Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MEMAHAMI DAN MEMILIKI WAWASAN TENTANG PEMBAGIAN KULLI


DAN JUZ’I SERTA KILLIAT AL-KHAMS

Dosen Pembimbing :

WIRMAN HANIZON M.A

Disusun Oleh :

Linda Mega Silvia 18.3141

Anita Safitri 18.3131

Yuntira

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AHLUSSUNNAH

BUKITTINGGI.TP.2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan
tauhid dan kewelas asihannya kepada kita semua, sehingga kita dapat merasakan kedamaian dan
ketentraman jiwa yang berbalut kasih untuk senantiasa menyiarkan panji-panji tauhid disetiap
perbuatan. Dengan segala karunia itu semua kami pemakalah dapat menyelesaikan tugas dan
kewajiban kami sebagai mahasiswa/i, dalam menyelesaikan studi yang membahas tentang ILMU
MANTIQ dengan berbagai penjelasannya terkait pengertian Qath’i dan Dzanniy, Penetapan
Qath’i dan Dzanniy dalam nash, Pengertian dalil kulli dan dalil jiz’i, Hukum Kulli dan Hukum
Juz’i. Untuk dapat dijadikan bahan edukasi serta evaluasi terkait masalah yang akan dibahas
pada makalah ini, walau kami sadari makalah ini jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan bagi para pembaca. Akhirul kallam kami ucapkan
terima kasih semoga Allah SWT. Meridhai ilmu pengetahuan yang kita tekuni. Amin, Billa
taufik wal hidayah wasallmualaikum warahmatullahhi wabarakatu . 

A.Rumusan Masalah

1. Apa itu Kulli dan Juz’i ?


2. Apa itu kulliat Al-Khams ?

B.Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu kulli dan juz’I ?


2. Untuk mengetahui apa itu kulliat al-khams ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kulli Dan Juz’i  

Kulli (isim kulli) adalah lafazh mufrad yg ketika disebutkan lantas menunjukkan
kepada semua arti atau maknanya.Kulli artinya menetapkan suatu ketentuan (hukum)
atas sesuatu secara menyeluruh. Kully dalam kata lain lafaz yang bersifat umum. Atau,
jika ingin menggunakan kata yang lebih ilmiah, kulliy adalah lafaz yang bersifat
universal.Dalam buku al-Manthiq al-Qadim; 'Ardh wa Naqd, Prof. Mazru'ah, Guru Besar
Ilmu Kalam di Universitas al-Azhar, menjelaskan bahwa kulliy itu adalah “suatu lafaz
yang jika dibayangkan maknanya tidak mencegah adanya persekutuan di dalamnya” (ma
la yamna tashawwur ma’nahu min wuqu’ al-Syarikati fihi)”.Pengertian
lainnya: Kulliy itu ialah lafaz atau mafhum yang bisa berlaku bagi banyak individu,
sekalipun (keberlakukan tersebut) hanya ada dalam bayangan (ma la yamtani’ shidquhu
‘ala katsirin walau bilfardh).

Contoh : Orang kampung itu memindahkan sebuah rumah. maksudnya bahwa


smua orang kampung itu secara masing-masing memindahkan seluruh isi rumah. Ada
yang membawa piring, lemari dan lain-lain. Contoh dalam Al-Qur’an Firman Allah surah
al-Baqarah ayat 29

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu.”

Ayat di atas menegaskan bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini boleh

ِ ْ‫ا فِى األَ ر‬QQ‫ َم‬ (segala sesuatu yang ada di


untuk dipergunakan oleh manusia. Kata ‫ض َج ِم ْيعًا‬
bumi) bersifat umum mencakup semua yang ada di darat dan di laut.
Dari ayat ini diambil dasar kaidah :

 :ُ‫األَصْ ُل فِى األَ ْشيَا ِء ا ِإلبَا َحة‬

“Pokok hukum segala sesuatu adalah membolehkan”.

Hadist Nabi yang berbunyi:

 ‫ار‬
َ ‫ض َر‬ َ َ‫ال‬: ‫هللا ع َْن أَبِى َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬   ‫صلَّى‬
ِ َ‫ض َر َر َوال‬ َ ِ‫ك ْب ِن َسنَا ٍن ال ُخ ْد ِرى قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬
ٍ ِ‫د ْب ِن َمال‬Qِ ‫َس ِع ْي‬

“Dari Abu Sa’id bin Malik bin Sanan al-Khudriy, bersabda


Rasulullah saw: “Tidak boleh memadlaratkan diri sendiri dan tidak boleh
dimadlaratkan orang lain” (H.R. Ibnu Majah dan Daru Quthniy).

Hadits di atas melahirkan kaidah kemaslahatan, yakni membina segala ketetapan


dibangun atas dasar kemaslahatan.Kaidah fikih yang berbunyi:

“Kesukaran itu mendatangkan kemudahan”.

Kulliyat artinya menetapkan suatu ketentuan atas sesuatu secara satu persatu.

Contoh : Orang kampung itu memindahkan sebuah rumah. Maksudnya semua orang
kampung itu (kulli) secara bersam-sama memindahkan sebuah rumah, bukan bagian-
bagiannya.

 Juz’i (isim juz’i) adalah lafazh mufrad yg ketika disebutkan lantas menunjukkan
kpd satu bagian saja dari kesluruhan makna yg terkandung oleh lafzh kulli.
Sedangkan juziyy ialah lafaz atau mafhum yang tidak berlaku bagi individu yang lebih
dari satu, sekalipun (keberlakukan tersebut) hanya ada dalam bayangan.” (ma yamtani’
shidquhu ‘ala aktsar min wahid walau bilfardh)Juz’i artinya menetapkan sesuatu
ketentuan (hukum) atas sebagian secara keseluruhan dari yg sebagian itu.
Contoh : sebagian orang kampung itu mengangkat lemari besar dari sebuah
gedung. maksudnya sebagian orang kampung secara bersama-sama mengangkat sebuah
lemari besar dari sebuah gedung.

Contohnya dalam Al-Qur’an Q.S. Al-Baqoroh :183

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Q.S. Al-Baqoroh :183)

Ayat diatas termasuk kedalam dalil juz’i, karena hanya menunjukkan kepada
perintah puasa saja.Juz’iyat artinya menetapkan sesuatu ketentuan (hukum) atas sebagian
secara masing-masing dari yg sebagian itu .Contoh : sebagian orang kampung itu masing-
masing memindahkan isi lemari besar dari sebuah gedung. maksudnya sebagian orang
kampung secara bersama-sama mengangkat sebuah lemari besar dari sebuah gedung.Al-
Qur’an sebagai sumber utama hukum Islam menjelaskan hukum-hukum yang terkandung
di dalamnya dengan cara :

Penjelasan rinci (juz’i) terhadap sebagian hukum-hukum yang dikandungnya,


seperti yang berkaitan dengan masalah akidah, hukum waris, hukum-hukum yang terkait
dengan masalah pidana hudud, dan kaffarat. Hukum-hukum yang rinci ini, menurut para
ahli ushul fiqih disebut sebagai hukum ta’abbudi yang tidak bisa dimasuki oleh logika.

Penjelasan Al-Qur’an terhadap sebagian besar hukum-hukum itu bersifat global


(kulli), umum , dan mutlak, seperti dalam masalah shalat yang tidak dirinci beberapa kali
sehari dikerjakan, berapa rakaat untuk satu kali shalat, apa rukun dan syaratnya.
Demikian juga dalam masalah zakat, tidak dijelaskan secara rinci, dan berapa benda yang
wajib dizakatkan, berapa nisab zakat, dan berapa kadar yang harus di zakatkan. Untuk
hukum-hukum yang bersifat global, umum dan mutlak ini, Rasulullah Saw, melalui
sunnahnya, bertugas menjelaskan, mengkhususkan, dan membatasi.jadi perbedaan di
antara 4 ini ialah

 Kulli artinya menetapkan suatu ketentuan (hukum) atas sesuatu secara


menyeluruh.
 Kulliyat artinya menetapkan suatu ketentuan atas sesuatu secara satu persatu.
 Juz’i artinya menetapkan sesuatu ketentuan (hukum) atas sebagian secara
keseluruhan dari yg sebagian itu.
 Juz’iyat artinya menetapkan sesuatu ketentuan (hukum) atas sebagian secara
masing-masing dari yg sebagian itu.

B.Pengertian Kulliat Kams

Kulliyatul khams atau term universal merupakan salah satu pembahasan dari
lafaz/kata, pembahasan lafaz ini terdiri dari pengertian, pembagian lafaz, dan kulliyatul
khams. Kulliyatul khams terdiri dari lima macam. Diantaranya kulli dzati (zat) dan kulli
‘irdhi (sifat) yang masing-masingnya mempunyai cabang yaitu kulli dzati terdiri dari tiga
bagian dan kulli ‘irdhi terdiri dari dua bagian, jadi yang kelima cabang inilah yang
disebut dengan “kulliyatul khams”. Untuk memudahkan dalam memahaminya akan
dijelaskan sebagaimana berikut ini.

Kulliyatul khams adalah pengertian-pengertian yang dinyatakan oleh prediket


mengenai subjek atau cara menerangkan sesuatu. Kulliyatul khams disebut juga
dengan Term, term yaitu kata atau susunan kata yang berfungsi sebagai subyek atau
prediket.

1.Macam Macam Kuliyyatul Khams

Sebagaimana yang telah dijabarkan diatas tadi bahwa kulliyatul khams secara
umum terbagi kepada 2 bagian yaitu kulli dzati (zat) dan kulli ‘irdhi (sifat). Yang mana
masing-masing pembagian itu mempunyai cabangnya masing-masing, yaitu Kulli dzati
terdiri dari tiga bagian yaitu :

 Jins (genus, jenis)


 Nau’ (kelas , spesies)
 Fashl (differentia, sifat pembeda)

Kulli ‘irdhi terdiri dari dua bagian yaitu :


 Khashshas (propia, sifat khusus)
 ‘Ammah (accidentia, sifat umum)

Berikut ini penjelasan lebih rinci dari masing- masing bagian:

a. Kulli dzati

 Jins (genus, jenis)

Jenis yaitu Lafaz kulli yang maa shadaqnya terdiri dari subtansi –
subtansi (hakikat) yang berbeda.

Contohnya:

Kuda, kerbau, gajah, burung dan manusia adalah bereda, tetapi


kesemuanya itu memiliki sifat yang sama yang tidak bisa dilepaskan masing –
masingnya yaitu sifat kebinatangan. Dari uraian diatas dapat kita ketahui
bahwa kata ‘binatang” merupakan jenis.

 Nau’ (kelas , spesies)


Nau’secara loghawi adalah macam. Secara mantiqi adalah lafaz kulli yang
yang tediri dari mashadaqnya terdiri dari hakikat –hakikat yang sama
.Contohnya:Lafaz insan yang mashadaqnya ali, usman, amin, menunjukkan
hakikat yang berlainan tetapi sama-sama terikat dalam satu jenis,(laki-
laki)Contohnya:Manusia, kuda, sapi adalah nau’ atau speciesnya sedangkan
jenisnya adalah bintang
 Fashl (differentia, sifat pembeda)
Fashl yaitu term yang membedakan satu hakikat dengan hakikat lain yang
sama –sama trikat dalam satu jenis.Contohnya:Manusia adalah binatang yang
berfikir. Binatang adalah jenis, manusia adalah nau’ dari binatang, yang
membedakan manusia dari binatang (kuda, kerbau,kucing)adalah sifat
berfikir. Dan sifat berfikir inilah yang disebut fashl.

b. Kulli ‘irdhi
 Khashash(profia,sifat khusus)
Khashash adalah sifat atau sejumlah sifat yang dimiliki oleh hakikat –
hakikat yang sama.Contohnya:Usman ,Mustafa,ali adalah hakikat –hakikat
yang sama yaitu mampu “berbahasa”merupakan sifat kusus bagi manusia.
 ‘Ammah (accidentia, sifat umum)

Irdhi ‘ammah yaitu sifat atau sejumlah sifat yang dimiliki hakikat –hakikat
yang berbeda.Contohnya:Sifat melihat Sifat tersebut dimiki tidak hanya oleh
manusia akan tetapi juga dimiliki oleh hewan yang lain seperti kerbau.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kulli (isim kulli) adalah lafazh mufrad yg ketika disebutkan lantas menunjukkan kepada
semua arti atau maknanya.Kulli artinya menetapkan suatu ketentuan (hukum) atas sesuatu
secara menyeluruh. Juz’i (isim juz’i) adalah lafazh mufrad yg ketika disebutkan lantas
menunjukkan kpd satu bagian saja dari kesluruhan makna yg terkandung oleh lafzh kulli.
Sedangkan juziyy ialah lafaz atau mafhum yang tidak berlaku bagi individu yang lebih dari satu,
Kulliyatul khams atau term universal merupakan salah satu pembahasan dari lafaz/kata,
pembahasan lafaz ini terdiri dari pengertian, pembagian lafaz, dan kulliyatul khams. Kulliyatul
khams terdiri dari lima macam. Diantaranya kulli dzati (zat) dan kulli ‘irdhi (sifat) yang masing-
masingnya mempunyai cabang yaitu kulli dzati terdiri dari tiga bagian dan kulli ‘irdhi terdiri dari
dua bagian, jadi yang kelima cabang inilah yang disebut dengan “kulliyatul khams”. Untuk
memudahkan dalam memahaminya akan dijelaskan sebagaimana berikut ini.
DAFTAR PUSTAKA

www.academia.edu › 17474488 › Ilmu_Mantiq_Pembagian_Lafadz

https://lbm.mudimesra.com/2014/10/kulliyah-khamsah-dalam-ilmu-mantiq.html

Anda mungkin juga menyukai