KIYAI PEJUANG
OLEH :
PENERBIT
DAAR EL SHODIQ
BEIRUT
Cetakan Pertama
1391 H. / 1971 M.
بسم ا الرحمن الرحيم
Penulis,
1971
AL’ALLAMAH AL MUJAHID,
K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
1287 – 1366 H
CITA-CITA
AL ‘ALLAMAH K.H.MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
PERIODE BARU
KELUARGA
AL ‘ALLAMAH K.H.MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
KEHIDUPAN
AL ‘ALLAMAH K.H.MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
PERLAWANAN BERSENJATA
Dan masih ada lagi kelompok lain dengan nama “Mujahidin”, sebuah
kelompok pasukan penyerang berani mati, dengan semboyan “Walladziina
jaahadu fiina lanahdiyanahum subulana / dan mereka yang berjuang di jalan-
Ku, sungguh Aku pasti akan tunjukkan mereka kepada jalan-jalan-Ku”.
PRIBADI
AL ‘ALLAMAH K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
3 Lihat buku saya “Shofahaat min taariikhi Indonesia Al Mu’ashir/ lembaran-lembaran sejarah Indonesia
masa kini”.
rendah hati, penuh toleran, lemah lembut dalam pergaulan, murah senyum di
dalam menyambut para tamu yang datang kepada beliau, tidak menutup diri
atau memisahkan diri. Ini semua yang membuat beliau memperoleh
kedudukan yang tinggi di hati masyarakatnya dan bangsanya, sehingga
kecintaan dan penghormatan bangsa terhadap beliau benar-benar tertanam di
dalam jiwa mereka. Sehingga beliau menjadi contoh dan suri tauladan bagi
mereka, karena ketinggian perangainya, kelapangan hatinya, dan wajahnya
yang selalu murah senyum.
Saya telah menyaksikan para peziarah, para tamu, dan para utusan
berdatangan kepada beliau secara berombongan tanpa ada putusnya. Dan
saya lihat diantara mereka ada yang tinggal beberapa hari bahkan beberapa
minggu. Majlis ta’lim beliau bisanya diadakan pada waktu dhuha dan
berlangsung hingga waktu dhuhur. Di waktu sore, beliau menerima para tamu
yang datang dari daerah-daerah jauh untuk bertemu secara pribadi, atau
meminta nasihat dan pendapat.
Di sore hari Jum’at, saya melihat ada rombongan tamu lain juga, tapi
kali ini terdiri kaum muslimat dari ujung daerah Jawa Timur. Setelah diterima
dan berbincang-bincang, ketua rombongan muslimat itu menyerahkan
sejumlah yang cukup besar dari kumpulan dana amal shaleh yang mereka
mengumpulkan selama bulan Ramadhan yang yang telah silam.
Beliau menerimanya dengan rasa syukur dan penuh penghargaan,
kemudian beliau mengatakan :”Sekarang giliran saya menyerahkan sejumlah
uang ini kepada kamu sekalian agar kalian membangun madrasah untuk
mendidik puteri-puteri muslimah agar mereka menjadi wanita-wanita teladan
yang baik, yang bermanfaat bagi Negara, bangsa dan agama. Setelah
menyampaikan pengarahan dan nasehatnya, beliau meminta para tamu
muslimat agar memperhatikan pendidikan keilmuan kepada puteri-puteri umat
Islam. karena tanpa ilmu mereka tak akan mampu melakukan apa-apa yang
bermanfaat bagi Negara. Karena ilmu itu sendiri adalah senjata”.
Dengan para guru dan kawan-kawan beliau yang telah menjadi kiyai
dan pemimpin, beliau terus berhubungan melalui surat-menyurat hingga akhir
hayatnya.
IKRAR JANJI
AL ‘ALLAMAH K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
Kaum muslimin DI masa itu kondisi mereka sangat lemah dan terjajah,
terbelenggu di bawah perbudakan. India, Malaysia, Burma, Borneo utara,
semuanya dijajah Inggris. Indonesia dijajah Belanda. Kepulauan Timor dijajah
Portugal. Negara-negara Afrika terkoyak-koyak dan terbagi-bagi menjadi milik
beberapa Negara. Negeri-negeri Asia Tengah : Bukhara, Turkistan, Kaukasus,
al-Karim dan lain-lainnya menghadapi perang berat dari kekaisaran Rusia
yang ingin menaklukkan dan menjajahnya. Sedangkan bangsa-bangsa Islam
yang lain secara umum lemah. Sementara dinasti Utsmaniyah di Turki kondisi
semakin lemah dan merosot sampai pada batas terendah karena
pengepungan dan tekanan dari Negara-negara Eropa. Sedemikian lemahnya
hingga dinasti Utsmaniyah tak mampu melawan pemberontakan-
pemberontakan dari negera-negera yang berada di bawah kekuasannya.
Negera-negera ini satu persatu terlepas. Kemudian beramai-ramai melawan
Turki dengan bantuan Negara-negara Barat yang memasoknya dengan
senjata, perlengkapan dan personel.
Akan tetapi keadaan pada masa itu tidak memungkinkan mereka untuk
meninggalkan tugas-tugas menyebarkan dakwah islam di tanah suci. Jika
mereka harus meninggalkannya, maka akan terjadi kekosongan yang besar;
lagi pula perhimpunan besar para pelajar yang datang dari India, Bukhara,
Turki, dan Negara-negara Asia Selatan ini akan terceai-berai dan berantakan.
Masalah yang kedua adalah, bahwa dakwah ini harus merata di seluruh
wilayah di Asia, Afrika, dan lain-lainnya dan tidak terbatas hanya disatu
wilayah seperti Indonesia misalnya.
Setelah beliau, tugas ini dipikul oleh puteranya, Abdul Wahid Hasyim,
yang mengikuti jejak ayahnya dan melanjutkan perjuangannya. Dan dalam
setiap kesempatan, putera beliau ini selalu mengingatkan kondisi kaum
muslimin yang tertindas di Afrika, Asia, Turkistan, Kaukasus, Bukhara, dan
negeri-negeri Asia tengah lainnya.
HUBUNGAN
AL ‘ALLAMAH K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
Dan banyak sekali para peneliti dan para pelajar yang berkunjung ke
perpustakaan beliau mencari rujukan suatu tema penelitian untuk menulis
menulis penelitian ilmiahnya.4
4 Kami tidak tahu apa yang terjadi terhadap buku-buku ini sekarang, setelah melewati waktu lebih dari
seperempat abad dari wafatnya putera beliau, al marhum K.H. Abdul Wahid Hasyim. Dikatakan, bahwa
sebagian besar dari buku-buku yang sangat berharga ini telah hilang.
AKHLAK
AL ‘ALLAMAH K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
“Beliau adalah orang yang tenang, sangat sabar, dan tidak keburu-
buru, menghadapi segala permasalahan dengan dada yang lapang, tidak
pernah terbawa perasaan. Oleh karena itu beliau mampu memecahkan
masalah-masalah yang berat, sekalipun dalam situasi yang sulit, dengan
pemecahan yang sukses. Beliau banyak bekerja, tetapi beliau melakukan
pekerjaanya dengan penuh sabar dan tenang. Saya sendiri sangat heran
bagaimana beliau mampu menguasai perasaannya dalam situasi yang sangat
sulit. Apabila seseorang sedang berbicara kepada beliau, beliau
mendengarkannya dengan seksama, tidak menentangnya. Setelah orang
tersebut selesai bicara, baru beliau menjawabnya. Permasalahan demi
permasalahan, beliau menanggapinya dengan jawaban yang sesuai. Dan
setiap ada pertanyaan beliau selalu menjawabnya. Dan beliau tidak pernah
mengumbar pembicaraan sampai keluar dari masalah yang sedang
dibicarakan, atau tidak mencabang-cabangkan pembicaraan, atau keluar dari
pokok bahasan, akan tetapi cukup menyampaikan secara rinci dengan
penjelasan yang memuaskan dan menenangkan pendengarnya.
Untuk yang pertama kali saya bertemu, ketika saya mengunjungi beliau
di kediaman beliau tanpa di dahulu dengan perjanjian sebelumnya. Ketika
beliau melihat kedatangan saya, beliau langsung berdiri menyambut dengan
wajah berseri-seri dan ungkapan-ungkapan yang menunjukkan kelapangan
dada dan keluhuran perangai beliau. Pada saat itulah saya mengenalnya
untuk yang pertama kali.
Sifat-sifat seperti ini tidak ada pada diri Al ‘Allamah K.H. Muhammad
Hasyim Asy’ari. Beliau bisa menerima bantahan dan sangkalan dengan dada
lapang. Bahkan menurut pendapat beliau, justru diskusi dan perdebatan
seperti ini dapat mengantarkan kepada titik temu dan saling memahami.
Beliau menjawab setiap percakapan dan setiap alinea pembicaraan sesuai
dengan ukuran dan kemampuan pemahaman orang yang bertanya, yang
berbicara, yang mendebat atau lawan diskusinya. Beliau misalnya tidak
pernah memberikan jawaban misalnya dengan hal-hal yang diluar
kemampuan dan pemahaman orang yang berbicara.
Seorang non muslim yang tidak percaya dengan ajaran Islam dan tidak
percaya dengan argument-argumen orang Islam, jika ia mendebat dan
mengajak diskusi, beliaupun , tidak akan berdalil dengan sesuatu yang tidak
dipercayai oleh si penanya dan si penentang, tapi beliau menyampaikan
pendapat-pendapat, bukti-bukti, dan hujjah-hujjah yang tidak dipercayai
penanya. Sehingga ketika beliau berbicara dengan orang nasrani,
mengajaknya bicara dengan ucapan-ucapan orang-orang nasrani itu sendiri.
Dan jika Berbicara dengan orang atheis (yang tak percaya agama), beliaupun
mengajaknya bicara dengan argument-argumen kaum atheis. Dengan
demikian tema pembicaraan bisa dibatasi dan lawan diskusipun merasa puas.
Kalau bukan karena keluasan pengetahuan beliau, kesabaran dan
kelapangan hati beliau, tak mungkin beliau mampu melakukan pekerjaan yang
agung ini dan memikul beban yang sangat berat.
Banyak sekali orang nasrani, orang budha, dan orang-orang yang tak
beragama, telah masuk islam di tangan beliau dan menjadi orang-orang islam
yang baik sehingga mereka memperkuat barisan kaum muslimin. Dan mereka
yang memeluk agama islam itu bukan saja banyak jumlahnya, namun mereka
adalah para tokoh pilihan yang terpelajar dan orang-orang yang memiiliki
posisi keilmuan yang tinggi di tengah-tengan masyarakat.
Setelah itu saya baru tahu, bahwa lelaki itu adalah berkebangsaan
Belanda asal Jerman. Dia seorang arsitek bangunan terkenal yang bekerja di
perusahaan pembangunan Belanda yang terkenal dengan nama “Nedam”,
dan nama lelaki itu adalah Karl Von Smith.
“Di sana ada hal penting yang ingin saya sampaikan untuk menarik
perhatian kamu dan perhatian umat Islam, bahwa buku-buku yang dijadikan
pedoman kaum orientalis jumlahnya sangat sedikit. jika mereka harus
berpegangan pada buku-buku berbahasa Arab, mereka tidak mungkin
menyerap seluruhnya. Mungkin mereka menemukan beberapa buku murahan
dan tidak bernilai, lalu mereka jadikan pegangan. Kadang-kadang seorang
orientalis menulis berdasarkan kepentingannya, dan sesuai dengan
pemahaman-pemahamannya yang bisa mendukung kepentingannya, dan
buku-buku pedoman yang mereka pelajari. Oleh sebab itu kebanyakan
peneliti itu tidak berhasil dalam penelitian mereka. Adapun para orientalis yang
mempunyai maksud-maksud tertentu, mereka ini bekerja dalam kerangka
yang sudah dikenal berdasarkan rencana-rencana yang telah dipelajari.
Mereka ini tidak ada urusan dengan kita, masalah mereka sudah jelas, telah
terbuka aibnya, dan sudah tidak ada apa-apanya lagi. Dan mereka ini orang-
orang yang sekedar melaksanakan tugas untuk melayani kepentingan negara-
negara penjajah yang memiliki wilayah-wilayah jajahan, seperti Belanda,
Inggris, Rusia, dan Perancis. Dalam hal ini, saya berpendapat, bahwa
seharusnya kaum muslimin dan pihak-pihak yang bertanggung jawab diantara
mereka, terutama mereka yang mahir dan lancer berbahasa asing, hendakah
menerjemahkan buku-buku pustaka Islam dan buku-buku islam yang penting
lainnya ke dalam berbagai bahasa, sehingga dapat mempermudah bagi
mahasiswa atau peneliti atau orientalis yang tidak menguasai bahasa Arab
bisa mendapatkan buku-buku yang bisa difahami dengan bahasa mereka,
sehingga di saat itu tidak ada alasan bagi mereka. Maka yang paling
bertanggung di dalam keteledoran ini adalah kita sendiri umat Islam. Karena
kita menganggap remeh dan tidak melakukan kewajiban kita terhadap agama
dan penyiarannya kepada mereka yang tidak memahami bahasa Arab,
sebagaimana kita dituntut oleh dakwah Islam agar kita lebih bijaksana dalam
berdakwah dan menyampaikan nasehat yang baik”.
“Ketika saya meminta pendapat beliau tentang niat dan keinginan saya
untuk memeluk Islam, beliau menjawab : “Kamu bebas untuk memilih agama
yang kamu suka dan kamu ridhai untuk dirimu. Kamu telah memahami Islam,
maka pilihlah untuk dirimu keyakinan ( akidah ) dan agama yang kamu
percayai dengan syarat keimanan dan akidah ini berdasarkan atas ilmu,
pengertian dan kesadaran dan keyakinan setelah mempelajarinya.
“Inilah pembicaraan antara saya dengan insinyur Karl Von Smith. Dia
dilahirkan di kota Hannover, Jerman tahun 1902, dia belajar di sekolah dasar
di Jerman, kemudian ayahnya pindah ke Belanda karena kondisi pekerjaan
dan mata pencaharian dan tinggal di kota Delf di Holland. Dia belajar teknik
pembangunan di Universitas Leiden dan lulus dengan predikat baik sekali
pada tahun 1925. Kemudian setelah ayahnya wafat, dia merintis jalan
kehidupannya dan masuk kerja di Kementrian Dalam Negeri Belanda.
Kemudian bergabung dengan perusahaan konstruksi bangunan Belanda yang
terkenal dengan bnama “Nedam”, dan dia tunjukkan kemampuan kerjanya
sehingga namanya menjadi sangat populer. Kemudian perusahaan
mengirimnya ke Indonesia pada tahun 1929 dan berpindah-pindah ke
berbagai kota sampai akhirnya menetap di Surabaya, Jawa Timur. Dari sinilah
bermulanya hidayah dan taufiq menuntunnya kepada kebaikan, ketika terjadi
peristiwa yang bermula dari kuli bangunan yang menggunakan waktu
istirahatnya untuk bersuci dan melakukan shalat, dan yang menyebabkan
pertemuannya dengan Al ‘Allamah K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari, pekerja
kuli itu tidak mampu menjelaskan kepada insinyur ini tentang apa yang dia
lakukan dalam melaksanakan kewajiban agamanya, lalu menyarankannya
untuk menemui Al ‘Allamah K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari, tahun 1931.
Saya bertanya kepadanya, bagaimana perasaannya setelah memeluk
agama Islam ? Dia menjawab, bahwa dia memeluk agama Islam tidak lebih
dari kebanyakan orang awam. Dia sekarang menemukan ketenangan hati dan
merasa kemantan jiwa, dan merasakan kedamaian yang sempurna, dan
mengetahui bagaimana cara menyembah Allah yang benar, serta bagaimana
cara bersyukur kepada Tuhan atas segala anugerah-Nya yang tak pernah
berakhir.
Dalam perjalanan saya ke Jerman bulan Juli tahun 1965, saya mencari-
cari dia dan menanyakan dirinya sampai akhirnya saya bisa bertemu
dengannya. Ternyata dia tinggal di kawasan yang indah dan tetap menekuni
profesinyanya sebagai insinyur, disamping sibuk dengan kegiatan dakwahnya
mengajak kaumnya kepada Islam. Dia tetap menjaga kewajiban menunaikan
shalat pada waktunya, dan sering belajar dengan da’i islam Sayyid Husein al-
Bahasyti dan direktur Islamic Centre di Hamburg.
Karl Von Smith adalah salah seorang da’i Islam yang mampu
mendekatkan jama’ahnya yang banyak dan kaumnya kepada pemahaman
Islam dan lingkungan Islam. Sebagian dari mereka telah mendapat hidayah
dan memeluk Islam setelah meyakini secara benar bahwa Islam adalah
agama yang lurus.
UKHUWAH ISLAMIYAH
( PERSAUDARAAN ISLAM )
Dan putra beliau, Abdul Wahid, dia adalah salah satu dari Sembilan
orang yang menanda tangani piagam Jakarta untuk kemerdekaan yang
sangat populer. Dia memimpin partai Nahdatul Ulama dan menduduki
beberapa jabatan kementrian di dalam pemerintahan Republik Indonesia,
diantaranya adalah kementerian urusan agama. Dan dia juga penulis, penyair,
sastrawan, dan orator ulung. Di antara pidato-pidatonya yang disampaikan
tanpa teks di suatu pertemuan besar, adalah pidato yang panjang yang isinya
antara lain :
“Atas dasar ini, perang yang kita proklamirkan melawan kaum penjajah
merupakan perang agama. Perang di jalan Islam dan agama Islam. Betapa
pun besarnya perbedaan dan selisih antara persenjataan yang kita miliki
dengan persenjataan yang dimiliki angkatan perang penjajah, baik dari segi
jumlahnya maupun perbekalannya.
Ketakaburan mereka yang ingkar ini tak hanya pada penafian mereka
terhadap pertolongan Allah dan pengaruhnya yang aktif dalam keberhasilan
dan kemenangan kita atas kaum penjajah, tapi juga pada sikap kemunafikan
mereka di saat-saat agresi militer pertama dan kedua.
Inilah cuplikan dari pidato Ustadz Abdul Wahid Hasyim. Dia memang
banyak mirip dengan ayahnya dalam keluhuran budinya; terutama dalam
semangat pidatonya, kefasihannya dan kemampuannya dalam
mengungkapkan isi pidatonya. Dia memiliki keistimewaan sebagaimana
ayahnya yang tenang dan sabar.
- SELESAI -
DAFTAR ISI
Halaman
1. PENDAHULUAN ……………………………………………… 4
2. Al ‘Allamah Al Mujahid, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari … 6
3. Setelah peristiwa penyerangan ………………………………. 8
4. Cita-cita Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari ……. 9
5. Periode baru …………………………………………………….. 10
6. Keluarga Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari …… 11
7. Kehidupan Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari … 12
8. Di masa penjajahan Jepang …………………………………… 14
9. Perlawanan bersenjata ………………………………………… 15
10. Pribadi Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari ……… 16
11. Guru-guru dan teman-teman Al ‘Allamah, K.H. Muhammad
Hasyim Asy’ari …………………………………………………… 19
12. Ikrar janji Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari …… 20
13. Menepati Ikrar janji ……………………………………………… 22
14. Hubungan Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari …. 24
15. Perpustakaan Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari.. 26
16. Akhlak Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari ……… 27
17. Awal perkenalan saya dengan Al ‘Allamah, K.H. Muhammad
Hasyim Asy’ari …………………………………………………… 30
18. Bersama Insinyur Karl Von Smith …………………………….. 33
19. Al Ukhuwah Al Islamiyah ( persaudaraan Islam ) …………… 40
20. Wafatnya Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari …… 42
21. Putera-putera Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari .. 43
22. Buku ini …………………………………………………………… 47
PERCETAKAN
SYIARCO
AIN AL RAMANAH
TELPON : 286832
BUKU INI