Anda di halaman 1dari 12

MAKNA, MACAM-MACAM, HAKIKAT DAN

TUJUAN IBADAH

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Praktek Ibadah
Prodi Hukum Keluarga Islam Kelompok Satu
Fakultas Syariah dan Hukum Islam
IAIN Bone

OLEH :

KELOMPOK 1
IRTIYAAH IMTIYAAZ ZUHRI
NIM : 742302019001
SITTI NUR FAOZIYAH
NIM : 742302019002
SELFIANA CANTIKA PRATAMA
NIM : 742302019003
JUFRIADI
NIM : 742302019005
MISNAWATI
NIM : 742302019006

DOSEN PEMBIMBING :
FIRDAUS, S.Sy., M.H.

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BONE
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita sehingga dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Makna, Macam-Macam, Hakikat dan Tujuan
Ibadah” dan shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad yang
membawa kita menuju zaman yang lebih baik.
Kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang membantu dalam
mencari referensi buku serta masukan-masukan tentang makalah kami nantinya.
Makalah ini dapat digunakan sebagai sarana menambah pengetahuan dan referensi
dalam belajar.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf atas
ketidaksempurnaan makalah ini, mengingat keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan adanya
kritik dan saran yang membangun terhadap penulisan makalah ini.

Watampone, 24 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
A. Makna Ibadah .............................................................................................. 3
B. Macam-Macam Ibadah ................................................................................ 4
C. Hakikat Ibadah ............................................................................................ 6
D. Tujuan Ibadah .............................................................................................. 7
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 8
A. Kesimpulan .................................................................................................. 8
B. Saran ............................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejak dilahirkan di dunia, kita telah membawa beberapa kecenderungan
alami yang tidak berubah. Salah satunya ialah mengabdi kepada Yang Maha
Kuasa sekaligus mengagungkan-Nya. Kenyataannya hampir tidak seorangpun
yang bebas sepenuhnya dari bentuk ekspresi pengagungan bernilai ibadah dan
ketundukan. Jika seseorang tidak melakukan suatu bentuk ibadah tertentu, Ia pasti
sedang melakukan bentuk ibadah yang lain.
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt dengan
segala pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa
dirasakan oleh dirinya tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa
akan Dzat Allah swt yang telah memberikannya. Sebab itu, manusia harus
mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat
sesuai bimbingan Allah swt atau memanfaatkan anugerah Allah SWT. Hidup
yang dibimbing oleh syari’ah akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang
sesuai dengan tuntuan Allah swt dan Rasul Nya, salah satu cara untuk mencapai
tuntunan tersebut adalah dengan beribadah.
Ibadah merupakan unsur mutlak dalam agama. Agama yang intinya
adalah keyakinan tentang adanya zat yang berkuasa di atas alam raya, dan
kerinduan manusia untuk mengagumkan dan berhubungan dengan-Nya,
melahirkan berbagai macam cara pengabdian, pemujaan dan ibadah. Ibadah
merupakan suatu perkara yang perlu adanya perhatian terhadapnya, karena ibadah
itu tidak bisa dimainmainkan apalagi disalahgunakan. Dalam islam ibadah harus
berpedoman pada apa yang telah Allah perintahkan dan apa yang telah diajarkan
oleh Nabi Muhammmad SAW kepada umat islam, yang dilandaskan pada kitab
yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa makna ibadah?


2. Apa macam-macam ibadah?
3. Apa hakikat ibadah?
4. Apa tujuan ibadah?

C. TUJUAN

1. Mendeskripsikan makna ibadah.


2. Mengetahui macam-macam ibadah.
3. Mengetahui hakikat ibadah.
4. Mendeskripsikan tujuan ibadah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. MAKNA IBADAH
Ibadah berasal dari kata Arab ‘ibadah (jamak: ‘ibadat ) yang berarti
pengabdian, penghambaan, ketundukkan, dan kepatuhan. Dari akar kata yang
sama kita mengenal istilah ‘abd (hamba, budak) yang menghimpun makna
kekurangan, kehinaan, dan kerendahan. Inti ibadah ialah pengungkapan rasa
kekurangan, kehinaan dan kerendahan diri dalam bentuk pengagungan,
penyucian dan syukur atas segala nikmat.
Kata ‘abd diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi abdi, seorang yang
mengabdi dengan tunduk dan patuh kepada orang lain. Dengan demikian, segala
bentuk sikap pengabdian dan kepatuhan merupakan ibadah walaupun tidak
dilandasi suatu keyakinan.1
Pengertian ibadah secara terminologi atau secara istilah adalah:
1. Menurut ulama tauhid dan hadis, ibadah yaitu: “Mengesakan dan
mengagungkan Allah sepenuhnya serta menghinakan diri dan menundukkan
jiwa kepada-Nya.” Selanjutnya mereka mengatakan bahwa ibadah itu sama
dengan tauhid. Ikrimah salah seorang ahli hadits mengatakan bahwa segala
lafadz ibadah dalam Al-Qur’an diartikan dengan tauhid.
2. Menurut para ahli di bidang akhlak, ibadah yaitu: “Mengerjakan segala
bentuk ketaatan badaniyah dan melaksanakan segala bentuk syari’at
(hukum) “Akhlak” dan segala tugas hidup (kewajiban-kewajiban) yang
diwajibkan atas pribadi, baik yang berhubungan dengan diri sendiri,
keluarga maupun masyarakat, termasuk kedalam pengertian ibadah.”
3. Menurut ahli fikih, ibadah adalah: “Segala bentuk ketaatan yang dikerjakan
untuk mencapai keridhaan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya di
akhirat.”

1
Nurcholis Madjid, Islam: Doktrin dan Peradaban, (t.c; Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina,
1992), h. 63.

3
Dapat disimpulkan Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan
yang disukai dan diridhai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun
perbuatan, terang-terangan maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan
Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya.2

B. MACAM-MACAM IBADAH
1. Dalam kaitannya dengan maksud dan tujuan pensyariatannya, ulama fiqih
membagi ibadah menjadi tiga macam, yakni:
a. Ibadah Mahdah adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah
SWT semata, yakni hubunganvertikal. Ibadah ini hanya sebatas pada
ibadah-ibadah khusus. Ciri-ciri ibadah mahdah ini adalah semua ketentuan
dan aturan pelaksanaanya telah ditetapkan secara rinci melalui penjelasan-
penjelasan Al- Qur’an dan Hadis. Ibadah mahdah sematamata hanya untuk
mendekatkan diri kepada Allah.
b. Ibadah Ghoiru Mahdah ialah ibadah yang tidak hanya menyangkut
hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga berkaitan dengan sesama
makhluk (habl min Allah wa hablu minannass), disamping hubungan
vertikal juga ada hubungan horisontal. Hubungan sesama makhluk disini
tidak hanya terbatas pada hubungan antar manusia melainkan juga
hubungan manusia dengan lingkungannya.
c. Ibadah Zi Al Wajhain adalah ibadah yang memiliki dua sifat sekaligus,
yaitu mahdah dan ghoiru mahdah. Maksudnya adalah sebagian dari
maksud dan tujuan pensyariatannya dapat diketahui dan sebagian lainnya
tidak dapat diketahui.3
2. Dilihat dari segi ruang lingkupnya ibadah dapat dibagi menjadi dua macam,
yakni:
a. Ibadah Khassah, yakni ibadah yang ketentuan dan cara pelaksanaannya
secara khusus ditetapkan oleh nash, seperti shalat, zakat, puasa, haji dan
lain sebagainya.
b. Ibadah ‘Ammah, yaitu semua perbuatan baik yang dilakukan dengan niat
yang baik dan semata-mata karena Allah SWT (ikhlas), seperti makan,

2
Fatma Zahra, Ibadah Dalam Islam, https://fzahra97.blogspot.com/2014/12/makalahibadah-
dalam-islam.html?m=1, 24 Maret 2021.
3
Hasby Ash Shiddiqy, Falsafah Hukum Islam, (t.c; Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 422.

4
minum, bekerja, berlaku adil, berbuat baik kepada orang lain dan
sebagainya.
3. Berdasarkan bentuk dan sifatnya ibadah dibaginya menjadi enam macam,
yakni:
a. Ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah, seperti tasbih, tahmid,
tahlil, takbir, membaca kitab suci Al-Qur’an dan lain sebagainya.
b. Ibadah yang berupa perbuatan seperti berjihad di jalan Allah, membela diri
dari gangguan, dan menyelenggarakan urusan jenazah.
c. Ibadah yang berupa penahanan diri dari mengerjakan sesuatu, seperti
halnya puasa yakni menahan diri dari makan, minum, dan yang merusak
atau yang membatalkkan puasa.
d. Ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan diri dari sesuatu
pekerjaan, seperti iktikaf, ber haji, wukuf dan lain-lainnya. Yaitu menahan
diri dari jima’ dari yang merusak ataupun yang membatalkannya.
e. Ibadah yang bersifat mengggugurkan hak, seperti membebaskan orang-
orang yang berhutang, memerdekakan budak dan memaafkan kesalahan
orang lain.
f. Ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan seperti halnya shalat.4
4. Dilihat dari segi fasilitasnya ibadah dibagi menjadi tiga macam, yakni:
a. Ibadah Badaniyyah Ruhiyyah, yaitu suatu ibadah yang untuk
mewujudkannya hanya dibutuhkan kegiatan jasmani dan rohani, seperti
shalat dan puasa.
b. Ibadah Maliyyah yaitu ibadah yang mewujudkannya dibutuhkan
pengeluaran harta benda, seperti zakat.
c. Ibadah Badaniyyah Ruhiyyah Maliyyah, yakni suatu ibadah yang untuk
mewujudkannya dibutuhkan kegiatan jasmani, rohani dan pengeluaran
harta, seperti haji.5

4
Hasby Ash Shiddiqy, Falsafah Hukum Islam, (cet.1; Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 424.
5
Hasby Ash Shiddiqy, Falsafah Hukum Islam, (cet.1; Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 425.

5
C. HAKIKAT IBADAH
Tujuan di ciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah
kepada-Nya. Allah menetapkan perintah ibadah sebenarnya merupakan suatu
kemampuan yang besar kepada makhluknya, karena apabila direnungkan, hakikat
perintah beribadah itu berupa peringatan agar kita menunaikan kewajiban
terhadap Allah yang telah melimpahkan karunia-Nya.
Hakikat ibadah itu antara lain firman Allah yang berbunyi:

ۙ َ‫ِى َخلَقَ ُك ۡم َوالَّذ ِۡينَ ِم ۡن قَ ۡب ِل ُك ۡم لَعَلَّ ُك ۡم تَتَّقُ ۡون‬


ۡ ‫اعبُد ُۡوا َر َّب ُك ُم الَّذ‬ ُ ‫ٰۤيا َ ُّي َها ال َّن‬
ۡ ‫اس‬
Artinya: “Wahai para manusia, beribadahlah kamu kepada Tuhanmu, yang telah
menjadikan kamu dan telah menjadikan orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 21).
Hakikat ibadah menurut Imam Ibnu Taimiyah adalah segala sesuatu yang
dicintai dan diridhai Allah baik berupa perbuatan maupun ucapan yang tampak
maupun yang tersembunyi.6
Adapun hakikat ibadah yaitu:
1. Ibadah adalah tujuan hidup kita.
2. Melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukkan
dan perendahan diri kepada Allah SWT.
3. Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan
meniggalkan larangan-Nya.
4. Cinta, maksudnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang mengandung
makna mendahulukan kehendak Allah dan Rasul-Nya atas yang lainnya.
Adapun tanda-tandanya : mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
5. Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu
yang dicintai Allah).
6. Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala
bentuk dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.

6
Abduh al-Manar, Ibadah dan syariah, (t.c; Surabaya; PT. Pamator, 1999), h.82.

6
D. TUJUAN IBADAH
1. Memenuhi kewajiban manusia kepada Allah, sebab Allah menciptakan
manusia di dunia ini hanya diperintahkan untuk menjalankan segala sesuatu
yang diperintahkan oleh Allah, seperti tertuang dalam firman Allah : “Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56).
2. Mendekatkan diri dan mencari ridha Allah sebagaimana yang termaktub
dalam firman Allah : “Katakanlah: “sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya;
dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Al-An'am [6]: 162-
163).
3. Tujuan lain dari ibadah adalah ketaqwaan hati. Ketaqwaan yang mencegahnya
dari maksiat dan mendorongnya untuk melaksanakan perintah-Nya.
4. Agar kita merasakan pegawasan Allah, sehingga seseorang merasa takut dan
malu dalam berbuat maksiat dan dosa.
5. Mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat ganda yang senantiasa Allah
janjikan kepada orang-orang mukmin yang beribadah kepadaNya.
Sebagaimana firman Allah: “Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl [16]: 97).
6. Mengharapkan ampunan dan surga Allah. Sebagaimana firman Allah : “Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan” (QS. Ali Imran [3]: 133-134).
7. Menyerahkan urusan kepada Allah (tawakkal).7

7
Hanif, Tujuan Ibadah, http://hanifibnufajar.blogspot.com/2013/03/tujuanibadah.html?m=1,
24 Maret 2021.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan
diridhai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik
terang-terangan maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah
SWT dan mengharapkan pahala-Nya.
2. Macam-macam ibadah terbagi menjadi beberapa bagian: Dalam kaitannya
dengan maksud dan tujuan pensyariatannya ulama fiqih membagi ibadah
menjadi tiga macam, dilihat dari segi ruang lingkupnya ibadah dibagi menjadi
dua macam, berdasarkan bentuk dan sifatnya ibadah dibaginya menjadi enam
macam, dilihat dari segi fasilitasnya ibadah dibagi menjadi tiga macam.
3. Hakikat ibadah menurut Imam Ibnu Taimiyah adalah segala sesuatu yang
dicintai dan diridhai Allah baik berupa perbuatan maupun ucapan yang tampak
maupun yang tersembunyi.
4. Tujuan ibadah yaitu memenuhi kewajiban manusia kepada Allah SWT.,
mendekatkan diri dan mencari ridha Allah, ketakwaan hati, agar kita
merasakan pengawasan Allah, mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat
ganda, mengharapkan ampunan dan surga Allah, menyerahkan urusan kepada
Allah.

B. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini maupun dalam penyajiannya kami selaku
manusia biasa menyadari adanya beberapa kesalahan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik maupun saran bagi kami yang bersifat membangun agar
kami tidak melakukan kesalahan yang sama dalam penyusunan makalah yang
selanjutnya dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abduh al-Manar, Ibadah dan Syariah, t.c; Surabaya; PT. Pamator, 1999
Hasby Ash Shiddiqy, Falsafah Hukum Islam, cet 1; Jakarta: Bulan Bintang, 1975
Madjid, Nurcholis, Islam: Doktrin dan Peradaban, t.c; Jakarta: Yayasan Wakaf
Paramadina, 1992
Hanif, Tujuan Ibadah, http://hanifibnufajar.blogspot.com/2013/03/tujuanibadah.html?
m=1, 24 Maret 2021
Zahra, Fatma, Ibadah Dalam Islam, https://fzahra97.blogspot.com/2014/12/makalah-
ibadah-dalamislam.html?m=1, 24 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai