Good Instrument Criteria

A good qualitative measuring instrument must have two requirements, namely

credibility and reliability. An unreliable or invalid measuring instrument will result in
biased conclusions, less appropriate, and will provide incorrect information about the
condition of the subject or individual known to the test.

Alat ukur atau instrumen kualitatif yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu
kredibilitas dan reliabilitas. Alat ukur yang tidak reliabel atau tidak valid akan
menghasilkan kesimpulan yang bias, kurang tepat, dan akan memberikan informasi
yang salah tentang kondisi subjek atau individu yang diketahui tes.

1. Credibility

A qualitative research is said to be credible if it explains the correct description or

interpretation of human experience correctly, where other people who experience the
same experience will have the same interpretation. A qualitative study is credible if
other people agree that they will have the experience even if they only read the
research report.

Some of the activities that researchers can do to gain a high level of credibility
include the involvement of researchers in the lives of participants for a long time and
trying to confirm and clarify the data obtained with the participants;member checks
(return to the participants after data analysis) or conduct panel discussions with
experts/experts to reanalyze the data that has been obtained (peer checking). Other
activities, namely conducting in-depth observations also need to be carried out so
that researchers can take the best possible picture of the social phenomena studied as
they are (Afiyanti, 2008).

Kredibilitas

Sebuah penelitian kualitatif dikatakan kredibel jika menjelaskan deskripsi atau

interpretasi yang benar tentang pengalaman manusia dengan benar, dimana orang
lain yang mengalami pengalaman yang sama akan memiliki interpretasi yang sama.
Sebuah studi kualitatif dikatakan kredibel jika orang lain setuju bahwa mereka akan
memiliki pengalaman bahkan jika mereka hanya membaca laporan penelitian.

Beberapa kegiatan yang dapat peneliti lakukan untuk memperoleh tingkat

kredibilitas yang tinggi antara lain keterlibatan peneliti dalam kehidupan partisipan
dalam waktu yang lama dan berusaha mengkonfirmasi dan mengklarifikasi data yang
diperoleh dengan partisipan; member check (kembali ke partisipan setelah analisis
data) atau melakukan diskusi panel dengan para ahli/ahli untuk menganalisis kembali
data yang telah diperoleh (peer check). Kegiatan lain yaitu melakukan pengamatan
secara mendalam juga perlu dilakukan agar peneliti dapat mengambil gambaran yang
sebaik-baiknya tentang fenomena sosial yang diteliti sebagaimana adanya (Afiyanti,
2008).

2. Transferability

Transferability is a term that can replace the concept of generalization of data in

quantitative research, namely the extent to which the findings of a study conducted in
a particular group can be applied to other groups (Graneheim, U. & Lundman, B, in
Afiyanti, 2008). In quantitative research, the term transferability is a modification or
close to the same term as external validity which, in fact, is difficult to achieve.
Generalization can only be achieved if the object of study can be completely
separated from the influence of the research context, something that is almost
impossible to do in qualitative research (Patton 1990 in Afiyanti, 2008).

The transferability of qualitative research cannot be judged by the research itself

but by the readers of the research results. If the reader gets a clear picture and
understanding of the research report (context and research focus), the research results
can be said to have high transferability (Morse, Barret, Mayan, Olson, & Spiers,
2002 in Bungin, 2003).

Transferability merupakan istilah yang dapat menggantikan konsep generalisasi

data dalam penelitian kuantitatif, yaitu sejauh mana temuan-temuan suatu penelitian
yang dilakukan pada suatu kelompok tertentu dapat diterapkan pada kelompok lain
(Graneheim, U. & Lundman, B, dalam Afiyanti). , 2008). Dalam penelitian
kuantitatif, istilah transferability merupakan modifikasi atau mendekati istilah yang
sama dengan validitas eksternal yang pada kenyataannya sulit dicapai. Generalisasi
hanya dapat dicapai jika objek penelitian dapat sepenuhnya dipisahkan dari pengaruh
konteks penelitian, sesuatu yang hampir tidak mungkin dilakukan dalam penelitian
kualitatif (Patton 1990 dalam Afiyanti, 2008).

Keteralihan penelitian kualitatif tidak dapat dinilai oleh penelitian itu sendiri
tetapi oleh pembaca hasil penelitian. Jika pembaca mendapatkan gambaran dan
pemahaman yang jelas tentang laporan penelitian (konteks dan fokus penelitian),
hasil penelitian dapat dikatakan memiliki transferability yang tinggi (Morse, Barret,
Mayan, Olson, & Spiers, 2002 dalam Bungin, 2003).

3. Dependability

The term reliability in qualitative research is known as dependability. In

quantitative terms, reliability is the degree of accuracy, precision or accuracy shown
by the measuring instrument. The test can be done internally, namely testing by
analyzing the consistency of the existing items. One more externally, namely by
conducting a test-retest (Umar, 2005). Reliability is a translation of the word
reliability which has the origin of the word rely which means trust and reliable which
means trustworthy. Trust is related to accuracy and consistency. Learning outcomes
test is said to be reliable if it provides relatively consistent measurement results of
learning outcomes (Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, 2015).

Keteguhan

Istilah reliabilitas dalam penelitian kualitatif dikenal dengan istilah dependebelity.

Dalam istilah kuantitatif, reliabilitas adalah derajat ketelitian, presisi atau ketelitian
yang ditunjukkan oleh alat ukur. Tes dapat dilakukan secara internal, yaitu pengujian
dengan menganalisis konsistensi item-item yang ada. Satu lagi secara eksternal yaitu
dengan melakukan tes-tes ulang (Umar, 2005). Reliability merupakan terjemahan
dari kata reliability yang berasal dari kata reli yang berarti amanah dan reliabel yang
berarti dapat dipercaya. Kepercayaan berkaitan dengan akurasi dan konsistensi. Tes
hasil belajar dikatakan reliabel jika memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang
relatif konsisten (Sandu Siyoto & M. Ali Sodik, 2015).

4. Confirmability

Objectivity/confirmability in qualitative research is more defined as the concept of

intersubjectibility or the concept of transparency, namely the willingness of
researchers to disclose openly about the process and elements of their research so as
to enable other parties/researchers to conduct research on their findings. Streubert
and Carpenter in (Afiyanti, 2008) is a process of examination criteria, namely the
way the researcher confirms his findings. In general, the way that many qualitative
researchers do to confirm their research findings is to reflect on their findings in
related journals. Peer review, consultation with expert researchers, or confirming
data/information by presenting the results of their research at a conference to obtain
various inputs for the perfection of their findings.explain that confirmability .

Kepastian

Objektivitas/confirmability dalam penelitian kualitatif lebih diartikan sebagai

konsep transparansi, yaitu kesediaan peneliti untuk mengungkapkan secara terbuka
tentang proses dan unsur-unsur penelitiannya sehingga memungkinkan pihak
lain/peneliti untuk melakukan penelitian atas temuannya. .Streubert dan Carpenter
dalam (Afiyanti, 2008) merupakan proses pemeriksaan kriteria, yaitu cara peneliti
menegaskan temuannya. Secara umum, cara yang dilakukan banyak peneliti
kualitatif untuk mengkonfirmasi temuan penelitian mereka adalah dengan
merefleksikan temuan mereka di jurnal terkait. Peer review, konsultasi dengan
peneliti ahli, atau konfirmasi data/informasi dengan mempresentasikan hasil
penelitiannya dalam konferensi untuk memperoleh berbagai masukan demi
kesempurnaan temuannya.
H. Preparation of Research Instruments

Developing instruments is an important step in the pattern of research procedures.

The instrument serves as a tool in collecting the required data. The form of the
instrument is related to the data collection method, for example the interview method
whose instrument is an interview guide. Questionnaire or questionnaire method, the
instrument is a questionnaire or questionnaire. The test method, the instrument is a
test question but the observation method, the instrument is a checklist (Black, 2006).
Compiling an instrument is basically an evaluation tool, because evaluating is
obtaining data about something being researched, and the results obtained can be
measured using standards that have been determined previously by the researcher. In
this case, there are two kinds of evaluation tools that can be developed into research
instruments, namely tests and non-tests.

Mengembangkan instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur

penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat dalam mengumpulkan data yang
dibutuhkan. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, misalnya
metode wawancara yang instrumennya berupa pedoman wawancara. Kuesioner atau
metode angket, instrumennya adalah angket atau angket. Metode tes, instrumennya
adalah soal tes tetapi metode observasi instrumennya adalah daftar periksa (Black,
2006). Penyusunan instrumen pada dasarnya adalah alat evaluasi, karena evaluasi
adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti, dan hasil yang diperoleh dapat
diukur dengan menggunakan standar yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.
Dalam hal ini, ada dua macam alat evaluasi yang dapat dikembangkan menjadi
instrumen penelitian, yaitu tes dan non tes.

The instrument basically has to consider the respondent's feelings, items need to
be short and concise, the number of items needs to be reduced, and collect concrete
data. In order not to cause boredom and to encourage respondents to answer sincerely
and honestly, the instrument must have the following characteristics (M. Mustari &
M.T Rahman, 2012):
 1) In accordance with the presence of the respondent. The study instruments
provided need to be in accordance with the background and willingness of the study
respondents. Questions that are built must be stated carefully and not biased.
1) Sesuai dengan kehadiran responden. Instrumen penelitian yang disediakan
harus sesuai dengan latar belakang dan kemauan responden penelitian. Pertanyaan
yang dibangun harus dinyatakan dengan hati-hati.
2) Systematic instrument format. Questions need to be structured
systematically and regularly. Adequate space for answers to each question needs to
be provided. Format instrumen yang sistematis. Pertanyaan perlu disusun secara
sistematis dan teratur. Ruang yang cukup untuk menjawab setiap pertanyaan perlu
disediakan.
3) Clear instructions. Instructions on how to answer questions must be clear
and not cause the respondent to feel doubtful. Instruksi yang jelas. Petunjuk cara
menjawab pertanyaan harus jelas dan tidak membuat responden merasa ragu.
4) Letters and documents are included with the study instrument. Letters and
documents to the subject of study should be concise and use a professional format. It
determines the rate of return of answers and increases the confidence of study
respondents in the reviewer and the study conducted. Surat dan dokumen disertakan
dengan instrumen penelitian. Surat dan dokumen untuk subjek studi harus ringkas
dan menggunakan format profesional. Ini menentukan tingkat pengembalian jawaban
dan meningkatkan kepercayaan responden penelitian pada resensi dan penelitian
yang dilakukan.
5) Pilot tests need to be run before the instrument is used. This step ensures
the reliability of the assessment instrument. It can be done on other subject groups
(eg 30 people) who have the same characteristics as the study subject. 5) Uji coba
harus dijalankan sebelum instrumen digunakan. Langkah ini memastikan keandalan
instrumen penilaian. Dapat dilakukan pada kelompok mata pelajaran lain (misalnya
30 orang) yang memiliki karakteristik yang sama dengan subyek penelitian.

I. Steps for Preparation of Research Instruments

The steps taken in compiling a research instrument according to (Margono, 1997)

 include:

1. Analysis of research variables, namely examining variables into sub-research as

clearly as possible, so that these indicators can be measured and produce the data that
the researcher wants. Analisis variabel penelitian, yaitu meneliti variabel-variabel ke
dalam sub penelitian sejelas mungkin, sehingga indikator-indikator tersebut dapat
diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti.

2. Determine the type of instrument used to measure the variable or sub variable
and its indicators. Menentukan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel atau sub variabel dan indikatornya.

3. Researchers arrange grids or lay out instrument. This grid contains the scope of
the question material, the abilities measured, the types of questions, the number of
questions, the time required. The intended ability is the expected ability of the
subject under study, for example, if learning achievement is measured, the ability of
the achievement is seen from the ability of the subject in terms of introduction,
understanding, application of analysis, synthesis, and evaluation. Peneliti menyusun
grid atau lay out instrumen. Kotak ini berisi ruang lingkup materi soal, kemampuan
yang diukur, jenis soal, jumlah soal, waktu yang dibutuhkan. Kemampuan yang
dimaksud adalah kemampuan yang diharapkan dari mata pelajaran yang dipelajari,
misalnya jika prestasi belajar diukur, kemampuan prestasi itu dilihat dari kemampuan
mata pelajaran dalam hal pengenalan, pemahaman, penerapan analisis, sintesis, dan
evaluasi. .

4. Researchers compile items or questions according to the type of instrument and

the amount that has been determined in the grid. The number of questions can be
created from the predefined as items backup. Every items made by the researcher
must already have a picture of the expected answer. That is, the prediction of the
correct or desired answer must be made by the researcher. Peneliti menyusun item
atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditentukan
dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan dapat dibuat dari yang telah ditentukan sebagai
cadangan item. Setiap butir soal yang dibuat peneliti harus sudah memiliki gambaran
jawaban yang diharapkan. Artinya, prediksi jawaban yang benar atau yang
diinginkan harus dibuat oleh peneliti.

5. Instruments that have been made should be tested and used for instrument
revision, for example removing unnecessary instruments, replacing them with items
the new one, or improvement of content and editorial/language. How to test validity
and reliability will be discussed further. Instrumen yang telah dibuat harus diuji dan
digunakan untuk revisi instrumen, misalnya menghapus instrumen yang tidak perlu,
menggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan editorial/bahasa. Cara
uji validitas dan reliabilitas akan dibahas lebih lanjut.