Anda di halaman 1dari 13

IBADAH, MACAM-MACAM & TATA CARANYA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Mifedwil Jandra, M.Ag.

Disusun Oleh:

Nama : Erin Jihan Wahyu Kusuma


NIM : 2020004016
Semester : 2A

KELAS 2A
SEMESTER II

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ibadah,
Macam-Macam, dan Tata Caranya” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Agama Islam . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang apa itu ibadah, macam-macam ibadah serta tata
caranya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Mifedwil Jandra, M.Ag.,
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Yogyakarta, 21 Maret 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................1
1.4 Manfaat....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Ibadah...................................................................................3
2.2 Tujuan Ibadah.........................................................................................3
2.3 Macam-Macam Ibadah...........................................................................4
2.4 Tata Cara Ibadah....................................................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................1
3.1 Kesimpulan..............................................................................................1
3.2 Saran.........................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................2

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia di dunia merupakan anuerah dari Allah swt. Dengan
segala pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa
dirasakan oleh dirinya tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa
akan Allah yang telah memberikannya. Allah menciptakan jin dan manusia tidak
lain untuk beribadah. Ibadah merupakan suatu perkara yang wajib dipelajari dan
diperhatikan, karenanya ibadah itu tidak bisa dimain-mainkan. Hidup yang
dibimbing oleh syari’ah akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai
dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya, salah satu cara untuk mencapai tuntunan
tersebut adalah dengan beribadah.
Dalam islam, ibadah harus berpedoman pada apa yang telah Allah perintahkan
dan apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat islam,
yang dilandaskan pada kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
berupa kitab suci AL-Qur’an dan segala perbuatan, perkataan, dan ketetapan nabi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa rumusan masalah antara lain:
1. Apa itu ibadah?
2. Apa tujuan dari ibadah?
3. Apa saja macam-macam ibadah?
4. Bagaimana tata cara ibadah?

1.3 Tujuan Penulisan


Sesuai dengan rumusan masalah di atas, terdapat tujuan yang ingin
disampaikan penulis, antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian ibadah
2. Untuk mengetahui tujuan ibadah
3. Untuk mengetahui macam-macam ibadah
4. Untuk mengetahui bagaimana tata cara ibadah

1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
praktis maupun secara teoris antara lain adalah
1. Teoris
Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan memperluas
pengetahuan tentang prinsip perkembangan dan implikasinya terhadap

1
pendidikan dan tahapan perkembangan janin dan bahayanya, serta dapat
dijadikan secara ilmiah untuk membandingkan antara ilmu yang dipelajari
di bangku perkuliahan dengan kenyataan di lapangan.
2. Praktis
Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan
informasi sesuai dengan makalah ini dan dapat dijadikan acuan dalam
pembelajaran maupun di masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ibadah
Ibadah secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu “abida-
ya’budu-‘abdan-‘ibaadatan” yang artinya taat, tunduk, patuh, dan merendahkan
diri. Pengertian ibadah secara terminologi atau secara istilah adalah sebagai
berikut:
1. Menurut ulama tauhid dan hadis ibadah yaitu:
“Mengesankan dan mengagungkan Allah sepenuhnya serta
menghinakan diri dan menundukkan jiwa kepada-Nya”.
Mereka juga mengatakan bahwa ibadah itu sama dengan tauhid. Ikrimah
salah seorang ahli hadis mengatakan bahwa segala lafadz ibadah dalam
Al-Qur’an diartikan dengan tauhid.
2. Menurut para ahli di bidang akhlak sebagai berikut:
“Mengerjakan segala bentuk ketaatan badaniyah dan melaksanakan
segala bentuk syari’at (hukum).”
“Akhlak” dan segala tugas hidup yang diwajibkan atas pribadi, baik
yang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat,
termasuk ke dalam pengertian ibadah.
3. Menurut ahli fikih ibadah adalah:
“Segala bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan
Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya di akhirat.”
Dari semua pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat
ditarik pengertian umum dari ibadah itu sebagaimana rumusan berikut:
“Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai
dan diridhai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun
perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyi dalam rangka
mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya.”

2.2 Tujuan Ibadah


Tujuan ibadah adalah membersihkan dan menyucikan jiwa dengan mengenal
dan mendekatkan diri serta beribadah kepada-Nya. Dengan melakukan ibadah,
manusia akan selalu tahu dan sadar bahwa betapa lemah dan hinanya mereka bila
berhadapan dengan kekuasaan Allah, sehingga Ia menyadari benar-benar
kedudukannya sebagai hamba Allah. Jika hal ini benar-benar telah dihayati, maka
banyak manfaat yang akan diperolehnya. Misalnya saja surga yang dijanjikan,
tidak akan luput sebab Allah tidak akan menyalahi janjinya. Jadi, tujuan yang

3
hakiki dari ibadah adalah menghadapkan diri kepada Allah swt. dan
menunggalkan-Nya sebagai tumpuan harapan dalam segala hal.
Kesadaran akan keagungan Allah akan menimbulkan kesadaran betapa hina
dan rendahnya semua makhluk-Nya. Orang yang melakukan ibadah akan merasa
terbebas dari beberapa ikatan. Semakin besar ketergantungan dan harapan
seseorang kepada Allah, semakin terbebaslah dirinya dari yang selain-Nya. Harta,
pangkat, kekuasaan, dan sebagainya tidak akan memengaruhi kepribadiannya.
Hatinya akan menjadi merdeka kecuali dari Allah dalam arti sesungguhnya.

2.3 Macam-Macam Ibadah


Dalam suatu pelaksanaan kegiatan ibadah, terdapat cukup beragam tergantung
dari sisi mana kita melihatnya. Adapun berbagai macam ibadah dalam Islam
sebagai berikut:
1. Pembagian ibadan didasarkan pada umum-khususnya, maka ada 2
macam, yaitu:
a. Ibadah Khoshoh
b. Ibadah Ammah
2. Pembagian ibadah dari hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaannya, dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Ibadah jasmaniyah dan ruhiyah
b. Ibadah ruhiyah dan amaliyah
c. Ibadah jasmaniyah, ruhiyah, dan amaliyah
3. Pembagian ibadah dari segi kepentingan perseorangan atau masyarakat,
maka dibagi 2.
a. Ibadah wajib
b. Ibadah ijtima’i
4. Pembagian ibadah dari segi bentuk dan sifatnya, yaitu:
a. Ibadah yang berupa perkataan atau ucapan lidah seperti, membaca
doa, membaca Al-Qur’an, membaca zikir, membaca tahmid, dan
mendoakan orang yang bersin.
b. Ibadah yang berupan pekerjaan yang tertentu bentuknya meliputi
perkataan dan perbuatan, seperti: salat, zakat, puasa, dan haji.
c. Ibadah yang pelaksanaannya menahan diri, seperti: ihram, puasa,
iktikaf.
d. Ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti membebaskan
hutang, memaafkan orang bersalah.
5. Secara umum ibadah terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Ibadah Mahdhah
Ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah SWT. Semua
perbuatan ibadah yang pelaksanaannya diatur dengan kesatuan yang

4
telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan sunah. Contoh, salat harus
mengikuti petunjuk Rasulullah saw dan tidak dibenarkan untuk
menambah atau menguranginya, begitu juga puasa, haji, dan yang
lainnya. Dengan salat 5 kali sehari berarti memperingatkan
kita,bahwa dimanapun dan kapanpun kita berada adalah tetap budak
Allah, dan hanya kepada-Nyalah kita harus menghamba. Dengan
salat membawa manusia mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ibadah mahdhah ini dilakukan hanya berhubungan dengan Allah
saja, dan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.
b. Ibadah Ghairu Mahdhah
Ibadah yang membutuhkan keterlibatan orang lain atau ibadah yang
tidak hanya sekadar menyangkut hubungan dengan Allah, tetapi juga
menyangkut hubungan sesama makhluk. Hubungan sesama makhluk
ini tidak hanya sebatas pada hubungan sesama manusia, tetapi juga
hubungan manusia dengan lingkungan alamnya. Contohnya zakat,
infaq, sedekah, dll. Zakat menyadarkan kita akan kenyataan bahwa
harta yang kita peroleh adalah pemberian Allah SWT, bukan
sepenuhnya atas hasil usaha sendiri. Jangan kita habiskan harta itu
hanya untuk kepentingan kepuasan lahiriyah saja, tetapi haruslah
kita berikan juga hak Allah, mensucikan harta kita, membuktikan
kepedulian kita kepada fakir miskin.

2.4 Tata Cara Ibadah


Pada dasarnya, beribadah kepada Allah ada aturannya. Tidak boleh seseorang
membuat aturan tersendiri dalam melakukan ibadah. Tuntunannya berdasarkan
Al-Qur’an dan sunah. Saat beribadah kepada Allah sebagaimana yang Allah dan
Rasul-Nya perintahkan kepada kita disertai niat yang ikhlas karena Allah.
Allah ta’ala berfirman:
ِ ِ‫َو َما أُ ِمرُوْ ا إِالَّ لِيَ ْعبُدُوا هللاَ ُم ْخل‬
َ‫ص ْينَ لَهُ ال ِّد ْين‬

“Dan tidakkah mereka diperintahkan kecuali agar mereka menyembah hanya


kepada Allah dengan memurnika ketaatan kepada-Nya” (QS. Al Bayyinah:5)
Dengan tegas ayat ini menerangkan bahwa perintah Allah kepada kita hanyalah
agar kita memurnikan ibadah hanya kepada-Nya dan tidak mempersekutukan atau
meyamakan Allah dengan sesuatu apapun. Ibadah yang didalamnya ada bentuk
menyamakan Allah dengan sesuatu, seperti orang yang berdoa kepada Allah
namun Ia juga berdoa kepada orang yang telah meninggal seperti kiyai, ulama,
syeikh, uztadz, tokoh masyarakat yang telah meninggal, maka Ia telah menduakan
Allah dalam ibadah doanya.

5
Kemudian Rasulullah saw. bersabda:
‫ْس َعلَ ْي ِه أَ ْم ُرنَا فَهُ َو َر ٌّد‬
َ ‫َم ْن َع ِم َل َع َمالً لَي‬

“Barangsiapa berbuat suatu amalan yang bukan atas perintah kami maka
amalannya ditolak” (HR Muslim)
Hadis di atas menjelaskan bahwa ibadah yang tidak pernah nabi perintahkan,
akan ditolak. Artinya Allah tidak menerimanya. Sebab Allah mengutus Rasulullah
untuk diikuti. Sehingga seote muslim tidak boleh membuat ritual ibadah tanpa
tuntunan Rasulullah saw.
Terdapat berbagai cara untuk beribadah seperti contohnya:
1. Salat
Tujuan utama salat adalah agar manusia selalu mengingat Allah, dengan
mengingat Allah maka akan selalu berbuat ma’ruf dan takut atas
perbuataan yang munkar dan salat juga akan memperoleh ketenangan
jiwa. Salat di didahulukan oleh thaharah berarti membersihkan badan
yang menjadi syarat salat, seperti wudhu atau tayamum. Jika berhadas
kecil maka wudhu dan jika berhadas besar untuk mandi. Bertayamum
dilakukan karena tidak memperoleh air ketika hendak salat, ini
merupakan rukhsah yang memberikan isyarat bahwa salat itu wajib dan
terjadi masyaqah maka ada keringanan-keringanan yang menyebabkan
selalu dilaksanakan dan tidak ditinggalkan. Bersih pakaian dan tempat
salat, menghadap qiblat, pada waktu yang telah ditentukan dan menutup
aurat.
Hukum salat adalah wajib ‘ain dan mendapat ancaman jika di
tingggalkan. Sebagaimana amar yang ditunjukkan oleh QS. Al-Baqarah
yang artinya:
“Dan dirikanlah salat dan tunaikan zakat dan ruku’lah bersama orang-
orang yang ruku”.
Rukun salat adalah perbuatan yang harus di lakukan, jika tidak
dilakukan maka salat tersebut tidak sah. Seperti rukuk dan sujud. Sebab
salat seperti waktu-waktu salat yang telah ditentukan. Macam-macam
salat, Salat fardhu ‘ain seperti salat lima waktu (dzuhur, ashar, maghrib,
isya’ dan shubuh), salat fardhu kifayah seperti salat jenazah dan salat
sunnah muakkadah salat witir, salat hari raya. dan salat sunnah ghairu
muakkadah seperti dhuha, tahjjud, salat-salat rawatib.
2. Puasa

6
Puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa
dari terbit matahri hingga terbenam matahari. Puasa terbagi menjadi
puasa fardhu (puasa ramadhan, puasa kafarat dan puasa nazar) dan
puasa sunnah (puasa syawal, puasa arafah, puasa muharram, sya’ban,
senin kamis, puasa daud dan lain-lain). Terdapat pula puasa-puasa yang
dilarang seperti idul fitri, idul adha hari-hari tasyrik dan sebagainya.
Hukum ibadah adalah wajib sebagaimana amar dalam QS. Al-Baqarah :
183. yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, di wajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertaqwa.”
Adab-adab puasa antaranya niat, sahur walaupun hanya seteguk air,
segera berbuka dan dengan yang manis, menahan diri dari segala yang
membatalkan puasa, berderma dan membaca Al-Qu’an.
3. Zakat
Zakat adalah hak Allah Ta’ala yang diberikan seseorang yang kepada
fakir miskin. Dinamakan “zakat” karena diharapkan akan mendatangkan
keberkahan, penyucian jiwa dan penumbuhan (harta) dengan berbagai
macam kebaikan, sebab dia diambil dari kata zakat yang berarti
“pertumbuhan”, “kesucian” dan “keberkahan”. Zakat di keluarkan oleh
orang yang merdeka dan mempunyai harta kemudian dizakati sebanyak
satu nishab. Terdapat banyak jenis harta yang dizakati seperti perhiasan,
peternakan, hasil pertanian, perniagaan dan zakat fitra yang dikeluarkan
khusus akhir bulan Rmadhan dan paling lambat sebelum salat idul fitri.
Seorang pembaharu dalam buku Fiqh Indonesia karya TM. Hasbi Ash-
Shiddieqy menyatakan zakat dari barang-barang mesin yang ada.
Adapun zakat yang merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan karena
termasuk rukun islam yang lima, sesuai dengan QS. Al-Baqarah : 183
yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, di wajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertaqwa.”
Zakat memiliki hubungan dengan Allah, dengan diri sendiri, dengan
masyarakat dan harta benda. Sautu benda bukan dijadikan tujuan, justru
merupakan alat untuk menuju Allah, keridhaan Allah.
4. Haji dan Umrah

7
Rukun islam yang kelima ini sering di dengar isltilah “jika mampu”,
maksud mampu disini adalah mempunyai tubuh sehat, perjalanan yang
aman, kendaraan dan harta dan tidak ada penghalang seperti rasa takut
terhadap penguasa yang melarang melakukan ibadah haji. Dalam
mazhab syafi’i kemampuan disini boleh di tunda pelaksanaannya sampai
kapan saja ia ingin melaksanakannya. Sedangkan mazhab Hanafi,
Maliki dan Hanbali menyatakan harus segera dilaksanakan jika
berkeinginan untuk melaksanakan haji.
Rukun haji terdiri dari ihram yang pada ibadah lain di sebut niat, wukuf
di Arafah, tawaf ifadhah dan sa’i. Wajib haji di antaranya ihram dari
miqat, berhenti di muzdalifah, melempar jumrah, menginap di Mina dan
menjauhi hal-hal yang terlarang selama ihram.
Amalan haji dapat dilakukan kapan saja, termasuk pada bulan haji.
Perbedaannya dengan haji ialah tidak ada wukuf di Arafah, berhenti di
muzdalifah, melempar jumrah dan menginap di Mina. Selama haji dan
umrah, kita menjaga pandangan-pandangan dari yang membatalkan
ibadah haji dan umrah.
Haji ada tiga macam, yaitu haji qiran yang mengerjakan haji dan umrah
secara bersamaan, haji tamattu’ yang mengerjakan umrah pada bulan-
bulan haji kemudian melaksanakan haji dan haji ifrad yang hanya
melaksanakan haji saja.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan
diridhai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-
terangan maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah SWT dan
mengharapkan pahala-Nya. Tujuan ibadah adalah membersihkan dan menyucikan
jiwa dengan mengenal dan mendekatkan diri serta beribadah kepada-Nya.
Macam-macam ibadah antara lain adalah Ibadah Khoshoh ,Ibadah Ammah
,ibadah wajib (fardhu) seperti sholat dan puasa; , ibadahijtima’i, seperti zakat dan
haji,ibadah jasmaniyah dan ruhiyah (sholat dan puasa) ibadahruhiyah dan
amaliyah (zakat) ibadah jasmaniyah, ruhiyah, dan amaliyah (pergi haji)ibadah
yang berupa pekerjaan tertentu dengan perkataan dan perbuatan, seperti
sholat,zakat, puasa, dan haji;ibadah yang berupa ucapan, seperti membaca Al-
Qur’an, berdoa,dan berdzikir;ibadah yang berupa perbuatan yang tidak ditentukan
bentuknya, sepertimembela diri, menolong orang lain, mengurus jenazah, dan
jihad;ibadah yang berupamenahan diri, seperti ihrom, berpuasa, dan i’tikaf (duduk
di masjid); ibadah yang sifatnyamenggugurkan hak, seperti membebaskan
utang, atau membebaskan utang oranglain.Ibadah Mahdhah,Ibadah Ghairu
Mahdhah. Tata cara ibadah ada banyak sekali, diantaranya adalah salat, zakat,
puasa, serta umrah dan haji.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan makalah ini.

1
DAFTAR PUSTAKA
F, K. Ge. (1967) ‘ 済 無 No Title No Title No Title’, Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., pp. 1–30.
Jamaluddin, S. (2013) Kuliah Fiqh Ibadah, Journal of Chemical Information and
Modeling.
Maiti and Bidinger (1981) ‘済無No Title No Title’, Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), pp. 1689–1699.
Purwanto, A. (2018) ‘Bab II Kajian Pustaka Gastropoda’, Jurnal Pendidikan,
84(5), pp. 487–492. Available at:
http://ir.obihiro.ac.jp/dspace/handle/10322/3933.
Sahriyansyah (2014) Ibadah dan Akhlak.
Sunardi, S. (2013) Falsafah Ibadah.

Anda mungkin juga menyukai