Anda di halaman 1dari 7

Khutbah Jumat Menyentuh Hati

Kegembiraan dan Kesedihan Seorang Muslim


Khutbah Pertama
‫ َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفاَل‬،ُ‫ َمنْ َي ْه ِد ِه هللاُ َفاَل مُضِ َّل َله‬،‫ت َأعْ َمالِ َنا‬ ِ ‫ُور َأ ْنفُسِ َنا َومِنْ َس ِّيَئ ا‬ ِ ‫شر‬ ُ ْ‫هلل مِن‬ ُ ‫ َو َنع‬،ُ‫الـحمْدَ هّلِل ِ َنـحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغ ِف ُره‬
ِ ‫ُوذ ِبا‬ َ َّ‫إن‬
ُ‫ُـحمَّداً َع ْب ُدهُ َو َرسُوله‬ ‫َأ‬ ُ ْ ‫َأ‬
َ ‫ْك ل ُه َو ش َهد نَّ م‬ َ َ ‫اَل‬ َّ َ َّ
َ ‫ ش َهد ن ال ِإل َه ِإال هللا َوحْ دَ هُ ش ِري‬،ُ‫ِي له‬ ‫َأ‬ ُ ْ ‫َأ‬ َ َ ‫َهاد‬
َ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َواَل َتمُو ُتنَّ ِإاَّل َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬
‫ُون‬ َ ‫ َيا َأ ُّي َها الَّذ‬،‫قال هللا تعالى فى كتابه الكريم‬
‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َوقُولُوا َق ْواًل َسدِي ًدا‬ َ ‫ َيا َأ ُّي َها الَّذ‬،‫وقال تعالى‬
‫از َف ْو ًزا َعظِ يمًا‬ َ ‫يُصْ لِحْ َل ُك ْم َأعْ َما َل ُك ْم َو َي ْغفِرْ َل ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم َو َمنْ يُطِ ِع هَّللا َ َو َرسُو َل ُه َف َق ْد َف‬
‫ُأل‬ ُ ‫ َوَأحْ َس َن ْال َه ْديِ َه ْد‬،ِ ‫ث ِك َتابُ هَّللا‬ َ ‫ فِإنَّ َأ‬،‫َأمَّا َبعْ ُد‬
ِ ‫ َو َشرَّ ا م‬،‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬
،‫ َو ُك َّل مُحْ دَ َث ٍة ِب ْد َع ٌة‬،‫ُور مُحْ دَ َثا ُت َها‬ َ ‫ي م َُح َّم ٍد‬ ِ ‫صدَ َق ْال َحدِي‬
ِ ‫ضال َل ٍة فِي ال َّن‬
‫ار‬ َ ‫ َو ُك َّل‬، ‫ضال َل ٌة‬ َ ‫َو ُك َّل ِب ْد َع ٍة‬

Ummatal Islam,

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk bergembira dengan dua perkara.
Yang pertama adalah karunia Allah dan yang kedua adalah rahmat Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َ ‫﴾قُ ْل ِب َفضْ ِل اللَّـ ِه َو ِب َرحْ َم ِت ِه َف ِب ٰ َذل َِك َف ْل َي ْف َرحُوا ه َُو َخ ْي ٌر ِّممَّا َيجْ َمع‬
٥٨﴿ ‫ُون‬

“Katakan wahai Muhammad, dengan karunia dan rahmat Allah hendaklah mereka
bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan dari kehidupan dunia.” (QS.
Yunus[10]: 58)

Para ulama tafsir ketika menafsirkan ayat ini bahwa yang dimaksud dengan karunia Allah
adalah Islam dan yang dimaksud dengan rahmat Allah adalah Al-Qur’an. Maka Allah
memerintahkan kita untuk bergembira dengan dua perkara.

Nikmat Islam
Islam adalah merupakan syarat seseorang untuk masuk ke dalam surga. Sebagaimana Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda ketika menyebutkan tentang surga:

‫ِإ َّن ُه الَ َي ْد ُخ ُل ْال َج َّن َة ِإالَّ َن ْفسٌ مُسْ لِ َم ٌة‬

“Sesungguhnya surga itu tidak ada yang memasukinya kecuali jiwa yang muslim.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

Nikmat Islam adalah merupakan nikmat yang sangat besar yang Allah berikan kepada
seorang hamba. Karena dengan Islam lah Allah menerima amalannya, dengan Islam lah
Allah Subhanahu wa Ta’ala meninggikan derajatnya, dengan Islam Allah Subhanahu wa
Ta’ala menangkan di atas seluruh agama. Allah berfirman:

ِ ‫ِين ْال َح ِّق لِي ُْظ ِه َرهُ َع َلى ال ِّد‬


َ ‫ين ُكلِّ ِه َو َل ْو َك ِر َه ْال ُم ْش ِر ُك‬
٣٣ ﴿ ‫ون‬ ِ ‫ه َُو الَّذِي َأرْ َس َل َرسُو َل ُه ِب ْالهُدَ ٰى َود‬

“Dialah Allah yang telah mengutus RasulNya dengan membawa hidayah ilmu dan agama
yang haq yang merupakan amal agar Allah memenangkan di atas seluruh agama.
Walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS. At-Taubah[9]: 33)

Islam adalah merupakan agama satu-satunya yang Allah ridhai untuk kita. Allah berfirman:
‫ين عِ ندَ اللَّـ ِه اِإْلسْ اَل ُم‬
َ ‫ۗ ِإنَّ ال ِّد‬

“Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali-Imran[3]: 19)

Allah berfirman:

َ ‫﴾ َف َلن ُي ْق َب َل ِم ْن ُه َوه َُو فِي اآْل خ َِر ِة م َِن ْال َخاسِ ِر‬
…٨٥﴿ ‫ين‬

“…Siapa yang mencari agama selain Islam maka Allah tidak akan menerimanya dan di
akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali-Imran[3]: 85)

Maka sungguh bergembira seorang hamba yang diberikan oleh Allah karunia Islam.

Nikmat Rahmat Allah


Para ulama tafsir ketika menafsirkan maksud Allah “rahmatNya” adalah Al-Qur’anul karim.
Karena Allah menamai Al-Qur’an sebagai rahmatNya. Allah berfirman dalam surat Yunus
ayat 57:

َ ‫ور َو ُه ًدى َو َرحْ َم ٌة لِّ ْلمُْؤ ِمن‬


٥٧﴿ ‫ِين‬ ُّ ‫﴾ َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ َق ْد َجا َء ْت ُكم م َّْوعِ َظ ٌة مِّن رَّ ِّب ُك ْم َوشِ َفا ٌء لِّ َما فِي ال‬
ِ ‫ص ُد‬

“Wahai manusia, telah datang kepada kalian peringatan dari Rabb kalian, penyembuh apa
yang ada di dalam dada kalian dan sebagai hidayah serta rahmat terhadap orang-orang
yang beriman.” (QS. Yunus[10]: 57)

Dua perkara inilah (nikmat Islam dan Al-Qur’an) yang diperintahkan oleh Allah untuk
bergembira dengannya.

Islam dan Al-Qur’an Lebih Baik Dari Dunia


Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

َ ‫ه َُو َخ ْي ٌر ِّممَّا َيجْ َمع‬


‫ُون‬

“Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan dari kehidupan dunia.“

Karena kehidupan dunia seringkali melalaikan. Seseorang dengan banyaknya kesenangan


dunia seringkali ia lupa kepada Allah. Berapa banyak orang-orang yang diberikan oleh Allah
keluasan rezeki ternyata dia menjadi hamba-hamba yang tidak bersyukur kepada Allah dan
justru ia kufur kepada Allah, dia bersombong di hadapan makhluk-makhluk Allah.

Berapa banyak orang-orang yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dunia ternyata
dunia menjadikan dia berpaling dari agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mempelajari Al-Qur’an Adalah Hidayah Yang Terbesar


Ummatal Islam..
Sesungguhnya rahmat Allah yang paling besar yang Allah berikan kepada seorang hamba
tiada lain adalah hidayah. Hidayah kepada Islam, hidayah untuk mempelajari Al-Qur’anul
Karim. Adapun dengan dunia, tidak perlulah kita berbangga dan berbahagia.

Lihatlah si Qarun..

Ketika si Qarun berbangga dan bergembira dengan dunia yang Allah berikan kepadanya, itu
menjadikan si Qarun sombong kepada syariat Allah Rabbul Izzati wal Jalalah. Allah Ta’ala
berfirman tentang si Qarun:

َ ‫اَل َت ْف َرحْ ۖ ِإنَّ اللَّـ َه اَل ُيحِبُّ ْال َف ِرح‬


‫ِين‬

“Jangan kalian bergembira, sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang
bergembira seperti itu.” (QS. Al-Qashash[28]: 76)

Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kegembiraan dengan dunia yang menyebabkan


seseorang itu menjadi lupa kepada Allah. Kegembiraan yang membuatnya lalai dari
berdzikir kepada Allah, kegembiraan yang menjadikan ia sombong kepada
makhluk-makhluk Allah, kepada peringatan Allah Jalla wa Ala.

Harta Bukan Tanda Rahmat dan Karunia Allah


Maka janganlah kita memandang rahmat dan karunia yang Allah berikan itu berupa harta.
Ketika kita melihat ada orang yang diberikan oleh Allah dunia, diberikan oleh Allah harta, lalu
kita memandang bahwa dia adalah orang-orang yang dirahmati oleh Allah, tidak sama sekali
tidak! Bukan itu tanda kasih sayang Allah kepadanya. Oleh karena itu Allah berfirman:

‫﴾ َكاَّل‬١٦﴿ ‫﴾ َوَأمَّا ِإ َذا َما ا ْب َتاَل هُ َف َقدَ َر َع َل ْي ِه ِر ْز َق ُه َف َيقُو ُل َربِّي َأ َها َن ِن‬١٥﴿ ‫نسانُ ِإ َذا َما ا ْب َتاَل هُ َر ُّب ُه َفَأ ْك َر َم ُه َو َن َّع َم ُه َف َيقُو ُل َربِّي َأ ْك َر َم ِن‬
َ ‫َفَأمَّا اِإْل‬

“Adapun manusia, apabila Allah uji dengan kesenangan, Allah luaskan rezekinya, si hamba
berkata, ‘Allah memuliakan aku, Allah menyayangi diriku. Ketika Allah uji ia dengan
kesempitan rezeki, Allah jadikan rezekinya sempit, lalu ia berkata, ‘Allah menghinakan
diriku, Allah tidak sayang kepadaku.’ -maka Allah berfirman- “Tidak sekali-kali tidak!” (QS.
Al-Fajr[89]: 17)

Bukan itu tanda kasih sayang Allah kepada seorang hamba, saudaraku..

Tanda Sayang Allah


Terkadang Allah menyayangi seorang hamba dengan cara diseretkan rezekinya, dengan
cara disempitkan rezekinya. Sebagaimana Ibnu Rajab menyebutkan dalam sebuah Atsar
dalam kitab beliau yang bagus, yang berjudul Jami’ul Ulum wal Hikam Abdullah bin Masud
berkata, “Terkadang Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba dengan cara
menyempitkan rezekinya. Allah berfirman kepada malaikatNya, ‘wahai malaikatku sempitkan
rezeki si Fulan, sebab apabila Aku luaskan rezekinya Aku masukkan ia ke dalam api
neraka.”

Terkadang Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba dengan cara


menyempitkan rezekinya. Allah berfirman kepada malaikatNya, ‘wahai malaikatku sempitkan
rezeki si Fulan, sebab apabila Aku luaskan rezekinya Aku masukkan ia ke dalam api neraka.
Jami’ul Ulum wal Hikam – ngaji.id/klik/1b
Maka si hamba ini terus disempitkan rezekinya agar ia kembali kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.

Ummatal Islam,

Jangan melihat bahwasanya karunia Allah itu berupa kesenangan dunia. Lihatlah Umar bin
Khattab Radhiyallahu ‘Anhu ketika masuk ke kamar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, ternyata Rasulullah di kamarnya tidak ada apa-apa, belum tidur di atas kasur yang
terbuat dari pada sabut kurma. Ketika beliau tidur berbekas di punggungnya.

Melihat itu Umar menangis, lalu Umar berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah,
tidakkah engkau melihat raja Persia dan Romawi? Mereka diatas kebatilan, mereka di atas
kesesatan, tapi diluaskan rezeki untuk mereka dalam kehidupan dunia, bukan -wahai
Rasulullah- kita di atas kebenaran, di atas agama yang Allah ridhai? Kenapa itu tidak
diberikan kepada kita?”

Apa kata Rasulullah?

“Apakah engkau ragu dengan agama ini wahai Ibnul Khaththab? Mereka itu suatu kaum
yang Allah percepat kesenangannya dalam kehidupan dunia.”

Karena kaum mukminin kesenangannya dan surganya bukan di dunia.

Kesenangan Kaum Mukminin


Surga orang Islam bukan di dunia, kesenangan dunia fana, tidak akan selama-lamanya.
Sedangkan kesenangan surga itulah selama-lamanya. Allah enggan menjadikan surga
orang yang beriman di dunia. Karena dunia bukan negeri yang kekal abadi. Allah jadikan
dunia sebagai surga untuk orang-orang yang kafir. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda dalam hadits Tirmidzi:

‫ِن َو َج َّن ُة ْال َكاف ِِر‬


ِ ‫ال ُّد ْن َيا سِ جْ نُ ْالمُْؤ م‬

“Dunia itu penjara untuk orang yang beriman dan surga untuk orang-orang yang kafir.” (HR.
Tirmidzi)

Lihatlah orang-orang kafir, mereka bersenang-senang dalam kehidupan dunia, mereka tidak
peduli halal dan haram, mereka bersenang-senang dengan maksiat kepada Allah.
Sementara orang yang beriman dipenjara oleh Allah dengan perintah dan laranganNya.
Dengan larangan-larangan yang mengungkung hawa nafsunya.

Tapi Subhanallah, saudaraku..

Ketika seorang mukmin dipenjara dengan larangan, di penjara dengan perintah Allah,
ternyata Allah berikan kepada mereka hakikat kesenangan yang abadi, kesenangan di dunia
hanyalah dengan kemerdekaan hati mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Surga Dunia
Oleh karena itulah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan:

‫أن في الدنيا جنة من لم يدخلها ال يدخل جنة اآلخرة‬

“Di dunia ini ada sebuah surga, siapa yang tidak pernah masuk dalam surga ini ia tidak akan
masuk ke dalam surga akhirat.”

Surga dunia itu apa?

Kata beliau bahwa surga dunia adalah mengenal Allah. Mengenal Allah itulah surga yang
hakiki. Karena seorang hamba ketika hatinya merasa lezat dengan ibadah kepada Allah,
dengan mengenal Allah, dengan mencintai Allah, dengan takut kepada Allah, dia akan
menjadi hamba yang tunduk kepada Allah. Disitulah Allah berikan kepada dia kebahagiaan
yang luar biasa. Ketenangan hati yang luar biasa, kedamaian hati yang luar biasa. Saat ia
mengingat Allah, hatinya damai. Allah berfirman:

ُ‫َأاَل ِبذ ِْك ِر اللَّـ ِه َت ْط َمِئنُّ ْالقُلُوب‬

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah hati menjadi tenang.”

Ummatal Islam,

Manakah kesenangan yang kita pilih?


Kesenangan dunia atau kesenanga akhirat? Tentunya kita memilih dua-duanya. Asal
kesenangan dunia itu tidak melalaikan kita dari kehidupan akhirat.

Akan tetapi, saudaraku.. Jangan sampai keinginan dunia kita lebih besar daripada keinginan
terhadap kehidupan akhirat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam
riwayat Tirmidzi:

‫ت اآْل خ َِرةُ ِن َّي َت ُه َج َم َع هَّللا ُ َل ُه‬ َ ‫مْرهُ َو َج َع َل َف ْق َرهُ َبي َْن َع ْي َن ْي ِه َو َل ْم َيْأ ِت ِه مِنْ ال ُّد ْن َيا ِإاَّل َما ُكت‬
ْ ‫ِب َل ُه َو َمنْ َكا َن‬ َ ‫ت ال ُّد ْن َيا َه َّم ُه َفرَّ َق هَّللا ُ َع َل ْي ِه َأ‬ْ ‫َمنْ َكا َن‬
‫ِي َراغِ َم ٌة‬ ‫ه‬
َ َ َ‫و‬ ‫ا‬‫ي‬‫ن‬ْ ُّ
‫د‬ ‫ال‬ ُ
‫ه‬ ْ
‫ت‬ َ
‫ت‬ ‫َأ‬‫و‬ ‫ه‬
َ ِِ‫ب‬‫ل‬ْ َ
‫ق‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ُ ‫ه‬‫ا‬‫ن‬َ ِ‫مْرهُ َو َ َ َ غ‬
‫ل‬ ‫ع‬‫ج‬ َ ‫َأ‬

“Siapa yang keinginan terbesarnya adalah dunia, Allah akan cerai beraikan urusannya dan
Allah akan jadikan kefakiran itu di pelupuk matanya dan dunia pun tidak akan
mendatanginya kecuali sesuai dengan yang ditakdirkan saja untuknya. Tapi siapa yang
keinginan terbesarnya adalah kehidupan akhirat, Allah akan kokohkan urusannya dan Allah
akan jadikan kekayaan itu di hatinya, serta dunia pun akan mendatanginya dalam keadaan
dunia hina di matanya.” (HR. Tirmidzi)

Maka Ummatal Islam, jadikanlah keinginan terbesar dalam hati kita akhirat. Adapun dunia
jadikan sebagai wasilah untuk mendapatkan kehidupan akhirat. Jadikan ridha kita, senang
kita dan gembira kita ketika kita mendapatkan kehidupan akhirat. Ketika kita bisa shalat
tahajud, ketika kita bisa melaksanakan shalat berjamaah, ketika kita bisa berdzikir kepada
Allah, ketika kita bisa membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya, disaat itulah hati kita
gembira, hati kita merasa bahagia.
Jadikanlah kesedihan kita di saat kita jatuh kepada maksiat. Ketika kita jatuh kepada
maksiat hati kita gundah gulanah, hati kita bersedih lalu kita segera bertaubat kepada Allah.
Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ٌ‫ َو َسا َء ْت ُه َس ِّيَئ ُت ُه َفه َُو مُْؤ ِمن‬،ُ‫َمنْ َسرَّ ْت ُه َح َس َن ُته‬

“Siapa yang merasa gembira dengan amalan shalihnya dan ia merasa sedih dengan amalan
keburukannya maka itu tandanya ia seorang mukmin.” (HR. Ahmad)

‫أقول قولي هذا واستغفر هللا لي ولكم‬

Khutbah kedua

َّ‫ وأشهد أن‬،‫ أشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬،‫ نبينا محمد و آله وصحبه ومن وااله‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬
‫محمّداً عبده ورسول ُه‬

Ummatal Islam,

Seorang mukmin melihat dunia bukanlah sesuatu yang berharga di matanya. Karena ia
sadar bahwa dunia itu adalah sesuatu yang hina dimata Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda:

‫ َما َس َقى َكافِراً ِم ْن َها َشرْ َب َة َما ٍء‬، ‫ُوض ٍة‬ َ ‫َل ْو َكا َنت ال ُّد ْن َيا َتعْ ِد ُل عِ ْندَ هللا َج َن‬
َ ‫اح َبع‬

“Kalaulah dunia ini seharga di mata Allah seperti sayap seekor nyamuk, Allah tidak akan
memberikan orang kafir seorang pun segelas air.” (HR. Tirmidzi)

Namun ternyata dunia lebih rendah dimata Allah daripada sayap seekor nyamuk. Ketika
Rasulullah sedang berjalan dengan para sahabat, Rasulullah menemukan bangkai anak
kambing yang telinganya putus. Kemudian Rasulullah mengangkatnya dan berkata, “Siapa
di antara kamu yang mau membeli bangkai ini 1 dirham?” Para sahabat berkata, “Wahai
Rasulullah, kalaulah ia masih hidup kami tidak mau membelinya karena ia cacat. Bagaimana
ini sudah menjadi bangkai wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Sungguh dunia lebih hina dimata Allah dari bangkai ini.”

Tapi Subhanallah, kita lebih senang berebut bangkai. Kita lebih senang berebut dengan
sesuatu yang lebih hina daripada sayap nyamuk lalu kita lupakan kesenangan yang
selama-lamanya abadi dalam kehidupan surga.

Maka Ummatal Islam.. Sabarlah di dunia sebentar, daripada sabar kita dalam api neraka.
Karena kesabaran dalam api neraka sudah tidak ada guna lagi.

‫صلُّوا َع َل ْي ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لِيمًا‬ َ ‫ون َع َلى ال َّن ِبيِّ ۚ َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫ِين آ َم ُنوا‬ َ ُّ‫ُصل‬
َ ‫ِإنَّ اللَّـ َه َو َماَل ِئ َك َت ُه ي‬

ِ ‫اركْ َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى‬


‫آل م َُح َّم ٍد‬ ِ ‫ْت َع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى‬
َ ‫ ِإ َّن‬،‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‬
ِ ‫ َو َب‬.‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َ ‫صلَّي‬ ِ ‫ص ِّل َع َلى م َُح َّم ٍد َو َع َلى‬
َ ‫آل م َُح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ َّ
َ ‫ ِإن‬،‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‬ َ َ
ِ ‫ت َعلى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلى‬ ْ
َ ‫ارك‬ َ ‫َك َما َب‬

‫ت‬ َ ‫ت ِإ َّن‬
َ ‫ك َس ِم ْي ٌع َق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الد‬
ِ ‫َّع َوا‬ َ ‫ت اَألحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َواَأل‬
ِ ‫مْوا‬ ِ ‫اغفِرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َوالمسْ لِ َما‬
ِ ‫ت َوالمْؤ ِم ِني َْن َوالمْؤ ِم َنا‬ ْ ‫الل ُه َّم‬
‫‪:‬عباد هللا‬

‫ان َوِإي َتا ِء ذِي ْالقُرْ َب ٰى َو َي ْن َه ٰى َع ِن ْال َفحْ َشا ِء َو ْالمُن َكر َو ْال َب ْغي ۚ َيع ُ‬ ‫ْأ‬
‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر َ‬
‫ُون‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِإنَّ اللَّـ َه َي ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواِإْلحْ َس ِ‬
‫العظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُكم‪َ ،‬وا ْش ُكرُوهُ َع َلى ن َِع ِم ِه َي ِز ْد ُكم‪ ،‬ولذِك ُر هللا أك َبر‬ ‫‪َ .‬ف ْاذ ُكرُوا هللا َ‬

‫️⏯‬
‫▬▬•◇✿◇•▬▬‬

‫🌹‬
‫‪https://ngaji.id/klik/1b‬‬
‫‪Barakallahu fiik‬‬

Anda mungkin juga menyukai