Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji dan
syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad Saw yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat
terselesaikan dengan lancar.
Makalah ini berisi tentang Konsep Kekhalifahan dalam aspek keilmuan, ibadah,
akhlak, kekuasaan, ekonomi dan pendidikan dengan pendahuluan sebagai pembuka yang
menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang
menjelaskan materi. Penutup yang berisi tentang kesimpulan dari makalah kami.
Makalah ini juga kami lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan
referensi bahan dalam penyususnan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan saya
terima. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang
menyusun maupun yang membaca.

Serang, 27 April 2020

penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, Allah menciptakan manusia salah
satunya adalah untuk menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi. Dimulai dari
memimpin dirinya sendiri dan bahkan hingga memimpin umat. Status manusia
yang sebagai khalifah itulah yang nantinya akan dihubungkan dengan keimanan
yang dimilikinya untuk mempertanggung jawabkan segala perilakunya di akhirat
nanti.
Makalah ini akan membahas tentang konsep kekhalifahan sebagai
manifestasi iman di dalam beberapa aspek, diantaranya aspek keilmuan, hukum,
ibadah, kekuasaan, akhlaq, ekonomi dan pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian khalifah dan iman?
2. Bagaimana manifestasi iman dalam aspek keilmuan?
3. Bagaimana manifestasi iman dalam aspek hukum?
4. Bagaimana manifestasi iman dalam aspek ibadah?
5. Bagaimana manifestasi iman dalam aspek akhlaq?
6. Bagaimana manifestasi iman dalam aspek kekuasaan?
7. Bagaimana manifestasi iman dalam aspek ekonomi?
8. Bagaimana manifestasi iman dalam aspek pendidikan?

C. TUJUAN
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian khalifah dan
iman serta bagaimana konsep kekhalifahan sebagai manifestasi iman dalam aspek-
aspek keilmuan, hukum, ibadah, akhlak, kekuasaan, ekonomi, dan pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KHALIFAH DAN IMAN


1. Pengertian Khalifah
Khalifah mengandung makna katsran (banyak), yang diantaranya pemimpin,
penguasa, dan yang menggantikan kedudukan orang banyak.
Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 30 yang artinya: “ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al Baqarah : 30)
Dari ayat diatas, Ibnu Abbas mendefinisikan khalifah sebagai pengganti
Allah dalam menegakkan hukum-hukum-Nya di antara para makhluk-Nya. At-
Thabari, dengan menggunakan riwayat dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud,
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata “khalifah” adalah Adam dan
keturunannya yang taat kepada perintah dan aturan Allah.
2. Pengertian Iman
Iman menurut bahasa artinya adalah “percaya”, yaitu mempercayai akan ke-
Esaan Allah dengan segala sifat-sifat Nya yang sempurna. Untuk memantapkan
kepercayaan tersebut, perlu iman yang benar dan tauhid yang betul. Sesungguhnya
iman bukanlah sekedar percaya saja, melainkan juga harus dibuktikan dengan
amal perbuatan nyata. Misalnya, kepercayaan kepada Allah harus diikuti dengan
melaksanakan perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dengan dasar
kecintaan. Karena orang beriman itu sangat cinta kepada Allah. Iman merupakan
pondasi dasar yang harus dimiliki oleh setiap muslim sejati, karena dengan iman,
hidup seseorang akan teratur, terarah dan tenteram.

3
Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an ada beberapa tanda-tanda orang yang
beriman itu, di sini kita simpulkan kepada tujuh macam tanda-tanda sangat cinta
kepada Allah SWT:
 Apabila disebut nama Allah bergetar hatinya. Ma’rifah/cinta kepada Allah
SWT. aqidah yang kuat dan tauhid yang benar.
 Apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambah-tambah imannya.
 Tawakkal dalam pengertian berserah diri setelah berdaya upaya secara
maksimal.
 Mendirikan shalat yang khusyu mengerjakan shalat dengan rohani dan jasmani.
 Menafkahkan sebagian harta yang dianugerahkan Allah kepada orang yang
berhak menerimanya.
 Orang yang benar imannya apabila mendapat nikmat mereka bersyukur kepada
Allah.
 Apabila mendapat musibah mereka bersabar/tidak keluh kesah, tahan banting.

B. MANIFESTASI IMAN DALAM ASPEK KEILMUAN


Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima-
ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui. Bagi seorang yang beriman, mencari
ilmu sangatlah penting seperti firman Allah surat Al-Mujadalah ayat 11 yang
artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadalah: 11)
Allah akan meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan berilmu,
artinya dihadapan Allah orang yang berilmu memiliki derajat yang tinggi. Tidak
hanya dihadapan Allah, orang akan dihormati oleh orang lain sesuai bidang ilmu
yang ia kuasai.

4
Tidak hanya di dalam Al Quran, pentingnya mencari ilmu bagi seorang
muslim yang beriman juga terdapat dalam hadits, diantaranya: “Menuntut ilmu
wajib bagi setiap muslim; sesungguhnya orang yang menuntut ilmu itu dimintakan
ampunan baginya oleh semua makhluk hingga ikan-ikan yang ada di laut.”
(Riwayat Abdul Barr melalui Anas ra.)
Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Menuntut ilmu agama
hukumnya fardhu ‘ain, sedangkan menuntut ilmu yang menyangkut kemaslahatan
umum, hukumnya fardhu kifayah. Segala sesuatu ikut mendoakan orang yang
sedang menuntut ilmu dan memintakan ampun kepada Allah untuknya sehingga
semua ikan yang ada di laut pun ikut memohonkan ampunan baginya.

C. MANIFESTASI IMAN DALAM ASPEK HUKUM


Maksud dari manifestasi iman dalam aspek hukum adalah pengaruh
keimanan seseorang terhadap kesadaran akan hukum agama. Dimana keimananlah
yang menjadi pondasi dasar untuk melaksanakan hukum-hukum yang telah
ditetapkan oleh Allah. Misalnya hukum melakukan zina, meminum khamar,
mencuri, membunuh, dan lainnya.
1) Hukum Meminum Khamar
Allah SWT. berfirman yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).”
Penyebutan khamar diiringkan dengan berkorban untuk berhala dan
mengundi nasib dengan anak panah, sedangkan mengenai al azlam (mengundi
nasib dengan anak panah) ini adalah suatu kedurhakaan.

5
Sebagai orang yang beriman, salah satu bentuk wujud keimananannya
adalah dengan tidak meminum khamar, karena khamar adalah sesuatu yang
haram dan bahkan menurut hadits diatas dijadikan sebanding dengan syirik.
2) Hukum Berzina
Zina adalah perbuatan bersenggama antara laki-laki dan perempuan yang
tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan). Secara umum, zina
bukan hanya di saat manusia telah melakukan hubungan seksual, tapi segala
aktivitas-aktivitas seksual yang dapat merusak kehormatan manusia termasuk
dikategorikan zina. Hukum zina dalam Islam adalah haram karena Allah sangat
mencela perbuatan ini. Allah SWT. berfirman yang artinya: “dan janganlah
kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji
dan suatu jalan yang buruk.”
Hukuman di dunia bagi orang yang berzina adalah dirajam (dilempari batu)
jika ia pernah menikah, atau dicambuk seratus kali jika ia belum pernah
menikah lalu diasingkan selama satu tahun. Jika di Dunia ia tidak sempat
mendapat hukuman tadi, maka di Akhirat ia disiksa di neraka. Bagi wanita
pezina, di Neraka ia disiksa dalam keadaan tergantung pada payudaranya.
Jadi, manifestasi iman dalam aspek hukum adalah melaksanakan segala
hukum-hukum yang sudah Allah tetapkan. Orang yang melangar hukum
tersebut dianggap tidak beriman atau kehilangan keimanannya hingga ia
bertaubat kembali. Seorang yang beriman wajib melaksanakan hukum atau
perintah Allah sebagai wujud keimanannya, namun apabila ia melanggarnya
maka akan mendapat hukuman sesuai yang telah Allah tetapkan.

D. MANIFESTASI IMAN DALAM ASPEK IBADAH


Pengertian ibadah secara terminologi Islam adalah kepatuhan kepada Tuhan
yang didorong oleh rasa kekaguman dan ketakutan. Jadi tahap awal ibadah adalah
kepatuhan kepada Allah yang didorong oleh rasa kekaguman dan ketakutan. Tetapi
apabila ibadah itu sudah berkembang kualitasnya maka ibadahnya itu memiliki
muatan-muatan aspek kekaguman, keihklasan, kepatuhan, pengharapan dan

6
sekaligus kecintaan, kekaguman kepada Allah karena kebesaran-Nya, kenikmatan
atau kekuasaan-Nya.
Ibadah merupakan manifestasi iman. Oleh sebab itu sebelum melakukan
ibadah maka keimanan harus lebih dahulu tertanam dalam jiwa manusia. Ibadah
yang tidak didasari iman, maka muatan-muatan yang disebutkan diatas tidak akan
terwujud, sebaliknya orang yang memiliki iman yang bagus, maka ibadahnya akan
memiliki kualitas. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Q.S. Adz Dzariyaat
ayat 56:

Artinya: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Adz Dzariyaat: 56)
Jin dan manusia dijadikan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya.
Tegasnya, Allah menjadikan kedua makhluk itu sebagai makhluk-makhluk yang
mau beribadah, diberi akal dan panca indera yang mendorong mereka menyembah
Allah. Untuk beribadahlah tujuan mereka diciptakan. Dengan demikian, ibadah
yang dimaksud disini lebih luas jangkauannya daripada ibadah dalam bentuk ritual.
Tugas kekhalifahan termasuk dalam makna ibadah dan dengan demikian hakekat
ibadah mencakup dua hal pokok, yaitu: (1) kemantapan makna penghambaan diri
kepada Allah dalam hati setiap insan, dan (2) mengarah kepada Allah dengan
setiap gerak anggota badan dan setiap gerak dalam hidup.

E. MANIFESTASI IMAN DALAM ASPEK AKHLAQ


Salah satu dari beberapa tugas Nabi Muhammad SAW. di muka bumi adalah
untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Rasulullah SAW. bersabda:
“Bahwasanya aku diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlaq” (HR.
Ahmad)
Beliau begitu lembut tutur katanya, santun perangainya, dan bijaksana dalam
bersikap. Keluhuran akhlaq beliau dapat kita mengerti karena beliau merupakan
manusia yang terjaga dan dijaga langsung oleh Allah. Bahkan ketika beliau

7
berbuat sedikit saja kesalahan langsung mendapat teguran dari Allah swt. Akan
tetapi yang lebih penting lagi kita perlu cermati adalah keluhuran akhlak beliau ini
merupakan manifestasi keimanan beliau yang begitu besar dan mendalam kepada
Allah swt. Tugas di atas tentu saja tidak bersifat parsial tetapi justru holistik atau
menyatu, berkait dan berkelindan. Dengan demikian kita pahami bahwa akhlak
mulia itu tidak berdiri sendiri di suatu sisi lalu keimanan itu berdiri di sisi yang
lainnya. Keduanya adalah satu kesatuan.
Dalam suatu hadits dinyatakan bahwa "sesungguhnya Allah swt. tidak
memerlukan ibadah yang kita kerjakan, melainkan ibadah yang seorang muslim
lakukan adalah demi kebaikan diri mereka sendiri."
Kondisi faktual iman seseorang dapat diketahui dari perilaku dan akhlaknya.
Iman yang kokoh kuat akan dimanifestasikan dalam bentuk akhlak yang baik dan
mulia. Sedangkan akhlak yang buruk dan hina adalah gambaran yang diberikan
oleh imannya yang lemah. Sosok yang lemah imannya akan mudah tergelincir
kepada perbuatan buruk yang merugikan dirinya. Akhlak sendiri adalah suatu
sikap perilaku yang spontan dan tidak dibuat-buat. Oleh karena itu reaksi spontan
dari kebaikan iman seseorang adalah perilaku dan akhlaknya yang baik.
Manifestasi dari ketinggian iman seseorang adalah akhlak dan perbuatan baik
yang dilakukan. Rasulullah saw bersabda, “Kaum mukminin yang paling sempurna
imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara mereka.” (HR. Ahmad
dan Abu Dawud).

F. MANIFESTASI IMAN DALAM ASPEK KEKUASAAN


Setiap orang menghendaki untuk menonjol, dikenal, serta menjadi yang
nomor satu. Dari sifat itu untuk orang yang tidak memiliki kualitas keimanan yang
baik, maka akan muncul ambisi untuk menjadi penguasa yang terkadang tidak
memperhatikan kapasitas baik keilmuan maupun pengalaman. Akhirnya terjadilah
pertarungan antara calon-calon penguasa yang seharusnya tidak layak untuk
mencalonkan diri. Terjadi kemunafikan, pun fitnah-fitnah politik. Akhirnya
terpilihlah penguasa yang dzhalim. Ambisi untuk menjadi penguasa adalah hal

8
yang tabu bagi mu'min sejati. Adapun jiwa kepemimpinan memang selalu ada,
namun ambisi menjadi penguasa tidaklah terbersit dalam benaknya. Seandainya
pun jika ia harus menjadi pemimpin, maka dia adalah pemimpin yang terpilih atas
pilihan serta keinginan rakyatnya sendiri.
Pada sebuah hadits diriwayatkan bahwasanya pemimpin yang diangkat oleh
rakyat maka Allah akan memberikan kemudahan baginya. Allah SWT. berfirman
yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-
orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka
adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu
mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang zalim.”
Ayat diatas menerangkan bahwa ada syarat pemimpin atau imam yang harus
kita taati yaitu imam yang berasal dari golongan muslim. Dan apabila kita
memuliakan imam Allah maka Allah akan memuliakan kita di hari akhirat nanti.
Mu'min sejati akan membawa karakteristik kemu'minannya di mana pun ia
berada. Termasuk ketika ia menjadi seorang pemimpin, ia akan berlaku adil,
mengayomi, melayani segala aspirasi dan keinginan rakyat, serta berlaku jujur dan
bijaksana. Sifat pemimpin mu'min selalu memikirkan sebab dan akibat, semisal
dalam memberikan kebijakan atas sesuatu, ia memikirkan segala kemungkinan yan
terjadi. Selalu mendahulukan kepentingan umum dan tidak egois.

G. MANIFESTASI IMAN DALAM ASPEK EKONOMI


Kita dituntut oleh agama kita untuk bekerja keras memberantas kemiskinan,
dalam rangka meningkatkan kasajahteraan ekonomi, tanpa uang yang memadai,
langkah kita terasa sempit, jangankan untuk membeli kebutuhan kebutuhan
duniawi saja, untuk aktivitas peribadatan yang berorientasi akhiratpun butuh uang
dan dana yang memadai.
Karena itu Allah menganjurkan agar umat islam bekerja keras untuk mencari
karunia Allah, sebagaimana firman Allah:

9
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan.
(Al Qashas: 77)
Dan jika dalam masalah perdagangan Allah SWT berfirman

Artinya: “Kecelakaan yang besar bagi orang orang yang curang. Yaitu orang
orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka meminta dipenuhi.
Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain mereka
mengurangi.” (QS. Al Muthaffifin: 1-3)
Para pedagang banyak yang memanfaatkan kebodohan konsumen. Mereka
tidak peduli konsumen dirugikan, yang penting mereka untung besar. Inilah
petbuatan orang-orang yang tidak memiliki iman yang sebenarnya. Mereka tidak
takut kepada Allah SWT ketika melakukan kecurangan karena perbuatan mereka,
dunia perdagangan menjadi tidak aman.

H. MANIFESTASI IMAN DALAM ASPEK PENDIDIKAN


Persoalan dunia pendidikan demikian kompleks. Banyak pihak yang terlibat
di dalamnya mulai dari penyelenggaraan pendidikan, pemerintah, para guru, para
orang tua dan lingkungan masyarakat. Namun demikian yang sangat disesalkan

10
adalah mengapa pendidikan agama di sekolah hanya diajarkan selama dua jam
pelajaran dalam satu minggu. Padahal, pelajaran agama inilah yang sangat penting.
Bila pelajaran agama berhasil di sekolah-sekolah niscaya walaupun fasilitas
sekolah belum sempurna, perilaku anak sekolah tidak seperti yang kita saksikan
sekarang ini. Semua ini terjadi karena kita telah melecehkan iman dan takwa dalam
dunia pendidikan.
Sebagaimana pendidikan yang dialami oleh Nabi Ibrahim as dan Nabi
Ya’qub as. Dalam surat Al-Baqarah ayat 133:

“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia


berkata kepada anak-anaknya apakah yang kamu sembah setelah sepeninggalku,
mereka menjawab: “kami akan menyembah tuhanmu dan tuhan nenek moyangmu,
Ibrahim, Ismail dan Ishaq yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk
kepadaNya. (QS. Al-Baqarah: 133)”
Di dalam ayat tersebut digambarkan bagaimana Nabi Ibrahim dan Nabi
Ya’qub mendidik anak-anak mereka. Ya'qub berwasiat kepada anak-anaknya
supaya beribadah kepada Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Khalifah adalah pengganti Allah di muka bumi sebagai pemimpin yang
melaksanakan segala perintah dan hukum-hukum Allah. Sedangkan iman adalah
mempercayai adanya Allah sekaligus mempercayai kebesaran dan sifat-sifat-Nya
yang sempurna.
Konsep kekhalifahan dalam manifestasi iman itu meliputi:
 Manifestasi iman dalam aspek keilmuan: menuntut ilmu sesuai yang
diperintahkan Allah, karena Allah akan meninggikan derajat bagi orang-orang
yang beriman dan berilmu.
 Manifestasi iman dalam aspek hukum: melaksanakan segala hukum-hukum
yang sudah Allah tetapkan. Orang yang melangar hukum tersebut dianggap
tidak beriman atau kehilangan keimanannya hingga ia bertaubat kembali.
 Manifestasi iman dalam aspek ibadah: kepatuhan kepada Tuhan yang didorong
oleh rasa kekaguman dan ketakutan.
 Manifestasi iman dalam aspek kekuasaan: pemimpin atau imam yang harus
kita taati yaitu imam yang berasal dari golongan muslim, berlaku adil,
mengayomi, melayani segala aspirasi dan keinginan rakyat, serta berlaku jujur
dan bijaksana.
 Manifestasi iman dalam aspek akhlaq: Salah satu dari beberapa tugas Nabi
Muhammad SAW. di muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlaq
manusia.
 Manifetasi iman dalam aspek ekonomi: Mencari karunia dan rezeki Allah yang
halal dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.
 Manifetasi iman dalam aspek pendidikan: yaitu pendidikan Tauhid,
menanamkan kepada anak bahwa hanya Allah yang patut disembah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bukhari Umar, Hadits Tarbawi (Jakarta: Amzah, 2014)


Buya H. Muammad Alfis Chaniago, Indeks Hadits Dan Syarah Jilid 1 (Bekasi ;
CV. Alfonso Pratama, 2012) hlm. 658
Chaeriatun, Ibadah Sebagai Manifestasi Iman dalam ( diakses pada 4 Oktober
2018 pukul 20:12 WIB.)
Labay, Mawardi, Iman Pengaman Dunia, (Jakarta: Al Mawardi Prima,2000)
Sabiq, Sayid, Aqidah Islam,(Bandung: cv. Diponegoro, 1999)
Yazdi, Muhammad Taqi Mishbah, Iman Semesta, (jakarta: Al Huda 2005)
Yusuf Qardhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer Jilid I, (Jakarta ; Gema Insani Press,
1996).
Zahrah, Muhammad Abu. 1996. Aliran Politik dan Aqidah Islam. Terj. Abd.
Rahman Dahlan dan Ahmad Qarib. Jakarta: Logos.
Zar, Sirajuddin. 2003. Teologi Islam: Aliran Dan Ajarannya. Padang: IAIN Press.

13

Anda mungkin juga menyukai