Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PERILAKU

TERPUJI

Kelompok : II

Yang Disusun Oleh :

Edwin Ramadhan
Desi Sagita Wati
Fabela Fabellici
Neni Suneni
Ronggo Mahesti
Syifa Auliya
Wahyudin

Kelas :

XII IPA 2
SMA NEGERI 1 INDRAMAYU

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tahukah kamu bahwa manusia menjalani beberapa proses perjalanan
kehidupan. Perjalanan pertamanya adalah kelahiran, kedua adalah kematian, berikutnya
dibangkitkan untuk hidup kembali, dan kemudian sesudahnya adalah perhitungan amal
(hisab). Kelak ada manusia yang beruntung dan tempat kembalinya adalah syurga,
tetapi ada pula manusai yang merugi sehingga tempatnya adalah neraka. Mereka yang
beriman dan beramal shalehlah yang mendapatkan jaminan kebahagiaan kehidupan
diakhirat kelak.
Dalam menjalani kehidupan, seseorang tentu harus mempersiapkanbekal untuk
hari kemudian. Bekalnya adalah iman, ilmu dan amal shaleh. Keimanan yang disertai
amal shaleh akan membawa keselamatan dan kesejahteraan, baik di dunia maupun
diakhirat. Apalagi jika ditambah dengan perilaku terpuji seperti berotbat, raja
(menunjukkan sikap menghara keridhaan Allah), optimis, dinamis, mampu berfikir kritis,
dan mampu mengendalikan diri. Bab ini secara khusus akan membahas sifat-sifat terpuji
tersebut. Menurut bahasa, arti taubat adalah kembali. Maksudnya, kembali dari segala
yang tercela menurut agama Islam , menuju semua hal yang terpuji. Taubat apabila
dibahasakan secara ringkas adalah meninggalkan atau menyesali dosa dan berjanji
tidak mengulanginya lagi. (penyesalan atas semua perbuatan tercela yang pernah
dilakukan). Untuk membersihkan hati dari dosa yang pernah dilakukannya, manusia
diperintahkan untuk bertaubat. Tobat merupakan media untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Allah SWT memerintahkan dalam hal taubat ini berupa taubat yang semurni-
murninya sebagaimana firman-Nya dalam suart At Tahrim (66) ayat 8 yang artinya: Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-
murninya. (Q.S. At Tahrim (66) : 8). Nabi Muhammad SAW, meskipun telah dijamin atau
terpelihara dari segala dosa (maksum), tetap bertaubat dan mohon ampun kepada Allah
SWT. Berbicara masalah taubat, ternyata berkaitan erat dengan istighfar yaitu memohon
ampun dari semua dosa kepada Allah SWT dengan menundukkan hati, jiwa dan pikiran.
Istighfar tidak hanya melisankan dengan astghfirullahal adzim, tetapi harus disertai
dengan keseriusan dan harapan untuk memperoleh ampunan Allah SWT. (pelajari
Quran surat Al Baqarah (2) ayat 286 dan Surat At Tahrim (66) ayat 8).
Raja berarti harapan. Maksudnya adalah mengharap ridha Allah SWT. Raja termasuk
akhlak yang terpuji yaitu suatu akhlak yang dapat berguna untuk mempertebal iman dan
taqwa kepada Allah SWT. Sebagai muslim dan muslimah tentunya mengharapkan
kebahagiaan dunia dan akhirat. Supaya harapan tersebut dapat tercapai maka harus
menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.dan tidak
lupa untuk berdoa. Dalam surat Al Mukmin (40) ayat 60 dikatakan: Artinya: Dan
Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu
(Q.S. Al Mukmin (40) : 60).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sifat taubat ?
2. Apa pengertian sifat raja ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian perilaku tobat.
2. Mengetahui pengertian perilku raja

D. METODOLOGI
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode/cara pengumpulan
data atau informasi melalui : Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian
yang dilakukan melalui studi literature, internet, dan sebagainya yang sesuai atau yang
ada relevansinya (berkaitan) dengan masalah yang dibahas.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang penulisan ini, maka terlebih
dahulu penulis akan menguraikan sistematika penulisannya agar lebih mudah dipahami
dalam memecahkan masalah yang ada, di dalam penulisan ini dibagi dalam 3 (tiga) bab
yang terdiri dari:
Bab I : Bab ini merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, metodologi, dan sistimatika penulisan.
Bab II : Bab ini merupakan bab yang berisi tentang analisis terhadap masalah efektivitas
hukum dalam masyarakat.
Bab III : Bab ini merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
PERILAKU SIFAT-SIFAT YANG TERPUJI
A. Tobat

1. Pengertian
Taubat berasal dari kata taba yang berarti kembali, sedangkan menurut istilah
taubat artinya kembali mendekatkan diri kepada allah setelah menjauh darinya. Adalah
sebuah keinginan, kegandrungan, kebutuhan akan Allah SWT. Maupun segala yang
dapat membuat kita lebih mengenalnya Oleh karena itu, landasan bertaubat adalah
mencari Allah Singkatnya bahwa bertaubat adalah kembalinya seorang hambaa dari
kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah SWT., dengan menjalankan apa yang
diperintahkan dan menjauhi apa yang dibenci-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata bertaubat dan beristigfar.
Untuk mengetahui pengertian bertaubat, maka perhatikan firman Allah SWT
Yang Artinya : karena itu mohonlah ampun kepada-Nya, kemudian bertaubatlah,
sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa Hamba-
Nya).( QS.Hud/11 : 2)
Bertaubat sesungguhnya merupakan panggilan Allah SWT. Allah yang
menumbuhkan keinginan bertaubat didalam hati manusia. Allah memerintahkan
manusia untuk bertaubat didalam al-quran sebanyak 87 kali. Allah juga memerintahkan
nabi Muhammad SAW. Untuk bertaubat.
Bertaubat sangat penting bagi manusia karena kalau tidak bertaubat berarti mereka
sudah menzalimi dirinya sendiri. Selain itu bertaubat juga merupakan ibadah yang
utama dan yang disukai Allah SWT. Perhatikan firman Allah berikut ini :


Artinya : sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri. (QS.Al-baqarah/2:222).

2. Syarat-syarat Taubat
Banyak manusia yang tidak tahu akan hakikat taubat, syarat, dan adab-adabnya.
Oleh karena itu,banyak yang bertaubat hanya dengan lisan saja, sedangkan hati mereka
kosong, sehingga mereka tidak berhenti melakukan maksiat. Artinya bahwa tidak semua
taubat dapat diterima, tentu terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar
taubat diterima oleh Allah.
Supaya taubat kita diterima oleh Allah SWT., maka ada beberapa hal yang harus
dilakukan, diantaranya adalah :
a. Meninggalkan dosa tersebut.
Ibnu Qayyim berkata: Tobat mustahil terjadi, sementara dosa tetap dilakukan.
b. Menyesali perbuatan tersebut.
Rasulullah SAW. Bersabda : menyesal adalah taubat.
c. Berjanji.
(berazzam) untuk tidak mengulangi lagi. Ibnu masud berkata bahwa taubat yang benar
adalah taubat dari kesalahan yang tidak akan diulangi kembali, bagaikan air susu yang
tidak mungkin kembali kekantong susunya lagi.
d. Mengembalikan kezaliman kepada pemiliknya, atau meminta untuk dihalalkan.
Imam Nawawi berkata bahwa diantara syarat taubat adalah mengembalikan kedzaliman
atau meminta untuk dihalalkan
e. Ikhlas.
Ibnu hajar berkata, Tobat tidak akan sah kecuali dengan ikhlas
f. Tobat dilaksanakan pada waktu masih hidup ( sebelum sakaraul maut )
Hal ini disandarkan pada firman Allah SWT., yang artinya : Dan tobat itu tidaklah
diterima Allah dari merekayang melakukan kejahatan hingga ajal kepada seorang
diantara mereka, barulah dia mengataka, saya benar-benar bertaubat sekarang.

3. Faidah Bertaubat
Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang ditemukan bahwa untukmelakukan tobat
agak sulit. Oleh karena itu, untuk menggerakkan hati kita agar setiap saat bergerak
untuk bertaubat, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, diantaranya adalah :
a. Mengetahui hakikat taubat
b. Merasakan akibat dosa yang dilakukan
c. Menghindar dari lingkungan yang kurang baik
d. Membaca dan mengkaji al-quran dan hadits, terutama yang berkaitan dengan dosa.
e. Berdoa
f. Mengetahui keagungan Allah yang maha pencipta
g. Mengingat kematian yang tidak diketahui kapan, dimana, dan datangnya tiba-tiba
h. Membaca sejarah atau kisah-kisah orang yang bertaubat.

Setelah kita mengetahui syarat dan hal-hal yang dapat menggerakkan hati untuk
bertaubat, maka kita dapat mengetahui manfaat taubat diantarnya adalah :

Tobat itu jalan menuju keberuntungan


Malaikat mendoakan orang-orang yang bertaubat
Mendapat kemudahan hidup daan rezeki yang luas
Menghapus kesalahan dan pengampunan dosa
Hati menjadi bersih dan bersinar
Dicintai Allah SWT.
4. Ada beberapa kriteria orang yang bertaubat.

Orang yang bertaubat sesudah melakukan kesalahan. Orang ini diampuni dosanya.
Artinya :Selain orang-orang yang tobat sesudah berbuat kesalahan dan mengadakan
perbaikan, sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha penyayang. (QS Ali
Imran : 89)
Tobat seseorang ketika hampir mati atau sekarat. Tobat semacam ini sudah tidak
dapat diterima. Artinya : Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang
mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal dan setelah kepada seorang
diantara mereka, (barulah) ia mengatakan : Sesungguhnya saya bertobat sekarang. Dan
tidak pula (diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi
orang-orang itu telah kami sediakan siksaan yang pedih. (QS An Nisa : 18
Tobat nasuha atau tobat yang sebenar-benarnya. Tobat nasuha adalah tobat yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya. Tobat semacam inilah yang
dinilai paling tinggi (lihat Al Quran aurah At Tahrim) :

Tobat nasuha dapat dilakukan degan prose sebagai berikut.


1) Segera mohon ampun dan meminta tolong hanya kepada Allah (QS An Nahl : 53)
2) Meminta perlindungan dari perbuatan setan atau iblisdan ari kejahatan makhluk lainnya.
(QS An Nas : 1-6, Al Falaq : 1-5, dan An Nahl : 98)
3) Bersegera berbuat baik atau mengadakan perbaikan, dengan sungguh-sungguh, sesuai
keadaan, tidak melampaui batas, dan hasilnya tidak boleh diminta segera (QS Al Araf :
35, Hud : 112, Al Isra : 17-19, Al Anbiya : 90&37, Az Zumar : 39) serta sadar karena
tidak semua keinginan dapat dicapai. (QS An Najm : 24-25)
4) Menggunakan akal dengan sebaik-baiknya agar tak dimurkai Allah (QS Yunus : 100) dan
menggunakan pengetahuan tanpa mengikuti nafsu yang buruk (QS Hud : 46 dan Ar
Rum : 29) serta selalu membaca ayat-ayat alam semesta Al Quran (QS Ali Imran : 190-
191), mendengarkan perkataan lalu memilih yang terbaik (QS Az Zumar : 18), dan
bertanya kepada yang berpengetahuan jika tidak tahu (QS An Nahl : 43)
5) Bersabar (QS Al Baqarah :155-157) karena kalau tidak sabar orang beriman dan
bertakwa tidak akan mendapat pahala (QS Al Qasas : 30)
6) Melakukan salat untuk mencegah perbuatan keji dan munkar (QS Al Ankabut : 45) dan
bertebaran di muka bumi setelah selesai salat untuk mencari karunia Allah dengan
selalu mengingatnya agar beruntung (QS Al Jumuah : 9-10)
7) Terus menerus berbuat baik agar terus menerus diberi hikmah (QS Yusuf : 22, Al Qasas :
4, Al Furqan : 69-71, At Taubah : 11 dan Al mukmin : 7)
Untuk bisa dinyatakan sebagai tobat nasuha, seseorang harus memenuhi tiga syarat
sebagai berikut.
1) Harus menghentikan perbuatan dosanya
2) Harus menyesalai perbuatannya
3) Niat bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi. Dan mengganti
dengan perbuatan yang baik, dan apabila ada hubungan dengan hak-hak orang lain,
maka ia harus meminta maaf dan mengembalikan hak pada orang tersebut

B. Raja

1. Pengertian
Kata raja berasal dari bahasa Arab yang artinya harapan. Maksud raja pada
pembahasan ini adalah mengharapkan keridhaan Allah SWT dan rahmat-Nya. Rahmat
adalah segala karunia dari Allah SWT yang mendatangkan manfaat dan nikmat
Raja termasuk akhlakul karomah terhadap allah SWT yang manfaatnya dapat
mempertebal iman dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seorang muslim/muslimah
yang mengharapkan ampunan Allah berarti ia mengakui bahwa Allah itu maha
pengampun. Kebalikan dari sifat raja adalah berputus harapan terhadap ridha dan
rahmat Allah SWT. Orang yang berputus harapan terhadap Allah, berarti ia
berprasangka buruk kepada Allah SWT, yang hukumnya haram dan merupakan ciri dari
orang kafir
Muslim/muslimat yang bersifat raja tentu dalam hidupnya akan bersikap optimis,
dinamis, berfikir kritis dan mengenal diri dalam mengharapkan keridhaan Allah SWT.
Berikut adalah penjelasan ringkasan tentang hal tersebut

Optimis Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud
optimis adalah orang yang selalu berpengharapan (berpandagan) baik dalam
menghadap segala hal atau persoalan, misalnya:

Seorang siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) dia
berharap akan lulus dan diterima di perguruan tinggi yang ia pilih.
Seseorang ingin bekerja di sebuah perusahaan swasta, kalau ia berfikir optimis, tentu dia
akan berusaha mengajukan lamaran dan berharap agar lamaran diterima serta dapat
bekerja di perusahaan tersebut

Kebalikan dari sikap optimis adalah sifat pesimis. Sifat pesimis dapat diartikan
berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Seseorang yang pesimis biasanya selalu
khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia
tidak mau berusaha untuk mencoba.
Dinamis Kata dinamis berasal dari bahasa Belanda dynamisch yang berarti giat
bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak, dan terus tumbuh. Dia akan terus
berusaha secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang
lebih baik dan lebih maju, misalnya :

Seorang petani akan berusaha agar hasil pertaniannya meningkat


Seorang pedagang akan terus berusaha agar usaha dagangnya berkembang
Kebalikan dari sifat dinamis ialah statis. Sifat statis harus dijauhi oleh setiap
muslim/muslimat karena termasuk akhlak tercela yang dapat menghambat kemajuan
dan mendatangkan kerugian

Berfikir kritis Dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa berfikir kritis artinya
tajam dalam menganalisa, bersifat tidak lekas cepat percaya, dan sikap selalu berusaha
menemukan kesalahan, kekeliruan, atau kekurangan. Orang yang ahli mmeberi kritik
atau memberi pertimbangan apakah sesuatu itu benar atau salah, tepat atau keliru,
sudah lengkap atau belum disebut kritikus. Kritik ada dua macam yaitu yang
termasuk akhlak terpuji dan yang tercela. Pertama , kritik yang termasuk akhlak terpuji
yaitu kritik yang sehat, yang didasari dengan niat ikhlas karena Allah SWT, tidak
menggunakan kata-kata pedas yang menyakitkan hati, dan dengan maksud untuk
mmeberikan pertolongan kepada orang yang dikritik agar menyadari kesalahan,
kekeliruan dan kekurangannya, disertai dengan memberikan petunjuk tentang jalan
keluar dari kesalahan, kekeliruan dan kekurangannya tersebut
Mengenali diri dengan mengharapkan ridho Allah SWT
seorang muslim yang mnegenali dirinya tentu akan menyadari bahwa dirinya adlah
makhluk Allah, yang harus selalu tunduk pada ketentuan-ketentuan-Nya (sunnatullah).
Iapun menyadari tujuan hidupnya adalah memperoleh ridha Allah, sehingga hidupnya
diabdikan untuk menghambakan diri hanya kepada-Nya dengan cara melaksanakan
perintah-perintahnya dan meninggalkan semua larangan-Nya

2. Peranan raja'
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: "Ketahuilah
sesungguhnya penggerak hati menuju Allah 'azza wa,jalla ada tiga: Al-Mahabbah (cinta),
Al-Khauf (takut) dan Ar-Rajaa' (harap). Yang terkuat di antara ketiganya adalah
mahabbah. Sebab rasa cinta itulah yang menjadi tujuan sebenarnya. Hal itu dikarenakan
kecintaan adalah sesuatu yang diharapkan terus ada ketika di dunia maupun di akhirat.
Berbeda dengan takut. Rasa takut itu nanti akan lenyap di akhirat (bagi orang yang
masuk surga, pent). Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Ketahuilah, sesungguhnya
para wali Allah itu tidak ada rasa takut dan sedih yang akan menyertai mereka (QS.
Yunus: 62) Sedangkan rasa takut yang diharapkan adalah yang bisa menahan dan
mencegah supaya (hamba) tidak melenceng dari jalan kebenaran. Adapun rasa cinta,
maka itulah faktor yang akan menjaga diri seorang hamba untuk tetap berjalan menuju
sosok yang dicintai-Nya. Langkahnya untuk terus maju meniti jalan itu tergantung pada
kuat-lemahnya rasa cinta

3. Raja' yang terpuji


Syaikh Al 'Utsaimin berkata: "Ketahuilah, roja' yang terpuji hanya ada pada diri orang
yang beramal taat kepada Allah dan berharap pahala-Nya atau bertaubat dari
kemaksiatannya dan berharap taubatnya diterima, adapun roja' tanpa disertai amalan
adalah roja' yang palsu, angan-angan belaka dan tercela." (Syarh Tsalatsatu Ushul, hal.
58)
4. Roja' adalah ibadah
Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Orang-orang yang diseru oleh mereka itu justru
mencari jalan perantara menuju Rabb mereka siapakah di antara mereka yang bisa
menjadi orang paling dekat kepada-Nya, mereka mengharapkan rahmat-Nya dan
merasa takut dari siksa-Nya (QS. al-Israa': 57) Allah menceritakan kepada kita melalui
ayat yang mulia ini bahwa sesembahan yang dipuja selain Allah oleh kaum musyrikin
yaitu para malaikat dan orang-orang shalih mereka sendiri mencari kedekatan diri
kepada Allah dengan melakukan ketaatan dan ibadah, mereka melaksanakan perintah-
perintah-Nya dengan diiringi harapan terhadap rahmat-Nya dan mereka menjauhi
larangan-larangan-Nya dengan diiringi rasa takut tertimpa azab-Nya karena setiap orang
yang beriman tentu akan merasa khawatir dan takut tertimpa hukuman-Nya

5. Roja' yang disertai dengan ketundukan dan perendahan diri


Syaikh Al 'Utsaimin rahimahullah berkata: "Roja' yang disertai dengan perendahan
diri dan ketundukan tidak boleh ditujukan kecuali kepada Allah 'azza wa jalla.
Memalingkan roja' semacam ini kepada selain Allah adalah kesyirikan, bisa jadi syirik
ashghar dan bisa jadi syirik akbar tergantung pada isi hati orang yang berharap itu..."
(Syarh Tsalatsatu Ushul, hal. 58)
6. Mengendalikan roja'
Sebagian ulama berpendapat: "Seyogyanya harapan lebih didominasikan tatkala
berbuat ketaatan dan didominasikan takut ketika muncul keinginan berbuat maksiat."
Karena apabila dia berbuat taat maka itu berarti dia telah melakukan penyebab
tumbuhnya prasangka baik (kepada Allah) maka hendaknya dia mendominasikan harap
yaitu agar amalnya diterima. Dan apabila dia bertekad untuk bermaksiat maka
hendaknya ia mendominasikan rasa takut agar tidak terjerumus dalam perbuatan
maksiat
Sebagian yang lain mengatakan: "Hendaknya orang yang sehat memperbesar
rasa takutnya sedangkan orang yang sedang sakit memperbesar rasa harap." Sebabnya
adalah orang yang masih sehat apabila memperbesar rasa takutnya maka dia akan jauh
dari perbuatan maksiat. Dan orang yang sedang sakit apabila memperbesar sisi
harapnya maka dia akan berjumpa dengan Allah dalm kondisi berbaik sangka kepada-
Nya. Adapun pendapat saya sendiri dalam masalah ini adalah: hal ini berbeda-beda
tergantung kondisi yang ada. Apabila seseorang dikhawatirkan dengan lebih condong
kepada takut membuatnya berputus asa dari rahmat Allah maka hendaknya ia segera
memulihkan harapannya dan menyeimbangkannya dengan rasa harap. Dan apabila
dikhawatirkan dengan lebih condong kepada harap maka dia merasa aman dari makar
Allah maka hendaknya dia memulihkan diri dan menyeimbangkan diri dengan
memperbesar sisi rasa takutnya. Pada hakikatnya manusia itu adalah dokter bagi dirinya
sendiri apabila hatinya masih hidup. Adapun orang yang hatinya sudah mati dan tidak
bisa diobati lagi serta tidak mau memperhatikan kondisi hatinya sendiri maka yang satu
ini bagaimanapun cara yang ditempuh tetap tidak akan sembuh." (Fatawa Arkanil Islam,
hal. 58-59)

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Yang dimaksud dengan taubat masa sekarang: meninggalkan secara langsung
dosa yang sedang dilakukan. Adapun taubat masa yang akan datang: bertekad untuk
tidak melakukan kembali .
Taubat ada tiga macam:
Taubat umum ('Am), taubat khusus Khsh, dan taubat paling khusus (khawwshul
khawwsh)
Taubat umum adalah taubat dari maksiat, yaitu taubat orang-orang yang
bermaksiat.
Taubat khusus adalah taubat dari taubat umum, taubat ini adalah taubatnya para
Nabi terdahulu
Taubat paling khusus adalah taubat dari perhatian terhadap selain Allah swt, ini
adalah taubatnya Rasulullah saw dan Ahlul bait (sa). Jadi taubat mereka adalah kembali
kepada Allah dari pandangan kepada selain Allah. Istilah taubat ini dikenal di kalangan
ahli suluk.
sedangkan Roja' berarti mengharapkan sesuatu dari Allah swt. Ketika berdoa maka
kita harus penuh harap bahwa doa kita akan dikabul oleh Allah Swt.
B. SARAN
Dalam menghadapi hidup hendaknya setiap orang memiliki perilaku-perilaku
terpuji salah satunya yaitu perilaku tobat dan raja, karna bertobat merupakan suatu
tindakan yang meninggalkan secara langsung dosa yang sedang dilakukan.dan raja
merupakan perilaku berarti mengharapkan sesuatu dari Allah swt. Sesungguhnya Allah
memerintahkan manusia untuk bertaubat didalam al-quran sebanyak 87 kali.
Sedangkan roja' yang terpuji hanya ada pada diri orang yang beramal taat kepada Allah
dan berharap pahala-Nya atau bertaubat dari kemaksiatannya dan berharap taubatnya
diterima, adapun roja' tanpa disertai amalan adalah roja' yang palsu, angan-angan
belaka dan tercela.

Anda mungkin juga menyukai