KIYAI PEJUANG
OLEH :
PENERBIT
DAAR EL SHODIQ
BEIRUT
1
Cetakan Pertama
1391 H. / 1971 M.
2
بسم هللا الرمحن الرحيم
.حو ان ِ
]22 /[اجملادلة ُ ال ُْم ْفل
"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan
hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu
bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun
keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah
menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan
mereka dengan pertolongan[1462] yang datang daripada-Nya.
Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha
terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap
(limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan
yang beruntung".
ص ِادقُو ا
]15/ن [احلجرات ال ه ِيل ه
اَّلل أُولائِ ا
ك ُه ُم ِ ِاوأانْ ُف ِس ِه ْم ِِف اسب
3
PENDAHULUAN
Ini adalah buku seri riwayat hidup para tokoh dan
pahlawan muslimin di Indonesia yang menggambarkan tahapan-
tahapan perjuangan mereka, memuat uraian ringkas tentang
kiprah dan sejarah kehidupan mereka, dan aspek-aspek yang
mewarnai perjalanan hidup mereka, serta peristiwa-pwristiwa
penting yang berkenaan dengan usaha perjuangan mereka.
Bagi setiap tokoh dan pahlawan, saya susun dalam satu
buku khusus dengan uraian yang tajam, dan saya tulis juga
biografinya secara ringkas. Dalam buku ini saya sengaja hanya
menulis para tokoh yang telah meninggal,semoga Allah meridlai
mereka, dan saya tidak menulis tentang mereka yang masih
hidup, karena perjuangan serta kiprah mereka yang masih hidup
ini masih sedang berlangsung, yang kemungkinan mereka akan
melakukan kiprah-kiprah yang besar di kemudian hari.
Diantara buku seri “Riwayat hidup para tokoh dan
pahlawan muslimin di Indonesia” yang telah saya selesaikan
penulisannya sampai sekarang ada 16 belas buku, yaitu :
1- Pejuang dan pahlawan Pangeran Diponegoro.
2- Sultan Hasanuddin.
3- Pahlawan Imam Bonjol, Sayyid Muhammad bin Syihab.
4- Pahlawan Sunan Ampel.
5- Al Allamah Sulaiman Ar-Rasuli.
6- Pejuang wanita Tjut Nyak Din.
7- Sayyid Ali bin Ahmad Syihab.
8- Haji Umar Said Tjokro Aminoto.
9- Sayyid Muhammad bin Aqil.
10- Haji Ahmad Dahlan.
11- Failasuf Abdullah bin Alawi Al-Attas.
12- Al Allamah Abdul Wahid Hasyim.
13- Da’i Islam Malik Ibrahim.
14- Sayyid Aqil Al Jufri.
15- Syarif Hidayatullah, Pembangun Ibukota Indonesia, Jakarta.
16- Al Allamah Muhammad Hasyim Asy’ari, yaitu tokoh yang
sedang saya tulis dalam buku ini.
4
Buku-buku ini bukan merupakan penelitian sejarah atau
kajian ilmiah, melainkan hanya penuturan peristiwa-peristiwa
secara sederhana, yang menguraikan beberapa sisi penting
yang dialami oleh tokoh tersebut, dan terkadang saya juga
memaparkan sisi lingkungan hidup dan masa yang dialaminya.
sehingga pembaca diharapkan dapat tersentuh dengan
peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh tersebut, dan dapat
melihat hakekat yang terjadi dengan sesungguhnya
sebagaimana yang yang dialami sejarah di di daerah tersebut.
Dan saya berusaha meneliti secara detail dengan
mencantumkan data-data, dan menuliskan peristiwa-peristiwa
dan kejadian-kejadian yang sebenarnya, dan saya berusaha
menghindari dari uraian yang berlebihan yang tidak masuk akal,
atau yang tidak memenuhi persyaratan penulisan sejarah, dan
tidak seperti apa yang dirasakan perasaan. Agar buku biografi ini
bersih, semata-mata menampilkan kebenaran, dan kejujuran
dalam hidup tokoh yang diriwayatkan, serta sebagai khidmah
terhadap sejarah.
Penulis,
Muhammad Asad Syihab
1971
5
AL’ALLAMAH AL MUJAHID,
K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
1287 – 1366 H
Mungkin tidak pernah terlintas di benak kita, bahwa pemimpin islam yang
agung ini, - peletak batu pembangunan kemerdekaan Indonesia, dan berani
mengibarkan bendera perjuangan dengan ucapan dan perbuatan, dengan
senjata yang sangat sederhana, namun mampu mengguncang pilar-pilar
penjajahan Belanda -. Beliau adalah salah seorang diantara mereka yang
pernah menuntut ilmu di tanah suci Makkah Al Mukarramah pada tahun 1308 H
dan bermukim di sana selama beberapa tahun. Beliau menerima ilmu dari para
guru yang alim, dan para tokoh kiyai yang terkemuka di masa itu. Kemudian
beliau sempat mengajar beberapa saat di tanah suci Makkah ketika itu, dan
pengajarannya diikuti oleh banyak pelajar yang datang dari Asia selatan : dari
Burma, Siam, Malaysia, Indonesia dan lain-lainnya.
Guru agung Muhammad Hasyim Asy’ari pulang dari Haramain Asy
Syarifain ( Makkah dan Madinah ) ke tanah air, tidak membawa title-titel
pendidikan besar yang kosong, tidak pula membawa harta yang melimpah,
karena harta merupakan sampah dunia, akan tetapi beliau pulang dengan
membawa di dadanya ilmu yang bermanfaat untuk diajarkan kepada putera-
putera tanah airnya, dan untuk membangun bangsanya, membimbingnya,
mendidiknya,, dan mengisi jiwa mereka dengan ruh Islam.
Al Ustadz Muhammad Hasyim Asy’ari kembali dari pusat Islam
membawa ajaran-ajaran Islam ke tanah airnya, dan setelah sampai di tanah air,
beliau mengembangkan pengajaran,pendidikan, dan kebudayaan, dan
mendirikan pondok-Pondok Pesantren dan madrasah-madrasah, disamping
membentuk organisasi pemuda untuk memanggul senjata dalam rangka
berjuang melawan penjajah Belanda dan merebut kemerdekaan. Al ‘Allamah
Muhammad Hasyim Asy’ari berkata :”Tidak ada kebaikan bagi suatu bangsa
jika generasinya bodoh, dan tidak akan bisa mereformasi suatu bangsa kecuali
dengan ilmu pengetahuan”.
6
Pada tahun 1314 H, yaitu tahun kembalinya Al ‘Allamah K.H.Muhammad
Hasyim Asy’ari dari tanah suci, beliau langsung menuju medan pengajaran dan
pendidikan di ditempat beliau diididik dan dibesarkan. Lalu beliau memegang
kantor “Al Ma’had Al Ilmi/pondok keilmuan” yang didirikan oleh ayahmy,
kemudian beliau membuat organisasi-organisasi dan meluaskan pondoknya.
Pondok Pesantren ini terletak di sekitar desa Tebu Ireng, dekat kota
Jombang Jawa Timur.
Pada tahun 1317 H, pada tanggal pendiriannya, kaum muslimin
merayakan Pesantren baru, yaitu pesantren Tebu Ireng yang menjadi batu
pertama untuk mencetak kiyai-kiyai besar dan merupakan salah satu menara
ilmu pengetahuan dan perjuangan.
Ketika Al ‘Allamah K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari melakukan kegiatan
Pondok Pesantren ini, banyak menghadapi tantangan dan rintangan. Namun
beliau tetap gigih dalam menghadapi segala kesulitan dan hambatan yang
datang dari pemerintah penjajah Belanda yang hanya ingin melihat kaum
muslimin dalam posisi terbelakang, sehingga tidak ada perlawanan
terhadapnya pemerintahan penjajah. Namun ketika pemerintahan Belanda ini
gagal dalam menghalangi usaha-usaha Al ‘Allamah K.H.Muhammad Hasyim
Asy’ari ,pemerintah Belanda mulai menggunakan kekuatan militernya dan
melakukan kekerasan. Mereka mulai mengirim pasukan angkatan bersenjata
mereka untuk menguasai pesantren Tebu Ireng, dan berusaha menghancurkan
serta merusak apa saja yang ada di dalamnya untuk menciptakan kerugian-
kerugian material terhadap Pondok, dan pasukan penyerangan saat itu juga
berusaha untuk membunuh atau menculik Al ‘Allamah K.H.Muhammad Hasyim
Asy’ari. Oleh karena itu, maka terjadilah perlawanan berdarah antara militer
Belanda dengan para santeri dan guru yang mempertahankan pesantren dan
menjaga keselamatan Al ‘Allamah K.H.Muhammad Hasyim Asy’ari. Dan
pasukan belanda yang menyerang Pondok Pesantren Tebu Ireng ini berusaha
menyebarkan berbagai dalih dan tuduhan untuk membenarkan perbuatan
mereka. Mereka menuduh bahwa, Pesantren ini merupakan pusat para
perusuh, pemberontak, dan orang-orang Islam bergaris keras.
7
SETELAH PERISTIWA PENYERANGAN
8
CITA-CITA
AL ‘ALLAMAH K.H.MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
9
PERIODE BARU
10
KELUARGA
AL ‘ALLAMAH K.H.MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
11
KEHIDUPAN
AL ‘ALLAMAH K.H.MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
12
tentang wajibnya jihad dengan kekuatan yang ada untuk merebut kemerdekaan
dari kaum penjajah.
13
DI MASA PENJAJAHAN JEPANG
14
PERLAWANAN BERSENJATA
Dan masih ada lagi kelompok lain dengan nama “Mujahidin”, sebuah
kelompok pasukan penyerang berani mati, dengan semboyan “Walladziina
jaahadu fiina lanahdiyanahum subulana / dan mereka yang berjuang di jalan-
Ku, sungguh Aku pasti akan tunjukkan mereka kepada jalan-jalan-Ku”.
3 Lihat buku saya “Shofahaat min taariikhi Indonesia Al Mu’ashir/ lembaran-lembaran sejarah
Indonesia masa kini”.
15
PRIBADI
AL ‘ALLAMAH K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
16
tanpa basa basi. Beliau adalah salah satu dari sepuluh pemimpin besar
Indonesia terkemuka, kemudian dipilih empat pemimpin terbaik dari sepuluh itu,
ternyata beliau adalah termasuk dari yang empat tersebut. Bahkan pendapat
mayoritas lebih mengedepankan beliau diatas yang lain.
Saya telah menyaksikan para peziarah, para tamu, dan para utusan
berdatangan kepada beliau secara berombongan tanpa ada putusnya. Dan
saya lihat diantara mereka ada yang tinggal beberapa hari bahkan beberapa
minggu. Majlis ta’lim beliau bisanya diadakan pada waktu dhuha dan
berlangsung hingga waktu dhuhur. Di waktu sore, beliau menerima para tamu
yang datang dari daerah-daerah jauh untuk bertemu secara pribadi, atau
meminta nasihat dan pendapat.
Di sore hari Jum’at, saya melihat ada rombongan tamu lain juga, tapi kali
ini terdiri kaum muslimat dari ujung daerah Jawa Timur. Setelah diterima dan
berbincang-bincang, ketua rombongan muslimat itu menyerahkan sejumlah
17
yang cukup besar dari kumpulan dana amal shaleh yang mereka
mengumpulkan selama bulan Ramadhan yang yang telah silam.
18
GURU-GURU DAN TEMAN-TEMAN
AL ‘ALLAMAH K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
SEMASA BELAJAR
Dengan para guru dan kawan-kawan beliau yang telah menjadi kiyai dan
pemimpin, beliau terus berhubungan melalui surat-menyurat hingga akhir
hayatnya.
19
IKRAR JANJI
AL ‘ALLAMAH K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
Kaum muslimin DI masa itu kondisi mereka sangat lemah dan terjajah,
terbelenggu di bawah perbudakan. India, Malaysia, Burma, Borneo utara,
semuanya dijajah Inggris. Indonesia dijajah Belanda. Kepulauan Timor dijajah
Portugal. Negara-negara Afrika terkoyak-koyak dan terbagi-bagi menjadi milik
beberapa Negara. Negeri-negeri Asia Tengah : Bukhara, Turkistan, Kaukasus,
al-Karim dan lain-lainnya menghadapi perang berat dari kekaisaran Rusia yang
ingin menaklukkan dan menjajahnya. Sedangkan bangsa-bangsa Islam yang
lain secara umum lemah. Sementara dinasti Utsmaniyah di Turki kondisi
semakin lemah dan merosot sampai pada batas terendah karena pengepungan
dan tekanan dari Negara-negara Eropa. Sedemikian lemahnya hingga dinasti
Utsmaniyah tak mampu melawan pemberontakan-pemberontakan dari negera-
negera yang berada di bawah kekuasannya. Negera-negera ini satu persatu
terlepas. Kemudian beramai-ramai melawan Turki dengan bantuan Negara-
negara Barat yang memasoknya dengan senjata, perlengkapan dan personel.
20
mendapatkan ridla Allah Ta’ala tanpa mengharapkan harta, kedudukan,
ataupun jabatan bagi diri sendiri.
21
MENEPATI IKRAR JANJI
Akan tetapi keadaan pada masa itu tidak memungkinkan mereka untuk
meninggalkan tugas-tugas menyebarkan dakwah islam di tanah suci. Jika
mereka harus meninggalkannya, maka akan terjadi kekosongan yang besar;
lagi pula perhimpunan besar para pelajar yang datang dari India, Bukhara,
Turki, dan Negara-negara Asia Selatan ini akan terceai-berai dan berantakan.
Masalah yang kedua adalah, bahwa dakwah ini harus merata di seluruh wilayah
di Asia, Afrika, dan lain-lainnya dan tidak terbatas hanya disatu wilayah seperti
Indonesia misalnya.
Setelah beliau, tugas ini dipikul oleh puteranya, Abdul Wahid Hasyim,
yang mengikuti jejak ayahnya dan melanjutkan perjuangannya. Dan dalam
setiap kesempatan, putera beliau ini selalu mengingatkan kondisi kaum
muslimin yang tertindas di Afrika, Asia, Turkistan, Kaukasus, Bukhara, dan
negeri-negeri Asia tengah lainnya
22
HUBUNGAN
AL ‘ALLAMAH K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
23
Pawai-pawai besar Islam dan pertemuan-pertemuan umum yang sering
beliau adakan untuk memperlihat solidaritas dan dukungan kepada pejuang-
pejuang Arab Maroko, Siria dan Palestina, juga sebagai unjuk rasa
kesetiakawanan terhadap saudara-saudara mereka para pejuang di negeri-
negeri itu, ketika Indonesia sendiri pada saat itu masih terpuruk di bawah
penjajahan Belanda.
24
PERPUSTAKAAN
AL ‘ALLAMAH K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
Dan banyak sekali para peneliti dan para pelajar yang berkunjung ke
perpustakaan beliau mencari rujukan suatu tema penelitian untuk menulis
menulis penelitian ilmiahnya.4
4 Kami tidak tahu apa yang terjadi terhadap buku-buku ini sekarang, setelah melewati waktu lebih dari
seperempat abad dari wafatnya putera beliau, al marhum K.H. Abdul Wahid Hasyim. Dikatakan,
bahwa sebagian besar dari buku-buku yang sangat berharga ini telah hilang.
25
AKHLAK
AL ‘ALLAMAH K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
“Beliau adalah orang yang tenang, sangat sabar, dan tidak keburu-buru,
menghadapi segala permasalahan dengan dada yang lapang, tidak pernah
terbawa perasaan. Oleh karena itu beliau mampu memecahkan masalah-
masalah yang berat, sekalipun dalam situasi yang sulit, dengan pemecahan
yang sukses. Beliau banyak bekerja, tetapi beliau melakukan pekerjaanya
dengan penuh sabar dan tenang. Saya sendiri sangat heran bagaimana beliau
mampu menguasai perasaannya dalam situasi yang sangat sulit. Apabila
seseorang sedang berbicara kepada beliau, beliau mendengarkannya dengan
seksama, tidak menentangnya. Setelah orang tersebut selesai bicara, baru
beliau menjawabnya. Permasalahan demi permasalahan, beliau
menanggapinya dengan jawaban yang sesuai. Dan setiap ada pertanyaan
beliau selalu menjawabnya. Dan beliau tidak pernah mengumbar pembicaraan
sampai keluar dari masalah yang sedang dibicarakan, atau tidak mencabang-
26
cabangkan pembicaraan, atau keluar dari pokok bahasan, akan tetapi cukup
menyampaikan secara rinci dengan penjelasan yang memuaskan dan
menenangkan pendengarnya.
27
kehendaknya terhadap orang lain, atau ditakuti oleh orang-orang karena
kekuatannya. Di tangannya hanya ada niat yang tulus, tidak memiliki apa-apa
selain keikhlasannya untuk agamanya, tanah airnya, dan bangsanya, dan
karena itulah beliau berjuang.
28
AWAL PERKENALAN SAYA
DENGAN
AL ‘ALLAMAH K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
Untuk yang pertama kali saya bertemu, ketika saya mengunjungi beliau
di kediaman beliau tanpa di dahulu dengan perjanjian sebelumnya. Ketika
beliau melihat kedatangan saya, beliau langsung berdiri menyambut dengan
wajah berseri-seri dan ungkapan-ungkapan yang menunjukkan kelapangan
dada dan keluhuran perangai beliau. Pada saat itulah saya mengenalnya untuk
yang pertama kali.
29
bersemangat di dalam pembicaraannya; sampai-sampai ada diantara mereka
yang kehilangan keseimbangan karena terbawa oleh perasaannya, sehingga
tidak mampu menguasai dirinya.
Sifat-sifat seperti ini tidak ada pada diri Al ‘Allamah K.H. Muhammad
Hasyim Asy’ari. Beliau bisa menerima bantahan dan sangkalan dengan dada
lapang. Bahkan menurut pendapat beliau, justru diskusi dan perdebatan seperti
ini dapat mengantarkan kepada titik temu dan saling memahami. Beliau
menjawab setiap percakapan dan setiap alinea pembicaraan sesuai dengan
ukuran dan kemampuan pemahaman orang yang bertanya, yang berbicara,
yang mendebat atau lawan diskusinya. Beliau misalnya tidak pernah
memberikan jawaban misalnya dengan hal-hal yang diluar kemampuan dan
pemahaman orang yang berbicara.
Seorang non muslim yang tidak percaya dengan ajaran Islam dan tidak
percaya dengan argument-argumen orang Islam, jika ia mendebat dan
mengajak diskusi, beliaupun , tidak akan berdalil dengan sesuatu yang tidak
dipercayai oleh si penanya dan si penentang, tapi beliau menyampaikan
pendapat-pendapat, bukti-bukti, dan hujjah-hujjah yang tidak dipercayai
penanya. Sehingga ketika beliau berbicara dengan orang nasrani,
mengajaknya bicara dengan ucapan-ucapan orang-orang nasrani itu sendiri.
Dan jika Berbicara dengan orang atheis (yang tak percaya agama), beliaupun
mengajaknya bicara dengan argument-argumen kaum atheis. Dengan
demikian tema pembicaraan bisa dibatasi dan lawan diskusipun merasa puas.
Kalau bukan karena keluasan pengetahuan beliau, kesabaran dan kelapangan
hati beliau, tak mungkin beliau mampu melakukan pekerjaan yang agung ini
dan memikul beban yang sangat berat.
Banyak sekali orang nasrani, orang budha, dan orang-orang yang tak
beragama, telah masuk islam di tangan beliau dan menjadi orang-orang islam
yang baik sehingga mereka memperkuat barisan kaum muslimin. Dan mereka
yang memeluk agama islam itu bukan saja banyak jumlahnya, namun mereka
adalah para tokoh pilihan yang terpelajar dan orang-orang yang memiiliki posisi
keilmuan yang tinggi di tengah-tengan masyarakat.
30
Suatu saat saya pernah berada di majlisnya Al ‘Allamah K.H. Muhammad
Hasyim Asy’ari, tiba-tiba datang seorang lelaki asing yang menurut perkiraan
saya, seorang laki-laki sekitar umur 35 tahun dengan kulit dan rambut pirang,
menunjukkan bahwa dia adalah orang Eropa. Saya heran bagaimana mungkin
seorang penjajah Belanda datang kepada beliau. Kekhawatiran dan rasa was-
was mulai mengganggu perasaan tentang keselamatan Al ‘Allamah K.H.
Muhammad Hasyim Asy’ari dan posisinya, dengan keberadaan orang Eropa ini.
Setelah itu saya baru tahu, bahwa lelaki itu adalah berkebangsaan
Belanda asal Jerman. Dia seorang arsitek bangunan terkenal yang bekerja di
perusahaan pembangunan Belanda yang terkenal dengan nama “Nedam”, dan
nama lelaki itu adalah Karl Von Smith.
31
BERSAMA INSINYUR
KARL VON SMITH
32
muslim Eropa adalah orientalis, mata-mata terhadap kaum muslimin. Oleh
karena itu kaum muslimin dari Asia dan Afrika tidak mau memanfaatkan
saudara-saudara muslimin dari Eropa. Rasa persaudaraan islam yang tidak
menyeluruh dan belum benar-benar terwujud, disebabkan oleh semacam
trauma yang akut ini. Oleh karena itu saya mempertimbangkannya untuk
menghindari segala sesuatu yang bisa menimbulkan keraguan, dan cukuplah
dengan satu hal yang ingin saya lakukan. Setelah saya kembali nanti ke negeri
saya dan bermukim di salah satu kota di Eropa dan setelah saya dan keluarga
saya menunaikan ibadah haji, saya akan melakukan dakwah islam dan
mengajak bangsa saya kepada islam tanpa ribut-ribut, sebagai khidmah saya
kepada agama Islam. Dakwah ini akan saya lakukan di daerah-daerah non
Islam dengan segala usaha yang dapat saya lakukan. Dengan harapan semoga
Allah dan Rasul-Nya meridlainya. Itu saja.”
“Di sana ada hal penting yang ingin saya sampaikan untuk menarik
perhatian kamu dan perhatian umat Islam, bahwa buku-buku yang dijadikan
pedoman kaum orientalis jumlahnya sangat sedikit. jika mereka harus
berpegangan pada buku-buku berbahasa Arab, mereka tidak mungkin
menyerap seluruhnya. Mungkin mereka menemukan beberapa buku murahan
dan tidak bernilai, lalu mereka jadikan pegangan. Kadang-kadang seorang
orientalis menulis berdasarkan kepentingannya, dan sesuai dengan
pemahaman-pemahamannya yang bisa mendukung kepentingannya, dan
buku-buku pedoman yang mereka pelajari. Oleh sebab itu kebanyakan peneliti
itu tidak berhasil dalam penelitian mereka. Adapun para orientalis yang
mempunyai maksud-maksud tertentu, mereka ini bekerja dalam kerangka yang
sudah dikenal berdasarkan rencana-rencana yang telah dipelajari. Mereka ini
tidak ada urusan dengan kita, masalah mereka sudah jelas, telah terbuka
33
aibnya, dan sudah tidak ada apa-apanya lagi. Dan mereka ini orang-orang yang
sekedar melaksanakan tugas untuk melayani kepentingan negara-negara
penjajah yang memiliki wilayah-wilayah jajahan, seperti Belanda, Inggris, Rusia,
dan Perancis. Dalam hal ini, saya berpendapat, bahwa seharusnya kaum
muslimin dan pihak-pihak yang bertanggung jawab diantara mereka, terutama
mereka yang mahir dan lancer berbahasa asing, hendakah menerjemahkan
buku-buku pustaka Islam dan buku-buku islam yang penting lainnya ke dalam
berbagai bahasa, sehingga dapat mempermudah bagi mahasiswa atau peneliti
atau orientalis yang tidak menguasai bahasa Arab bisa mendapatkan buku-
buku yang bisa difahami dengan bahasa mereka, sehingga di saat itu tidak ada
alasan bagi mereka. Maka yang paling bertanggung di dalam keteledoran ini
adalah kita sendiri umat Islam. Karena kita menganggap remeh dan tidak
melakukan kewajiban kita terhadap agama dan penyiarannya kepada mereka
yang tidak memahami bahasa Arab, sebagaimana kita dituntut oleh dakwah
Islam agar kita lebih bijaksana dalam berdakwah dan menyampaikan nasehat
yang baik”.
34
Kemudian insinyur berkebangsaan Belanda ini melanjutkan
pembicaraanya : “Al ‘Allamah K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari telah
memahamkan kepada saya tentang Islam dari buku-buku yang pernah saya
baca dan dari agama nasrani yang pernah saya peluk. Beliau sama sekali tidak
pernah menyampaikan kepada saya nash-nash Al-Qur’an atau sabda-sabda
Rasulullah –saw- atau dari buku-buku kaum muslimin. Karena beliau tahu,
bahwa saya ketika itu belum beriman dan tidak percaya kecuali kepada apa
yang saya imani, sehingga beliau tidak mengemukakan kepada saya sesuatu
yang tidak saya percayai. Akan tetapi ketika saya sudah merasa puas dan dapat
menerima Islam setelah berkomunikasi yang cukup lama dengan beliau,
berlangsung selama 10 bulan, beliau baru mulai menyampaikan sedikit dari
ayat-ayat Al Qur’an dan hadits-hadits Nabi saw yang penuh dengan mutiara
hikmah dan nasehat-nasehat. Sungguh benar-benar tertarik mendengar ayat-
ayat Al Qur’an, dan kagum dengan ketinggian makna-maknanya, sehingga
saya sangat merindukan untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang ayat-ayat
Al Qur’an.”
“Ketika saya meminta pendapat beliau tentang niat dan keinginan saya
untuk memeluk Islam, beliau menjawab : “Kamu bebas untuk memilih agama
yang kamu suka dan kamu ridhai untuk dirimu. Kamu telah memahami Islam,
maka pilihlah untuk dirimu keyakinan ( akidah ) dan agama yang kamu percayai
dengan syarat keimanan dan akidah ini berdasarkan atas ilmu, pengertian dan
kesadaran dan keyakinan setelah mempelajarinya.
35
saksi yang telah menyambut saya, dan setelah itu memeluk saya dengan
pelukan seorang saudara yang telah lama hilang. Mereka katakana kepada
saya : “Mulai sekarang kamu telah menjadi saudara dekat kami “.
“Inilah pembicaraan antara saya dengan insinyur Karl Von Smith. Dia
dilahirkan di kota Hannover, Jerman tahun 1902, dia belajar di sekolah dasar di
Jerman, kemudian ayahnya pindah ke Belanda karena kondisi pekerjaan dan
mata pencaharian dan tinggal di kota Delf di Holland. Dia belajar teknik
pembangunan di Universitas Leiden dan lulus dengan predikat baik sekali pada
tahun 1925. Kemudian setelah ayahnya wafat, dia merintis jalan kehidupannya
dan masuk kerja di Kementrian Dalam Negeri Belanda. Kemudian bergabung
dengan perusahaan konstruksi bangunan Belanda yang terkenal dengan
bnama “Nedam”, dan dia tunjukkan kemampuan kerjanya sehingga namanya
menjadi sangat populer. Kemudian perusahaan mengirimnya ke Indonesia
pada tahun 1929 dan berpindah-pindah ke berbagai kota sampai akhirnya
menetap di Surabaya, Jawa Timur. Dari sinilah bermulanya hidayah dan taufiq
menuntunnya kepada kebaikan, ketika terjadi peristiwa yang bermula dari kuli
bangunan yang menggunakan waktu istirahatnya untuk bersuci dan melakukan
shalat, dan yang menyebabkan pertemuannya dengan Al ‘Allamah K.H.
Muhammad Hasyim Asy’ari, pekerja kuli itu tidak mampu menjelaskan kepada
insinyur ini tentang apa yang dia lakukan dalam melaksanakan kewajiban
agamanya, lalu menyarankannya untuk menemui Al ‘Allamah K.H. Muhammad
Hasyim Asy’ari, tahun 1931.
36
kebanyakan orang awam. Dia sekarang menemukan ketenangan hati dan
merasa kemantan jiwa, dan merasakan kedamaian yang sempurna, dan
mengetahui bagaimana cara menyembah Allah yang benar, serta bagaimana
cara bersyukur kepada Tuhan atas segala anugerah-Nya yang tak pernah
berakhir.
Dalam perjalanan saya ke Jerman bulan Juli tahun 1965, saya mencari-
cari dia dan menanyakan dirinya sampai akhirnya saya bisa bertemu
dengannya. Ternyata dia tinggal di kawasan yang indah dan tetap menekuni
profesinyanya sebagai insinyur, disamping sibuk dengan kegiatan dakwahnya
mengajak kaumnya kepada Islam. Dia tetap menjaga kewajiban menunaikan
37
shalat pada waktunya, dan sering belajar dengan da’i islam Sayyid Husein al-
Bahasyti dan direktur Islamic Centre di Hamburg.
Karl Von Smith adalah salah seorang da’i Islam yang mampu
mendekatkan jama’ahnya yang banyak dan kaumnya kepada pemahaman
Islam dan lingkungan Islam. Sebagian dari mereka telah mendapat hidayah dan
memeluk Islam setelah meyakini secara benar bahwa Islam adalah agama yang
lurus.
38
UKHUWAH ISLAMIYAH
( PERSAUDARAAN ISLAM )
Dengan motivasi agama ini, ketika beliau melihat perpecahan umat Islam
menjadi banyak organisasi dan perkumpulan, dan tidak ada pemersatu yang
menyatukan mereka, beliau berpikir untuk menyatukan organisasi-organisasi
dan perkumpulan itu kedalam satu wadah, agar menjadi satu front pembela
Islam. Dan atas dasar ini beliau terus berusaha merealisasikan tujuannya
sampai beliau berhasil.
39
khilafiah madzhabiah dan masalah-masalah furu’iyah yang tidak prinsip, tidak
boleh dijadikan alasan untuk memecah belah persatuan umat Islam dalam
keadaan apapun. Sesungguhnya masalah yang diperselisihkan itu adalah
masalah yang sepele “.
40
WAFATNYA
AL ‘ALLAMAH K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
41
PUTRA-PUTRA
AL ‘ALLAMAH K.H. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARI
Dan putra beliau, Abdul Wahid, dia adalah salah satu dari Sembilan
orang yang menanda tangani piagam Jakarta untuk kemerdekaan yang sangat
populer. Dia memimpin partai Nahdatul Ulama dan menduduki beberapa
jabatan kementrian di dalam pemerintahan Republik Indonesia, diantaranya
adalah kementerian urusan agama. Dan dia juga penulis, penyair, sastrawan,
dan orator ulung. Di antara pidato-pidatonya yang disampaikan tanpa teks di
suatu pertemuan besar, adalah pidato yang panjang yang isinya antara lain :
42
“Atas dasar ini, perang yang kita proklamirkan melawan kaum penjajah
merupakan perang agama. Perang di jalan Islam dan agama Islam. Betapa pun
besarnya perbedaan dan selisih antara persenjataan yang kita miliki dengan
persenjataan yang dimiliki angkatan perang penjajah, baik dari segi jumlahnya
maupun perbekalannya.
Ketakaburan mereka yang ingkar ini tak hanya pada penafian mereka
terhadap pertolongan Allah dan pengaruhnya yang aktif dalam keberhasilan
dan kemenangan kita atas kaum penjajah, tapi juga pada sikap kemunafikan
mereka di saat-saat agresi militer pertama dan kedua.
Inilah cuplikan dari pidato Ustadz Abdul Wahid Hasyim. Dia memang
banyak mirip dengan ayahnya dalam keluhuran budinya; terutama dalam
semangat pidatonya, kefasihannya dan kemampuannya dalam
mengungkapkan isi pidatonya. Dia memiliki keistimewaan sebagaimana
ayahnya yang tenang dan sabar.
- SELESAI –
43
DAFTAR ISI
Halaman
1. PENDAHULUAN ……………………………………………… 4
2. Al ‘Allamah Al Mujahid, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari … 6
3. Setelah peristiwa penyerangan ………………………………. 8
4. Cita-cita Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari ……. 9
5. Periode baru …………………………………………………….. 10
6. Keluarga Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari …… 11
7. Kehidupan Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari … 12
8. Di masa penjajahan Jepang …………………………………… 14
9. Perlawanan bersenjata ………………………………………… 15
10. Pribadi Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari ……… 16
11. Guru-guru dan teman-teman Al ‘Allamah, K.H. Muhammad
Hasyim Asy’ari …………………………………………………… 19
12. Ikrar janji Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari …… 20
13. Menepati Ikrar janji ……………………………………………… 22
14. Hubungan Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari …. 24
15. Perpustakaan Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari.. 26
16. Akhlak Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari ……… 27
17. Awal perkenalan saya dengan Al ‘Allamah, K.H. Muhammad
Hasyim Asy’ari …………………………………………………… 30
18. Bersama Insinyur Karl Von Smith …………………………….. 33
19. Al Ukhuwah Al Islamiyah ( persaudaraan Islam ) …………… 40
20. Wafatnya Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari …… 42
21. Putera-putera Al ‘Allamah, K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari .. 43
22. Buku ini …………………………………………………………… 47
44
PERCETAKAN
SYIARCO
AIN AL RAMANAH
TELPON : 286832
45
BUKU INI
46