Disusun oleh
kelompok 9 :
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Pendahuluan ..................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
A. Urgensi Politik Dalam Islam ............................................................................................ 5
B. Prinsip Dasar Politik Islam ............................................................................................... 5
C. Kemaslahatan Dalam Politik Islam .................................................................................. 6
D. Gender Dalam Politik Islam ............................................................................................. 6
E. Kepemipinan Dalam Politik Islam .................................................................................... 7
F. Sistem Syuro Dalam Islam................................................................................................ 7
BAB III ...................................................................................................................................... 9
KESIMPULAN .......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................... Error! Bookmark not defined.10
2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala
karunianya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW Dan umatnya.
Sehubungan dengan selesainya penulisan makalah ini maka penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Sigit Pramono, SE, Ak, MSAcc. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam
SEBI.
2. Bapak Azis Budi Setiawan, SEI, MM. Selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik.
3. Ibu Nining Nurhasanah, SEI, MM. Selaku Dosen Pembimbing Manajemen Perbankan
Syariah 2018 B.
4. Bpk Mohammad Isman Almaududi, SEI, MM Selaku Dosen Mata Kuliah Tsaqofah
Islamiyah
5. Semua pihak yang telah membantu terselesainya hasil Penelitian ini.
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka di terima Allah SWT. Dan tercatat
sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada segenap pembaca, dengan
harapan adanya saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi perbaikan. Semoga karya ini
bermanfaat dan mendapaat ridha Allah SWT.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Di setiap negara memiliki sistem politik yang berbeda-beda.Namun, Islammemiliki
aturan politik yang bisa membuat negara itu adil.Dalam Al-Qur’anmemang aturan politik
tidak disebutkan, tetapi sistem politik pada jamanRasullullah SAW sangatlah baik.Hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor yangmendorong masyarakatnya menjalankan syari’at Islam.
Indonesia adalah sebuah negara Islam terbesar di dunia, namun bila dikatakan negara
Islam, dalam prakteknya islam kurang di aplikasikan dalam sistem pemerintahan baik itu
politik maupun demokrasinya. Hal itu berpengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan
manusia di Indonesia, terutama pada sistem yang berlaku dalam pemerintahan Indonesia.
Contoh kecil adalah maraknya korupsi yang dikarenakan kurang transparannya pemerintahan
di indonesia. Hal tersebut di atas membuat penulis membahas tentang Islam dalam aspek
politik dan demokrasi dalam suatu negara dalam makalah ini.Disini kita akan membahas
tentang peranan agama Islam dalam perkembangan politik di dunia saat ini, dengan mengkaji
berbagai informasi berdasarkan Al-Qur’an, Al Hadits dan sejarah sistem politik dimasa
Rasulullah SAW
B. Rumusan Masalah
Dari berbagai uraian yang telah dijelaskan dalam pendahuluan, penulis tertarik untuk
mengangkat beberapa permasalahan dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa urgensi sistem Politik Islam
2. Apa prinsip-prinsip dasar politik Islam
3. Bagaimana kemashlahatan dalam politik islam
4. Apa gender dalam politik islam
5. Bagaimana kepemimpinan dalam politik islam
6. Bagaimana sistem syuro dalam politik islam
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
4. Mentaati Allah SWT, Rasul SAW dan ulil amri (pemegang kekuasaan) (An-Nisa 59)
5. Mendamaikan konflik antar kelompok dalam masyarakat islam (Al-Hujarat 9)
6. Mempertahankan kedaulatan negara dan larangan melakukan agresi dan invasi (Al-Baqarah
190)
7. Mementingkan perdamaian daripada permusuhan (Al-Anfal 61 dan Al-Hujarat 13)
8. Meningkatkan kewaspadaan dalam bidang pertahanan dan keamanan (Al-Anfal 60)
9. Menepati janji (An-Nahl 91)
10. Beredarnya harta pada seluruh lapisan masyarakat (Al-Hasyr 7)
Mengikuti prinsip-prinsip pelaksanaan hukum seperti menyedikitkan beban (taqlil al-takalif),
berangsur-angsur (al-tadarruj), tidak menyulitkan (‘adam al-haraj)
6
usahakan dan bagi paea wanita pun ada bagian dari apa yang mereka yang mereka
usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui Segala Sesuatu.”
Dari ayat di atas dapat ditarik pemahaman, bahwa Islam memproklamirkan kesetaraan laki-
laki dan wanita serta adanya integrasi antara keduanya dalam memerankan fungsinya masing-
masing (Yanggo, 2001, hal. 138).
perkataan para salaf al-salih, antara lain: 1) perkataan Abu Bakar saat
wafatnya Rasul, “Sesungguhnya Muhammad telah melalui jalannya, dan agama
ini tetap harus ada yang mendirikannya (menjaganya)” dan 2) perkataan Umar
bin Khattab: “Tidak ada Islam kecuali dengan jamaah (komu- nitas), tidak ada
jamaah (komunitas) kecuali dengan imarah (kepemimpinan), dan tidak ada
kepemimpinan kecuali dengan ketaatan” (Salabi, 1984: 29). Meski adanya
kepemimpin meru- pakan kewajiban syar’i berdasar ijma’, namun kewajiban itu
bersifat kifayah (fardh kifayah) seperti halnya kewajiban berji- had dan
menuntut ilmu. Artinya, apabila ada ahli yang telah mendirikannya, maka
gugurlah kewajiban seluruh masyarakat (al-Mawardi, 2006: 6).
7
F. Syuro Dalam Islam
Ibnu ‘Athiyah mengatakan, “Syura merupakan aturan terpenting dalam syari’at dan
ketentuan hukum dalam Islam” [Al Muharrar al-Wajiz]. Apa yang dikatakan oleh beliau
mengenai syura benar adanya karena Allah ta’ala telah menjadikan syura sebagai suatu
kewajiban bagi hamba-Nya dalam mencari solusi berbagai persoalan yang membutuhkan
kebersamaan pikiran dengan orang lain. Selain itu, Allah pun telah menjadikan syura sebagai
salah satu nama surat dalam al-Quran al-Karim. Kedua hal ini cukup untuk menunjukkan
betapa syura memiliki kedudukan yang penting dalam agama ini.
Amir al-Mukminin, ‘Ali radhiallahu ‘anhu juga pernah menerangkan manfaat dari syura.
Beliau berkata, “Ada tujuh keutamaan syura, yaitu memperoleh solusi yang tepat,
mendapatkan ide yang brilian, terhindar dari kesalahan, terjaga dari celaan, selamat dari
kekecewaan, mempersatukan banyak hati, serta mengikuti atsar (dalil) [Al Aqd al-Farid hlm.
43].
Urgensi dan faedah syura banyak diterangkan oleh para ulama, diantaranya imam Fakhr
ad-Din ar-Razy dalam Mafatih al-Ghaib 9/67-68. Secara ringkas beliau menyebutkan bahwa
syura memiliki faedah antara lain adalah sebagai berikut :
a. Musyawarah yang dilakukan nabi shallallahu’alaihi wa sallam dengan para sahabatnya
menunjukkan ketinggian derajat mereka (di hadapan nabi) dan juga hal ini membuktikan
betapa cintanya mereka kepada beliau dan kerelaan mereka dalam menaati beliau. Jika beliau
tidak mengajak mereka bermusyawarah, tentulah hal ini merupakan bentuk penghinaan
kepada mereka.
b. Musyawarah perlu diadakan karena bisa saja terlintas dalam benak seseorang pendapat
yang mengandung kemaslahatan dan tidak terpikir oleh waliy al-amr (penguasa). Al Hasan
pernah mengatakan,
َ أَ َم ِر ِه ْم ِِل َ ْر
َ ش ِد ُهد ُوا ِإ َّل قَ ْوم تَش
َاو َر َما
“Setiap kaum yang bermusyawarah, niscaya akan dibimbing sehingga mampu melaksanakan
keputusan yang terbaik dalam permasalahan mereka” [Al Adab karya Ibnu Abi Syaibah
1/149].
c. Al Hasan dan Sufyan ibn ‘Uyainah mengatakan, “Sesungguhnya nabi diperintahkan
untuk bermusyawarah agar bisa dijadikan teladan bagi yang lain dan agar menjadi sunnah
(kebiasaan) bagi umatnya”
d. Syura memberitahukan kepada rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan juga para
penguasa setelah beliau mengenai kadar akal dan pemahaman orang-orang yang
mendampinginya, serta untuk mengetahui seberapa besar kecintaan dan keikhlasan mereka
dalam menaati beliau. Dengan demikian, akan nampak baginya tingkatan mereka dalam
keutamaan
8
BAB III
KESIMPULAN
Islam adalah agama yang kaffah islam adalah Rahmat lil alamin, dari permasalahan yang
besar hingga kecil sekecil ujung kukupun sudah di atur oleh islam, bahkan politkpun sudah di
contohkan oleh para anbiya dan shabiyyah di zamannya.
Islam adalah agama yang adil yang tidak membeda-bedakan antara laki-laki maupun
perempuan, semua sudah diatur tergantung hisabnya masing-masing. Menurut para pemikir
muslim, keberadaan pemimpin adalah sebuah keharusan (wajib/fardhu). politik yang
berdasarkan ideologi dan nilai-nilai Islam, dengan menjadikan kepentingan umat sebagai
prioritas dan orientasi utama. Politik kemaslahatan berorientasi kepada kebaikan bersama,
kepentingan umum, bukan kepentingan pribadi, dan orang perorang
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9849419/SISTEM_POLITIK_DALAM_ISLAM
https://www.researchgate.net/publication/324865518_KEPEMIMPINAN_DALAM_PERSPEKT
IF_PEMIKIRAN_POLITIK_ISLAM
Media.neliti.com
http://www.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2010/12/24/1381/urgensi-agama-dalam-
politik.html
10