Anda di halaman 1dari 9

1

LEMBAGA
MATERI TARBIYYAH
KAJIAN MANHAJ MARHALAH TAMHIDI
No. Dok : 13/MT/LKMT/01
TARBIYAH ______________________ Pokok Bahasan : Muroqobah
( LKMT) No. Kode P.B : 1.2.3.13.101
MADAH : TAZKIYAH
Jumlah Halaman : 9

I. TUJUAN UMUM

1. Melakukan proses pensucian jiwa peningkatan akhlak dan prilaku dan memiliki kebiasaan yang
islami pada individu dan masyarakaatnya.
2. Mampu mengontrol diri dengan kebebasan yang dimiliki dan menjauhi diri dari sikap berlebihan,
serta tidak mengumbar hawa nafsu hanya karena dirinya.
3. Meningkatkan kemampuan menerapkan hukum Islam dan arahannya pada diri seorang muslim
4. Mendidik pribadi muslim memilki rasa tangggungjawab yang besar serta kasih sayang kepada
manusia, memperhatikan secara adil konsep berinteraksi dengan manusia, menghormati harta secara
umum dan khusus pola hidup ekonomis dan mengembangkan harta serta menjaganya.
5. Mendidik pribadi muslim dalam melawan tradisi asing yang kering dari semangat islam pada dirinya
keluarga dan masyarakat.

II. T ujuan Teori (cognitive)


1. Menujukkan dalil dari Alquran tentang Muroqobah
2. menunjukkan dalil dari alhadits tentang Muroqobah
3. Menjelaskan keutamaan Muroqobah
4. menjelaskan hikmah Muroqobah
5. Menunjukan bahwa moral yang buruk indikasi dari lemahnya iman.
6. Menjelaskan kedudukan akhlak terpuji dalam Islam

III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik (Praktik)


1. Tidak sombong kepada manusia
2. Tidak mengumpat dengan aib manusia.
3. Tawadhu tanpa harus merasa terhina
4. bersikap lemah lembut kepada manusia .
5. Bersilaturrahmi
6. Tidak mudah mengekor (ikut-ikutan)
7. Tidak berbohong kecuali yang mubah
8. Menghindari dari mencemooh orang lain
9. Menjauhi ghibah ,mengadu domba,
10. Menghindari menghardik
11. Menghindari memperolok-olok manusia
12. Menjauhi teman yang buruk akhlak

IV. Pilihan Kegiatan

Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :


1. Kegiatan Pembuka
a. Mengkomunikasikan tujuan kajian tazkiyah
2. Kagiatan Inti:
a. Kajian tentang Muroqobah

______________________
Materi Tazkiyah Tamhidi, pb. Muroqobah
2

b. Berdikusi dan tanya jawab seputar tema kajian ( lihat tujuan Kognitif, afektif
dan psikomotor)
c. Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam
materi tersebut
3. Kegiatan Penutup:
a. Tugas mandiri (kegiatan pendukung)
b. Evaluasi

V. Kegiatan-kegiatan Pendukung (Pilihan)

1. Membaca wirid muhasabah setiap harinya


2. Mengumpulkan teman-teman untuk saling mengawasi satu dengan lainnya dalam menjauhi
kemaksiatan
3. Meluangkan waktu uuntuk mengingat bahwa Allah Maha Mengawasi
4. Berpuasa sunnah semampunya
5. Membuat pembahasan tentang tazkiyah nafs dan terdorong untuk melakukannya
6. Hendaknya memiliki aktifitas di lingkungannya dalam memotivasi kebersihan dan akhlak

VI. Sarana-sarana Evaluasi dan Mutabaah


1. Mempersiapkan soal-soal untuk didiskusikan sebegai penegasan batas pemahamannya dan
komitmennya
2. Mengumpulkan informasi yang menjelaskan komitmennya pada tazkiyyah Nafs.
3. Mengawasi komitmennya pada setiap aktivitas lainnya
4. Mengawasi ucapannya prilaku ketika ia bersentuhan dengan masyarakat
5. Memberikan sikap dengan informasi yang ada yang berhubungan dengan
akhlaknya

VII. Maroji` Tarbiyah Dzatiyah


1. Akhlak muslim Muhammad al-ghazali
2. Nuzhatl Muttaqin Syarh Riyadussolihin Mustafa al-Banna
3. As-suluk Al-Ijtimai Hasan Ayyub
4. Ihyaa ulumuddin abu hamid alghazali

VIII. MUHTAWA

Muraqabah dan Muhasabah

Muqaddimah

(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari
kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dan
Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu masih
berupa janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci.
Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa.(QS. 53:32)

______________________
Materi Tazkiyah Tamhidi, pb. Muroqobah
3

Ayat Allah SWT tersebut di atas benar-benar menyadarkan kita akan kelemahan dan
kenistaan kita sebagai manusia yang sering kali berbuat kekhilafan. Bahwa seandainya
pun kita terhindar dari dosa-dosa besar, kita pasti tak akan luput dari dosa-dosa kecil.
Allah menegaskan bahwa kita jangan merasa dan mengklaim diri suci, karena Allah
sajalah yang paling mengetahui siapa yang bertaqwa dan yang tidak. Sementara Allah
juga tahu siapa diri kita sejak dari awal penciptaan, ketika masih berupa janin di rahim
ibu kita, hingga kita dewasa. Namun Ia juga mengingatkan kita tentang ampunan-Nya
yang luas.

Memang hanya satu insan kamil yang ma'shum, yakni Rasulullah SAW. Beliau menjalani
proses pembedahan dada dan pembersihan jiwa oleh malaikat Jibril karena beliau
dipersiapkan untuk mengemban tugas mulia. Namun beliau juga pernah mengatakan
bahwa kalau bukan karena rahmat Allah niscaya tak akan ada yang selamat dari siksa
Allah dan neraka-Nya. Tidak juga engkau ya Rasulullah?. Ya, tidak juga aku.

Selain sifat manusia yang lemah, mudah lupa, khilaf, kikir dan berkeluh kesah, penyebab
terjerumusnya manusia ke dalam lembah kenistaan dan kemaksiatan adalah godaan
syaithan yang gencar dari segala penjuru.
Dalam QS. Az-Zukhruf:36-37, Allah SWT berfirman: Barangsiapa yang berpaling dari
pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), kami adakan baginya syaithan (yang
menyesatkan). Maka syaithan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya
(qarin). Dan sesungguhnya syaithan-syaithan itu benar-benar menghalangi mereka dari
jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.

Qarin alias syaithan yang selalu mendampingi kita, akan sukses menggoda kita, jika kita
berpaling dari-Nya dan ajaran-Nya (Al-Qur'an). Sampai akhirnya kita terhalang dari jalan
yang lurus dan benar. Namun ironisnya, kita tetap menyangka berada di jalan yang benar
dan memperoleh petunjuk-Nya. Padahal kita sudah jauh tersesat.

Hanya Rasulullah SAW saja yang tak dapat digoda oleh Qarin. Bahkan Qarinpun tak
akan mampu menyerupai Rasulullah SAW baik ketika beliau masih hidup maupun
setelah meninggal dunia.

Menyadari begitu rentan dan lemahnya kita sebagai manusia dari godaan syaithan yang
menyesatkan dan menghalangi kita dari ajaran Allah serta melalaikan kita dari
mengingat-Nya, maka jelas pemahaman dan kesadaran muraqabah dan muhasabah adalah
satu kemestian.

1. Pengertian Muraqabah dan Muhasabah


Muraqabah adalah upaya diri untuk senantiasa merasa terawasi oleh Allah
(muraqabatullah). Jadi upaya untuk menghadirkan muraqabatullah dalam diri dengan
jalan mewaspadai dan mengawasi diri sendiri.
Sedangkan muhasabah merupakan usaha seorang Muslim untuk menghitung,
mengkalkulasi diri seberapa banyak dosa yang telah dilakukan dan mana-mana saja
kebaikan yang belum dilakukannya. Jadi Muhasabah adalah sebuah upaya untuk selalu

______________________
Materi Tazkiyah Tamhidi, pb. Muroqobah
4

menghadirkan kesadaran bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya tengah dihisab,


dicatat oleh Raqib dan Atib sehingga ia pun berusaha aktif menghisab dirinya terlebih
dulu agar dapat bergegas memperbaiki diri.

2. Urgensi Muraqabah dan Muhasabah


Bila setiap Muslim senantiasa memuraqabahi dirinya dan menghadirkan
muraqabatullah (pengawasan Allah) dalam dirinya maka ia akan selalu takut untuk
berbuat kemaksiatan karena ia selalu merasa dan sadar dirinya dalam pemantauan dan
pengawasan Allah.
Kemudian bila ia juga gemar memuhasabahi dirinya karena takut pada perhitungan
hari akhirat, maka bisa dipastikan akan terwujud masyarakat yang aman karena semua
orang sudah memiliki pengawasan melekat.

Orientasi Ukhrawi membuat seseorang senantiasa memperhitungkan segala tindak-


tanduknya dalam perspektif Ukhrawi. Ia juga akan terhindar dari penyakit Wahn (cinta
dunia dan takut mati), keserakahan, kezhaliman, penindasan dan kemungkaran, karena
semua keburukan itu hanya akan menyengsarakannya di akhirat kelak.

Sebaliknya ia akan berusaha menanam kebajikan sebanyak mungkin (QS. 22:77) agar
dapat menuai hasilnya di akhirat kelak. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah pernah mengibaratkan
bahwa dunia adalah ladang tempat menanam, bibitnya adalah keimanan dan ketaatan
adalah air dan pupuknya. Sementara akhirat adalah tempat kita memetik atau menuai
hasilnya, kelak.

Bila demikian keadaannya, Insya Allah akan tercipta Baldatun thayyibatun warabbun
ghafur (negeri yang baik, berkah dan dalam ampunan Allah) yang bukan sekedar slogan.
Selain tercipta kemaslahatan dalam scope atau ruang lingkup negeri, Insya Allah akan
tercipta pula kemaslahatan di ruang lingkup dunia internasioanal bila para Muslimnya
dengan kualitas seperti itu mampu menjadi Ustadziatul 'alam (soko guru dunia).

Hanya dengan bimbingan dan arahan para ustadziatul 'alam yang sekaligus khalifatullah
fil ardhi sajalah, dunia akan terbebas dari bencana, kerusakan dan kemurkaan Allah (QS.
2:10-11, 30:41).

Namun bila para Muslim tetap mengekor musuh-musuh Allah yang membenci Al-Qur'an
(QS. 47:25-26) maka bahaya kemurtadan massal menghadang di depan mata dan tetap
saja yahudi la'natullah alaihim yang memegang supremasi dan mengendalikan dunia serta
terus menimbulkan kerusakan dan menumpahkan darah.

3. Tahapan-tahapannya
Ada beberapa tahapan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dan
membangun sistem pengawasan serta penjagaan yang kokoh. Kesemua tahapan tersebut
penting kita jalani agar benar-benar menjadi safety net (jaring pengaman) yang
menyelamatkan kita dari keterperosokan dan keterpurukan di dunia serta kehancuran di
akhirat nanti.
a. Mu'ahadah

______________________
Materi Tazkiyah Tamhidi, pb. Muroqobah
5

Mu'ahadah yakni mengingat dan mengokohkan kembali perjanjian kita dengan Allah
SWT di alam ruh. Di sana sebelum kita menjadi janin yang diletakkan di dalam rahim ibu
kita dan ditiupkan ruh, kita sudah dimintai kesaksian oleh Allah, Bukankah Aku ini
Rabbmu? Mereka menjawab: Benar (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi. (QS.
7:172)

Dengan bermu'ahadah, kita akan berusaha menjaga agar sikap dan tindak tanduk kita
tidak keluar dari kerangka perjanjian dan kesaksian kita.

Dan kita hendaknya selalu mengingat juga bahwa kita tak hanya lahir suci (HR. Bukhari-
Muslim) melainkan sudah memiliki keberpihakan pada Al-haq dengan syahadah di alam
ruh tersebut sehingga tentu saja kita tak boleh merubah atau mencederainya (QS. 30:30).

b. Muraqabah
Setelah bermu'ahadah, seyogyanyalah kita bermuraqabah. Jadi kita akan sadar ada
yang selalu memuraqabahi diri kita apakah melanggar janji dan kesaksian tersebut atau
tidak.

Penjelasan yang detail tentang muraqabah diuraikan dalam bagian tersendiri, karena
tulisan ini memang menitikberatkan pada pembahasan tentang muraqabah dan
muhasabah.

c. Muhasabah
Muhasabah adalah usaha untuk menilai, menghitung, mengkalkulasi amal shaleh
yang kita lakukan dan kesalahan-kesalahan atau maksiat yang kita kerjakan. Penjabaran
lebih detail tentang muhasabah juga ada pada bagian tersendiri.

d. Mu'aqabah
Selain mengingat perjanjian (mu'ahadah), sadar akan pengawasan (muraqabah) dan
sibuk mengkalkulasi diri, kita pun perlu meneladani para sahabat dan salafus-shaleh
dalam meng'iqab (menghukum/menjatuhi sanksi atas diri mereka sendiri).

Bila Umar r.a terkenal dengan ucapan: Hisablah dirimu sebelum kelak engkau dihisab,
maka tak ada salahnya kita menganalogikan mu'aqabah dengan ucapan tersebut yakni
Iqablah dirimu sebelum kelak engkau diiqab. Umar Ibnul Khathab pernah terlalaikan
dari menunaikan shalat dzuhur berjamaah di masjid karena sibuk mengawasi kebunnya.
Lalu karena ia merasa ketertambatan hatinya kepada kebun melalaikannya dari bersegera
mengingat Allah, maka ia pun cepat-cepat menghibahkan kebun beserta isinya tersebut
untuk keperluan fakir miskin. Hal serupa itu pula yang dilakukan Abu Thalhah ketika
beliau terlupakan berapa jumlah rakaatnya saat shalat karena melihat burung terbang. Ia
pun segera menghibahkan kebunnya beserta seluruh isinya, subhanallah.

e. Mujahadah
Mujahadah adalah upaya keras untuk bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah
kepada Allah, menjauhi segala yang dilarang Allah dan mengerjakan apa saja yang
diperintahkan-Nya. Kelalaian sahabat Nabi SAW yakni Ka'ab bin Malik sehingga

______________________
Materi Tazkiyah Tamhidi, pb. Muroqobah
6

tertinggal rombongan saat perang Tabuk adalah karena ia sempat kurang bermujahadah
untuk mempersiapkan kuda perang dan sebagainya. Ka'ab bin Malik mengakui dengan
jujur kelalaian dan kurangnya mujahadah pada dirinya.

Ternyata Kaab harus membayar sangat mahal berupa pengasingan/pengisoliran selama


kurang lebih 50 hari sebelum akhirnya turun ayat Allah yang memberikan pengampunan
padanya.

Rasulullah Muhammad SAW terkenal dengan mujahadahnya yang luar biasa dalam
ibadah seperti dalam shalat tahajjudnya. Kaki beliau sampai bengkak karena terlalu lama
berdiri. Namun ketika isteri beliau Ummul Mukminin Aisyah r.a bertanya, Kenapa
engkau menyiksa dirimu seperti itu, bukankah sudah diampuni, seluruh dosamu yang lalu
dan yang akan datang. Beliau menjawab. Salahkah aku bila menjadi 'abdan syakuran?.

f. Mutaba'ah
Terakhir kita perlu memonitoring, mengontrol dan mengevaluasi sejauh mana
proses-proses tersebut seperti mu'ahadah dan seterusnya berjalan dengan baik.

Muraqabah
Muraqabah atau perasaan diawasi adalah upaya menghadirkan kesadaran adanya
muraqabatullah (pengawasan Allah). Bila hal tersebut tertanam secara baik dalam diri
seorang Muslim maka dalam dirinya terdapat 'waskat' (pengawasan melekat atau built in
control) yakni sebuah mekanisme yang sudah inheren, dalam dirinya. Artinya ia akan
aktif mengawasi dan mengontrol dirinya sendiri karena ia sadar senantiasa berada di
bawah pengawasan Allah seperti dalam untaian ayat-ayat Allah berikut ini:

...Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan.(QS. 57:4).

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya dari urat lehernya.(QS. 50:16).

Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia sendiri dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada
sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir
pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).(QS. 6:59)

(Luqman berkata) : Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji
sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya) sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.(QS. 31:16)

Kemudian dalam HR. Ahmad, Nabi SAW bersabda, Jangan engkau mengatakan engkau
sendiri, sesungguhnya Allah bersamamu. Dan jangan pula mengatakan tak ada yang
mengetahui isi hatimu, sesungguhnya Allah mengetahui.

______________________
Materi Tazkiyah Tamhidi, pb. Muroqobah
7

Muraqabatullah atau kesadaran tentang adanya pengawasan Allah akan melahirkan


ma'iyatullah (kesertaan Allah) seperti nampak pada keyakinan Rasulullah SAW (QS.
9:40) bahwa Sesungguhnya Allah bersama kita ketika Abu Bakar r.a sangat cemas
musuh akan bisa mengetahui keberadaan Nabi dan menangkapnya. Begitu pula pada diri
Nabi Musa a.s ketika menghadapi jalan buntu karena di belakang tentara Fir'aun
mengepung dan laut merah ada di depan mata. Namun ketika umat pengikutnya panik
dan ketakutan, beliau sangat yakin adanya kesertaan Allah. Ia berkata, Sekali-kali tidak
(akan tersusul). Rabbku bersamaku. Dia akan menunjukiku jalan.

Kemudian akhirnya Nabi Ibrahim a.s juga dapat menjadi contoh agung tentang kesadaran
akan kesertaan dan pertolongan Allah. Yakni ketika beliau diseret dan dibakar di api
unggun, beliau tetap tenang. Dan benar saja terbukti beliau keluar dari api unggun dalam
keadaan sehat wal 'afiat karena Allah telah memerintahkan makhluknya yang bernama
api agar menjadi dingin dengan izin dan kehendak-Nya.

g. Muhasabah
Muhasabah atau menghisab, menghitung atau mengkalkulasi diri adalah satu upaya
bersiap-siaga menghadapi dan mengantisipasi yaumal hisab (hari perhitungan) yang
sangat dahsyat di akhirat kelak.
Allah SWT: Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri, memperhatikan bekal apa yang dipersiapkannya untuk hari esok (kiamat).
Bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
(QS. 59:18).

Persiapan diri yang dimaksud tentu saja membekali diri dengan taqwa kepada karena di
sisi Allah bekal manusia yang paling baik dan berharga adalah taqwa.

Umar r.a pernah mengucapkan kata-katanya yang sangat terkenal: Haasibu anfusakum
qabla antuhasabu (Hisablah dirimu sebelum kelak engkau dihisab).
Allah SWT juga menyuruh kita bergegas untuk mendapat ampunan-Nya dan syurga-Nya
yang seluas langit dan bumi, diperuntukkan-Nya bagi orang-orang yang bertaqwa.(QS
3:133)

Begitu pentingnya kita melakukan muhasabah sejak dini secara berkala karena segala
perkataan dan perbuatan kita dicatat dengan cermat oleh malaikat Raqib dan Atid dan
akan dimintakan pertanggungjawabannya kelak di hadapan Allah.( QS. 50:17-18). Setiap
kebaikan sekecil apapun juga akan dicatat dan diberi ganjaran dan keburukan sekecil
apapun juga akan dicatat dan diberi balasan berupa azab-Nya.(QS. 99:7-8)

Bila kita mengingat betapa dahsyatnya hari penghisaban, perhitungan dan pembalasan,
maka wajar sajalah jika kita harus mengantisipasi dan mempersiapkan diri sesegera,
sedini dan sebaik mungkin.

Dalam QS. 80:34-37, tergambar kedahsyatan hari itu ketika semua orang berlarian dari
saudara, kerabat, sahabat, ibu dan bapaknya serta sibuk memikirkan nasibnya sendiri.

______________________
Materi Tazkiyah Tamhidi, pb. Muroqobah
8

Hari di mana semua manusia pandangannya membelalak ketakutan, bulan meredup


cahayanya, matahari dan bulan dikumpulkan, manusia berkata: Kemana tempat lari?.
Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung. Hanya kepada Tuhanmu saja pada hari itu
tempat kembali.(QS. 75:7-12)

Ummul Mu'minin Aisyah r.a bertanya kepada Rasulullah SAW apakah manusia tidak
malu dalam keadaan telanjang bulat di padang mahsyar. Rasulullah SAW menjawab
bahwa hari itu begitu dahsyat sampai-sampai tidak ada yang sempat melihat aurat orang
lain.
Rasulullah SAW juga pernah bersabda bahwa ada 7 golongan yang akan mendapat
naungan/perlindungan Allah di mana di hari tidak ada naungan/perlindungan selain
naungan/perlindungan Allah (Yaumul Qiyamah atau Yaumul Hisab). Ketujuh golongan
itu adalah Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah SWT,
pemuda yang lekat hatinya dengan masjid, orang yang saling mencintai karena Allah;
bertemu dan berpisah karena Allah, orang yang digoda wanita cantik lagi bangsawan dia
berkata, Sesungguhnya aku takut kepada Allah, orang yang bersedekah dengan tangan
kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya (secara senbunyi-sembunyi) dan
orang yang berkhalwat dengan Allah di tengah malam dan meneteskan airmata karena
takut kepada Allah.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang yang pertama dihisab adalah mereka yang
berjihad, berinfaq dan beramal shaleh (QS. 22:77, 2:177). Kemudian sabda Rasulullah
SAW di hadits lainnya: Ada 70.000 orang akan segera masuk surga tanpa dihisab.
Do'akan aku termasuk di dalamnya, ya Rasulullah!, mohon Ukasyah bersegera. Ya,
Engkau kudo'akan termasuk di antaranya, sahut Nabi SAW. Ketika sahabat-sahabat yang
lain meminta yang serupa, jawab Nabi SAW singkat, Kalian telah didahului oleh
Ukasyah. Siapa mereka itu ya Rasulullah?, tanya sahabat. Mereka adalah orang yang
rajin menghisab dirinya di dunia sebelum dihisab di akhirat. Subhanallah.

Di riwayat lain dikisahkan bahwa orang-orang miskin bergerombol di depan pintu surga.
Ketika dikatakan kepada mereka agar antri dihisab dulu, orang-orang miskin yang shaleh
ini berkata, Tak ada sesuatu apapun pada kami yang perlu dihisab.

Dan memang ada 3 harta yang tak akan kena hisab yakni: 1 rumah yang hanya berupa 1
kamar untuk bernaung, pakaian 1 lembar untuk dipakai dan 1 porsi makanan setiap hari
yang sekedar cukup untuk dirinya. Maka orang-orang miskin itupun dipersilakan masuk
ke surga dengan bergerombol seperti kawanan burung.

Betapa beruntungnya mereka semua padahal hari penghisaban itu begitu dahsyatnya
sampai banyak yang ingin langsung ke neraka saja karena merasa tak sanggup segala
aibnya diungkapkan di depan keseluruhan umat manusia. Apalagi tak lama kemudian atas
perintah Allah, malaikat Jibril menghadirkan gambaran neraka yang dahsyat ke hadapan
mereka semua sampai-sampai para Nabi dan orang-orang shaleh gemetar dan berlutut
ketakutan. Apalagi orang-orang yang berlumuran dosa.

Yaumul Hisab itu bahkan juga terasa berat bagi para Nabi seperti Nabi Nuh yang ditanya

______________________
Materi Tazkiyah Tamhidi, pb. Muroqobah
9

apakah ia sudah menyampaikan risalah-Nya atau Nabi Isa yang ditanya apakah ia
menyuruh umatnya menuhankan ia dan ibunya sebagai dua tuhan selain Allah.
Pertanyaan yang datang bertubi-tubi itu terlihat menekan dan meresahkan para Nabi. Jika
Nabi-nabi saja demikian keadaannya, bagaimana pula kita?.

Mudah-mudahan saja kita tidak termasuk orang yang bangkrut/pailit di hari penghisaban,
hari ketika dalih-dalih ditolak dan hal sekecil apapun dimintakan
pertanggungjawabannya. Mengapa disebut bangkrut? Karena ternyata amal shaleh yang
dilakukan terlalu sedikit untuk menebus dosa-dosa kita yang banyak sehingga kita harus
menebusnya di neraka. Na'udzubillah min dzalik

4. Hasil Muraqabah dan Muhasabah

Seseorang yang rajin me'muraqabah'i dan me'muhasabah'i dirinya akan mau dan mudah
melakukan perbaikan diri. Ia juga akan mau meneliti, mengintrospeksi, mengoreksi dan
menganalisis dirinya. Hal-hal apa saja yang menjadi faktor kekuatan dirinya yang harus
disyukuri dan dioptimalkan.

Kemudian hal-hal apa saja yang menjadi faktor kelemahan dirinya yang harus diatasi,
bahkan kalau mungkin dihilangkan. Lalu bahaya-bahaya apa yang mengancam diri dan
aqidahnya sehingga harus diantisipasi, dan akhirnya peluang-peluang kebajikan apa saja
yang dimilikinya yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Jika dirinci, paling tidak, ada 3 hasil yang akan diraih orang yang rajin melakukan
muraqabah dan muhasabah :

1. Mengetahui aib, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan dirinya serta


berupaya sekuat tenaga meminimalisir atau bahkan menghilangkannya.

2. Istiqamah di atas syari'at Allah. Karena ia mengetahui dan sadar akan konsekuensi-
konsekuensi keimanan dan pertanggungjawaban di akhirat kelak maka cobaan sebesar
apapun tidak akan memalingkannya dari jalan Allah seperti misalnya tokoh Bilal dan
Masyitah. Walaupun keistiqamahan adalah hal yang sangat berat sehingga Rasulullah
SAW sampai mengatakan, Surat Hud membuatku beruban (Karena di dalamnya ada
ayat 112 berisi perintah untuk istiqamah).

3. Insya Allah akan aman dari berat dan sulitnya penghisaban di hari kiamat nanti (QS.
3:30).

______________________
Materi Tazkiyah Tamhidi, pb. Muroqobah

Anda mungkin juga menyukai