7. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara reguler tanpa
melakukan pembinaan dan penjualan barang dan atau jasa
8. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) tidak
menimbukan ighro
9. Tidak ada ekploitasi dan ketidak adilan dalam pembagian bonus antara anggota
pertama dengan anggota berikutnya
10. Sistem perekrutan, bentuk penghargaan dan acara sremonial yang diakukan tidak
mengandung unsur yang bertentangan dengan aqidah, syari’ah, dan akhlak muia,
seperti syirik, kultus, maksiat, dan sebagainya.
11. Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan wajib membina dan
mengawasi anggota yang direkrutnya
12. Tidak melakukan kegiatan money game
(syarat yang tidak terpenuhi adalah no : 3,4,5,6,7,8,9,12)
Referensi
Masalah kemanfaatan barang
(
)
Jialah fasidah
.
3
.
4
2. Bisnis Odong-Odong
Pak Reza memiliki usaha odong-odong, yang dia beli dengan harga 10 juta.Karena melihat
hasilnya cukup lumayan maka pak Tian tertarik ingin bergabung dengan bisnis yang dijalankan
pak Reza, sehingga ia menyerahkan uang Rp 2.500.000,- kepada pak Reza dengan kesepakatan
ia mendapat 25 % dari penghasilan odong-odong milik pak Reza.
Pertanyan :
a. Apakah sistem bisnis dengan cara demikian diperbolehkan ?
Jawab :
Tidak diperbolehkan jika dengan aqod qirod, karena syarat aqod qirod adalah dengan tijaroh
(jual beli)
b. Jika tidak boleh bagaimana solusinya ?
Jawab :
Dengan cara aqod jual beli, yaitu pak Tian membeli sebagian odong-odong milik pak Reza
senilai Rp 2.500.000,- , kemudian odong-odong dikelola dan hasilnya dibagi sesuai
kepemilikan (pak Reza75% - Pak Tian 25%). Adapun kerjanya pak Reza dianggap sebagai
tabaru’
Qirodh
3. Menantu Rodho’
Apakah suami dari anak rodho’ termasuk mahrom ?
Jawab :
Iya, mahrom
(
.
.
4. Sholat Witir
Seseorang mengerjakan sholat witir 2 roka’at sebelum tidur, kemudian 1 roka’at ia kerjakan
setelah tidur, bolehkah mengerjakan sholat witir dengan cara demikian ?
Jawab :
Boleh (sah) tetapi khilaf afdhol
)
(
(
)
(
)
7
1-
.
2-
.
.
3-
.
5-
.
6-
.
. 7-
8-
.
:
.
.
.
.
. 9-
8