Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

THAHARAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Fiqih
Dosen Pengampu : Muhammad Aris Faisol M.Pd.

Disusun oleh :

1. Puput novita (43040220116)


2. Elma Cahyaning Mika Yanti (43040220117)
3. Yumna Sarah Afiah (43040220118)
4. Atana Pia Onawa (43040220153)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM S-1


FAKULTAS DAKWAH
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirobbil ‘alamin….,
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
nikmat serta rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sebagai tugas kelompok mata kuliah Fiqih yang berjudul “ Thaharah”.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas topik-topik yang ada
dalam mata kuliah Fiqih, di dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai
“Pengertian Thaharah, macam macam thaharah, alat untuk melakukan thaharah dan
tata cara thaharah ”. Selain itu tujuan penulis makalah ini adalah semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai “Thaharah.

Didalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak


kekurangan serta ketidaksempurnaan dalam menyusun makalah ini, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
penulisan makalah ini kedepannya.

Salatiga, 16 Maret 2023.

Penulis.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................I
DAFTAR ISI................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
2.1 Pengertian Thaharah.....................................................................................................................2
2.2 Macam-Macam Thaharah...........................................................................................................4
2.3 Tata Cara Thaharah......................................................................................................................5

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................7


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................................7
3.2 Saran.................................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................8

II
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.

Islam mengajarkan untuk selalu menjaga kebersihan baik secara lahir maupun
batin.Thaharah sangatlah penting karena bisa menentukan sah atau tidaknya seseorang
dalam ibadah. Keberadaan thaharah mempengaruhi terhadap kualitas ibadah seorang
hamba. Oleh karena itu, thaharah mempunyai kedudukan penting dalam shalat yang
menjadi rutinitas ibadah karena orang yang khusyu sebelum shalat (thaharah) maka
telah didapatkan baginya kunci shalat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Pengertian Thaharah.
2. Macam macam Thaharah.
3. Alat alat untuk melakukan Thaharah.
4. Tata cara Thaharah.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Thaharah.
2. Untuk mengetahui macam macam Thaharah.
3. Untuk mengetahui alat untuk melakukan Thaharah.
4. Untuk mengetahui tata cara Thaharah.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN THAHARAH .
A.) Pengertian Thaharah.
Kata thaharah berasal dari Bahasa Arab ‫ هار َط َاَل‬yang secara bahasa artinya

kebersihan atau bersuci. Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah mengerjakan


sesuatu yang dengannya kita boleh mengerjakan shalat, seperti wudhu, mandi,
tayamun, dan menghilangkan najis.. Menurut syara’, thaharah adalah suci dari hadats
atau najis, dengan cara yang telah ditentukan oleh syara atau menghilangkan najis,
yang dapat dilakukan dengan mandi dan tayamum.( Suad Ibrahim shalih, ,2011:83 ).

Dari beberapa pengertian tentang thaharah tersebut, maka peneliti


menyimpulkan thaharah berarti menyucikan dan membersihkan diri dari najis dan
hadast sebagai salah satu syarat melakukan ibadah yang dapat dilakukan dengan
wudhu, manadi, dan tayamum dengan alat yang digunakan yaitu air, debu, atau debu.

B. )Alat-Alat Untuk Bersuci.


Thaharah dari najis merupakan usaha untuk menyucikan dan menghilangkan
najis ataupun hadats agar dapat melakukan ibadah dalam keadaan suci, karena
pentingnya thaharah dalam pelaksanaan ibadah.Najis dapat hilang dan menjadi suci
maka diperlukan alat ataupun media yang dapat digunakan yaitu air, batu, debu dan
tanah.

Adapun macam-macam air dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu


sebagai berikut:

1). Air Muthlaq, yaitu air suci yang menyucikan. Maksudnya adalah air yang masih
murni baik sifat, bau, maupun rasanya, dan dapat dikatakan sebagai air yang benar-
benar bebas dari kotoran dan kuman, dalam hukum fiqih air tersebut disebut dengan
air suci yang menyucikan, artinya air tersebut halal diminum dan dapat untuk dipakai
menghilangkan najis, baik mukhafafah, mutawasithah, maupun mughaladzah. Yang
termasuk dalam kategori air mutlaq adalah air hujan, air laut, air sungai, salju yang
telah cair menjadi air, air embun, air sumur atau air mata air.

2
2). Air Musyammas, yaitu air yang terjemur sinar matahari, hukumnya suci
menyucikan pada benda lain akan tetapi makruh menggunakannya. Menurut fiqih
Islam menggunakan air yang dipanaskan dengan sinar matahari dalam tempat logam
yang terbuat dari seng (besi), tembaga, baja, alumunium tidak dianjurkan karena
benda-benda tersebut mudah berkarat.

3). Air Musta’mal, yakni air yang sudah dipakai, artinya air yang sudah dipakai untuk
menghilangkan hadats kecil maupun hadats besar. Hukumnya tidak dapat menyucikan
dari hadats atau najis, kecuali lebih dari dua kullah.

4). Air Mutaghayar, yakni air mutlaq yang sudah berubah salah satu dari bau, rasa
atau warnanya. Perubahan tersebut terkadang berubah karena bercampur dengan
benda suci, dan terkadang bercampur dengan benda najis. Apabila air itu berubah
karena benda najis maka menjadi air mutanajis, tapi apabila bercampur dengan benda
suci maka perubahan tersebut dapat terjadi karena beberapa sebab, yakni berubah
dengan sebab tempatnya seperti air yang mengalir di batu belerang, berubah karena
lama terletak seperti air kolam, berubah karena sesuatu yang terjadi padanya seperti
berubah karena ikan,berubah dengan sebab tanah yang suci atau daun kering yang
jatuh ke dalamnya. hukum air tersebut adalah suci menyucikan tetapi kalau perubahan
itu sudah menjadi sangat kotor maka hukumnya tidak menyucikan.

a. Tanah atau debu yang suci sebagai pengganti mandi atau wudhu apabila dalam
keadaan darurat yaitu dengan cara tayamum.

b. Batu atau benda keras yang suci yang disamakan hukumnya dengan batu, kecuali
benda keras yang asalnya dari kotoran binatang atau manusia. Untuk istinjak atau
menyucikan kotoran atau najis.

c. Dari keterangan tersebut pada dasarnya alat thaharah yang paling pertama dan
utama adalah air, tetapi apabila air tidak memungkinkan dapat menggunakan debu,
dan apabila debu tidak memungkinkan juga maka bisa menggunakan batu atau benda
keras yang disamakan hukumnya dengan batu.( Utsaimin, 2007:12).

3
C )Tujuan Thaharah.
Ada beberapa hal yang menjadi tujuan disyariatkannya thaharah, diantaranya:
1. Guna menyucikan diri dari kotoran berupa hadats dan najis.
2. Sebagai syarat sahnya shalat dan ibadah seorang hamba.
Thaharah memiliki hikmah tersendiri, yakni sebagai pemelihara serta
pembersih diri dari berbagai kotoran maupun hal-hal yang mengganggu dalam
aktifitas ibadah seorang hamba.

Seorang hamba yang seanantiasa gemar bersuci ia akan memiliki keutamaan-


keutamaan yang dianugerahkan oleh Allah di akhirat nanti. Thaharah juga membantu
seorang hamba untuk mempersiapakan diri sebelum melakukan ibadah-ibadah kepada
Allah. Sebagai contoh seorang yang shalat sesungguhnya ia sedang menghadap
kepada Allah, karenanya wudhu membuat agar fikiran hamba bisa siap untuk
beribadah dan bisa terlepas dari kesibukan-kesibukan duniawi, maka diwajibkanlah
wudhu sebelum shalat karena wudhu adalah sarana untuk menenangkan dan
meredakan fikiran dari kesibukan-kesibukan duniawi untuk siap melaksanakan sholat.

2.2 Macam-macam Thaharah.


Thaharah terbagi menjadi 2 bagian yaitu tharah batin dan thaharah lahir.

1.) Thaharah Batin.


Thaharah batin adalah membersihkan jiwa dari pengaruh-pengaruh dosa dan maksiat,
seperti dengki, iri, penipu, sombong, ujub, dan ria. Atau dengan kata lain thoharoh bat
in adalah menyucikan jiwa kita. Didalam Al-Qur’an juga ada ayat ayat yang berakar p
ada huruf “tha, ha, dan ra”, hal ini digunakan untuk memahami pembahasan mengenai
thoharoh batin atau kesucian lahir dan batin. Seperti yang terdapat dalam surat al-mud
atsir 74:4 dan surat al-maidahh 5:6.

2.) Thaharah Lahir.

Bersuci lahiriah (hissiyah) meliputi kegiatan bersuci dari najis dan bersuci dar
i hadats . Bersuci dari najis adalah berusaha menghilangkan dan membersihkan segala
bentuk kotoran yang melekat pada badan, tempat atau barang yang terdapat najis atau
kotorannya.Cara membersihkannya disesuiakan denga bentuk atau jenis kotoran yang
akan dihilangkan, seperti dibasuh sampai hilang rasa, bau dan warna.
4
2.3 Tata Cara Thaharah.
Bersuci dari hadats bisa dilakukan dengan cara berwudhu, mandi, ataupun
tayamum.

 Fardhu wudhu ada 6, yaitu:

1. Niat.

2. Membasuh muka.

3. Membasuh kedua tangan sampai siku.

4. Mengusap sebagian kepala.

5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki.

 . Adapun perkara yang membatalkan wudhu yaitu

1. sesuatu yang keluar dari salah satu dua jalan (qubul & dubur).

2. hilang akal (sebab tidur atau lainnya).

3. bertemunya kulit laki-laki dan perempuan yang bukan mahromnya tanpa


penghalang.

4. menyentuh kemaluan anak adam dengan telapak tanpa penghalang.

 Beberapa perkara yang mewajibkan mandi antara lain yaitu

1. jima’. 4. Keluar mani. 7. Mati.

2. Haid. 5. Nifas.

3. Nifas. 6. Melahirkan.

Fardhu mandi ada enam, yaitu niat kemudian meratakan air ke seluruh tubuh.

 Sebab-sebab yang membolehkan tayamum ada 3 yaitu:

1. Tidak ada air.

2. Sakit yang menyebabkan dilarang memakai air.

3. Ada air namun air nya dibutuhkan untuk memberi minum hewan yang di muliakan
Allah.

5
 Rukun tayamum ada lima diantaranya yaitu:

1. Memindahkan tanah dari tempatnya ke anggota tayamum.

2. Niat tayamum.

3. Menyapu muka dengan debu.

4. Menyapu kedua tangan sampai siku.

5. tertib antara dua sapuan.

Adapun perkara yang dapat membatalkan tayamum seperti murtad, menduga


air bila tayamumnya karena tidak ada air, dan setiap perkara yang membatalkan
wudhu.

 Bersuci dari najis.

Najis itu ada tiga macam, yang pertama najis mugholladzoh yaitu najis anjing
dan babi juga keturunan (anak) salah satu dari keduanya. Najis mugholladzoh bisa
suci dengan tujuh kali basuhan yang slah satunya dicampur menggunakan tanah.
Yang kedua najis mukhofafah yaitu air kencing bayi laki-laki yang belum diberi
makan selain susu dan umurnya belum mencapai 2 tahun. Najis mukhofafah bisa suci
dengan memercikkan air padanya secara merata dan menghilangkan zat najisnya.
Yang ketiga najis mutawassitah yaitu kotoran burung dan lain sebagainya. Najis
mutawassitah dapat suci dengan menghilangkan najis sampai hilang bau, rasa, dan
warna kemudian di aliri air.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa thaharah dibagi menjadi 2
macam, yaitu batin dan lahir. Adapun thaharah lahir sendiri terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu bersuci dari hadas maupun najis. Menurut kami thaharah lahir maupun batin
sangat berhubungan, sebagai contoh yaitu jika seseorang selalu menjaga wudhu nya
dan menjaga kesucian nya, baik badan maupun pakaian maka bisa dipastikan bahwa
batinnya juga suci. Karena lahirriyah kita bisa menjadi cerminan dari batin kita. Dan
diantara tata cara bersuci sangatlah beragam, baik menggunakan air maupun debu.

3.2 SARAN.
Menurut kami hendaknya setiap muslim selalu menjaga kesucian dirinya
maupun sekitarnya. Bisa dengan menjaga wudhunya ataupun membersihkan diri
maupun sekitarnya dari najim ataupun hadas, baik besar maupun kecil. Dan didalam
islam pun kita diberikan kemudahan dalam thaharan atau bersuci, misalnya jika kita
tidak menemukan atau tidak bisa menggunakan air kita bisa melakukan tayamum
dengan debu.

7
DAFTAR PUSTAKA

Rumaisha, A. (2018). Ibadah Bersuci (Toharoh) dan Gaya Hidup Sehat.

Clodia A.R, C. (2021). Konsep Pendidikan Ibadah Thaharah Menurut Al-


Ghazali Dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin . GHAITSA : Islamic Education
Journal , 2(1), 42-48. Retrieved from
https://siducat.org/index.php/ghaitsa/article/view/175.

Maawiyah, Aisyah.2016. " ```tharah sebagai kunci ibadah``` .


Ejurnal.iainlhokseomawe.

Al-Hadhrami, Salim Ibnu Samir. 2017. ILMU FIQIH. Terjemahkan Oleh K.


H. Moch. Anwar Dan H. Anwar Abu Bakar L.C. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Offset.

Anda mungkin juga menyukai