Anda di halaman 1dari 6

Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara

menghambakan diri, yaitu:

* menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan

* menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan

Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia kepada
Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka
suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut
agama.Islam sebagai agama samawi yang komponen dasarnya 'aqidah dan syari'ah, punya korelasi erat
dengan politik dalam arti yang luas. Sebagai sumber motivasi masyarakat, Islam berperan penting
menumbuhkan sikap dan perilaku sosial politik. Implementasinya kemudian diatur dalam syari'at,
sebagai katalog lengkap dari perintah dan larangan Allah, pembimbing manusia dan pengatur lalu lintas
aspek-aspek kehidupan manusia yang kompleks.

Islam dan politik mempunyai titik singgung erat, bila keduanya dipahami sebagai sarana menata
kebutuhan hidup rnanusia secara menyeluruh. Islam tidak hanya dijadikan kedok untuk mencapai
kepercayaan dan pengaruh dari masyarakat semata. Politik juga tidak hanya dipahami sekadar sebagai
sarana menduduki posisi dan otoritas formal dalam struktur kekuasaan.

Politik yang hanya dipahami sebagai perjuangan mencapai kekuasaan atau pemerintahan, hanya akan
mengaburkan maknanya secara luas dan menutup kontribusi Islam terhadap politik secara umum.
Sering dilupakan bahwa Islam dapat menjadi sumber inspirasi kultural dan politik. Pemahaman terhadap
term politik secara luas, akan memperjelas korelasinya dengan Islam.

Dalam konteks Indonesia, korelasi Islam dan politik juga menjadi jelas dalam penerimaan Pancasila
sebagai satu-satunya asas. Ini bukan berarti menghapus cita-cita Islam dan melenyapkan unsur Islam
dalam percaturan politik di Tanah Air. Sejauh mana unsur Islam mampu memberikan inspirasi dalam
percaturan politik, bergantung pada sejauh mana kalangan muslimin mampu tampil dengan gaya baru
yang dapat mengembangkan kekayaan pengetahuan sosial dan politik untuk memetakan dan
menganalisis transformasi sosial.
Hubungan antara agama dan politik secara umum dapat dilihat dan diamati dari kedudukan agama dan
perannya dalam kehidupan masyarakat. Menurut Watt, agama mempunyai kedudukan sentral dalam
kehidupan seseorang, karena agama memberikan tujuan umum kehidupan dan membantu memusatkan
energinya dalam usaha menempuh tujuan-tujuan tersebut. Jika agama bagi seseorang diyakini tidak
sekedar anutan dalam nama saja.

Maka: pertama,pemikiran keagamaanya akan membentuk kerangka intelektual dalam segala


kegiatannya; dan kedua, karena agama membawa kesadaran akan keadaan yang lebih luas, diaman
tujuan kehidupan seseorang telah diletakkan dan ditentukan, maka agama seringkali menggerakan
motif-motif kegiatannya. Jadi, tanpa motif-motif yang diberikan oleh agama itu, kegitan-kegitan tersebut
tidak akan dapat dilaksanakan. Islam sejak awal mulanya telah memilki relevansi dengan organisasi
politik dan social di masyarakat, karena Islam yang disebutkan di dalam Alqur'an dan Sunnah, yang
dikenal umat salaf maupun khalaf adalah Islam yang saling melengkapi dan utuh, yaitu Islam yang
bermuatan rokhani, ahlak, pemikiran, pendidikan, jihad, sosial, ekonomi, dan politik, sehingga politik
dalam Islam berhubungan erat dengan agama.

Hubungan Politik dengan Agama

Hubungan politik dengan agama tidak dapat dipisahkan. Dapat dikatakan bahwa politik berbuah dari
hasil pemikiran agama agar tercipta kehidupan yang harmonis dan tentram dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Hal ini disebabkan, pertama, oleh sikap dan keyakinan bahwa seluruh aktifitas manusia,
tidak terkecuali politik, harus dijiwai oleh ajaran-ajaran agama; kedua, disebabkan oleh fakta bahwa
kegiatan manusia yang paling banyak membutuhkan legitimasi adalah bidang politik, dan hanya
agamalah yang dipercayai mampu memberikan legitimasi yang paling meyakinkan karena sifat dan
sumbernya yang transcendent.

Agama secara hakiki berhungan dengan politik. Kepercayaan agama dapat mempengaruhi hukum,
perbuatan yang oleh rakyak dianggap dosa, seperti sodomi dan incest, sering tidak legal. Seringakali
agamalah yang memberi legitimasi kepada pemerintahan. Agama sangat melekat dalam kehidupan
rakyat dalam masyarakat industri maupun nonindustri, sehingga kehadirannya tidak mungkin tidak
terasa di bidang politik. Sedikit atau banyak, sejumlah pemerintahan di seluruh dunia menggunakan
agama untuk memberi legitimasi pada kekuasaan politik.
Di dalam sejarah Islam, masuknya faktor agama (teologi) ke dalam politik muncul ke permukaan dengan
jelas menjelang berdirinya dinasti Umayyah. Hal ini terjadi sejak perang Siffin pada tahun 657, suatu
perang saudara yang melibatkan khalifah 'Ali b. Abi Talib dan pasukannya melawan Mu'awiyah b. Abi
Sufyan, gubernur Syria yang mempunyai hubungan keluarga dengan 'Uthman, bersama dengan
tentaranya. Peristiwa ini kemudian melahirkan tiga golongan umat Islam, yang masing-masing dikenal
dengan nama Khawarij, Shi'a, dan Sunni.

Pengaruh Hubungan Politik dan Agama

Dalam kehidupan bernegara, bidang politik sangat diperlukan. Namun semua ilmu yang berhubungan
dengan politik tidak dapat dipisahkan dengan ilmu dan konsep agama yang telah ada. Pada agama ada
suatu kalimat yang membuat dan merupakan konsep awal politik yaitu "Allah memerintahkan kepada
manusia untuk tidak mendekati perbuatan-perbuatan keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi
(Q. 6:151)", jadi Allah melarang perbuatan jelek, perbuatan jahat dan ketidakadilan.

Ini dapat diartikan bahwa semua ilmu politik merupakan bentuk nyata dari penggunaan agama dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai contoh, dalam ilmu politik terdapat pemilihan pemimpim berdasarkan demokrasi, konsep itu
didapat dari ilmu agama yang tidak menginginkan adanya perpecahan para pejabat yang akan
menyengsarakan rakyat.

Dan masih banyak lagi yang merupakan konsep dalam agama dan diadaptasi serta di jadikan politik
dalam berbangsa dan bernegara.

Rasulullah dan Para Sahabatpun Berpolitik

Rasulullah pernah bersabda, "Barangsiapa di pagi hari perhatiannya kepada selain Allah, maka Allah
akan berlepas dari orang itu. Dan barangsiapa di pagi hari tidak memperhatikan kepentingan kaum
muslimin maka ia tidak termasuk golongan mereka (kaum muslimin)."

Pun dalam sejarah perjuangan para sahabat terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwasannya
agama Islam memang memiliki otoritas terhadap politik. Salah satu yang menjadi bukti sejarah
perpolitikan pada masa itu adalah ketika mengangkat seorang khalifah (kepala negara pengganti
Rasulullah).
Dalam mengangkat seorang khalifah, para sahabat memberikan syarat kepada khalifah agar memegang
teguh Al Quran dan As Sunnah. Karena mereka tahu betul bahwa politik tidak bisa dipisahkan dari
agama, sehingga dalam Pengangkatan khalifah harus didasarkan pada pertimbangan yang terbaik.

Jadi terbukti bahwa eksistensi politik sudah ada sejak jaman Rasulullah, bahkan jauh sebelum itu politik
sudah ada sejak manusia mengenal kata memimpin dan dipimpin, maka politik ada saat itu.

Sayangnya, dijaman ini banyak masyarakat yang anti dengan politik. Dalam pandangan masyarakat,
politik dianggap sebagai sesuatu yang berbau kelicikan, kebusukan, serta pandangan negatif lainnya.

Terlebih saat ini, kita melihat ada sebagian penguasa muslim yang tidak konsisten menjalankan
kebijakan politiknya di atas ketentuan hukum dan etika syariat. Akibatnya, mereka menetapkan
peraturan yang menyimpang dari ajaran Islam. Maka banyak orang yang beragama Islam tidak sepakat
dengan adanya politik dalam Islam.

Padahal, dalam hal ini umat muslim harus cerdas dan bisa memahami betapa pentingnya berpolitik
sebagai landasan munculnya gerakan Islam melalui dua arah, yaitu secara kultural dan struktural.
Aktivitas gerakan Islam secara kultural akan terfokus pada proses dakwah di suatu negara agar tetap
sesuai dengan ajaran Allah subhanahu wa ta'ala, sedangkan secara struktural dapat mempengaruhi
dibatalkannya atau direvisinya kebijakan-kebijakan pemerintah yang akan membawa kerugian terhadap
masyarakat.

Jadi sudah dipastikan bahwa berpolitik itu dihalalkan karena memiliki pengaruh besar dalam
mempertahankan ajaran Islam di suatu negara asalkan tetap memegang teguh prinsip- prinsip Islam.

Video Pilihan
Tulis Tanggapan Anda ...

TERPOPULER

Kasus 3 Jendral Ditangani Novel Baswedan, Sebelum Berujung Penyiraman Air keras

Siapa Sebenarnya yang "Membintangi" Bintang Emon?

Nenek-nenek Trauma Berhubungan Intim? Pahami Problem Ini!

Sesuatu yang Mahal Belum Tentu Berguna

Sudah Tahu Dibohongi Puluhan Kali, tapi Tidak Kapok

NILAI TERTINGGI

Sesuatu yang Mahal Belum Tentu Bergunaorang

Cerpen: Petualangan Empat Sahabat

Membacakan Kisah Kecik, Isteri Tukang Becak

Puisi: Sebilah Kesadaran

Nenek-nenek Trauma Berhubungan Intim? Pahami Problem Ini!

FEATURE ARTICLE

Menyoroti "Spotlight", Memberi Ruang Bercerita bagi Korban Pelecehan Seksual

TERBARU

Science Fun Fact: Nasib Rakyat dan Pengusaha Akibat Feed in Tariff

Air Terjun Tarak Ni Onggang

Daftar Barang-barang yang Wajib Kamu Bawa Saat New Normal

Tidak Terdaftar Bansos, Pemdes Wangon Salurkan 67 Paket Beras pada Warga

Puisi | Satu Kalimat yang Terkadang Terlupa Diucapkan

HEADLINE

Cerpen: Dongeng Sebelum Tidur

Kita yang Salah, Bukan Bintang Emon!

Tafakur, Modalitas dalam Proses Belajar


Mengintip "Ruang Kosong" Penyelenggara dan Kiramologi 4 Tipe Pembicara Webinar

Digitalisasi Layanan Seks Online, Mangapa Makin Menjamur

Masyarakat Lampung dibedakan menjadi dua sub-suku bangsa, yakni orang Lampung yang menganut
adat Pepadun, dan orang Lampung yang menganut adat Saibatin atau Peminggir. Proses perkawinan
dalam masyarakat Lampung Pepadun dapat didahului dengan dua cara yaitu dengan didahului lamaran
dan tanpa didahului lamaran. Perkawinan yang didahului dengan lamaran yaitu hibal serba dan
bumbang aji, sedangkan perkawinan yang tanpa didahului lamaran yaitu sebambangan. Pada
masyarakat Komering Putih masa sekarang, perkawinan yang didahului dengan tradisi melamar terlebih
dahulu sudah mulai tidak ada, mereka lebih memilih perkawinan yang tanpa melamar. Mulai terjadi
pergeseran budaya dan ekonomisasi pada masyarakat ini, terlihat dalam tradisi perkawinannya yang
berbeda pada lalu dan masa sekarang.

Penelitian ini mengenai gambaran perkawinan adat masyarakat Lampung Pepadun di Kampung
Komering Putih pada masa lalu dan masa sekarang. Manusia tidak akan dapat berkembang tanpa
adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan dan keturunan menimbulkan
keluarga yang berkembang menjadi kerabat masyarakat. Jadi perkawinan merupakan unsur tali temali
yang meneruskan kehidupan manusia dan masyarakat.Dalam laporan ini menjelaskan pula faktor-faktor
apa sajakah yang menyebabkan masyarakat Komering Putih sekarang lebih memilih perkawinan secara
lari atau sebambangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif dengan
menggambarkan keadaan dari subyek penelitian di lapangan. Penelitian ini menitikberatkan pada
perkawinan sebambangan yang terjadi pada masyarakat Kampung Komering Putih. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi langsung dan wawancara secara mendalam untuk mendapatkan
informasi bagaimana fenomena perkawinan yang terjadi dalam masyarakat lampung di Komering Putih,
Data sekunder juga dilampirkan guna menunjang analisa data sehingga diharapkan data yang terkumpul
dapat memberikan gambaran yang jelas tentang perkawinan sebambangan yang terjadi pada
masyarakat.

Dari hasil analisa maka diperoleh data bahwa telah terjadi perubahan pada masyarakat dulu dan
masyarakat sekarang dalam melaksanakan perkawinan dan salah satu faktor utama yang menyebabkan
hal tersebut terjadi yaitu karena faktor ekonomi, dalam perkawinan yang didahului dengan lamaran
membutuhkan biaya yang sangat banyak dan waktu yang cukup panjang hingga akhirnya dapat
dilaksanakan perkawinan yang diinginkan oleh kedua belah pihak.

Anda mungkin juga menyukai