Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SILOGISME HIPOTESIS, SILOGISME ALTERNATIF DAN ENTIMEN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu


Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah

Dosen Pengampu : Lina Putriyanti, M.Pd

Oleh :

Nama : Djulasmi
NPM : B2616110249
Jurusan : PG PAUD

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS VETERAN SEMARANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunianya-Nya kita diberi kesehatan dan kemudahan untuk menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “ Silogisme Hipotesis, Silogisme Alternatif dan Entimen”
dengan baik.
Sholawat dan salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena
beliaulah kita bisa menikmati kejayaan serta ilmu sampai detik ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi
calon pendidik maupun bagi pendidik anak usia dini. Jika dalam makalah ini terdapat
kesalahan kata maupun penulisan kami minta kritik dan sarannya sehingga saya dapat
memperbaikinya di lain kesempatan.
Semoga Allah SWT meridloi segala usaha kita. Aamiiin.....

Kendal, 25 Oktober 2019


Penulis,

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
PENDAHULUAN....................................................................................................................v
1.1 Latar Belakang............................................................................................................v
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................vi
1.3 Tujuan............................................................................................................................vi

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak manusia dilahirkan pada dasarnya sudah sepantasnya untuk dilatih
berpikir dengan jelas, tajam dan terang rumusannya supaya lebih tangkas dan
kreatif. Kita sebagai generasi penerus bangsa perlu belajar berpikir tertib, jelas
dan tajam. Yang sangat penting juga adalah belajar membuat deduksi untuk
melahirkan silogisme. Hal ini diperlukan karena mengajarkan kita untuk dapat
melihat konsekwensi dari sesuatu pendirian atau pernyataan yang apabila
ditelaah lebih lanjut sebenarnya pendirian atau pernyataan itu tadi self –
destructive.
Mungkin hal itu bisa terjadi karena tidak mau menghargai kebenaran dari
sesuatu tradisi atau tidak dapat menilai kegunaannya yang besar dari sesuatu
yang berasal dari masa lampau, ada juga sebagian orang mengatakan atau
menganggap percuma mempelajari seluk beluk silogisme. Tetapi mungkin juga
anggapan itu didasarkan pada kenyataan bahwa biasanya dalam proses penulisan
atau pemikiran hanya sedikit orang saja yang dapat mengungkapkan
pemikirannya dalam bentuk silogisme. Akan tetapi, proses pemikiran kita
menurut kenyataannya mengikuti pola silogisme jauh lebih sering dari pada yang
kita duga. Misalnya ucapan “saya tidak senang kepada pegawai itu karena ia
biasa dating terlambat ke kantor”. Proses pemikiran tersebut hanya bisa diuji dan
dikaji apabila kita beberkan dalam bentuk silogisme, karena bentuk silogismelah
setiap langkah dari proses tersebut menjadi terbuka.

iv
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian silogisme hipotesis dan contoh kalimatnya?

2. Bagaimana pengertian silogisme alternatif dan contoh kalimatnya?

3. Bagaimana pengertian entimen dan contoh kalimatnya?

1.3 Tujuan
1. Memaparkan pengertian silogisme hipotesis dan contoh kalimatnya?

2. Memaparkan pengertian silogisme alternatif dan contoh kalimatnya?

3. Memaparkan pengertian silogisme entimen dan contoh kalimatnya?

BAB II

PEMBAHASAN

  2.1 Silogisme Hipotesis


Silogisme Hipotetis adalah argumen yang premis berupa proposisi mayornya
hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik yang
menetapkan atau mengingkari term antecedent atau term konsekuen premis
mayornya.[1]
Sebenarnya silogisme hipotetis tidak mempunyai premis mayor maupun
minor karena premis mayor itu mengandung term predikat pada konklusi,
sedangkan premis minor mengandung term subyek pada konklusi.
Term konklusi adalah term yang kesemuanya dikandung oleh premis
mayornya, mungkin bagian antecedent dan mungkin pula bagian konsekuen-nya,
tergantung oleh bagian yang diakui atau dipungkiri oleh premis minornya. Kita
menngunakan istilah itu secara analog.

v
Silogisme Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor
yang bersifat hipotesis ,dan premis minornya bersifat kategorial. Silogisme
Hipotesis ini dapat dibedakan menjadi 4 macam , yaitu :
1. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh :
Jika hari ini cerah , saya akan ke rumah kakek ( premis mayor )
Hari ini cerah ( premis minor )
Maka saya akan kerumah kakek ( kesimpulan ).

2. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen


Contoh :
Jika hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming ( premis
mayor )
Sekarang terjadi global warming ( premis minor )
Maka hutan banyak yang gundul ( kesimpulan ).

3. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent


Contoh :
Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka
hasil tidak akan maksimal.
Pembuatan karya ilmiah telah di persiapkan, maka hasil akan maksimal.

4. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen.


Contoh :
Bila presiden Mubarak tidak turun , para demonstran akan turun ke jalan.
Para demonstran akan turun ke jalan.
Jadi presiden Mubarak tidak turun.

Kaidah Silogisme Hipotesis

vi
Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding
dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini adalah menentukan
kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang
benar.

Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen .engan B, jadwal


hukum silogisme hipotetik adalah:
1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan berikut :

Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi


Nah, peperangan terjadi.
Jadi harga bahan makanan membubung tinggi.( benar = terlaksana)
Benar karena mempunyai hubungan yang diakui kebenarannya
Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi
Nah, peperangan terjadi.

Jadi harga bahan makanan tidak membubung tinggi (tidak sah = salah)
Tidak sah karena kenaikan harga bahan makanan bisa disebabkan oleh sebab atau
faktor lain.

2.2 Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif atau disebut juga silogisme disjungtif. Silogisme ini


dinamakan demikian, karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi
alternatif, yaitu proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau
pilihan-pilihan. Sebaliknya proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang

vii
menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Konklusi silogisme ini
tergantung dari premis minornya; kalau premis minornya menerima satu
alternatif, maka alternatif lainnya ditolak; kalau premis minornya menolak satu
alternatif, maka alternatif lainnya diterima dalam konklusi.

Contoh
My : Nenek susi berada di Bandung atau woniosobo.
Mn : Nenek Susi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Susi tidak berada di wonosobo.

My : Nenek Susi berada di Bandung atau wonosobo.


Mn : Nenek Susi tidak berada di wonosobo.
K : Jadi, Nenek Susi berada di Bandung.

Kaidah Silogisme alternatif

1. Silogisme alternatif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar,
apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti :
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata berbaju putih.
Jadi ia bukan tidak berbaju putih.
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata ia tidak berbaju putih.
Jadi ia berbaju non-putih.

2. Silogisme alternatif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:
a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar),
seperti:
Budi menjadi guru atau pelaut.
la adalah guru.

viii
Jadi bukan pelaut
Budi menjadi guru atau pelaut.
la adalah pelaut.
Jadi bukan guru
b. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah),
seperti:
Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.
Ternyata tidak lari ke Yogya.
Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
Budi menjadi guru atau pelaut.
Ternyata ia bukan pelaut.
Jadi ia guru. (Bisa j’adi ia seorang pedagang).

2.3 Entimen

Entimen adalah silogisme yang dipersingkat. Disaat tertentu orang ingin


mengemukakan sesuatu hal secara praktis dan tepat sasaran. Bentuk semacam ini
dinamakan entimem (dari enthymeme, Yunani. Lebih jauh kata itu berasal dari
kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’). Dalam tulisan-
tulisan bentuk ilmiah yang dipergunakan, dan bukan bentuk formal seperti
silogisme.

Contoh :

PU : Jika Bachdim tidak menikah cepat, Irfan akan dimarahi Fadillah

PK : Bachdim mau menikah cepat.

K : Bachdim tidak dimarahi Fadillah.

Entimem : Irfan tidak dimarahi Kartika karena Irfan mau menikah cepat

ix
Contoh :

PU : Semua orang ingin sukses harus belajar dan berdoa

PK : Lita ingin sukses

K : Lita harus belajar dan berdoa

Rumus Silogisme Entinem : C = B karena C = A

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Silogisme Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat
hipotesis ,dan premis minornya bersifat kategorial.

Silogisme Hipotesis ini dapat dibedakan menjadi 4 macam , yaitu :


1. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh :
Jika hari ini cerah , saya akan ke rumah kakek ( premis mayor )
Hari ini cerah ( premis minor )
Maka saya akan kerumah kakek ( kesimpulan ).

2. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen


Contoh :
Jika hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming ( premis
mayor )
Sekarang terjadi global warming ( premis minor )
Maka hutan banyak yang gundul ( kesimpulan ).

x
3. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent
Contoh :
Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka
hasil tidak akan maksimal.
Pembuatan karya ilmiah telah di persiapkan, maka hasil akan maksimal.

4. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen.


Contoh :
Bila presiden Mubarak tidak turun , para demonstran akan turun ke jalan.
Para demonstran akan turun ke jalan.
Jadi presiden Mubarak tidak turun.

2. Silogisme alternatif atau disebut juga silogisme disjungtif. Silogisme ini


dinamakan demikian, karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi
alternatif, yaitu proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau
pilihan-pilihan. Sebaliknya proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang
menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Konklusi silogisme ini
tergantung dari premis minornya; kalau premis minornya menerima satu
alternatif, maka alternatif lainnya ditolak; kalau premis minornya menolak satu
alternatif, maka alternatif lainnya diterima dalam konklusi.

Contoh
My : Nenek susi berada di Bandung atau woniosobo.
Mn : Nenek Susi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Susi tidak berada di wonosobo.

My : Nenek Susi berada di Bandung atau wonosobo.


Mn : Nenek Susi tidak berada di wonosobo.
K : Jadi, Nenek Susi berada di Bandung.

xi
3. Entimen adalah silogisme yang dipersingkat.

Contoh :

PU : Jika Bachdim tidak menikah cepat, Irfan akan dimarahi Fadillah

PK :Bachdim mau menikah cepat.

K : Bachdim tidak dimarahi Fadillah.

Entimem : Irfan tidak dimarahi Kartika karena Irfan mau menikah cepat.

Rumus Silogisme Entimen : C = B karena C = A

3.2 SARAN

Dengan adanya silogisme hipotetis sebagai generasi penerus bangsa perlu


belajar berpikir tertib, jelas serta tajam. karena mengajarkan kita untuk dapat
melihat konsekuensi dari sesuatu pendirian atau pernyataan yang apabila ditelaah
lebih lanjut, mungkin hal itu bisa terjadi karena tidak mau menghargai kebenaran
dari sesuatu tradisi atau tidak dapat menilai kegunaannya yang besar dari sesuatu.
Saya selaku penulis menyadari seutuhnya banwa makalah yang saya buat ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya minta kritik dan saran dari
pembaca agar saya dapat memperbaikinya dilain kesempatan.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Mundiri.1998. Logika. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.


http://anggitata.wordpress.com >2011/03/11>silogisme.hipotesis

xiii

Anda mungkin juga menyukai