Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas kuliah pada Program Studi


Pengembangan Masyarakat Islam Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah
Mohammad Natsir

Oleh:
Puspita Dewi

NPM / NIMKO : 18702310197 / 7003110118051

Pembimbing :
Yolanda Mairita, S.Sos

SEKOLAH TINGGI ILMU DA’WAH MOHAMMAD NATSIR


PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
1443 H / 2022 M
LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas kuliah pada Program Studi


Pengembangan Masyarakat Islam Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah
Mohammad Natsir

Oleh:
Puspita Dewi

NPM / NIMKO : 18702310197 / 7003110118051

Pembimbing :

Yolanda Mairita, S.Sos

SEKOLAH TINGGI ILMU DA’WAH MOHAMMAD NATSIR


PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
1443 H / 2022 M

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan ini telah memenuhi persyaratan untuk diujikan.

Disetujui oleh Pembimbing pada tanggal:

(Jakarta, 28 Jumadi Akhir 1443 H / 01 Februari 2022 M)

Pembimbing,

(Yolanda Mairita, S.Sos)

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) atas nama Puspita Dewi telah
dipertanggungjawabkan dalam sidang ujian di hadapan penguji PKL Sekolah
Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir pada tanggal 15 Maret 2022 Laporan ini
telah diterima dan mahasiswa yang bersangkutan dinyataka Lulus dalam mata
kuliah Praktik Kerja Lapangan pada Program Studi Pengembangan Masyarakat
Islam Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir.

Jakarta, 12 Sya’ban 1443 H/ 15 Maret 2022 M

Ketua Program Studi PMI,

Salman Alfarisi, M.Kom.I

Dosen Penguji:

1. (Nia Kauniah Yusroh, M.I.Kom)

2. (Siti Nur Fadillah, M.Sos)

iii
MOTTO

ٰۤ
ِ ‫اْلَ ِْْي وَيْمرو َن ِِبلْمعرو‬ ِ ِ
َ ‫ف َويَ ْن َه ْو َن َع ِن ال ُْم ْن َك ِر ۗ َواُول ِٕى‬
‫ك ُه ُم‬ ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ْ ‫َولْتَ ُك ْن م ْن ُك ْم اَُّمةٌ يَّ ْدعُ ْو َن ا ََل‬
‫ال ُْم ْف ِل ُح ْو َن‬

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.
Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.(QS. Al-Imron:104)”

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala Tuhan semesta alam, yang
telah memberikan sebaik-baik nikmat berupa Iman dan Islam. Shalawat serta
salam tak luput kita haturkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad
Shalallahu Alaihi Wassalam, keluarga, dan kepada seluruh sahabatnya.

Tiada kata yang patut terucap selain kata Syukur Alhamdulillah kepada
Allah Subhana wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat, rahmat dan kasih
sayang-Nya, tak lupa juga dengan usaha dan kerja keras serta iringan doa yang
selalu terucap, Pada kesempatan ini penulis mengucapkan syukur atas pertolongan
dan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah membantu dan memudahkan
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan PKL (Praktik Kerja
Lapangan) ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang turut serta memberi dukungan dan bantuan dalam
menyelesaikan tugas ini. Atas keberhasilan itu, perkenankan penulis atas nama
Puspita Dewi mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir, Ustadz Dr. Dwi
Budiman Assiroji, M.Pd.I.
2. Ketua Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Sekolah
Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir, Ustadz Salman Alfarisi M.Kom.I.
3. Segenap Civitas Academica Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad
Natsir.
4. Ketua Tim Penilai Praktik Kerja Lapangan Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah
Mohammad Natsir yang telah memberikan arahan kepada penulis
mengenai laporan ini.
5. Ustadzah Yolanda Mairita S.Sos yang telah membimbing dan memberikan
arahan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan laporan PKL
ini, di tengah kesibukan yang luar biasa.
6. Segenap Staf pengajar dan dosen Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah

v
Mohammad Natsir.
Kemudian Penulis juga ingin berterima kasih kepada orang-orang tercinta
yang selalu memberi semangat kepada penulis. Terima kasih penulis ucapkan
kepada:

7. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Agus Supriadi dan Ibunda Nurhayani.
Terima kasih atas do’a, dan pengorbanan, serta semangat yang selalu
diberikan untuk penulis. Serta dukungan moril, materil dan juga tenaga.
8. Keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
kepada penulis.
9. Kepada para Asatidzah yang selalu memberi dorongan dan inspirasi
kepada penulis.
10. Teman-teman seperjuangan (Al Ghazi Generation), kakak-kakak dan adik-
adik mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir yang
telah memberikan banyak masukan dan motivasi kepada penulis.

Semoga Allah Subhana wa Ta’ala senantiasa memberikan keberkahan kepada


kita semua, membimbing kita untuk berada pada jalan kebenaran dan menjadikan
amal tersebut sebagai pemberat dalam timbangan hasanah di akhirat kelak,
Aamiiin, Jazaakumullah Khairan.

Materi perkuliahan yang penulis dapatkan di STID Mohammad Natsir, penulis


mencoba untuk mempraktikkannya dalam setiap kesempatan Da’wah. Penulis
bersyukur kepada Allah Subhana wa Ta’ala karena kenikmatan-Nyalah penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktik kerja Lapangan (PKL) sebagai bentuk
tanggung jawab penulis dalam mempraktikkan ilmu yang penulis miliki.

Tujuan ditulisnya Laporan Praktik Kerja lapangan (PKL) juga sebagai bentuk
laporan keaktifan penulis selama berkuliah di STID Mohammad Natsir. Dengan
semua tujuan tersebut penulis berharap kemanfaatan bagi penulis pribadi dan
masyarakat dari kegiatan-kegiatan yang pernah penulis ikuti.

vi
Jakarta, 19 Juli 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................
Halaman Persetujuan ...........................................................................................ii
Halaman Pengesahan ..........................................................................................iii
Motto .....................................................................................................................iv
Kata Pengantar .....................................................................................................v
BAB I PENDAHULAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Masalah dan Tantangan .......................................................................... 3
1.3. Kecenderungan Mahasiswi ..................................................................... 6
BAB II INTI LAPORAN
2.1. Panduan Progran PKL STID Mohammad Natsir .................................. 8
2.1.1. Pengertian Praktik Kerja Lapangan ........................................................ 8
2.1.2. Hubungan Praktik Kerja Lapangan dengan STID Mohammad Natsir ... 8
2.1.3. Tujuan Praktik Kerja Lapangan .............................................................. 9
2.1.4. Program Praktik Kerja Lapangan ............................................................ 9
2.2. Pelaksanaan Program PKL STID Mohammad Natsir ..........................10
2.2.1. Kegiatan Pendidikan Dan Pengajaran .................................................... 11
2.2.2. Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah .................................................. 17
2.2.3. Kegiatan Kemasyarakatan dan Keagamaan ........................................... 27
2.2.4. Kegiatan Keorganisasian dan Penunjang ............................................... 36
2.3. Kolom Opini .............................................................................................. 42
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ................................................................................................ 45
3.2. Saran-Saran ............................................................................................... 46
Riwayat Hidup .................................................................................................... 47
Lampiran-Lampiran .......................................................................................... 49

viii
DAFTAR TABEL
TABEL I
Kegiatan Pendidikan dan Pengajaran

No Nama Sebagai Tempat Waktu Bukti


Kegiatan Fisik
1 Pengajar di Pengajar Gurah, Kediri 03 April-08 Ada
TPA Ar- Jawa Timur Mei 2021 M/ (Foto)
Raudhah 20 Sya’ban-
26 Ramadhan
1440 H
2 Pengajar di Pengajar Jl. Sadar Raya 01 September Ada
TPQ Peduli Kecamatan 2021 s/d 28 (Foto)
Yatim & Jagakarsa, Februari 2022
Dhu’fa Jakarta Selatan
3 Pengajar di Pengajar Gang Al-Kahfi, 23 Septembar Ada
TPA Al-Kahfi Kecamatan 2019- 25 (Foto)
Cipayung, Maret 2020
Jakarta Timur M/23
Muharram-30
Rajab 1441 H
4 PAUD Satu Pengajar Jl. Sadar Raya, 01 September Ada
Atap Rabbani Kecamatan 2021 s/d 28 (Foto)
Jagakarsa, Februari 2022
Jakarta Selatan

ix
TABEL II

Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah

No Nama Kegiatan Bentuk Tempat Waktu Bukti


Fisik
1 Dauroh Hijab Dauroh Aula sakinah, 13 Muharam, Ada
Syar’i Kampus Putri 23 September (Catatan)
STID 2018 M /
Mohammad 1440 H
Natsir
Cipayung,
Jakarta Timur
2 Dauroh Mahrom Dauroh Aula sakinah 05 Shafar, Ada
Kampus Putri 14 Oktober (Catatan)
STID 2018 M /
Mohammad 1440 H
Natsir
Cipayung,
Jakarta Timur
3 Pelatihan/ Pelatihan/ Saung 05 Muharam, Ada
Dauroh Iqro Dauroh Muslimat 15 September (Catatan)
Center, 2018 M /
Kampus Putri 1440 H
STID
Mohammad
Natsir
Cipayung,
Jakarta Timur
4 Dauroh Dauroh Aula sakinah 29 Shafar, Ada
Microteaching Kampus Putri 29 September (Catatan)

x
STID 2019 M /
Mohammad 1441 H
Natsir
Cipayung,
Jakarta Timur
5 Dauroh Sholat Dauroh Aula Sakinah 17 Rabi’ul - Ada
Kampus Putri Awal, (Catatan)
STID 25 November
Mohammad 2018 M /
Natsir 1440 H
Cipayung,
Jakarta Timur
6 Pelatihan Fasdhu Pelatihan Aula sakinah 20 - 21 Ada
Kampus Putri Oktober 2021 (Foto)
STID M / 1443 H
Mohammad
Natsir
Cipayung,
Jakarta Timur
7 Dauroh Urgensi Dauroh Aula Sakinah 24 Jumadil – Ada
Menjauhi Kampus Putri Ula, (Catatan)
Maksiat dan STID 29 Desember
dampak Buruk Mohammad 2021/ 1443 H
Bagi Du’at Natsir
Cipayung,
Jakarta Timur

xi
TABEL III

Kegiatan Kemasyarakatan dan Keagamaan

No Nama Sebagai Tempat Waktu Sifat Bukti Fisik


Kegiatan
1 Relawan Peserta Cilandak, 27 Fleksibel Ada
Da’wah (Bazar Jakarta Selatan Muharram, (Foto)
Fundraising) 05
September
2021 M/
1443 H
2 Kajian Online Pemateri WhatsApp 19 Pekanan Ada
Ikatan Group Muharam, (Foto &
Muslimah (Online) 28 Agustus Sertifikat)
Cerdas (IMC) 2021 M/
Group Via 1443 H
WhatsApp
3 Kajian Online Pemateri WhatsApp 18 Shafar, Pekanan Ada
Sahabat Hijrah Group 25 (Foto &
Muslimah (Online) September Sertifikat)
(SHM) 2021 M/
Official Group 1443 H
Via WhatsApp
5 Halaqoh Pembina Gurah, Jawa 01 Insidental Ada
Bersama Timur Ramadhan, (Foto)
Anak-anak 13 April
2021 M/
1442 H
6 Pelatihan Pemateri Gurah, Jawa 25 Insidental Ada
Jana’iz Timur Ramadhan, (Foto)
07 Mei 2021

xii
M/ 1442 H
7 Kultum Ba’da Pemateri Gurah, Jawa 13 April – Insidental Ada
Tarawih Timur 08 Mei 2021 (Foto)
M/ 1442 H
8 Tadarus Al- Pembina Gurah, Jawa 09 April – Insidental Ada
Qur’an Timur 08 Mei 2021 (Foto)
M/ 1442 H
9 Jum’at Berkah Panitia Gurah, Jawa 11 Insidental Ada
Timur Ramadhan, (Foto)
23 April
2021 M/
1442 H
10 Buka Bersama Panitia Gurah, Jawa 09 April – Insidental Ada
(Bukber) Timur 08 Mei 2021 (Foto)
M/ 1442 H
11 Malam Bina Pembina Gurah, Jawa 26 Insidental Ada
Iman dan Timur Ramadhan, (Foto)
Takwa 08 Mei 2021
(MABIT) M/ 1442 H
12 Majelis Ta’lim Pemateri Masjid Ar- 03 April-08 Insidental Ada
Asiyah Raudhah Gurah, Mei 2021M/ (Foto)
Jawa Timur 20 Sya’ban-
26
Ramadhan
1442 H
13 Musyrifah Pembina Asrama Peduli 01 Bulanan Ada Foto &
Tahfizh Yatim & September Sertifikat
Dhu’afa, Jl. 2021 s/d 28
Sadar Raya, Februari
Kematan 2022

xiii
Jagakarsa,
Jakarta Selatan
14 Kajian Kamis Kajian Masjid Nouroh Semester I- Bulanan Ada
Pagi Abdurrahman,Ci IV 1440- (Catatan)
payung, Jakarta 1441 H/
Timur 2018-19010
M
15 Kajian Dauroh Masjid Nouroh Semester I- Insidental Ada
Riyadhus Abdurrahman,Ci IV 1440- (Catatan)
Sholihin payung, Jakarta 1441 H/
Timur 2018-19010
M

xiv
TABEL IV
Kegiatan Keorganisasian dan Penunjang

No Nama Kegiatan Jabatan Tempat Waktu Bukti Fisik


1 Pengurus Asrama Pengurus Asrama 01 Ada
Peduli Yatim Peduli Yatim September - (Foto &
Dhu’afa Jaksel Dhu’afa 28 Februari Sertifikat)
Jagakarsa, 2021 M/
Jakarta 1442 H
Selatan
2 Pengurus Kafda Bendahara Dewan 11 April – Ada
Dakwah 10 Mei 2021 (Foto)
Islamiyah M/ 1442 H
Surabaya
3 English Camp 7 Panitia Kampus Putri 12 Ada
STID Ramadhan, (Sertifikat)
Mohammad 16 Juni
Natsir 2019 M/
Cipayung, 1440 H
Jakarta Timur
4 Panitia Dauroh Konsumsi Aula Sakinah 29 Shafar, Ada
Microteaching Kampus Putri 29 (Sertifikat
STID September &
Mohammad 2019 M/ Nametag)
Natsir 1441 H
Cipayung,
Jakarta Timur
5 Panitia Dauroh Panitia Aula Sakinah 22 Jumadil Ada
Ruqyah Kampus Putri – Akhirah (Sertifikat
Syar’iyyah STID 16 Februari &
Mohammad 2020 M/ Nametag)

xv
Natsir 1441 H
Cipayung,
Jakarta Timur
6 Panitia Festival Bendahara Komplek 19 Rajab, Ada
Anak Sholeh Pusdiklat 14 Maret (Sertifikat
Muslimat 2020 M/ &
Center 1441 H Nametag)
Cipayung,
Jakarta Timur
7 Panitia Dauroh Panitia Aula Sakinah 12 Rabi’ul- Ada
Qur’an Kampus Putri Akhir, (Sertifikat
STID 15 &
Mohammad Desember Nametag
Natsir 2019 M/
Cipayung, 1441 H
Jakarta Timur

xvi
BAB 1

MUQODDIMAH

1.1. Latar Belakang


Salah satu kewajiban umat muslim adalah berda’wah, karena da’wah
sangat berpengaruh terhadap kemajuan Islam. Da’wah juga sangat penting untuk
memperluas ajaran Islam yang tentunya masih banyak belum diketahui oleh
umat Islam di beberapa belahan dunia, dengan berda’wah tentunya dapat
membantu seseorang untuk kembali ke jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala . Islam
adalah satu-satunya agama yang diakui dan dibenarkan oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

ً‫اءه ُم ال ِْع ْل ُم بَغْيا‬ ِ ِ ِ ِ ‫الدين ِعن َد‬


ِ َّ َ َ‫اّلل ا ِإلسالَم وما ا ْختَ ل‬ ِ ِ
ُ ‫اب إِالَّ من بَ ْعد َما َج‬
َ َ‫ين أ ُْوتُواْ الْكت‬
َ ‫ف الذ‬ ََ ُ ْ َ ‫إ َّن‬
ِ ‫يع ا ْْلِس‬ ِ ِ ِ ِ ِ
‫اب‬ َ ُ ‫بَ ْي نَ ُه ْم َوَمن يَ ْك ُف ْر ِب ََيت اّلل فَإ َّن اّلل َس ِر‬
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah
sangat cepat hisab-Nya”. (QS: Ali-Imran : 19 )
Oleh sebab itulah setiap muslim dan muslimah mempunyai kewajiban
untuk menda’wahkan Islam, tugas da’wah merupakan kewajiban bagi setiap
muslim. Setiap pribadi muslim yang telah baligh dan berakal, baik itu laki-laki
maupun perempuan memiliki kewajiban untuk mengemban tugas da’wah. Setiap
individu dari umat Islam dianggap sebagai penyambung tugas
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam untuk menyampaikan da’wah.
sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
ِ ِ ِ ِ ‫ت لِلن‬
ْ ‫ُكنتُ ْم َخ ْي َر أ َُّم ٍة أُ ْخ ِر َج‬
َ ‫َّاس ََت ُْم ُرو َن ِِبل َْم ْع ُروف َوتَ ْن َه ْو َن َع ِن ال ُْمن َك ِر َوتُ ْؤمنُو َن ِِبّلل َولَ ْو‬
‫آم َن‬

ِ ‫اب لَ َكا َن َخ ْْياً ََّّلم ِم ْن هم الْم ْؤِمنُو َن وأَ ْكثَ رهم الْ َف‬
‫اس ُقو َن‬ ِ ‫أ َْهل ال‬
ِ َ‫ْكت‬
ُ ُُ َ ُ ُُ ُ ُ

1
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik.” ( Ali-Imran : 110 )
Dari ayat di atas menunjukan bahwasanya umat Nabi Muhammad
Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah umat terbaik, yang maju dan berdiri tegap
di hadapan seluruh umat untuk menyerukan Islam, amar ma’ruf dan nahi
munkar, yang membawa kabar gembira serta peringatan bagi seluruh umat di
bumi.
Da’wah memanglah wajib bagi setiap muslim dan muslimah, namun
Allah dan Rasul-Nya tidak pernah memberi beban da’wah pada umatnya di luar
kemampuannya, setiap muslim dan muslimah mempunyai caranya masing-
masing untuk berda’wah sesuai dengan kadar kemampuannya.
Adapun tujuan penulisan PKL ini selain sebagai syarat kelulusan, juga
sebagai salah satu alat dan wadah bagi penulis untuk mengkoreksi dan
mengevaluasi diri, untuk melihat seberapa besar keikutsertaan penulis dalam
jalan da’wah, Sudah benarkah langkah da’wah yang dipilih, serta untuk melihat
potensi apa yang ada pada diri penulis yang sekiranya dapat dikembangkan
untuk kepentingan da’wah, ataupun kendala-kendala yang dihadapai oleh
penulis dalam berda’wah.
Semua hal tersebut dapat dilihat dari hasil penulisan PKL ini, sehingga apa
yang sekiranya masih menjadi kekuranagan bagi penulis dapat diperbaiki, dan
potensi yang ada dapat dikembangkan dan diasah sehingga dapat memudahkan
atau menjadi sarana dalam berda’wah, dan apa yang menjadi kendala serta
problem dalam berda’wah dapat dicari solusinya.
Da’wah adalah tugas yang paling mulia yang dapat diemban oleh setiap
muslim, sehingga dalam menjalankan tugas da’wah tersebut kita haruslah
mempunyai bekal yang minimal cukup baik dari segi ilmu, wawasan, serta skill-
skill yang dapat menunjang da’wah kita. Dan semua itu pasti perlu
dikembangkan dan diasah sedini mungkin untuk mendapatkan hasil yang benar-

2
benar matang. Sebagaimana penjelasan Imam Bukhori yaitu “Ilmu sebelum
perkataan dan amal”.
Dari beberapa poin yang mendasari penulisan PKL ini, penulis
mempunyai tugas untuk senantisa memperbaiki diri baik dari segi Akhlaq, Ilmu
ataupun Skill-Skill yang lainnya, untuk dapat memahami medan da’wah yang
akan dihadapi kedepannya, karena setiap masa mempunyai problem dan
tantangan da’wah masing-masing, sesuai dengan perkembangan masa dan
teknologi.
Penulis berharap adanya penulisan PKL ini bermanfaat dan menjadi bekal
bagi penulis dalam berda’wah hari ini ataupun di masa yang akan datang, yang
Insya Allah senantiasa berjuang dan menegakkan kalimat tauhid dimanapun dan
kapanpun.
1.2. Masalah dan Tantangan Da’wah
Da’wah merupakan perbuatan yang sangat mulia bagi para Rasul dan Nabi
Allah, sejak Rasul pertama hingga Rasul terakhir. Yang kemudian dilanjutkan
oleh para ulama dan salafus shalih yang berda’wah atau menyebarkan agama
Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentunya setiap muslim dan muslimah pada dasarnya
mempunyai kewajiban yang sama untuk berda’wah, mengingat penting serta
mulianya tugas da’wah, sebagai langkah awal dalam berda’wah maka da’wah
haruslah dilakukan dengan hikmah dan bijaksana.
Seperti yang dijelaskan dalam Firman Allah QS An Nahl [125]

ِ ۗ َّ ِ ِ ِ َ‫ك ِِب ْْلِ ْكم ِة والْم ْو ِعةَ ِة ا ْْل‬ ِ


َ َّ‫ْي ِه َ اَ ْس َس ُن ا َّن َبب‬
‫ك ُه َو اَ ْعلَ ُم َِمَ ْن‬ ْ ِ ‫سنَة َو َجال َّْلُ ْم ِبل‬
َ َ َ َ َ ِ‫اُ ْلعُ اَل َسبِْي ِل َبب‬

‫ض َّل َع ْن َسبِْي ِله َو ُه َو اَ ْعلَ ُم ِِبل ُْم ْهتَ ِديْ َن‬


َ
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.

3
Hikmah merupakan suatu metode atau cara-cara yang bijak, penuh dengan
kelembutan, yang mampu memberikan dampak positif terhadap sasaran da’wah.
Da’wah tidaklah dilakukan dengan mencaci maki atau melontarkan ucapan-
ucapan yang kasar. Terpenting dan yang perlu disadari, bahwa tutur kata dan
bahasa yang santun hanya akan dimiliki para pengembang da’wah apabila mereka
selalu menambah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan itu baik yang berkaitan
dengan saqafah islamiyah, maupun pengetahuan tentang kemanusiaan dan sosial
masyarakat.

Mohammad Natsir menuturkan dalam bukunya (Fiqhud Da’wah), yaitu


bahwasanya setiap da’i haruslah memiliki fiqhud din dan fiqhun nas (pemahaman
yang benar terhadap ajaran agama dan terhadap sifat serta karakter manusia).
Tentang Fiqhun din, Mohammad Natsir menjelaskan sudah tidak perlu kiranya
ditegaskan lagi bahwa untuk para pengemban da’wah harus memahami benar-
benar risalah yang hendak diteruskan. Mengetahui isi dan bidangnya
memahamkan saripati dan jiwanya.

Tentang Fiqhun Nas, Muhammad Natsir menyatakan logis bisa seorang


da’i harus memahami unsur fitrah manusia, sifat-sifatnya, tingkah lakunya, alam
pikiran dan alam perasaan masyarakat yang dihadapinya. Itu termasuk kepada
persiapan yang minimal untuk berda’wah menyebarkan ajaran agama. Da’i tidak
boleh memberi beban kepada penerima da’wah dengan beban atau tugas yang
tidak mampu dipikulnya, atau menjadikan dirinya sebagai perbandingan dan tolak
ukur.

Dari sini dapat disimpulkan bahwasanya dari berbagai kegiatan yang diikuti
dan laksanakan oleh penulis, maka penulis dapat menyimpulkan poin-poin
masalah yang dihadapi oleh penulis dalam berda’wah, baik dari segi internal
(yang berasal dari diri pribadi) ataupun eksternal ( yang berasal dari luar).

4
1. Faktor Internal
a. Kurang menguasai dalil Penguat. Sedikitnya hafalan Al-Quran dan hadist
menjadi salah satu kendala yang mempengaruhi penulis dalam
berda’wah, karena tentunya seorang da’i haruslah menyampaikan suatu
materi berlandaskan dalil-dalil yang rajih. Dari sini penulis tentunya
harus lebih banyak belajar serta memperkuat dalil-dalil ketika
berargumentasi bersama masyarakat atau mad’u, agar nantinya ketika
berda’wah di masyarakat mereka mau mengikuti dan percaya dengan apa
yang da’i sampaiakan.
b. Kurang percaya diri adalah salah satu penyebabnya karena kurang
terbiasanya penulis dalam menyampaikan ceramah di depan banyak
orang sehingga ketika ada kesempatan untuk menyampaikan sesuatu di
depan banyak orang penulis merasa minder. Dari sini tentunya penulis
haruslah menguasai seni bericara (Public speaking) atau membiasakan
diri untuk tampil di depan umum, karena hal tersebut tentunya dapat
meningkatkan kemampuan berbicara serta meningkatkan kepercayaan
diri.
c. Kurang menguasai sistematika dalam berbicara. Dalam berbicara penulis
belum bisa menyusun rangkaian topik yang harus disampaikan, sehingga
pembicaraan tidak sampai pada titik kerucut yang diharapkan. Dalam
permasalahan ini penulis yang memliki keterbatasan ilmu serta
pengetahuan haruslah banyak membaca dan memperbanyak ilmu
pengetahuan melalui buku-buku ataupun artikel yang tersedia di media
sosial ataupun majalah, Koran, dan lain-lain. karena hal tersebut dapat
membantu penulis dalam menyusun kata /kalimat ketika berbicara
sehingga hal-hal yang disampaikan tepat dengan sasaran yang dituju
tanpa harus bertele-tele. Selain itu penulis juga haruslah menguasai
(Public speaking) agar dapat meningkatkan kemampuan berbicara serta
meningkatkan kepercayaan diri ketika berbicara di khalayak umum.
d. Sistem manajemen waktu yang belum bisa terkontrol dengan baik oleh
penulis, sehingga penulis sedikit kesulitan dalam membagi waktu untuk

5
belajar dan berda’wah keluar rumah menyapa masyarakat, sehingga
selama di rumah penulis jarang berinteraksi dengan masyarakat dan lebih
banyak menghabiskan waktu di dalam rumah.
2. Faktor Eksternal

a. Karena adanya pandemi Covid 19 sehingga sebagian besar kegiatan


da’wah yang seharusnya dilaksakan secara offline menjadi terkendala dan
dialihkan menjadi online. Contohnya seperti kajian-kajian online,
seminar online dan lain sebagainya. Karena hal tersebut akhirnya
menjadikan permasalahan bagi penulis, karena penulis sulit memahami
serta canggung dan segan untuk berkomunikasi secara mendalam kepada
mad’u.
b. Kurangnya perhatian dan respon dari pihak-pihak tertentu ketika penulis
ingin menyampaikan materi kajian, dikarenakan kurang percaya dengan
skill yang dimiliki oleh penulis, terlebih lagi usia penulis yang tergolong
sangat muda dan masih sangat diragukan keilmuanya, sehingga
masyarakat lebih percaya dengan golongan yang usianya lebih tua yang
tentunya lebih berpengalaman. Dalam hal ini tentunya sebagai seorang
da’i, penulis harus tetap optimis, menambah wawasan serta pengalaman
dan juga berusaha sebaik mungkin dalam berda’wah, agar masyarakat
percaya dengan kemampuan yang kita miliki, sehingga tidak akan
menimbulkan keraguan dalam hati mad’u ketika kita menyampaikan
pesan-pesan da’wah.

1.3. Kecenderungan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) telah banyak memberikan Ilmu serta
pengalaman dan gambaran kepada penulis, sehingga ketika Ilmu tersebut dapat
teraplikasikan dalam kehidupan masyarakat, tentunya hal tersebut sangat
bermanfaat dan menjadi sangat baik. Setiap manusia memiliki kecenderungan
dalam berbagai aspek di dalam dirinya, melalui kecenderungan tersebut ia dapat
mengembangkannya dan menjadikannya sebagai salah satu jalan untuk berda’wah
dan menegakkan agama Islam.

6
Dengan mengingat serta mengamati bukti-bukti kegiatan yang pernah
dilakukan, berdasarkan pengalaman praktik kerja lapangan yang telah penulis
lakukan mulai dari semester I hingga sekarang, dan di antara banyaknya bidang
yang mencakup bidang pendidikan dan engajaran, bidang penelitian dan karya
Ilmiah, bidang kemasyarakatan dan keagama’an serta bidang keorganisasian dan
penunjang. penulis menganalisis bahwa penulis memiliki kecenderungan lebih
pada bidang pendidikan dan pengajaran. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan
paraktikum da’wah yang pernah penulis lakukan ketika masih berada di semester
III dan IV hingga sekarang, penulis lebih sering dihadapkan pada kegiatan
pendidikan dan pengajaran.
Dengan berbekal pengalaman yang penulis miliki ketika berada di semester
III dan IV, penulis banyak melakukan kegiatan belajar mengajar sekaligus
membina anak-anak di suatu lembaga ataupun yayasan, dalam suatu kegiatan
belajar mengajar penulis mengambil pelajaran dan pengalaman bahwasanya
penulis ternyata lebih cocok dihadapkan dengan anak-anak usia remaja
dibandingkan dengan anak-anak usia dini, hal tersebut dikarenkan dari segi
komunikasi yang terjalin antara seorang murid dan guru, ternyata hubungan yang
terjalin lebih teratur dan terkontrol ketika penulis berkomunikasi dengan anak-
anak yang usianya diatas 14 tahun, dibandingkan dengan anak-anak usia 5-10
tahun. Dalam hal ini penulis yakin bahwa ternyata minat penulis pun lebih
dominan kepada bidang pendidikan dan pengajaran. Karena penulis ingin ilmu
yang dimiliki bisa bermanfaat baik untuk penulis sendiri maupun orang lain, di
dunia maupun di akhirat. Penulis berharap dari setiap kecenderungan yang
dimilikinya dapat menjadi sarana untuk berda’wah dan semuanya dapat bernilai
ibadah di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala.

7
BAB II

INTI LAPORAN

2.1. Panduan Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Sekolah Tinggi


Ilmu Da’wah Mohammad Natsir
2.1.1. Pengertian PKL

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan serangkaian kegiatan-kegiatan


pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukannya dan kemudian
dilaporkan oleh seorang mahasiswa (sejak semester 1 (satu) hingga berstatus
sebagai peserta ujian PKL, aturan bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Da’wah Mohammad Natsir). Bobot PKL adalah 4 SKS atau setara dengan
300 jam kerja di lapangan. PKL ini biasa disebut dengan KKN (Kuliah Kerja
Nyata) yang biasanya istilah ini digunakan oleh beberapa perguruan tinggi di
Indonesia.
2.1.2. Hubungan PKL dengan STID Mohammad Natsir
Setiap perguruan tinggi di Indonesia baik perguruan itu negeri ataupun
Swasta mengadopsi tri dharma perguruan tinggi, dan salah satu tri dharma
tersebut berupa pengabdian kepada masyarakat. Pada Sekolah Tinggi Ilmu
Da’wah (STID) Mohammad Natsir Program Pengabdian kepada Masyarakat
(PPM) ini diimplementasikan dalam bentuk sebuah kegiatan yang diberi
nama Praktik Kerja Lapangan (PKL). Dan ini merupakan bentuk aktualisasi
dari teori yang diperoleh oleh mahasiswa selama mengikuti perkuliahan
dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, baik di bidang
Pendidikan, Agama, Sosial maupun bidang-bidang lainnya.
Namun, perlu dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di STID Mohammad Natsir memiliki kekhususan jika
dibandingkan dengan PKL di perguruan tinggi lain. Program ini dilaksanakan
selama selang waktu tertentu, dimulai dari kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
bagi masyarakat. Sedangkan PKL di STID Mohammad Natsir lebih banyak
menekankan pada kegiatan bidang pengajaran dan dakwah di lingkungan
kampus dan sekitarnya. Yang memiliki masa tenggang dari semester I sampai

8
ujian PKL yang ditetapkan oleh pihak kampus pada semester VIII, meskipun
mahasiswa juga diperbolehkan mengadakan kegiatan dalam waktu tertentu
asal tidak kontradiktif dengan jadwal perkuliahan.
2.1.3. Tujuan PKL
Setidaknya ada empat tujuan dari program pengabdian kepada masyarakat
ini, yaitu:

1. Mengembangkan sumber daya manusia untuk melahirkan manusia-


manusia yang memiliki rasa tanggung jawab membangun.
2. Melakukan pembinaan terhadap masyarakat sehingga semakin
mandiri dan sejahtera secara ekonomi.
3. Menyelenggarakan pembinaan bagi institusi masyarakat sesuai
dengan perkembangan teknologi.
4. Meningkatkan kepedulian sosial para dosen dan mahasiswa terhadap
masalah-masalah kemasyarakatan.
2.1.4. Program Kegiatan PKL dan Pengelompokan
Kegiatan lapangan dalam PKL adalah kegiatan pengumpulan data dan
bukti-bukti tertulis tentang aktivitas yang pernah diakukan oleh mahasiswa
sejak semester I (satu) hingga menjadi peserta ujian.
Kegiatan PKL dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang, yaitu:
a. Kegiatan Pendidikan dan Pengajaran
Kegiatan in terdiri atas:
1) Mengajar di lembaga pendidikan formal dan non formal
2) Mengajar les privat
3) Praktikum mengajar di suatu lembaga pendidikan
b. Kegiatan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah
Kegiatan ini meliputi:
1) Laporan penelitian yang dipublikasikan atau tidak
2) Diskusi ilmiah, lokakarya, seminar dan semacamnya
3) Penulisan karya ilmiah popular di jurnal, majalah dan surat kabar

9
c. Kegiatan Kemasyarakatan dan Keagamaan
Kegiatan ini meliputi:
1) Peringatan Hari Besar Islam dan kegiatan keagamaan lainnya
2) Penyuluhan, ceramah, khutbah dan sejenisnya
3) Bakti sosial dan sejenisnya

d. Kegiatan Keorganisasian dan Penunjang


Kegiatan ini meliputi:
1) Menjadi pengurus pada organisasi mahasiswa
2) Menjadi pengurus pada ekstra kurikuler
3) Pelatihan Kepemimpinan
4) Mendapat tanda jasa / penghargaan dan prestasi
Empat kelompok kegiatan ini merupakan standar dasar pelaksanaan PKL
STID Mohammad Natsir, namun penilaian ditambah satu bobot khusus yaitu:
dedikasi, ibadah dan moral mahasiswa selama menjadi mahasiswa STID
Mohammad Natsir. Hak ini didapat dari kerjasama Bimbingan Penyuluhan,
Pembina Asrama dan Tim Penilai PKL.
2.2. Pelaksanaan Program PKL STID Mohammad Natsir
Selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, penulis telah
mengidentifikasikan serta mengklasifikasikan sejumlah kegiatan yang telah
dilaksanakan. Adapun bentuk tugas-tugas PKL yang dimaksud adalah:

10
2.2.1.Kegiatan Pendidikan dan Pengajaran
1. Menjadi Pengajar di TPA Ar-Raudhoh
TPA Ar-Raudhoh terletak di Jl. Nangka, Kecamatan Gurah, Kabupaten
Kediri, didirikan pada tahun 2020 oleh Ibu Ulfatus Sa’adah atau biasa
dipanggil Bu Ulfa, beliau mengajar di TPA Ar-Raudhoh secara sukarela, begitu
pula dengan peserta didik yang ikut mengaji pun tidak dipungut biaya, TPA
Ar-Raudhoh memiliki peserta didik sekitar 50 peserta, yang terdiri dari murid
TK, SD sampai dengan SMP.
Awal mula penulis mengajar di TPA Ar-Raudhoh yaitu ketika penulis
melaksanakan kegiatan Kafilah da’wah di desa masing-masing tepatnya di
Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, pada tanggal 13 April - 08 Mei 2021,
ketika itu penulis diajak untuk membantu membersamai Bu ulfa dalam
kegiatan belajar mengajar, karena memang pada saat itu Bu Ulfa memiliki
kegiatan yang sangat padat di luar TPA, sehingga beliau membutuhkan guru
pendamping yang bisa menggantikanya ketika ada kegiatan diluar jadwal
mengajar TPA, selain mengajar di TPA Ar-Raudhoh beliau juga disibukan
dengan kegiatan mengajar di sekolah formal atau sekolah SD, hal tersebut lah
yang menjadikan penulis mengapa diminta untuk mengantikan beliau dalam
kegiatan mengajar anak-anak TPA Ar-Raudhoh, tentunya penulis tidak sendiri
melainkan dibersamai dengan guru-guru TPA yang lain.
Dengan adanya penulis serta Rekan yang juga mengajar di TPA Ar-
Raudhoh, tentunya pembelajaran semakin efektif dan efisien, anak-anak
semakin rajin dan bersemngat untuk mengaji, sistem pembelajaran di TPA Ar-
Raudhoh tidak serta merta hanya mengajar Al-Quran saja, namun juga
memberiakan materi-materi yang lain seperti do’a-do’a harian, Tahfiz Qur’an,
hafalan hadits pendek dan lain-lain. Selama mengajar di TPA Ar-Raudhoh,
penulis banyak mengambil pelajaran serta pengalaman berharga dari Bu Ulfa
dan guru-guru lain selaku pengajar tetap di TPA Ar-Raudhoh, maupun dari
adik-adik yang selalu bersemangat di setiap pertemuan, penulis mendapatkan
pengalaman baru tentang bagaimana mengajar Al-qur’an kepada anak-anak
dengan menggunakan metode pengajaran yang berbeda yaitu Metode Ummi.

11
Metode Ummi sendiri merupakan salah satu metode dari banyaknya metode
pembelajaran Al Qur’an. Mengapa dinamakan Metode Ummi, karena Ummi
sendiri memiliki makna ibu yang identik dengan sabar, tabah, dan lembut.
Dalam pembelajaran Al-Qur’an yang menggunakan Metode Ummi ini
mengusung tiga prinsip, yakni mudah, menyenangkan, dan menyentuh hati,
dalam proses belajarnya Metode Ummi langsung dibaca tanpa dieja/diurai dan
juga tidak banyak penjelasan. Atau dengan kata lain learning by doing (belajar
dengan melakukan secara langsung).
dan Alhamdulillah selama penulis membersamai mereka dalam kegiatan
belajar mengajar, Anak-anak menjadi lebih bersemangat untuk beajar dan
bersemangat untuk datang terus ke TPA.
2. TPQ Peduli Yatim Dhu’afa
TPQ Peduli Yatim Dhu’afa Merupakan Yayasan yang didirikan oleh
Ustadz Sopan Sopian dan kawan-kawan, dengan tujuan dapat membantu anak-
anak yatim dhu’afa agar dapat belajar serta menuntut ilmu agama tanpa harus
memikirkan biaya, karena melihat banyak sekali anak-anak yang kurang
mampu dan membutuhkan pendidiakan moral agama yang baik maka
berdirilah TPQ peduli yatim dhuafa ini.
TPQ Peduli Yatim & Dhu’fa terletak di Jl. Sadar Raya Kecamatan
Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan. Pada dasarnya TPQ peduli yatim & dhu’fa
tersebut hanya di khususkan untuk anak-anak yatim dan dhu’afa saja, namun
lambat laun tak hanya anak yatim & dhu’afa saja yang mau belajar di TPQ
tersebut, akan tetapi dari warga sekitar dan tetangga terdekat juga
diperbolehkan untuk ikut belajar di TPQ tersebut, TPQ Tersebut dibuka untuk
umum atau diperbolehkan bagi siapa saja yang mau belajar Al-Qur’an.
Kegiatan mengajar dilaksnakan oleh penulis tepatanya pada awal semester
VII, tepatnya pada awal bulan September tahun 2021 s/d akhir Februari tahun
2022. Dalam kegiatan belajar mengajar di TPQ peduli yatim & dhu’fa, di sini
penulis diberikan kesempatan untuk mengajar serta membersamai anak-anak
di yayasan tersebut, membina anak-anak TPQ dalam mempelajari Al-Qur’an,
dan ilmu agama yang lain, TPQ ini mempunyai banyak murid mulai dari usia 4

12
tahun hingga usia 15 tahun, semuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu
sama-sama ingin mempelajari Al-Quran.
Dan bagi penulis mengajar di TPQ adalah menjadi salah satu awal yang
baik untuk memulai da’wah, karena ketika seorang da’i hendak memulai
da’wahnya maka mulailah dengan Al-Quran. Inilah salah satu motivasi bagi
penulis untuk tetap bersemangat ketika mengajar mengaji Al Qur’an, ataupun
mengajar Iqro, berbeda dengan kebanyakan orang-orang di luar sana yang
bangga dengan profesi yang hanya bernilai dunia, tentu sebagai seorang da’i
maupun da’iyyah haruslah merasa bangga juga dengan profesi yang tentunya
bernilai akhirat, In Syaa Allah.
Dari kegiatan belajar mengajar ini, penulis mendapatkan pengalaman yang
luar biasa sangat banyak dari anak-anak yatim ataupun dhu’afa yang penulis
didik, sebab tak banyak dari kita yang menyadari bahwa ilmu agama dan peran
seorang guru bagi murid-muridnya sangatlah penting, tentunya dengan latar
belakang mereka yang berbeda-beda akan sangat sulit bagi mereka bisa sampai
pada tahap seperti sekarang ini, tentang pemikiran bahwa belajar ilmu agama
adalah hal yang paling utama, karena tak hanya bermanfaat untuk kehidupan
dunia saja, namun akhirat juga. penulis berharap dengan kehadiran penulis
sebagai pengajar di TPQ tersebut dapat membantu anak-anak yatim dan
dhu’afa dalam menimba ilmu agama, dan memunculkan kesungguhan mereka
dalam mempelajari Al- Qur’an lebih dalam lagi.
3. Mengajar TPA Al- Kahfi
Pada tahun kedua perkuliahan, tepatnya di awal semester III perkuliahan,
penulis mendapat amanah juga untuk mengajar di sebuah TPA yang bernama
TPA Al-Kahfi bersama dengan dua rekan tim lainya, tepatnya pada kegiatan
Praktikum da’wah yang bertempat di Cipayung, Jakarta Timur, pada tanggal 23
Septembar 2019- 25 Maret 2020, yang mana lokasi tersebut masih berdekatan
dengan kampus Puteri Sekolah Tinggi Ilmu D a’wah Mohammad Natsir.
Pada kesempatan itu penulis diberikan amanah untuk mengajar di TPA Al-
Kahfi, karena sebagaimana mestinya disetiap pergantian tahun maka akan ada

13
mahasiswi yang diminta untuk mengajar secara sukarela di beberapa TPA
terdekat yang telah di tentukan.
TPA Al-Kahfi sendiri pada dasarnya pertama kali dirintis oleh salah
seorang alumni dari Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir, yang
bernama Ustadzah Roshidah S.Sos, yang mana pada saat itu beliau juga sama-
sama diberikan amanah untuk mengajar anak-anak yang berada di sekitaran
gang Al-Kahfi tersebut, melihat kondisi anak-anak yang minim akan ilmu
agama dan juga kurangnya keinginan untuk belajar agama serta belajar Al-
Qur’an, akhirnya menggerakan hati beliau untuk mengajar dan merintis sebuah
TPA di gang kecil tersebut, disertai dengan dukungan dari teman-teman dan
juga beberapa masyarakat, maupun para asatidz dan asatidzah, Alhamdulillah
pada akhirnya beliau berhasil merintis TPA tersebut, agar TPA itu dapat terus
berjalan dan memberikan manfaat untuk orang lain maka setiap tahunya akan
ada mahasiswi dari Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir yang silih
berganti ditugaskan mengajar di TPA tersebut.
Adapun untuk kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada Anak-anak
TPA yaitu, do’a-do’a harian, tahfizhul Qur’an, kisah-kisah sahabat, adab-adab
Islam, Tajwid dan lain-lain. Kegiatan belajar dilaksanakan setiap habis
Maghrib hingga setelah Isya, dan adapun kesan yang penulis berikan yaitu
penulis sangat senang karena diberikan kesempatan untuk bisa mengajar dan
membersamai anak-anak untuk menyalurkan ilmu yang telah dipelajari selama
penulis berada di STID Mohammad Natsir.
4. PAUD Satu Atap Rabbani
PAUD merupkan salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di
yayasan peduli yatim dhu’afa ini, tak hanya megajar TPQ sekaligus menjadi
musyrifah asrama, disini penulis juga diberikan amanah untuk mengajar anak-
anak PAUD dari Usia 4 s/d 5 tahun. Pada saat itu penulis mengajar di TK A,
yaitu kelas yang terdiri dari 10 orang anak, mulai dari umur 4 tahun s/d 5
tahun. Kegiatan tersebut penulis laksanakan dari awal bulan September tahun
2021 s/d akhir Februari tahun 2022.

14
Tujuan utama didirikanya PAUD Satu Atap Rabbani ini, yaitu untuk
membentuk anak-anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, selain itu juga anak-anak
sudah dikenalkan pengetahuan-pengetahuan agama, adab-adab islami sehingga
tak hanya memahami materi-materi umum saja yang harus mereka miliki untuk
kesiapan yang optimal dalam memasuki pendidikan dasar, namun juga untuk
membentuk karakter dari dalam diri mereka, tentunya semua pemahaman
agama yang diberikan haruslah pemahaman yang sesuai dengan Al-Qur’an dan
sunnah yang sesuai dengan ajaran Rasulullah.
PAUD Satu Atap Rabbani merupakan wadah bagi anak-anak yatim &
dhu’afa maupun bagi masyarakat sekitar yang ingin anaknya menempuh
pendidikan formal tanpa harus memungut biaya. Selain meringankan biaya,
orang tua juga tidak perlu khawatir harus menunggu anak-anak mereka ketika
kegiatan belajar sedang berlangsung, sebab lokasi sekolah yang tertutup dan
terjaga dari jalan raya, setiap wali kelas juga akan membersamai anak-anak dan
menjaga mereka hingga kegiatan belajar selesai.
Disini penulis mendapatkan banyak pelajaran yang berharga ketika
membersamai anak-anak PAUD dalam kegiatan belajar mengajar, sebab
mendidik anak-anak usia dini bukanlah suatu perkara yang mudah, dibutuhkan
kesabaran, kekereatifan dan keaktifan yang ekstra, sehingga ketika berhadapan
dengan anak-anak secara langsung ruang kelas tidak terkesan monoton dan
anak-anak bisa menikmati kegiatan belajar mereka dengan senang dan
gembira. Penulis berharap dengan kegiatan ini dapat menjadi bekal atau
pengalaman ketika nantinya penulis ditempatkan di suatu lembaga ataupun
yayasan untuk mendidik anak-anak.

2.2.2.Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah


1. Dauroh Hijab Syar’i
Wanita sholihah adalah sebuah gelar istimewa untuk wanita yang
istimewa. wanita sholihah, sejatinya senantiasa menjadikan Al-Qur’an dan
Sunnah sebagai pegangan hidupnya. Salah satu ciri wanita sholihah yang dapat

15
teridentifikasi melalui tangkapan panca indera berupa mata yaitu menutup
aurat.
Dauroh Hijab syar’i merupakan kegiatan dauroh yang dilaksanakan pada
hari ahad tanggal 23 September 2018, yang dilaksanakan di Aula Sakinah
Pusdiklat Muslimat Center Cipayung Jakarta Timur, kegiatan tersebut dihadiri
oleh seluruh mahasiswi semester 1, 3 dan semester 5 pindahan, dan
pematerinya adalah Ustadz Ishom Aini, S.HI. DPL., LC, MA.
Dalam dauroh tersebut menjelaskan bahwa hijab menjadi syarat dan
disyari’atkan dalam Islam. di era ini, orang yang berpakaian minimalis di
katakan modern dan orang yang memakai pakaian dengan menutup auratnya
dengan sempurna dikatakan ketinggalan zaman. Perbandingan zaman dulu
orang dikatakan modern setelah mengenal pakaian. Padahal makna kerudung
sangat jauh dari makna khimar.
Kerudung adalah penutup kepala yang biasa digunakan oleh wanita
Yahudi dan Nasrani, atau bisa juga diartikan sebagai kain yang menutupi
kepala, dalam hal ini berkenaan dengan apapun yang bisa menutup kepala bisa
disebut kerudung meskipun tidak menutup seluruh rambut dan leher,
sedangkan khimar adalah sesuatu yang menutup, para ulama menjelaskan
khimar adalah kerudung yang menutupi bagian kepala hingga dada wanita dari
belakang maupun dari depan. Menurut Bahasa Arab asli, khimar ialah kain
yang menutup seluruh badan kecuali mata. Di indonesia sendiri khimar
diartikan kerudung (penutup kepala).
Dengan keikutsertaan penulis pada kegiatan ini penulis mendapat
wawasan serta pemahaman bahwa hijab tidak hanya merupakan tradisi namun
juga merupakan syari’at dalam Islam. Penulis juga dapat membedakan apa
yang dimaksud dengan kerudung dan khimar, karena kedua hal tersebut
merupakan sesutu yang berbeda meski memiliki persamaan secara umum.
Setelah mengikuti dauroh ini, penulis merasa sangat perlu untuk
memperbaiki diri dan juga penampilan yang akan dikenali orang (masyarakat
luas) sebagai identitas dari agama Islam. Saat ini, penulis masih belajar dan

16
berusaha untuk mengaplikasikan setiap materi terkait hijab syar’i dalam setiap
lembar kehidupan.
2. Dauroh Mahrom
Dauroh Mahrom adalah salah satu kegiatan dari bidang karakter dengan
tujuan untuk memberi pengertian serta wawasan terkait apa itu mahrom dan
siapa saja yang menjadi mahrom kita. Dauroh Mahrom dilaksanakan oleh
kampus putri STID Mohammad Natsir, tepatnya pada hari Ahad 14 Oktober
2018 oleh Ustadz. Dr. Zain An-najah, L.C sebagai pemateri, kegiatan tersebut
dihadiri oleh seluruh mahasiswi semester satu.
Dalam kegiatan tersebut, beliau memberikan pengertian mengenai mahram
atau perempuan dan laki-laki yang masih termasuk sanak saudara dekat, yang
tidak boleh menikah di antara keduanya, hubungan mahram dapat terjadi
karena tiga sebab, yakni karena keturunan,sesusuan, dan hubungan
perkawinan. Selain itu, beliau juga menjelaskan perbedaan antara mahram dan
muhrim, seperti yang sudah dijelaskan diatas mngenai mahram, muhrim sendiri
memiliki makna orang yang sedang berihram untuk melaksanakan ibadah haji
dan umrah. Dari sini penulis banyak sekali mendapatkan ilmu yang bermanfaat
mengenai perbedaan mahrom dan muhrim seperti yang dijelaskan oleh Ustadz.
Dr. Zain An-najah, L.C diatas.
Dengan keikutsertaan penulis pada kegiatan ini penulis mendapat
wawasan serta pemahaman tentang bagaimana cara seorang muslim ketika
bersikap kepada seorang yang bukan mahromnya, penulis juga sangat senang
dapat turut berpartisipasi dalam kegiatan dauroh tersebut dan juga diberikan
kesempatan untuk menimba ilmu bersama ustadz-ustadz yang memiliki
wawasan luas seperti beliau (Ustadz. Dr. Zain An-najah, L.C).
3. Pelatihan Iqro
Banyak orang yang mengira jika mengajar mengaji untuk anak-anak
dengan metode Iqro adalah suatu hal yang mudah, bahkan cenderung
diremehkan. Namun, siapa sangka jika mengajar dengan metode Iqro ini
seorang pengajar dituntut harus memahami secara benar tata cara serta
instruksi-instruksi yang sengaja dibuat oeh KH. As’ad Humam pada buku Iqro

17
itu agar sang anak tidak sia-sia atau salah memahami bacaan huruf-huruf arab
berkepanjangan. Karena ilmu yang diserap oleh anak-anak dimasa golden age
tidak akan mudah untuk hilang apalagi dilupakan, maka sangat penting bagi
pengajar untuk memahami tahsin tilawah Al-Qur’an, dan mampu membaca Al-
Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwidnya.
Memasuki perkuliahan semester II, penulis mendapatkan mata kuliah
praktikum da’wah yaitu praktik mengajar anak-anak TPA. Namun, sebelum
mahasiswi terjun ke lapangan, terlebih dahulu bidang pembinaan karakter
Kampus Putri STID Mohammad Natsir memberikan pembekalan dengan
mengadakan Dauroh Pelatihan Iqro dan Manajemen TPA, pada tanggal 15
September 2018. Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Sakinah, Kampus Putri
STID Mohammad Natsir, Cipayung Jakarta Timur, dengan menghadirkan
narasumber yaitu Ustadz Aswan Haidi, M.Pd.I.
Ustadz Aswan menjelaskan secara rinci cara mengajar anak membaca Al-
Qur’an dengan Metode Iqro di mana setiap satu halaman Iqro mengandung tiga
bahasan yaitu pada kolom pertama dinamakan sebagai pokok bahasan yang
karenanya seorang guru harus aktif mencontohkan cara membaca tiap huruf
yang tercantum pada kolom pertama halaman terkait. Pada kolom kedua
sampai kolom sebelum terakhir disebut sebagai kolom latihan, dimana anak
dituntut untuk aktif tanpa dituntun oleh pengajar. Kemudian kolom terakhir
disebut sebagai kolom evaluasi, di mana saat anak telah mampu mengucapkan
setiap hurufnya dengan benar tanpa tuntunan guru maka anak tersebut boleh
melanjutkan kehalaman selanjutnya.
Dalam pelatihan Iqro ini Ustadz Aswan sangat menekankan untuk
mengajar Metode Iqro dengan mencontohkan cara membaca, dan ketika anak
salah, maka yang dibenarkan cukup bagian yang salahnya saja. ‘Tidak perlu
menyuruh anak mengulang, karena itu akan membuat sang anak bingung.”
Begitulah kalimat yang diucapkan oleh Ustadz Aswan sambil tersenyum
dihadapan peserta. Sedangkan pada pembahasan manajemen pengelolaan TPA,
Ustadz Aswan terlebih dahulu menjelaskan tentang motivasi mengajar
sebagaimana tercantum dalam QS At-Tahrim [66]: 6, yang artinya: “Wahai

18
orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ..”
Melalui TPA, seseorang dapat mengamalkan Al-Qur’an sekaligus menjaga
anak serta keluarganya dari api neraka. Setelah motivasi mengajar dirasa telah
dimiliki, maka langkah selanjutnya dalam mengelola TPA adalah menentukan
target visi & misi juga materi pelajaran, yang mana pada materi pelajaran ini
ada dua hal yang harus diajarkan, yakni materi pokok dan materi penunjang,
dalam materi pokok anak-anak diajarkan cara membaca Al-Qur’an, salah
satunya dengan Metode Iqro, dan materi penunjang yang biasa dilaksanakan
disetiap TPA adalah mengajarkan hafalan bacaan shalat, do’a sehari-hari, ayat-
ayat pilihan, surah-surah pendek, dan bahan ajar lainnya yang dikembalikan
pada target masing-masing TPA.
Ada satu kalimat yang sering diulang-ulang oleh Ustadz Aswan baik itu
saat menyampaikan materi “Pelatihan Iqro” ataupun saat beliau tengah
menyampaikan materi terkait “Manajemen Pengelolaan TPA” yakni “Jangan
sekali-kali mengutarakan kalimat negative, dan seringlah beri anak-anak
pujian.” Dan kalimat tersebutlah yang kemudian membuat penulis tertarik
untuk menyelami isi pikiran anak-anak dengan mulai membaca buku-buku
yang berkaitan dengan psikologi anak, rasanya ingin terus membuat mereka
nyaman dan membentuk sistem pembelajaran yang menyenangkan tanpa harus
menghilangkan subtansi materi yang harus disampaikan.
4. Dauroh Micro teaching
Dauroh micro teaching merupakan salah satu kegiatan yang dimotori oleh
Bidang Pembinaan Karakter, Kampus Putri STID Mohammad Natsir dengan
tujuan memberi bekal kepada mahasisiwi semester III yang telah mulai
melaksanakan kegiatan praktikum da’wah.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 29 September 2019 yang
bertempat di Aula Sakinah, Kampus Putri STID Mohammad Natsir, Cipayung
Jakarta Timur. Narasumber dari kegiatan ini adalah Ustadzah Ririn
Yahyani,S.Pd.I. Dalam penyampaian materinya narasumber menggunakan
Metode Sharing, sehingga apa yang beliau sampaikan lebih menarik dan

19
mudah dipahami. Dalam Mengawali materinya, narasumber berbagi kisah
perihal para lulusan STID Mohammad Natsir yang rata-rata menjadi seorang
guru. Beliau juga memberi penegasan, selain menjadi guru akan lebih baik lagi
jika seseorang memutuskan untuk menjadi seorang pendidik. Di samping
mentransfer ilmu, tugas seorang pendidik adalah merubah sikap dan pola pikir
anak didik, karena yang terpenting dalam pendidikan adalah adanya perubahan
sikap, bukan hanya perubahan dari sisi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Micro artinya kecil dan teaching adalah pengajaran. Micro teaching berarti
metode pembelajaran atau cara mengajar dalam lingkup yang kecil. Micro
Teaching terbagi ke dalam tiga hal, yakni persiapan sebelum mengajar,
persiapan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, dan KBM (Kegiatan
Belajar Mengajar). Maka dalam proses pelaksanaannya akan menjadi suatu
kesalahan jika seseorang langsung terjun ke dalam dunia pendidikan atau dunia
mengajar tanpa memiliki persiapan (prepare).Di antara bentuk persiapan yang
harus dilakukan oleh seorang guru adalah mengenal lembaga yang akan
diterjuni dan mengenal dengan baik kelas serta murid yang akan diberikan
pengajaran.
Setelah mengikuti kegiatan ini penulis menjadi paham bahwa dalam
mengajar anak-anak, bahasa yang digunakan haruslah lugas, karena anak-anak
akan cepat mencerna kalimat dan sulit untuk melupakannya. Jadi jika sesuatu
yang penulis ajarkan adalah suatu kebenaran, maka anak-anak pun akan
mengikutinya dengan benar, sehingga hal tersebut akan menjadi amal jariyah
yang pahalanya tidak akan berhenti mengalir walaupun penulis sudah tidak
menapaki jalan kehidupan di atas Bumi lagi.
Dauroh Microteaching adalah suatu tindakan atau kegiatan latihan belajar
mengajar dalam situasi laboratoris (sardiman, motivasi belajar mengajar).
Dalam hal ini kita harus membuat RPP (Rencana Program Pembelajaran).
Micro teaching juga merupakan suatu wadah bagi mahasiswa sebelum
terjun kedunia PPL (Praktik Pengalaman Lapangan). Atau sebelum menjadi
guru yang sebenarnya dengan maksud membiasakan mahasiswa dengan iklam
mengajar yang profesional.

20
5. Dauroh Sifat Sholat Nabi
Dauroh Sholat yang diselenggarakan oleh bidang Karakter Kampus putri
STID Mohammad Natsir, sebagaimana dengan dauroh mahrom ataupun
dauroh hijab. dauroh sholat. Diselenggarakan di Aula Sakinah Kampus putri
STID Mohammad Natsir, pada tanggal 25 November 2018, oleh Ustadz Ishom
Aini Lc sebagai pemateri. Dauroh Sholat ditujukan kepada semester I dan V
pindahan, dan penulis sendiri termasuk salah satu mahasiswi baru yang
mendapat kewajiban untuk mengikuti dauroh sholat tersebut.
Sholat adalah tiang agama sekaligus menjadi amalan yang pertama kali
dishisab pada hari pembalasan. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang
juga mempunyai tugas da’wah haruslah benar-benar mengilmui semua hal
yang berkaitan dengan sholat, begitupula dengan pengamalanya yang akan
dipertanggaungjawabkan. Dan hal tersebutlah yang menjadi alasan mengapa
dilasanakannnya dauroh sholat tersebut
Dalam dauroh tersebut, beliau menjelaskan mengenai hal-hal penting
mengenai sifat sholat Nabi, diantaranya adalah “Walaupun sudah jelas bahwa
panutan umat Islam adalah Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, tapi
masih banyak yang berselisih paham mengenai sifat sholat Nabi yang harus
dipenuhi. Sebenarnya, perbedaan pendapat yang berujung penghakiman seperti
itu perlu dihindari karena hanya akan mengurangi konsentrasi dalam beribadah.
Meyakini sifat sholat Nabi seharusnya dibarengi dengan niat yang baik untuk
benar-benar beribadah dalam jalan mencari ridha Allah Subhanahu Wata’ala.
Dauroh ini sangat bermanfaat bagi penulis karena dengan adanya dauroh
ini penulis dapat mengetahui bagaimana shalat yang sesuai dengan tuntunan
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Dengan adanya dauroh ini penulis
juga bisa menerapkan bagi dirinya dan bisa mengamalkan atau mengajarkan
kepada mad’u yang hendak diajarinya.
6. Pelatihan Fashdu
Pelatihan Fashdu adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Kampus
putri STID Mohammad Natsir, dan Tim Detasemen Fashdhu Indonesia
dibawah pengawasan Thabib Kesultanan Bintan Darul Masyhur, pelatihan

21
tersebut disampaikan langsung oleh Sensei Randy Abdullah Hadi, tepatnya
pada hari Rabu 20 Oktober 2021 dan hanya diikuti oleh mahasiswa dan
mahasiswi yang berada di sekitar Jabodetabek. Dalam pelatihan tersebut
penulis mendapatkan ilmu baru mengenai Thibun Nabawi yaitu pengobatan
klasik Islam Sunnah Rasulullah.
Al Fashdu merupakan pengobatan yang dilakukan dengan cara
mengeluarkan darah dari pembuluh darah vena yang didalamnya terdapat
sumbatan-sumbatan yang merugikan tubuh, dengan cara pengikatan dan
pembukaan kecil pada kulit, sehingga darah dalam pembuluh darah vena dapat
terdorong keluar, cara kerja Al Fashdu hampir sama dengan bekam yang mana
keduanya sama-sama mengeluarkan sumbatan-sumbatan dan darah kotor
melalui pembuluh darah, namun bedanya Al Fashdu mengeluarkan sumbatan
melalui pembuluh darah vena, sedangkan bekam mengeluarkan sumbatan
melalui pembuluh kapiler (pembuluh darah kecil). Al Fashdu sendiri sangat
efektif untuk mengurangi kadar kolestrol, asam urat, gula darah, darah tinggi,
dan penyakit lain yang berbahaya yang bercampur bersama darah yang berada
di dalam pembuluh darah.
Keikutsertaan penulis dalam pelatihan tersebut memberikan kesan dan
pelajaran berharga bagi penulis, tentunya ini merupakan pengalaman baru bagi
penulis, tak hanya faham secara teori namun dalam praktiknya pun penulis
dapat melaksanakanya dengan baik. Dalam praktiknya sendiri, penulis pertam-
tama diberikan arahan untuk menyiapkan segala alat-alat yang akan digunakan
seperti alkohol, jarum, plastik, sepasang sarung tangan, masker, okeplast,
tourniquet dan lain-lain. Kemudian selanjutnya para peserta diarahkan untuk
mengikat tangan dengan menggunakan tourniquet, kemudian menusukan jarum
ke pembuluh vena yang bentuknya lurus dan tidak bercabang agar lebih mudah
ketika menusukan jarum di pembuluh.. Dalam praktiknya sendiri, awal
mulanya penulis belum berhasil hingga 3 kali sampai dengan 4 kali, penulis
baru berhasil mempraktikanya sendiri secara benar ketika diulang di kali ke 5
dan seterusnya. Dengan adanya pelatihan Fashdu ini tentu membantu serta
menambah wawasan yang akan sangat cocok ketika ilmu tersebut dipraktikan

22
ketika berda’wah, tak hanya Ilmu pengetahuan agama saja yang dapat
dipraktikan dan disampaikan kepada masyarakat, namun dalam praktik
kesehatan pun penulis mampu mempraktikanya kepada masyarakat, Al Fashdu
ini tak hanya bermanfaat bagi diri sendiri. Namun, juga dapat memberi manfaat
kepada orang lain.
7. Dauroh Urgensi Menjauhi Maksiat dan dampak Buruk Bagi Du’at
Definisi maksiat adalah meninggalkan segala yang diperintahkan oleh
Allah Subhanahu Wata’ala, mengerjakan sesuatu yang dilarang oleh syari’at,
meninggalkan apa-apa yang diwajibkan dalam kitab (Al-Qur’an) dan oleh
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, baik berupa perkataan maupun
perbuatan.
Dampak dari maksiat adalah terhalangnya ilmu yang bermanfaat. Allah
Subhanahu Wata’ala akan menutup hatinya dari cahaya ilmu sehingga ia akan
bergantung pada kemaksiatan, kemudian akan timbul perselisihan serta
perpecahan, selalu meremehkan Rabbnya, serta yang terakhir adalah hilangnya
rasa malu dari dalam dirinya.
Dauroh Urgensi menjauhi maksi’at dan dampak buruk bagi du’at adalah
salah satu kegiatan yang diadakan oleh bidang karakter, dengan tujuan untuk
memberi pengertian serta wawasan terkait pentingnya mengingat kepada
maksiat agar kita tidak berbuat maksiat. Segala sesuatu yang keluar dari
perintah Allah yang mengerjakan larangan. Dauroh urgensi menjauhi maksi’at
dan dampak buruk bagi du’at dilaksanakan oleh kampus putri STID
Mohammad Natsir Pada hari Ahad 29 Desember 2019 oleh Ustadz. Imam
Taufik Al-Khotobi, M.Pd.I sebagai pemateri, kegiatan tersebut dihadiri oleh
Seluruh Mahasiswi semester III, V dan VII.
Dauroh urgensi menjauhi maksiat ini merupakan dauroh pertama bagi
penulis, disini penulis hadir menjadi peserta, banyak hal yang semakin
menyadarkan penulis bahwa dampak negatif dari maksiat terlalu dahsyat untuk
dideskripsikan, karena dosa dan maksiat dapat memisahkan dua orang yang
saling menyayangi (hancurnya ikatan dan pecahnya jalinan ukhuwah),
sehingga penulis memohon kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar senantiasa

23
dijauhkan dari setiap kegiatan yang menjurus ke dalam kubangan maksiat,
Aamiin ya robbal ‘alamiin.
Alhamdulillah dengan adanya dauroh menjauhi maksiat ini, penulis dapat
mengetahui apa saja yang dapat menjerumuskan kita terhadap kemaksiatan dan
hal itu tidak disukai oleh Allah. Semoga dengan adanya nasihat yang telah
disampaikan oleh pemateri kita dapat mengambil banyak pelajaran dan
menjadi suatu amalan bagi kita karena sebagaimana ilmu harus beriringan
dengan amal perbuatan kita.

2.2.3 Kegiatan Kemasyarakatan dan Keagamaan


1. Relawan Da’wah
Relawan Da’wah adalah salah satu program utama yang ada di yayasan
peduli yatim dhu’afa, dengan gambaran kurang lebih seperti kegiatan laznas
dewan da’wah, relawan da’wah ini dilaksanakan oleh penulis ketika berada di
semester VII dan ketika penulis menjadi pengajar sekaligus Musyrifah di yayasan
peduli yatim dhu’afa.

Kegiatan Relawan Da’wah ini hanya dilaksanakan ketika ada bencana di


suatu wilayah tertentu yang tujuanya adalah untuk membantu saudara kita yang
kesusahan dan tertimpa musibah, kegiatan relawan Da’wah yang diselenggarakan
oleh Yayasan Peduli Yatim Dhu’afa melibatkan seluruh staf dan pengajar yang
berada di cabang Bogor maupun Jakarta Selatan, para Relawan hanya aktif
melaksanakan penggalangan dana untuk membantu para korban bencana yang
terjadi di Palu dan Malang pada saat itu, selain itu juga dana yang diperoleh dari
para donatur juga digunakan untuk membantu para anak Yatim dan Dhu’afa yang
membutuhkan.

Pada titik ini penulis ditunjuk sebagai Relawan dan dibersamai oleh tim
dengan total keseluruhan delapan orang yang disebar di dua titik. Dalam kegiatan
relawan Da’wah ini setiap tim mempunyai kegiatan yang sama yaitu
melaksanakan penggalangan dana dan Bazar Fundraising yakni menjual barang
layak pakai dari para donatur dengan harga yang sangat murah yang kemudian

24
uang tersebut digunakan untuk membeli sembako dan dibagikan kepada orang –
orang yang membutuhkan.

Dengan diselenggarakannya kegiatan ini penulis banyak mengambil


pelajaran, baik belajar bagaimana cara Berda’wah yang baik, bagaimana cara
berinteraksi atau bekerjasama dalam tim dengan baik dan juga penulis belajar
bagaimana cara menyesuaikan diri dengan Mad’u ataupun lingkungan, sehingga
manfaat yang penulis rasakan setelah diadakannya Kegiatan Relawan Da’wah
sangat banyak dan sangat berbekas.

2. Kajian SHM Official Group


Sebagai seorang da’i tentunya kita harus siap menghadapi medan da’wah, tak
hanya siap dari segi ilmu saja namun juga harus siap secara lahir dan batin, dan
harus siap dalam kondisi apapun, dimanapun dan kapanpun. terlebih lagi pada
masa-masa pandemi seperti sekarang ini banyak kegiatan-kegiatan da’wah yang
terhenti karena harusnya mengikuti protokol kesehatan dan menjaga jarak satu
dengan yang lainya, meski demikian bagi seorang da’i tak pernah ada kata
berhenti dalam da’wah, dan tak ada kata tidak bisa karena jika ingin berhasil
dalam da’wah maka seorang dai harus mampu memecahkan permasalahan yang
ada di masyarakat dan mampu mencari solusi yang dihadapinya, sehingga dengan
begitu penulis mencari cara bagaimana agar ilmu yang didapat mampu
memberikan manfaat bagi banyak orang.

Kajian SHM Official group merupakan kajian online yang rutin dilaksanakan
setiap pekan dan diikuti oleh teman-teman sahabat hijrah yang ingin menuntut
ilmu bersama-sama. Penulis merasa senang dengan adanya kajian SHM Official
Group ini, penulis juga diberikan amanah sebagai pemateri untuk
menyampaiakan ilmu –ilmu yang penulis miliki serta pelajari kepada khalayak
umum, meski hanya melalui media sosial namun tak mematahkan semangat kita
untuk sama-sama belajar dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Dengan adanya group kajian tersebut, penulis belajar bagaimana cara


berda’wah dan berinteraksi dengan mad’u dengan latar belakang yang berbeda-

25
beda, meski dalam kegiatan da’wah ini belum bisa dikatakan maksimal karena
kondisi dan keadaan yang tidak mendukung, namun penulis sangat senang karena
bisa diberikan kepercayaan untuk menyampaikan ilmu yang penulis miliki
kepada mad’u. dari kegiatan ini penulis mendapat banyak ilmu dari rekan dan
teman-teman selain itu masih banyak lagi ilmu-ilmu baru serta pengalaman
berharga yang penulis dapatkan sebagai bekal untuk berda’wah di medan Da’wah
yang sesungguhnya kelak.

3. Kajian IMC Group

Sama halnya dengan kajian SHM Official Group, kajian ini juga dilaksanakan
secara Online melalui Whatsaap Group, dalam kajian ini penulis juga diberikan
amanah untuk mengisi kajian rutin pekanan yang diadakan oleh admin group
tersebut, kali ini penulis menyampaikan materi mengenai “ketika kita bimbang
dengan pilihan”, sebagai manusia tentunya terkadang kita bimbang ataupun ragu
ketika memurtuskan suatu perkara, tentu suatu prasaan yang bimbang itu
datangnya dari setan yang akan menjerumuskan kita dalam keragu-raguan,
sehingga ketika kita tidak melibatkan Allah dalam suatu perkara atau
permasalahan yang kita alami maka bisa jadi kita akan salah langkah dan
terjerumus dalam kesesatan.

Perasan bimbang dan ragu pastilah pernah dirasakan oleh setiap orang, dan
terkadang kebimbangan juga dapat membawa seseorang kejalan yang tidak baik.
Dalam kajian tersebut penulis menyampaikan bahwasanya sebagai seorang
muslim yang ta’at kepada Allah ‫ﷻ‬, ketika mempertimbangkan sesuatu, memilih
sesuatu atau menentukan sesuatu hal, maka carilah keutamaan untuk urusan
akhirat, dalam memilih sesuatu termasuk untuk melupakan sesutu kita itu sendiri
agar bisa ikhlas maka yang dipegang pertama adalah orientiasi akhiratnya,
apakah sudah baik dimata Allah Aubhanahu Wata’ala atau belum.

Dengan keikut sertaan penulis dalam kajian rutin tersebut, penulis


mendapatkan ilmu baru, tak hanya untuk penulis pribadi namun juga bagi teman-
teman yang lain yang mengikuti kajian tersebut. Dengan keinginan belajar yang

26
luar biasa dari para peserta kajian IMC group memberikan kesan yang luar bisa
bagi penulis sendiri dan menambah motivasi untuk terus belajar agar menjadi
lebih baik lagi.

4. Halaqoh Bersama Anak-Anak


Program halaqoh ini pada dasarnya ditujukan untuk anak-anak Desa
Tambakrejo. Program ini dilakukan setiap hari yaitu setelah jamaah shalat
Shubuh dan Dzuhur di Mushola Ar-Raudhah. Adapun pesertanya, ananda Fifi,
Fita, Fika, Kia, Rara, dan Nova.
Target peserta Kafilah Da’wah yaitu agar anak-anak bisa menghafal mulai
dari At-Takatsur sampai An-Naas dengan fasih dan lancar. Anak-anak juga
diajarkan arti dari surah-surah yang dihafalkan. Semangat dan pasrtisipasi
mereka dalam mengkuti program ini sangat tinggi. Terkadang, mereka meminta
tambahan waktu mengaji lagi di waktu shalat yang lain. Namun, karena
keterbatasan dari para peseta Kafilah Da’wah, maka kami hanya mengajar sesuai
yang dijadwalkan saja.
Dari awal penulis bertemu dengan anak-anak didik ini, tidak nampak
sedikitpun rasa lelah atau jenuh dari wajah-wajah mereka dan hal tersebut
tentunya menjadi penyemangat bagi penulis, semangat mereka mengajarkan
kepada penulis bahwa belajar itu tidak mengenal lelah waktu. Dan itulah diantara
salah satu pelajaran berharga yang penulis dapatkan selama berbagi ilmu di Desa
Tambakrejo Kecamatan Gurah, Kediri.
Dari sini penulis memiliki harapan besar kepada anak-anak di Desa
Tambakrejo yang mana nantinya mereka diharapkan bisa menjadi generasi
penerus dalam membimbing serta membina anak-anak lain yang mau belajar Al-
qur’an.
5. Pelatihan Pengurusan Jana’iz
Pelatihan pengurusan Jenazah adalah salah satu kegiatan yang penting
diketahui, difahami dan dikuasai oleh seorang muslim. Dan hal tersebutlah yang
menjadi salah satu alasan diadakannya pelatihan Pengurusan Jenazah di Desa
Tambakrejo Kecamatan Gurah, Kediri. Terlebih masyarakat yang masih lekat
dengan budaya serta adat istiadat nenek moyang, sehinga adat tersebutlah yang

27
menjadi patokan dan acuan dalam melaksanakan segala prosesi, begitupula
dengan prosesi pengurusan Jenazah.
Kegiatan pelatihan Pengurusan Jenazah termasuk salah satu bagian program
dari penulis dan rekan Kafilah Da’wah, Pelatihan pengurusan Jenazah
dilaksanakan di Mushola Ar-Raudhoh gurah, Kediri pada tanggal 07 Mei 2021
yang dibawakan oleh penulis dan rekan penulis, dalam kegiatan tersebut tidak
banyak ibu-ibu yang mengikuti kegiatan tersebut dikarekan kurang tertarik/takut
dan juga ada kesibukan lain yang harus dikerjakan seperti bertani dan mengurus
rumah tangga, sehingga keinginan untuk mengikuti pelatihan tersebut kurang,
meski demikian tetap masih ada ibu – ibu yang ingin belajar khususnya dari ibu-
ibu yang biasa mengurusi jenazah seperti memandikan dan mengkafani jenazah
mereka ingin lebih tau dan mau belajar lagi mengenai tata cara memandikan dan
mengkafani jenazah.
Dari isini penulis melihat para ibu ibu yang mengikuti pelatihan ini sangat
antusias dan semangat mengikuti pelatihan hingga selesai. Dan dengan
diadakannya kegiatan pelatihan pengurusan Jenazah, penulis semakin banyak
belajar dan tau baik terkait ilmu-ilmu dan wawasan seputar kepengurusan
Jenazah ataupun terkait kultur dan adat budaya warga Gurah yang ternyata
memiliki perbedaan dalam hal kepengurusan Jenazah.
6. Kultum Ba’da Tarawih
Seorang Da’iyyah haruslah mempunyai tingkat kesiapan kapanpun dan
dimanapun sebagaimana dengan salah satu program yaitu kultum Ba’da Tarawih
yang bersifat dadakan bagi para pemateri, Dan pada malam Bulan Ramadhan
khususnya pada saat kami melakanakn Kafilah Da’wah, kami diminta untuk
memberikan materi pada kultum malam itu, dan penulislah yang ditunjuk oleh tim
KAFDA secara dadakan untuk memberikan kultum dengan materi Fastabikul
Khoirot ( Berlomba-lomba dalam kebaikan).
Ditengah-tengah bulan suci Ramadhan tentunya kita sebagai umat muslim
akan berlomba lomba dalam beramal kebaikan, hakikat manusia sebagai hamba
Allah Subhanahu Wata’ala ialah senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi

28
semua larangan-Nya. Dengan menjalankan perintah Allah, seorang hamba akan
senantiasa berfokus pada perbuatan yang baik dan positif.
Dengan adanya kegiatan yang mempunyai sistem dadakan penulis beserta
seluruh kawan-kawan belajar bagaimana mempersiapkan diri dan mental untuk
senantiasa siap tampil kedepan dalam segala situasi dan kondisi. Dan sudah
sepatutnya seorang da’iyyah harus mempunyai materi-materi andalan untuk
kondisi darurat dan jika sewaktu-waktu penulis atau para da’iyyah lainnya diminta
untuk menyampaikan materi secara insidental.
7. Tadarus Al-Qur’an
Program Tadarus Al-Qur’an ini pada dasarnya ditujukan untuk para remaja
Desa Tambakrejo. Tujuannya yaitu untuk membiasakan hari-hari mereka bersama
Alquran. Karena perbedaan kemampuan dalam membaca Al-quran dari masing-
masing remaja, maka dalam pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi 2 kelompok.
Kelompok pertama, remaja yang sudah bisa membaca Al-Quran dengan lancar.
Awalnya kelompok ini hanya berjumlah 4 orang, namun seiring berjalannya
waktu, jumlah mereka terus bertambah. Diantaranya adalah ananda Tasya, Novi,
Intan, Luluk, Seka, Difa, Naurah, Dinda, dan Nafa. Para peserta Kafilah Da’wah
menargetkan supaya mereka khatam minimal 1 kali selama bulan ramdhan ini.
Kelompok kedua, yaitu remaja yang masih terbata-bata dalam membaca Al-
Quran. Untuk menangani permasalahan ini Maka penulis dan rekan penulis
bekerjasama dalam membimbing dan membersamai anak-anak dalam kegiatan
belajar membaca Al-Quran, tentunya hal tersebut dilakukan dengan kesabaran,
ketekunan dan kegigihan dari penulis dan juga anak-anaknya . Mereka kami
ajarkan membaca Al-Quran dengan menggunakan metode ummi. Metode Ummi
sendiri merupakan salah satu metode belajar Al Qur’an yang dapat memudahkan
anak-anak ketika membaca Al Qur’an karena metode tersebut memiliki ciri khas
tersendiri ketika mengajar membaca Al-Qur‟an, yaitu dengan cara pelan dan
perlahan serta mengucapkan huruf-huruf dari makhrajnya dengan tepat. Membaca
dengan pelan dan tepat maka dapat terdengar dengan jelas masing-masing
hurufnya, dan tajwid nya.

29
8. Jum’at Berkah
Peserta kafilah dakwah bekerjasama dengan kelompok majelis ta’lim An-
Nisa Desa Tambakrejo dalam mengadakan program jumat berkah ini. Adapun
kegiatannya yaitu membagikan paket sayuran, paket kebutuhan bahan dapur
secara gratis, dan juga menjual baju-baju layak pakai dengan harga murah.
Yang ikut serta dalam kegiatan ini tak hanya ibu-ibu saja namun banyak
sekali yang turut meramaiakan kegiatan tersebut, dari Bapa-bapa yang turut
membantu merapikan serta mengangkut barang-barang, dan juga mempromosikan
kepada warga sekitar yang tergolong kurang mampu dan juga anak-anak remaja
sekitar.
Karena jumlah paket yang disediakan terbatas, maka panitia berinisiatif
menggunakan system kupon. Sistem kupon bertujuan agar bantuan yang ada bisa
tepat sasaran kepada orang yang membutuhkan. Dalam momen itu juga, tim
KKN UNESA turut serta berpartisipasi meramaikan kegiatan jumat berkah
tersebut.
Dari kegiatan ini penulis belajar serta mengambil hikmah bahwasanya
mengadakan suatu kegiatan sosial seperti ini mengajarkan kepada kita untuk
saling peduli, mewujudkan rasa cinta kasih, dan saling menolong bagi mereka
yang membutuhkan uluran tangan. Dalam kegiatan sosial ini juga penulis
mendapatkan banyak sekali pelajaran, terutama pada lingkungan masyarakat. Kita
sebagai manusia terutama sebagai seorang da’iyyah memliki kewajiban untuk
membantu orang-orang yang membutuhkan, membantu tidak selalu dengan
uang/materi tapi lakukanlah dengan hal-hal kecil yang kita miliki tentunya semua
itu masih dalam batas kemampuan kita. Selain itu, dalam setiap kegiatan sosial
yang penulis dan rekan lakukan sangat membantu dalam pembentukan sikap dan
kepekaan sosial dari dalam diri kita masing-masing.
9. Buka Bersama
Buka Bersama termasuk dari program Kafilah Da’wah yang kami laksanakan
selama Bulan Suci Ramadhan hingga hari terakhir kami melaksanakan Kafilah
Da’wah, kegiatan buka bersama kami laksanakan di Mushola Ar-Raudhoh
bersama dengan para tokoh masyarakat tentunya kita semua tetap berada di bawah

30
pengawasan dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang di tetapkan oleh
pemerintah. Karena pada saat itu Kafilah Da’wah dilakasnakan pada masa-masa
pandemi covid, maka untuk kegiatan pun masih dibatasi sehingga ruang gerak
kami tidak meluas dan hanya berada di satu titik aja.
Tujuan diadakannya Buka Bersama ini adalah untuk saling berbagi,
Mempererat Sillaturrahmi yang sudah terbangun, serta untuk memberikan kesan
baik kepada masyarakat sebelum kami meninggalakan Desa Tambakrejo,
Kecamatan Gurah tersebut. Dengan diadakannya buka bersama penulis benar-
benar merasakan buah dari kegiatan-kegiatan yang penulis dan tim Kafilah
Da’wah laksanakan, karena memang kegiatan yang penulis dan tim Kafilah
Da’wah laksanakan membawa kemanfaatan bagi sebagian banyak orang serta
mempererat tali persaudaraan kita sebagai sesama muslim.
10. Malam Bina Iman Dan Takwa (MABIT)
Kegiatan MABIT diadakan di TPA Ar-Raudhah dengan diikuti 11 anak
perempuan dan 9 anak laki-laki. Pada mulanya MABIT hanya diperuntukan untuk
anak perempuan saja. Hal ini karena keterbatasan panitia yang akan menghandel
kegitan MABIT. Namun, semangat anak laki-laki untuk mengikuti MABIT,
akhirnya kami para da’i Kafilah Da’wah pun mengijzinkan mereka namun dengan
syarat hanya diperbolehkan mengikuti rangkaian kegiatan. Ketika malam tiba,
seluruh anak laki-laki diperkenankan untuk pulang ke rumah masing-masing dan
tidak bermain keman-mana, dan kembali lagi saat waktu sahur tiba.
Rangkaian kegiatan MABIT dimulai dengan Ice Breaking, kemudian
muroja’ah hafalan yang dimiliki masing-masing anak. Kegiatan berlanjut dengan
pemeberian materi dari ukhti Yuni Nurudhuha terkait adab-adab terhadap Al-
Qur’an dan materi Tajwid dasar. Anak-anak juga diajak untuk mengamalkan dzikr
pagi petang. Kafilah Da’wah membagikan selembaran kumpulan doa-doa yang
dibaca ketika zikir pagi petang. Pada malam harinya kegiatan di isi dengan materi-
materi keislaman, terkait tauhid, rukun Iman, dan rukun Islam.
Setelah sahur bersama yang dilanjut tilawah Al Qur’an kemudian shalat
Shubuh berjamaah, anak-anak diajak untuk jalan-jalan pagi mengelilingi
kampung. Pada kesempatan ini sekaligus dijadikan acara perpisahan antara

31
da’iyyah Kafilah Da’wah dengan anak-anak di Desa Tambakrejo, Kecamatan
Gurah, Kabupaten Kediri. Kendala yang dihadapi oleh da’iyyah Kafilah Da’wah
sendiri yaitu adanya keterbatasan dalam mengorganisir anak laki-laki karena pada
saat itu kami hanya berdua dan lebih fokus pada anak perempuanya saja.
11. Majelis Ta’lim Asiyah
Pada tahun ketiga Perkuliahan, tepatnya di semester VI Penulis dan rekan
penulis mendapatkan amanah untuk mengisi sebuah kajian di majelis ta’lim yang
berada di tempat kafilah da’wah kami, yaitu di sebuah desa yang berada di
Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Kegiatan majelis ta’lim
tersebut diadakan setiap minggu pada malam Senin, tepatnya pada 03 April-08
Mei 2021 dengan tujuan untuk membersamai kegiatan ibu-ibu selama bulan suci
Ramadhan. Selain itu juga, kegiatan tersebut tentunya dapat melatih kemampuan
kami sebagai seorang da’iyyah yang siap untuk diterjunkan di masyarakat. Penulis
sendiri bersama dengan seorang kawan pernah diminta untuk mengisi sebuah
materi di majelis ta’lim tersebut, majelis ta’lim tersebut terletak di kediaman Bu
Ulfatus Sa’adah, tepatnya di Jl. Nangka Mushola Ar-Raudhoh Gurah, Kediri.
Majelis Ta’lim Asiyah sendiri diketuai oleh Ibu Ulfatus Sa’adah, dan sampai
sekarang terdaftar ada sekitar 20 ibu-ibu yang mengikuti majelis ta’lim tersebut,
walaupun tidak semuanya aktif mengikuti majelis ta’lim dan biasanya hanya
diikuti oleh beberapa ibu-ibu saja, namun hal tersebut masih jauh lebih baik
karena keberadaan majelis ta’lim tersebut masih aktif dan terlaksana .
Majelis Ta’lim Asiyah tidak jauh berbeda sebagaimana dengan majelis ta’lim
lainnya, pada beberapa pertemuan yang penulis dan rekan penulis lakukan, kami
memberikan sedikit waktu lebih kepada ibu-ibu untuk sharing seputar masalah
agama ataupun seputar kewanita’an agar bisa bersama-sama berbagi ilmu dan
pengetahuan dan juga agar tidak terkesan monoton.
Adapun kendala bagi penulis serta kawan-kawan yang memiliki amanah
untuk mengisi kajian di majelis ta’lim tersebut adalah, kesibukan yang dimiliki
ibu-bu untuk mengikuti kajian rutin yang telah kami buat, sehingga tidak banyak
ibu-ibu yang dapat hadir dalam setiap pertemuan, dan terkadang kegiatan atau
program yang telah penulis serta rekan penulis adakan tidak berjalan sesuai

32
dengan rencana/harapkan,juga karena kurangnya motivasi dari ibu-ibu untuk
mengikuti kajian tersebut. Selain itu masyarakat yang lebih percaya dengan
golongan tua dalam menyampaikan materi kajian karena dianggap lebih
berpengelaman dibandingkan penulis dan rekan penulis yang tergolong muda dan
masih perlu banyak belajar dan mencari banyak pengalaman. Oleh sebab itu, dari
permaslahan inilah yang menjdikan motivasi bagi penulis untuk bisa menambah
wawasan serta pengalaman, agar ketika kelak penulis dihadapakan pada situasi
yang seperti ini, penulis benar-benar sudah siap dan dapat menjadi daya tarik bagi
masyarakat serta sudah tidak diragukan lagi kemampuan keilmuan serta
da’wahnya.

Di majelis ta’lim ini penulis beserta temen-temen mendapat banyak pelajaran,


baik pelajaran sebagai seorang da’iyyah maupun sebagai seorang wanita, dan hal
tersebut dapat menjadi bekal tersendiri bagi penulis dan kawan-kawan untuk
terjun di medan da’wah serta di masyarakat nantinya, penulis juga berharap
bahwa kedepanya majelis ta’lim ini bisa terus aktif dan terus berjalan,
berkembang menjadi lebih baik lagi.

12. Musyrifah Tahfizh

Tahfizh merupakan salah satu program yang ada di yayasan peduli yatim
dhu’fa ini, untuk yang kesekian kalinya disini penulis mendapatkan amanah dari
pembina yayasan yaitu Ustadz Sopan Sopian untuk menjadi musyrifah Tahfizh di
asrama peduli yatim dhu’afa cabang Jakarta Selatan tersebut, tepatnya amanah
tersebut diberikan oleh penulis sejak awal bulan September 2021 s/d akhir
Februari 2022, yang mana disana penulis mengampu tahfizh level 1 atau level
Pemula yang terdiri dari anak-anak usia SD s/d SMA yakni dari umur 10 tahun
hingga 16 tahun.

Untuk kegiatan tahfizh sendiri penulis tidak menargetkan dalam sehari


mereka harus menyelesaiakan berapa banyak hafalan, bagi penulis sedikit atau
banyak tidak masalah yang terpenting adalah keinginan kuat dari diri mereka
dalam menghafal Al-Qur’an, selain itu alasan penulis tidak menargetkan jumlah

33
hafalan adalah karena penulis berfokus untuk perbaikan bacaan Al Qur’an terlebih
dahulu kepada para santri agar ketika menghafal mereka bisa lebih mudah dan
sudah baik dalam segi tahsin maupun tajwidnya.

Ketika penulis ditempatkan pada posisi ini yaitu sebagai musyrifah tahfizh,
penulis dapat mengambil banyak pelajaran mulai dari bagaimana cara atau metode
menghafal yang baik serta cocok untuk anak-anak usia mereka, yang tentunya
masing-masing dari mereka memiliki tingkatan atau kemampuan menghafal yang
berbeda-beda, tidak hanya itu saja namun penulis juga belajar bagaimana cara
bersabar ketika menghadapi berbagai macam karakter serta latar belakang mereka
yang berbeda-beda agar tidak terjadi kesenjangan ataupun diskriminasi sosial di
lingkungan asrama. Karena selain menerima setoran hafalan penulis juga tidak
jarang menerima keluh kesah atau curhatan dari anak-anak santri yang penulis
ampu.

Pada kesempatan ini penulis mendapat banyak pelajaran yang berharga dan
tentunya dapat menjadi bekal bagi penulis pribadi ketika nanti terjun di
masyarakat, mengenai bagaimana seorang da’iyyah mampu memberikan
pemahaman Fiqhud din dan Fiqhun nas kepada umat.

13. Kajian Kamis Pagi


Kajian Kamis pagi merupakan kajian rutin yang wajib diikuti oleh seluruh
mahasiswi yang berada kampus putri Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad
Natsir. Sebelum adanya pandemi Covid-19, kajian Kamis pagi pekan 1-3 biasa
dilaksanakan di Masjid Nouroh Abdurrahman, Cipayung-Jakarta Timur, dengan
mengaambil narasumber dari para asaztidz dan asatidzah kampus putri. Adapun
pada hari Kamis pekan ke-empat, kajian Kamis pagi selalu dilaksanakan di
asrama dengan narasumber yaitu Ibu Asrama, ketika penulis berada di semester I-
IV penulis tinggal di asrama 45, dan saat itu Ibu asramanya adalah Ustadzah Juju
Peri Dila Sandi, S.Sos.
Ibu Asrama 45 senantiasa berbagi ilmu yang dapat menambah pemahaman
penulis terkait banyak hal, terutama da’wah, Sirah Shahabiyah, Tazkiyatun
Nafs, Aqidah Akhlak, Fiqih dan lain-lain. Merebaknya pandemi virus covid-19

34
membuat seluruh aktifitas masyarakat tidak lancar, bahkan pemerintah
menghimbau masyarakat utuk melakukan WFH atau Work From home yang
membuat sistem pendidikan Indonesia dilaksanakan secara online atau daring.
Kajian kamis pagi juga diubah sistemnya menjadi online melalui
WhatsApp grup. Masing-masing angkatan akan membuat grup kajian khusus
hari Kamis, kemudian bagian karakter dari masing-masing angkatan akan
mengirimkan pamflet sekaligus audio terkait judul dan pemateri pada kajian
Kamis pagi yang akan selalu berbeda setiap pekannya. Setelah mahasiswi
mendengarkan audio yang telah dikirim, maka mereka diperkenankan untuk
melakukan absen dengan batas waktu sampai pukul 20:00 WIB.
Setelah mengikuti kajian Kamis pagi secara rutin, penulis dapat merasakan
dampak yang luar biasa positif, di mana penulis dapat dengan tegas
menyatakan bahwa perbedaan hari yang di awali dengan mendengarkan kajian
Islami (hal positif) akan berakhir positif, berkualitas, baik dan lebih dapat
dinikmati dibandingkan hari-hari lain yang tidak diawali dengan mendengarkan
kajian atau hal positif lainnya.
14. Kajian Riyadus Sholihin
Kajian Riyadhus Sholihin adalah kajian rutin yang diselenggarakan oleh
pengurus asrama 45 dari bidang kajian dan ibadah dengan materi dari kitab
Riyadhus Sholihin, dan untuk pemateri adalah seluruh penghuni asrama 45
secara bergiliran, dan termasuk penulis sendiri yang pernah menghuni asrama
45.
Asrama Kampus Putri STID Mohammad Natsir yang terbagi menjadi
empat asrama memiliki kajian rutin yang dilaksanakan dalam waktu yang
berbeda-beda, yaitu setiap ba’da Isya ataupun ba’da Shubuh, disesuaikan
dengan kesibukan masing-masing anggota asrama. Pengisi dari kajian rutin
asrama adalah mahasiswi anggota asrama terkait, mereka akan bergilir setiap
hari untuk menyampaikan materi selama 5-10 menit sebagai ajang pembiasaan
diri untuk berbicara didepan umum. Setelah materi disampaikan, pemateri akan
menunjuk seorang mad’u untuk memberikan kesimpulan atas materi yang telah
disampaikan.

35
Penulis mulai mengikuti kajian rutin asrama sejak penulis menjadi
mahasiswi STID Mohammad Natsir dan tinggal di asrama. Pada semester I-IV
penulis mengikuti kajia rutin asrama setiap ba’da Isya di Asrama 45 dengan
buku Riyadus Sholihin sebagai bahan utama isi kajian.
Terakhir Semester V-VII qodarullah wa maa sya’a fa’ala wabah covid 19
mulai menjangkiti hampir seluruh wilayah di Indonesia, oleh karena itu dengan
berat hati dan atas anjuran pemerintah lembaga STID Mohammad Natsir
memulangkan mahasiswinya untuk mengikuti perkuliahan secara daring dari
rumah, maka selama penulis berada di Semester V- VII sampai sekarang
penulis mengikuti kajian rutin asrama setiap setelah Isya di rumah masing-
masing secara online melalui Group Asrama 45 dengan sumber isi kajian
merujuk pada buku dengan tema bebas, namun tetap dikaitkan dengan da’wah
islamiyyah.
Meski demikian namun tentu kegiatan tersebut tetap menambah khazanah
keislaman melalui membaca dan mendengarkan ceramah di media sosial.
Sebagai mahasiswi pengkaderan da’iyyah ilallah, penulis merasakan manfaat
dari adanya kajian rutin adalah untuk melatih mahasiswi menyiapkan materi
dan menyajikannya didepan umum, sehingga ketika penulis berada di semester
VI dan mengikuti program KPMT penulis sudah terbiasa menyusun materi dan
menyampaikannya kepada khalayak, kemudian memimpin diskusi tanpa
mengalami kesulitan yang berarti.

2.2.4. Kegiatan Keorganisasian dan Penunjang


1. Pengurus Asrama
Yayasan Peduli Yatim Dhu’afa adalah lembaga atau yayasan pembelajaran
dengan basis asrama, yang mana dalam setiap asrama pastilah membutuhkan
beberapa orang sebagai pengurus asrama. Dan pada tahun keempat yaitu semester
VII Tahun 2021, tepatnaya pada 01 September 2021 s/d 28 Fepruari 2022 penulis
mendapat amanah untuk menjadi pengurus asrama di sebuah yayasan, yaitu
yayasan Peduli Yatim & Dhu’afa, di Jl. Sadar Raya, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta
Selatan, dan pada strukrur pengurusan ini penulis ditunjuk untuk menjadi seorang

36
musyrifah yang bertugas membina anak-anak santri yatim & Dhua’fa, dimana
tugas musyrifah disana adalah mengontrol segala kegiatan anak-anak dari bangun
tidur sampai dengan tidur lagi, dalam hal peribadahan dan lain-lain.

Dalam praktiknya menjadi seorang panutan bukanlah sesuatu yang mudah,


karena seorang musryfah tidak hanya sekedar memerintah anak-anak yang
dibinanya, namun juga ia harus mampu melaksanakan kewajibanya kepada Allah
dan juga kepada manusia dengan amanah yang sebaik-baiknya, dengan latar
belakang anak-anak santri yang terbilang jauh dari pemahaman agama dan
keperibadian keras, tentunya semua butuh proses dan kesabaran ketika
membersamai mereka, dan juga harus bisa menjadi contoh yang baik pula bagi
mereka agar dapat mengubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik menjadi baik.

Dengan ditunjuknya penulis sebagai salah satu pengurus asrama, penulis


mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga, dengan
adanya kepengurusan asrama ini penulis belajar bagaimana menjadi orang yang
dapat mendengarkan dan menerima pendapat orang serta belajar memahami
karakter setiap anggota asrama, dan penulis juga belajar bagaimana memecahkan
sebuah masalah ketika menghadapi anak-anak.
2. Pengurus KAFDA
Kafilah Da’wah merupakan program unggulan Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah
Mohammad Natsir Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, yaitu penempatan
da’i/da’iyyah muda di beberapa daerah terpencil yang dilaksanakan setiap
tahunnya.

Kafilah Da’wah ke-7 mahasiswi STID Mohammad Natsir, dilaksanakan sejak


tanggal 11 April-10 Mei 2021 / 28 Sya‟ban – 28 Ramadhan 1442 H. Kegiatan
Kafilah Da’wah disebar ke 14 titik, adapun untuk mahasiswi sendiri pada saat itu
disebar ketiga titik berbeda yakni di Bondowoso, Gurah Jawa Timur dan
Pamekasan.

Tujuan dari program Kafilah Da’wah STID Mohammad Natsir adalah untuk
melatih mahasiswi melakukan da’wahnya di masyarakat, sehingga setelah lulus

37
dari STID Mohammad Natsir, khusus penulis tidak merasa takut dan kaget ketika
terjuan langsung dalam dunia kemasyarakatan demi menegakkan kalimat tauhid.

Adapun amanah yang diberikan kepada penulis dalam kegiatan Kafilah


Da’wah adalah penulis diberi amanah sebagai Bendahara KAFDA Jawa Timur.
Adapun tugas Bendahara adalah bertanggung jawab atas management keuangan
yang dimulai dengan pencarian donasi, pembelanjaan keperluan Kafilah Da’wah,
pendataan keuangan disetiap pemasukan dan pengeluaran serta bertanggug jawab
atas laporan pertanggung jawaban dari bagian keuangan.

Dengan mengikuti kegiatan ini, penulis banyak mengambil pelajaran baik


dalam hal Organisasi, management ataupun Da’wah, karena dengan adanya
program ini penulis dan seluruh peserta Kafilah Da’wah dituntut untuk mampu
menangani proses da’wah mulai dari sebelum pemberangkatan, ketika terjun di
masyarakat atapun pasca Kafilah Da’wah.

3. English Camp 7
English Camp merupakan salah satu program kerja tahunan dari bidang
bahasa untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mahasiswi Kampus C
STID Mohammad Natsir. English camp yang ke-7 ini, diperuntukkan bagi
mahasiswi semester 2. Kegiatan berlangsung selama satu bulan dan berakhir pada
akhir bulan Ramadhan (16 juni 2019).

Kegiatan ini diikuti oleh 39 peserta dan dibimbing dengan 2 mentor. Agar
kelas berjalan lebih efektif, maka jumlah anak dibagi menjadi dua kelas, terdiri
dari kelas A dan kelas B. penulis sendiri berada di kelas B.

Selama kegiatan English camp penulis hanya menjadi anggota, diamana para
peserta ditekankan untuk menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa sehari-hari.
Sistem punishment diberlakukan bagi peserta yang tidak menggunakan bahasa
inggris sama sekali dalam proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar dilakukan
mulai dari selesai shalat shubuh sampai pukul 21.30 WIB.

Dalam kegiatan ini penulis menghafal banyak vocabullary, memahami


grammer, dan juga melatih pronountation. Selama kegiatan, mentor

38
menyampaikan materi dengan berbagai macam kretivitas sehingga dapat
mengurangi rasa jenuh para peserta. Tak jarang mentor mengisi kegiatan dengan
game, story telling, bernyanyi, dan juga belajar di tempat out door

Alhamdulillah, setelah mengikuti program English camp ini, penulis merasa


mengalami perkembangan dalam pemahaman materi bahasa inggris, khususnya
dalam grammer.

4. Panitia Dauroh Micro teaching


Micro teaching adalah suatu tindakan atau kegiatan latihan belajar mengajar
dalam situasi laboratoris (sardiman, motivasi belajar mengajar).Dalam hal ini kita
harus membuat RPP (Rencana Program Pembelajaran).

Micro teaching adalah suatu wadah bagi mahasiswa sebelum terjun kedunia
PPL (Praktek Pengalaman Lapangan). Atau sebelum menjadi guru yang
sebenarnya dengan maksudnya, yaitu membiasakan mahasiswa dengan melakukan
kegiatan mengajar yang profesional. Dalam Proses kegiatan belajar mengajar, yang
terpenting adalah perubahan nilai dan sikap. Guru harus menjadi pendidik bagi
anaknya. Dalam kegiatan micro teaching, penulis bertugas sebagai panitia
perlengkapan, yaitu menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan oleh
pemateri seperti LCD, meja, dan lain-lain.

Dalam Kegiatan dauroh microteaching ini, penulis diberi amanah untuk


menjadi panitia sekaligus peserta dalam kegiatan tersebut, Alhamdulillah dengan
adanya pelatihan micro teaching ini penulis juga dapat mengambil pelajaran bahwa
jika esok ketika kita akan mendirikan suatu organisasi atau TPA maka kita harus
merancang terlebih dahulu agar sesuai dengan apa yang kita inginkan. Semoga hal
ini dapat menjadikan kita lebih semangat dalam membangun ummat.

5. Panitia Dauroh Ruqyah Syar’iyah


Ruqyah menurut bahasa diartikan sebagai suatu pengobatan atau
perlindungan yang berupa bacaan Al-Qur’an atau perlindungan bagi orang yang
sedang sakit panas atau terkena musibah atau bisa juga kemasukan Jin dan lain-
lain. Dalam ruqyah, kita harus meminta perlindungan hanya kepada Allah, hanya

39
Allah yang mampu menyembuhkan penyakit. Adapun bacaan ruqyah diantaranya
adalah : Al-Qur’an Al-Karim, Asma’ul Husna dan Do’a-Do’a yang di Sunnahkan
oleh Nabi. Perlu dipahami bahwa Ruqyah itu proses pengobatan bukan
penyembuhan.

Dalam kegiatan ini penulis diberi amanah untuk menjadi panitia sekaligus
peserta,tepatnya pada tanggal 16 Februari 2020, sehingga selain mendapat
pengalaman organisasi penulis juga mendapatkan ilmu baru mengenai pengobatan
Ruqyah Syar’iyyah, Dengan adanya dauroh ini juga penulis dapat mengetahui
bahwa bacaan yang dipakai dalam Ruqyah tidak boleh sembarangan, harus
merujuk dalam Al-Qur’an, Asma Allah, atau yang makna artinya jelas kita ketahui.
Tidak bisa sembarangan berkata atau meruqyah. Apalagi kalau meruqyah dengan
cara yang syirik. Astaghfirullah.

6. Panitia Dauroh Qur’an ( Kandungan surah Al-Fatihah)


Dauroh Qur’an merupakan dauroh yang diselenggarakan oleh Bidang
Tahfizh yang bertempat di Aula Sakinah, Kampus Putri STID Mohammad Natsir
Cipayung, Jakarta Timur, dauroh tersebut diselenggarakan pada tanggal 15
Desember 2019 dan di sampaikan oleh Ustadzah Asma Muzayyin L.c sebagai
pemateri dalam dauroh tersebut. dalam dauroh ini penulis menjadi panitia yang
turut membantu menyukseskan kegiatan tersebut.
Beliau menyampaikan bahwasanya Al- Fatihah merupakan surah pembuka
dalam Al-Qur'an. Arti surat Al-Fatihah sendiri berasal dari Bahasa Arab yang
memiliki arti "pembukaan". Surah yang terdiri dari 7 ayat ini memiliki banyak
nama lain, di antaranya Ummul-Kitab, Ummul-Quran, as-Sab'ul Matsani, Asy-
Syifa, atau Ar-Ruqyah. Membaca surat Al Fatihah merupakan salah satu rukun
sholat yang wajib dilakukan.
Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwasanya surah Al-Fatihah
merupakan sumber dari segala sumber ilmu dan segala sumber rahmat Allah
Subhanahu Wata’ala. Tidak heran, jika membaca surah Al-Fatihah memiliki
segudang keutamaan bagi umat Muslim. Hal ini sebagaimana yang tercantum

40
dalam salah satu hadits, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda yang
artinya:

"Seagung-agung surat dalam Al-quran ialah surat Al-Hamdu lillahi rabb Al-Alamin
(Surat Al-Fatihah)". (HR. Imam Al-Bukhari).

Dengan diadakan dauroh tersebut tentunya penulis mendapatkan Ilmu yang


sangat bermanfaat serta menjadikan penulis paham mengenai apa saja manfaat
yang terkandung di dalam Surah Al-Fatihah. Penulis berharap segala Ilmu yang
disampaiakan dalam dauroh tersebut dapat memberikan manfaat serta keberkahan
bagi yang mendengar dan menyampaiakan, dan juga agar dapat teraplikasikan
dengan baik dalam kegiatan ibadah sehari-hari.
7. Panitia Festival Anak Sholeh
Festival anak sholeh adalah salah satu program unggulan yang dimiliki oleh
Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammada Natsir, Festival anak sholeh
diselenggarakan dengan berkerja sama dengan lembaga TPQ yang ada di
Cipayung dan sekitarnya. Kegiatan tersebut dilakasanakan pada 14 Maret 2020,
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kampus Putri STID Mohammad Natsir, yang
mana, penulis sendiri dijadikan sebagai panitia dalam menyukseskan kegiatan
tersebut. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini selain sebagai bentuk evaluasi
setiap lembaga TPQ, juga sebagai salah satu bentuk pendekatan yang
dilaksanakan oleh STID Mohammad Natsir kepada masyarakat Cipayung dan
sekitarnya.
Kegiatan Festival Anak Sholeh biasa dimulai dengan pawai TPQ, yang
kemudian dilanjutkan dengan pembukaan dan lomba-lomba. Lomba yang biasa
diselenggarakan diantaranya lomba adzan, lomba cerdas cermat, lomba pidato,
lomba puisi, lomba mewarnai dan lomba menggambar, selain itu juga ada
beberapa game dan lomba lainnya.
Pada kegiatan ini penulis mendapat amanah untuk menjadi Bendahara Festifal
anak Sholeh pada tahun 2020. Adapun tugas Bendahara adalah bertanggung jawab
atas mangement keuangan yang dimulai dengan pencarian donasi, pembelanjaan
keperluan festifal anak sholeh, pendata’an keuangan disetiap pemasukan dan

41
pengeluaran serta bertanggug jawab atas laporan pertanggung jawaban dari bagian
keuangan.

42
2.3. Kolom Opini

Mempersiapkan da’i dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Di era modern ini, mengajarkan agama Islam tidak lagi menjadi otoritas
seorang ulama. Di mana saja, kapan saja dan dengan berbagai cara orang bisa
belajar agama Islam. Masyarakat sekarang ini tidak hanya mengandalkan ulama
sebagai sumber satu-satunya untuk mendapatkan pengetahuan keagamaan.
Masyarakat bisa memanfaatkan televisi, radio, surat kabar, hand phone, video,
CD-room, buku, majalah dan buletin. Bahkan, internet sekarang ini menjadi
media yang begitu mudah dan praktis untuk mengetahui berbagai persoalan
keagamaan, dari masalah-masalah ringan seputar ibadah sampai dengan persoalan
yang pelik sekalipun, semua sangat mudah untuk diketahui dan didapatkan.
“Mbah google” seringkali dijadikan sebagai sumber dan rujukan utama untuk
mendapatkan pengetahuan keagamaan.
Berbeda dengan era agraris, peran ulama dan tokoh agama begitu kuat
dalam mempengaruhi kehidupan masyarakat. Pendapat dan sikap mereka ditiru,
didengarkan dan dilaksanakan. Masyarakat rela berkorban dan mau datang ke
tempat pengajian yang jaraknya jauh sekalipun, hanya karena cinta mereka kepada
ahli ilmu dan ingin mendapatkan taushiyah yang dapat dijadikan pedoman dalam
menjalani kehidupan yang baik dan benar. Dengan khusyu, tawadlu’, dan
memiliki semangat yang tinggi, mereka mendengarkan apa yang diucapkan oleh
ulama dan berupaya secara maksimal melaksanakan apa yang telah
disampaikannya.
Untuk mendukung adanya perubahan dalam berda’wah, para da’i perlu terus
menerus meningkatkan wawasan, ilmu dan kemampuan teknis yang diperlukan
dalam melakukan da’wah. Da’i tidak merasa puas dengan ilmu yang dimilikinya,
melainkan terus belajar, belajar sepanjang hayat (long life education). Apalagi
pada era informasi seperti sekarang ini, kemampuan da’i dalam mengoperasikan
komputer dan internet merupakan persyaratan yang tidak bisa ditawar-tawar.
Dengan komputer da’i bisa menulis dan menyimpan gagasan-gagasan yang akan

43
disampaikan kepada masyarakat, bisa dimanfaatkan untuk mengoperasikan LCD,
membaca kitab-kitab dan Al-Qur’an dengan bantuan cd-room, mengakses internet
dan lain-lain. Mengapa da’i perlu memiliki kemampuan di bidang komputer dan
internet? Karena masyarakat sebagai obyek da’wah, semakin banyak yang
memanfaatkan komputer dan internet. Sekarang ini komputer dan internet sudah
diperkenalkan pada anak-anak di tingkat Sekolah Dasar, bahkan sejak Taman
Kanak-Kanak. Pemerintah pun sudah berupaya membantu jaringan internet agar
bisa masuk ke desa-desa. Fasilitas hand phone sudah dipenuhi dengan sistem yang
bisa mengakses internet. Rumah makan, hotel, kampus, sekolah, perkantoran dan
lain sebagainya telah menyediakan hotspot area (daerah bebas berinternet). Jika
masyarakat telah begitu terbuka untuk bisa memanfaatkan komputer dan internet,
maka da’i tidak boleh kalah jauh dengan masyarakat tersebut karena da’I harus
bisa menyesuaikan kegiatan da’wahnya dengan masyarakat dan kondisi
perkembangan zamn.
Kemudian pada era modern ini, ilmu yang berkembang bersifat
multidisipliner dan komplementer. Ilmu agama yang selama ini menjadi pegangan
da’i (sumber utama) perlu diperkuat dengan keilmuan lainnya agar apa yang
disampaikan ke masyarakat menjadi kokoh dan dapat dioperasionalkan di
lapangan. Ilmu agama Islam dapat diperkuat dengan menggunakan kajian ilmu
psikologi, sosiologi, sejarah dan sebagainya. Oleh karena itu, da’i perlu
memperkuat ilmu agama yang dimilikinya dengan menambah wawasan dan
pengetahuan yang berdasar dari ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu-ilmu alam.
Sebagai seorang da’i/da’iyyah yang bertugas membangun umat dimuka
bumi ini, tentunya seorang da’i juga membutuhkan suatu pendidikan serta
pembinaan yang dapat membentuk karakter da’i itu sendiri, baik itu dari dalam
maupun dari luar, tak hanya itu saja, seorang da’i juga dituntut untuk bisa
melakukan banyak hal (Multitalent), karena Mad’u tak melihat sebatas apa
kemampuan yang dimiliki oleh seorang da’i tersebut, yang mereka lihat dan
ketahui bahwa da’i tersebut telah mampu dan siap membina mereka, (jadilah da’i
yang cerdas untuk melahirkan umat yang cerdas pula).

44
Berda’wah bagi setiap muslim merupakan kewajiban, dan agar da’wah yang
disampaikan oleh seorang da’i dapat diterima dengan baik oleh mad’u, maka da’i
dituntut untuk mampu memahami berbagai persoalan dan dinamika sosial yang
mengintari kehidupan masyarakat, sehingga diperlukan sejumlah kriteria dan
kompetensi tertentu yang melekat pada da’I salah satunya adalah sikap amanah,
adil dan senantias merasa takut kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa untuk menjadi seorang da’i
profesional dituntut memiliki standar kompetensi sebagai pribadi yang beriman,
berilmu, berakhlak, dan terampil
Selain harus cerdas dalam segi keilmuan, seorang da’i juga harus cerdas
dalam menentukan strategi da’wah yang akan dilakukanya, hal itu bertujuan agar
da’wah yang dilakukan tepat sasaran dan berjalan dengan efektif. tentunya setiap
tantangan da’wah yang dihadapi setiap da’i berbeda-beda, semua tergantung dari
kondisi lingkungannya masing-masing.
Berda’wah haruslah disertai dengan ilmu, seorang da’i tidak hanya dituntut
mampu ceramah atau berpidato didepan orang banyak saja, namun seorang da’i
juga harus memiliki skill atau keahlian penunjang dalam berda’wah sebagaimana
yang disampaikan oleh Ust. Ade Suhairi “Bahwasanya seorang da’i haruslah
menguasai skill atau keahlian penunjang dalam da’wahnya, karena Skill dan
keahlian tersebutlah yang akan menjadi daya tarik seorang da’i di hadapan
masyarakat”.
Keahlian yang dikuasai oleh seorang da’i pun beragam, dapat berupa
keahlian dalam bidang pengobatan, bidang design grafis, bidang pertanian atau
bidang bidang lainnya.
Oleh karena itu, pada masa pembelajaran seorang kader da’i haruslah aktif
dalam menggali berbagai macam keilmuan serta keahlian dan ketrampilan.
Karena pada era ini, psikologi dan latar belakang masyarakatpun semakin
beragam, sehingga keahlian yang dimiliki oleh seoarang da’i dapat menjadi
salah satu alat untuk mendekati masyarakat, selain bermanfaat untuk seorang
da’i, keahlian yang dimiliki oleh da’i pun dapat juga bermanfaat bagi
masyarakat.

45
46
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Alhamdulillah, atas nikmat dan petolongan Allah Subhanahu wa Ta‟ala,


Akhirnya laporan PKL ini dapat diselesaikan oleh penulis. Maka dalam hal ini
penulis dapat mengambil kesimpulan:

1. Melalui kegiatan PKL, melatih penulis menumbuhkan jiwa kepercayaan diri


untuk menyampaikan kebenaran dengan memperhatikan rambu-rambu dalam
proses berdakwah. Hal ini sangat penulis rasakan ketika kegiatan belajar
mengajar di masyarakat, bergabung bersama ibu-ibu majlis ta’lim dan lain
sebagainya
2. Melalui kegiatan PKL, menyadarkan penulis tentang arti dari amal jama’i.
Dimana ketika dalam proses berda’wah akan terasa mudah jika bisa
dikerjakan secara bersama-sama ataupun berada dalam sebuah komunitas.
Hal ini sangat penulis rasakan ketika pulang kampung ke halaman. Ketika
membuat suatu kegiatan ramadhan di tengah masyarakat, semua akan terasa
lebih ringan jika dikerjakan dengan amal jama’i.
3. Praktek Kerja Lapangan (PKL) memberi manfaat kepada penulis dalam
menentukan kecenderungan penulis, sehingga kedepannya memudahkan jalan
penulis dalam berda’wah di masyarakat.
4. Perlunya mempersiapkan diri sebelum terjun berda’wah ke masyarakat,
diantaranya persiapan ilmu, mental, dan keberanian dalam menghadapi setiap
kondisi mad’u.
5. Kegiatan PKL menyadarkan penulis akan minimnya ilmu pengetahuan yang
dimiliki. Untuk itu dapat memotivasi penulis untuk terus menuntut ilmu
degan mengikuti kajian, pelatihan, seminar, maupun webinar, yang dapat
menambah wawasan penulis.

47
3.2. Saran
Dari hasil laporan di atas, terdapat beberapa saran yang ingin penulis
sampaikan, diantaranya yakni:

1. Saran yang pertama ditujukan kepada diri penulis sendiri agar kedepannya
lebih percaya diri dalam mengekspresikan ide melaui ucapan maupun
perbuatan untuk menunjang proses da’wah.

2. Apapun jabatan kita, profesinya tetap sebagai da’i/da’iyyah Ilallah. Sehingga


perlunya sikap saling ta’awun dan memotivasi antar da’i dalam setiap
keadaan.

3. Seorang da’i harus menguasai banyak skill untuk menunjang kegiatan


da’wahnya, karena mad’u menilai seorang da’i sebagai tempat rujukan dan
pembelajaran yang mengetahui banyak hal.

4. Seorang da’i/dai’yah harus senantiasa dekat dengan Al-Qur’an sebagai salah


satu kunci keberhasilan da’wahnya.
5. Bagi para kader da’iyyah ilallah, teman seperjuangan penulis, teruslah
semangat dalam menuntut ilmu karena ulama-ulama hebat tidak akan terlahir
dari orang yang bermalas-malasan.

48
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Puspita Dewi

TTL : Kediri, 20 Mei 2000

Alamat : Palingkau Sejahtera Rt 04/ Rw 02 Kapuas Murung, Kalimantan

Tengah

Agama : Islam

Anak ke : Pertama dari Empat bersaudara

No Telp : 085336437285

E-Mail : Puespithadewi2005@gmail.com

Fb : Puspita Dewi

Orang Tua

Nama Ayah : Agus Supriadi

Nama Ibu : Nur Hayani

Alamat : Palingkau Sejahtera Rt 04/ Rw 02 Kapuas Murung, Kalimantan

Tengah

Pekerjaan : Pegawai Negeri

Pendidikan Formal:

1. MI Muhammadiyah Ngadiluwih, Kediri Jawa Timur


2. SDN 1 Palingkau Sejahtera, Kalimantan Tengah
3. MTS Al Kautsar Seibamban, Kalimantan Selatan

49
4. MA Baitul Arqom Polinggona, Sulawesi Tenggara
5. STID Mohammad Natsir, Jakarta Timur

Pengalaman Organisasi:

1. Pembina Asrama Peduli Yatim Dhu’afa Tahun 2021-2022


2. Sei. Bendahara Festifal Anak Sholeh
3. Sei. Bendahara Kafilah Dakwah Jawa Timur
4. Sei.konsumsi Dauroh Microteaching
5. Sei.kebersihan Engglish Camp 7
Lampiran-lampiran

Terdiri atas:

 Foto Kegiatan
 Sertifikat
 Lain-lain

50

Anda mungkin juga menyukai