NIM : 1154040019
Jur/Smt/Kls : PMI/5/A
Mata Kuliah : Esensi Al-Qur’an
Dosen Pengampu : Yuyun Yuningsih, S.Sos.I., M.Ag.
2. Tafsir Al-Maraghi
Allah senantiasa membuka pintu kasih sayangnya, membuka pintu selebar-lebarnya dan menerima
kedatangan para hambanya yang ingin bertaubat supaya menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT.
م خل نحقن ن م ن
من ذ نك نرر ونأنث ن ن
ى كم م س إ نلنا ن
ي ونأي بنها ٱللنا م
Dalam ayat ini mengandung dua penafsiran, yaitu :
a. Seluruh manusia diciptakan pada mulanya dari seorang laki-laki, yaitu Adam dan dari seorang
perempuan, yaitu Hawa.
b. Segala manusia sejak dulu sampai sekarang terjadi dari seorang laki-laki dan perempuan.
ل ل نت ننعانرفمووا ا جعنحلن نك م حم م
شمعوببا ونقننبائ ن ن ون ن
Allah menjadikan manusia dari berbagai macam suku dan bangsa agar kita saling mengenal. Ayat ini
merupakan dasar demokrasi yang benar di dalam Islam, dengan menghilangkan kasta dan perbedaan.
عند ن ٱلل لهن أ ح نت ن
قى نك م حم مك م حم ن إ ن
ن أحكنر ن
ن ل
Semua manusia di sisi Allah SWT. itu sama, yang membedakan hanyalah ketakwaannya.
Takwa adalah suatu prinsip umum yang mencakup takut kepada Allah dan mengerjakan apa yang
diridhainya yang melengkapi kebaikan dunia dan akhirat. Kemuliaan hati yang di anggap bernilai
adalah kemuliaan hati, budi, perangai, dan ketaatan pada Allah.
خنبيرر
م ن ن ٱ لل ل ن
ه ع ننلي م إن ل
Bahwasanya Allah Maha mengetahui segala sesuatu baik yang tampak ataupun tersembunyi. Dan
bahwa Allah adalah sebaik-baiknya Sang Pencipta.
E. Hubungan Q.S. Al-Hujuraat (49) Ayat 13 dengan Tema dan Realitas Sekarang
Salah satu ciri masyarakat yang baik yaitu masyarakat yang menegakkan prinsip persamaan (musawah)
di antara para anggotanya. Yang dimaksud adalah persamaan harkat dan martabat di hadapan Allah SWT.
dan di hadapan hukum, baik laki-laki dan perempuan, miskin dan kaya, pejabat atau rakyat. Persamaan
akan melahirkan sifat tenggang rasa, santun, dan saling menghargai, terbuka untuk mendengarkan dan
menghargai pendapat orang lain, juga menerima kebenaran dari mana saja datangnya. Untuk itu, Allah
SWT. tidak membenarkan orang-orang, suku bangsa, ataupun bangsa yang mengaku lebih mulia daripada
yang lainnya karena darah keturunannya atau karena kekayaannya. Semua manusia adalah sama,
mempunyai asal kejadian yang sama, dan berasal dari nenek moyang yang sama. Yang menentukan
kemuliaan seseorang di hadapan Allah SWT. hanyalah ketakwaannya.
Namun yang terjadi sekarang, ternyata banyak orang yang suka membedakan satu orang dengan yang
lainnya, perbedaan itu baik dari tingkat kekakayaan, keturunan, lingkungan, dsb. Padahal mereka semua
di hadapan Allah SWT. sama. Sama-sama milik Allah SWT. yang suatu saat apa yang mereka miliki dan
apa yang mereka banggakan pun, semuanya akan lenyap. Maka orang yang baik, orang yang mulia di
antara mereka di hadapan Allah SWT. hanyalah orang yang benar-benar bertakwa kepada-Nya.