, umat Islam akan dapat
menghindari praktik-praktik ibadah yang bertentangan dengan ajaran Islam dan
memastikan bahwa setiap ibadah yang dilakukan benar-benar mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Oleh karena itu, latar belakang dari judul ini adalah untuk
memberikan pemahaman yang jelas dan mendalam tentang konsep ibadah dan
dasar-dasar dalam Islam bagi umat Islam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian ibadah?
2. Apa dasar ibadah dalam Islam?
3. Apa saja macam-macam ibadah?
4. Apa saja tujuan, hakekat, dan hikmah ibadah?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian ibadah.
2. Untuk mengetahui dasar-dasar ibadah dalam Islam.
3. Untuk mengetahui macam-macam ibadah.
4. Untuk mengetahui tujuan, hakekat, dan hikmah ibadah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ibadah

Kata “Ibadah” menurut bahasa berarti “taat, tunduk, merendahkan diri dan
menghambakan diri”. Adapun kata “Ibadah” menurut istilah berarti segala sesuatu
yang dicintai dan diridhoi oleh Allah swt. Baik berupa perkataan maupun
perbuatan. 1
Dari sisi keagamaan, ibadah adalah ketundukkan atau penghambaan diri
kepada Allah. Ibadah meliputi semua bentuk kegiatan manusia di dunia ini yang
dilakukan dengan niat mengabdi dan menghamba hanya kepada Allah. Jadi,
semua tindakan mukmin yang dilandasi oleh niat tulus untuk mencapai ridho
Allah dipandang sebagai ibadah.
Para ulama memberikan definisi yang beragam terhadap istilah ini. Ulama
Mazhab Hanafi menyatakan bahwa ibadah adalah perbuatan mukalaf melawan
hawa nafsu dalam rangka mengagugkan Allah. Definisi lain diajukan oleh ulama
Mazhab Syafii. Menurut mereka, ibadah adalah perbuatan yang dibebankan oleh
Allah kepada hamba-Nya, meskipun tidak sesuai dengan kegiatan hamba tersebut.
Menurut Ibnu Taimiyah, ulama fikih Mazhab Hanbali, ibadah adalah ketaatan dan
ketundukan yang sempurna yang didasari oleh kecintaan terhadap Dzat yang
disembah. Ibadah dapat meliputi semua aktivitas manusia, baik berupa perbuatan
maupun perkataan, baik bersifat lahiriah maupun batiniah.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tadi, Yusuf al-Qaradhawi seorang pemikir
Islam dari Mesir, menyimpulkan bahwa ibadah adalah segala sesuatu yang dapat
menghantarkan manusia kepada keridha Allah, baik berupa perkataan maupun
perbuatan, bersifat lahiriah ataupun batiniah.

1
Zaenal Abidin, Fiqh Ibadah, (Yogyakarta: Deepublish), hlm. 8-9.

5
2.2 Dasar Ibadah

Dasar ibadah adalah tunduk dan merasa rendah di hadapan Allah swt., sebab
makna dari pada firman Allah, "Maka masuklah engkau ke dalam golongan
hamba-hamba-Ku." (al-Fajr: 29). Ibadah itu dilakukan dengan penuh rasa ketaatan
terhadap Allah SWT, mengharapkan keridhaan dan perlindungan dari Allah dan
sebagai penyampaian rasa syukur atas segala nikmat hidup yang diterima dari
Allah. Ibadah dilakukan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Allah,
meskipun dalam keadaan tertentu apa yang dikehendaki Allah untuk dilakukan itu
berada di luar jangkauan akal dan nalarnya, seperti lari kecil atau jalan cepat
antara bukit Safa dan Marwa dalam melaksanakan ibadah haji.
Dasar hukum beribadah adalah wajib sebagaimana firman Allah Swt. dalam
surat Adz-Dzariyat ayat 56 dan Al-Baqarah ayat 21:

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku" (QS. 51: 56).
ُ‫يَتَأيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُدُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم َوالَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬

Artinya: "Wahai para manusia, beribadahlah kamu kepada Tuhanmu, yang


telah menjadikan kamu dan telah menjadikan orang-orang sebelum kamu, agar
kamu bertaqwa." (QS. Al- Baqarah (2):21).
Sebelum beribadah sudah selayaknya kenal siapa yang kita sembah, maka
wajib bagi kita mengenal Allah sebelum beribadah karena awal agama adalah
makrifatullah (mengenal Allah Swt.) "Awaluddin Makrifatullah".2 Dengan
demikian, makna dari kata ibadah adalah ketaatan. Kata taat jelas memiliki makna
yang jauh lebih mendalam dari kata menghambakan diri, sebab ketaatan adalah
tujuan akhir dari sikap menghinakan diri atau penghambaan terhadap sesuatu yang
memiliki kemuliaan yang paling sempurna, dan Zat yang memiliki kemuliaan
yang paling sempurna tersebut adalah Allah swt.

2
Ade Dedi Rohayana, Fiqh Ibadah, (Jawa Tengah: NEM), hlm. 6.

6
2.3 Macam-Macam Ibadah Ditinjau dari Berbagai Segi

Macam-macam ibadah ditentukan oleh dasar pembagiannya:


Ditinjau dari segi ruang lingkupnya dapat dibagi kepada dua macam:
1. Ibadah mahdhah (khȃşşah); yaitu segala pengabdian manusia (hamba) kepada
Allah semata sesuai dengan ketentuan, seperti: şalat, zakat, puasa, haji, dan
lain sebagainya.
2. Ibadah ghairu mahdhah (ȃmmah); yaitu ibadah yang tidak hanya menyangkut
hubungan manusia dengan Allah tetapi juga dengan lingkungannya, baik
sesama manusia, binatang, tumbuhan maupun benda- benda mati. Ibadah
jenis ini meliputi segala perbuatan manusia yang tergolong baik seperti:
tersenyum, bekerja, berbuat kebaikan kepada orang lain dan sebagainya.
Dilihat dari segi bentuk dan sifatnya ibadah dibagi kepada empat macam:
1. Ibadah yang berupa perkataan atau berupa ucapan lidah, seperti: tasbih,
takbir, tahlil, do’a, tadarus Al-qur’an, menyahuti orang yang sedang bersin,
azan, dan lain sebagainya.
2. Ibadah yang berupa perbutan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti:
menolong orang yang tenggelam, jatuh, menyelenggarakan pengurusan
janazah, membela diri dari gangguan orang lain, dan sebagainya.
3. Ibadah yang dalam pelaksanaannya berupa menahan diri, seperti: puasa,
I’tikȃf dan bermubasyarah (bergaul dengan istri), wuquf di Arafah, Ihram,
menahan diri untuk menggunting rambut dan kuku ketika haji.
4. Ibadah yang bersifat menggugurkan hak, seperti: membebaskan orang yang
berhutang dari hutangnya, memaafkan kesalahan dari orang yang bersalah.3

3
Khoirul Abror, Fiqh Ibadah, (Yogyakarta: Phoenix), hlm. 10-11.

7
2.4 Tujuan, Hakekat, dan Hikmah Ibadah
1. Tujuan Ibadah
Tujuan ibadah, menurut Imam ‘Izz bin ‘Abd as-Salâm, seluruhnya adalah
semata-mata untuk mendekatkan diri (at-taqarrub) kepada Allah (Maqâṣid
al-‘Ibâdât, 1995: 11). Adapun menurut Imam asy-Syâṭîbî, sebagaimana dikutip
oleh Yûsuf al-Qaraḍâwî, ibadah secara garis besar memiliki dua tujuan, yaitu:
tujuan pokok (primer) dan tujuan sekunder.
Tujuan pokok ibadah adalah: menghadapkan diri kepada Allah dengan hati
ikhlas semata-mata karena-Nya dalam rangka tunduk dan patuh kepada-Nya;
memperoleh derajat (kedudukan) mulia di akhirat; atau menjadi kekasih (wali)
Allah; dan sejenisnya. Sedangkan tujuan sekunder ibadah adalah: memperbaiki
dan menenangkan jiwa; memperoleh keutamaan dan hajat keduniaan; mencegah
keburukan dan kemungkaran; masuk surga dan terbebas dari siksa neraka;
mendapatkan penjagaan dari Allah; dan memperoleh kedudukan mulia
(al-‘Ibâdah fî al-Islâm, 1995: 119-120).
Sedangkan menurut Abu Zahrah, tujuan ibadah yang disyariatkan oleh
Allah,seperti salat, puasa, haji, zakat, dan lainnya adalah untuk membersihkan dan
mendidik jiwa manusia dan mengukuhkan kehidupan sosial yang baik. Oleh
karena itu, ketika jiwa manusia terdidik dan bersih, maka ia bisa mewujudkan
kemaslahatan dan menekan keburukan-keburukan dalam kehidupan
bermasyarakat (Uṣûl al-Fiqh, hlm. 364).

2. Hakekat Ibadah
Adapun hakikat ibadah yaitu:
1. Ibadah adalah tujuan hidup kita.
2. Melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukkan
dan perendahan diri kepada Allah SWT.
3. Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan
meniggalkan larangan-Nya.

8
4. Cinta, maksudnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang mengandung
makna mendahulukan kehendak Allah dan Rasul-Nya atas yang lainnya.
Adapun tanda-tandanya mengikuti sunnah Rasulullah saw.
5. Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah).
6. Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk
dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.

3. Hikmah Ibadah
Adapun hikmah ibadah yaitu:

1. Tidak Syirik, َ‫ َوا ْس ُج ُدوْ ا ِهللِ الَّ ِذىْ خَ لَقَه َُّن اِ ْن ُك ْنتُ ْم اِيَّاهُ تَ ْعبُ ُدوْ ن‬..dan melainkan bersujudlah
kepada Allah, yang telah menciptakan mereka, jika benar-benar hanya
kepada Nya kamu menyembah (beribadah) [As Sajdah 41:38]. Seorang hamba
yang sudah berketapan hati untuk senantiasa beribadah menyembah kepada
Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk syirik. Ia telah mengetahui
segala sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah lebih besar dari segala yang ada,
sehingga tidak ada wujud lain yang dapat mengungguli Nya dan dapat
dijadikan tempat bernaung.
2. Berjiwa sosial, ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan
keadaan lingkungan disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung
dari ibadah yang dikerjakannya. Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa,
ia merasakan rasanya lapar yang biasa dirasakan orang-orang yang
kekurangan. Sehingga mendorong hamba tersebut lebih memperhatikan
orang-orang dalam kondisi ini.
3. Terhindar dari kemaksiatan, ...‫ان الصلوة تنهى عن الفحشاء والمنكر‬.. Sesungguhnya
shalat mencegah orang dari kekejian dan kejahatan yang nyata [Al Ankabut
29:46]. Ibadah memiliki daya pensucian yang kuat sehingga dapat menjadi
tameng dari pengaruh kemaksiatan, tetapi keadaan ini hanya bisa dikuasai jika
ibadah yang dilakukan berkualitas. Ibadah ibarat sebuah baju yang harus
selalu dipakai dimanapun manusia berada.
4.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan
diridhai oleh Allah SWT, baikberupa perkataan maupun perbuatan, baik
terang- terangan maupun tersmbunyi dalam rangka mengagungkan Allah
SWT. Ibadah terdiridaridua macam yaitubadah mahdah dan ibadah ghairu
mahdah. Ibadah sendiri bertujuan untuk mewujudkan hubungan antara hamba
dengan Tuhannya, mendidik mental, dan menjadikan diri disiplin. Dengan
ibadah diharapkan bisa menjadikan manusia yang disiplin dan bertanggung
jawab atas segala yang dilakukannya. Keutamaan ibadah adalah untuk
mensucikan jiwa dan meningkatkan derajat manusia terhadap Tuhannya.

3.2 Saran
Uraian pada beberapa bab diatas sebagaimana telah memberikan sedikit
pemahaman dan pengetahuan kepada kita semua meskipun tiada
kesempurnaan, karena memang penulisan ini tidak terlepas dari kekurangan.
Akhirnya upaya dan kegiatan yang tak mengenal lelah untuk lebih mengkaji
tentang perbaikan penulisan makalah ibadah. Mudah-mudahan Allah swt.
Melimpahkan nikmat dan kekuatan kepada kita. Aamiin..

10
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2020). Fiqh Ibadah. Yogyakarta: Deepublish.

Abror, K. (2019). Fiqh Ibadah. Yogyakarta: Phoenix.

Rohayana, A. D. (2022). Fiqh Ibadah. Jawa Tengah: NEM.

Yaqin, N. A. (2019, July 3). Tujuan dan Tingkatan Manusia dalam Beribadah.
Retrieved July 3, 2019, from bincangsyariah.com:
https://bincangsyariah.com/kolom/tujuan-dan-tingkatan-manusia-dalam-
beribadah/

11

Anda mungkin juga menyukai