Anda di halaman 1dari 4

KHUTBAH JUM’AT : Enam Pertanyaan Al-Ghazali

ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم‬.‫ت أَ ْع َمالِنَا‬


َ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَال‬ ِ ‫ َونَعُوْ ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر أَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيِّئَا‬،ُ‫ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬،ِ ‫إِ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل‬
ْ‫ص ْد ِريْ َويَسِّرْ لِ ْي أَ ْم ِريْ َواحْ لُل‬
َ ‫ َربِّ ا ْش َرحْ لِ ْي‬،ُ‫ي َوالَ َرسُوْ َل بَ ْع َده‬ َّ ِ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ الَ نَب‬.ُ‫ي لَه‬ َ ‫هَا ِد‬
‫ ُع ْق َدةً ِم ْن لِ َسانِ ْي يَ ْفقَهُوْ ا قَوْ لِ ْي‬.

‫الله ّم صل وسلم وبارك على سيدنا وحبيبنا محمد وعلى اله واصحابه ومن تبعهم باحسان الى يوم الدين‬
‫ت ۗ َوإِنَّ َما تُ َوفَّوْ نَ أُجُو َر ُك ْم يَوْ َم‬
ِ ْ‫س َذائِقَةُ ْال َمو‬ ٍ ‫ وقال هللا تعالى فى القرأن العظيم ُكلُّ نَ ْف‬,‫فياعباد هللا أوصيكم وإياي بتقوى هللا فقد فاز المتقون‬
‫ُور هللا العلي العظيم‬ ِ ‫ع ْال ُغر‬ ُ ‫ار َوأُ ْد ِخ َل ْال َجنَّةَ فَقَ ْد فَا َز ۗ َو َما ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا ِإاَّل َمتَا‬
ِ َّ‫ْالقِيَا َم ِة ۖ فَ َمن ُزحْ ِز َح ع َِن الن‬

Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah

Pertama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan nikmat kepada kita semua, bukan saja nikmat sehat wal’afiat juga nikmat Iman Islam
serta Ihsan, sehingga pada siang yang cerah ini kita dapat menunaikan ibadah sholat jum’at
berjama’ah di masjid yang mulia ini.

Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Yang mana kita
yang hadir disini mengharap dengan izin Allah supaya kita kelak mendapat syafa’atNya, Amin ya
rabbal ‘alamin.

Pada kesempatan ini kami ingin berwasiat kepada diri kami pribadi, juga kepada para hadirin
jama’ah Jama’ah jum’at yang berbahagia untuk senantiasa beristiqamah, dan berusaha
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan sebenar-benarnya taqwa, kapanpun dan di
manapun kita berada.

Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah

Dalam khutbah kali ini saya hendak mengisahkan sebuah cerita diskusi antara Imam Al-Ghozali
dengan muridnya. Ada enam pertanyaan yang dilontarkan beliau kepada para muridnya, dan
kesemuanya sangat bagus untuk kita simak niali-nilai yang terkandung di dalamnya.

Suatu ketika Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya.

Wahai murid-muridku sekalian, coba kalian jawab “Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia
ini?”

Murid-muridnya menjawab “orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya”.

Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah
“MATI”.

‫ُور‬ ُ ‫ار َوأُ ْد ِخ َل ْال َجنَّةَ فَقَ ْد فَازَ ۗ َو َما ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا إِاَّل َمتَا‬
ِ ‫ع ْال ُغر‬ َ ‫ت ۗ َوإِنَّ َما تُ َوفَّوْ نَ أُج‬
ِ َّ‫ُور ُك ْم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ۖ فَ َمن ُزحْ ِز َح ع َِن الن‬ ِ ْ‫س َذائِقَةُ ْال َمو‬
ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayaka (Ali Imran 185)

Kematian adalah sesuatu yang tiada seorang pun tahu kapan ia akan datang. Karena itu manusia
harus selalu bersiap diri menghadapinya. Terkadang ia jauh terasa, padahal ia dekat dalam
kenyataannya. Janganlah kita lengah dalam memahami hal ini, jangan sekali-kali merasa diri jauh
dari mati, karena itu membuat kita besar hati. Justru kerahasiaannya harus kita maknai bahwa mati
bisa terjadi kapan saja dan dimana saja tanpa adanya peringatan dari-Nya. Inilah yang hendak
disampaikan oleh Al-Ghazali kepada murid-muridnya.

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua.... “Apa yang paling jauh dari diri kita di
dunia ini?”

Murid -muridnya menjawab “Negara Cina, bulan, matahari dan bintang -bintang”.

Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawapan yang mereka berikan itu adalah benar. Tapi
yang paling benar adalah “MASA LALU”. Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali
ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan
perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Ini tepat dengan sebuah hadits yang menganjurkan bahwa kehidupan kita hari ini harus jauh lebih
baik dari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jika difikir lebih dalam, maka yang
perlu diperhatikan adalah waktu. Waktu tidak akan datang berulang untuk kedua kali, sekali kita
bertindak kesalahan kita tidak bisa merevisinya lagi. Paling kita hanya bisa bertobat dan berharap
pengampunan. Sebagian pepatah bilang waktu adalah sesuatu yang paling berharga. Emas, harta
bisa dicari tapi waktu yang sudah berlalu tak mungkin hadir kembali.

Mati dan waktu adalah dua rahasia yang ada di genggaman-Nya. Kita sebagai hamba hanya bisa
berharap dan berdo’a semoga Allah swt memberikan anugrah kepada kita agar mampu
memanfaatkan waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian.

Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga.... “Apa yang paling besar di dunia
ini?”.

Murid-muridnya menjawah “gunung, bumi dan matahari”.

Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah
“NAFSU”

‫ان اَّل يَ ْس َمعُونَ بِهَا ۚ أُولَ ٰـئِكَ َكاأْل َ ْن َع ِام‬ ِ ‫نس ۖ لَهُ ْم قُلُوبٌ اَّل يَ ْفقَهُونَ بِهَا َولَهُ ْم أَ ْعي ٌُن اَّل يُ ْب‬ ْ
ٌ ‫صرُونَ بِهَا َولَهُ ْم آ َذ‬ ِ ِ ‫َولَقَ ْد َذ َرأنَا ِل َجهَنَّ َم َكثِيرًا ِّمنَ ْال ِجنِّ َواإْل‬
َ‫ضلُّ ۚ أُولَ ٰـئِكَ هُ ُم ْالغَافِلُون‬ َ َ‫بَلْ هُ ْم أ‬
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang
lalai. (QS. 7:179) (Al A’Raf 179).

Nafsu adalah hal penentu pada diri manusia. Ingin bahagia yang hakiki? Kendalikanlah nafsumu,
ingin celaka selamanya? Turuti nafsumu... pengendalian nafsu adalah kunci dalam hidup ini. Itulah
pesan tersembunyi dari al-Ghazali bahwa nafsu adalah hal paling besar, hal yang paling
menentukan....

Kemudian al-Ghazali meneruskan pada Pertanyaan keempat adalah, “Apa yang paling berat di dunia
ini?”. Murid-murid Ada yang menjawab “besi dan gajah”.

Semua jawapan adalah benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah “MEMEGANG
AMANAH”

‫ال فَأَبَ ْينَ أَن يَحْ ِم ْلنَهَا َوأَ ْشفَ ْقنَ ِم ْنهَا َو َح َملَهَا اإْل ِ ن َسانُ ۖ إِنَّهُ َكانَ ظَلُو ًما َجهُواًل‬
ِ َ‫ض َو ْال ِجب‬
ِ ْ‫ت َواأْل َر‬ َ ‫إِنَّا َع َرضْ نَا اأْل َ َمانَةَ َعلَى ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (QS.
33:72) (Al Ahzab 72).

Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta
mereka untuk menjadi khalifah di dunia ini.

Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari
manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah

Pertanyaan Imam al-Ghazali yang kelima adalah, “Apa yang paling ringan di dunia ini?”...

Ada yang menjawab “kapas, angin, debu dan daun-daunan”.

Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Sholat.
Gara-gara pekerjaan kita meninggalkan sholat, gara-gara keluarga kita meninggalkan sholat. Gara-
gara rapat kita menunda shalat.

Kita harus ingat bahwa sholat adalah hal pertama yang ditanyakan Allah kepada manusia. Dan sholat
adalah kewajiban terpenting di dunia ini. Namun anehnya, meski demikian sholat adalah hal
termudah yang sering dilewatkan oleh orang-orang muslim? Ringan sekali melewatinya. Padahal,
Rasulullah pernah menyatakan: Ashshalaatu ‘imaaduddiin, faman aqaamahaa faqad aqaamaddiin,
faman tarakahaa, faqad hadaamaddiin...

Dan pertanyaan keenam adalah, “Apakah yang paling tajam di dunia ini?”...

Murid-muridnya menjawab dengan serentak, “pedang”.

Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah “LIDAH MANUSIA” Karena melalui lidah,
Manusia selalunya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.
‫‪Ingatlah sebuah hadits yang menerangkan:‬‬

‫المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده‬

‫‪Seorang muslim adalah orang bisa menjaga orang muslim lainnya dari lisannya dan tangannya.‬‬

‫‪Pabila pedang lukai tubuh, masihlah ada harapan sembuh. Pabila lidah lukai hati, kemana obat‬‬
‫‪hendak dicari.‬‬

‫‪Akhirnya, di penghujung khotbah ini saya mengajak diri saya dan jama’ah sekalian untuk selalu‬‬
‫‪menjaga diri kita dan keluarga kita dari api neraka dengan selalu mengingat bahwa maut itu hanya‬‬
‫‪selangkah dibelakang kita. Oleh karena itu kita harus senantiasa mempersiapkan diri agar bila‬‬
‫‪saatnya tiba kita berada dalam keadaan husnul khatimah. Insyaallah diri kita akan termotivasi untuk‬‬
‫‪selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, mengendalikan nafsu, menjaga dan menjalankan‬‬
‫‪sholat, menjaga lidah serta memegang amanah.‬‬

‫بَارَكَ هللا لِى َولَ ُك ْم فِى ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم‪َ ,‬ونَفَ َعنِى َوإِيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ْذ ُك َر ْال َح ِك ْي َم َوتَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ َواِنَّهُ ه َُوال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‪َ ,‬وأَقُوْ ُل‬
‫قَوْ لى هَ َذا فَا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم إِنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر الر ِ‬
‫َّحيْم‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ك لَهُ َوالَ نَ ْعبُ ُد إِالَّ إِيَّاهُ َونَحْ نُ لَهُ ُم ْخلِصُوْ نَ ‪.‬‬ ‫ي لَوْ الَ أَ ْن َهدَانَا هللاُ‪ .‬أَ ْشهَ ُد أَ َّن الَ ِإلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ ش ِ‬
‫َر ْي َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ هَدَانَا لِهَ َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد َ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫‪.‬وأ ْشهَ ُد أ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لهُ َونَحْ نُ لَهُ تَابِعُوْ نَ‬
‫َ‬
‫ق تُقَاتِ ِه َوأَ ِط ْيعُوْ هُ َوال َّرسُوْ َل لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ نَ ‪َ .‬وا ْعلَ ُموْ ا أَيَّهُا َ‬ ‫ِّر َو ْال َعلَنَ ‪ ،‬فَاتَّقُوا هللاَ َح َّ‬ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ فِي الس ِ‬ ‫أَ َّما بَ ْعدُ؛فَيَا ِعبَا َد هللاِ‪،‬أُوْ ِ‬
‫َّ‬ ‫َ‬
‫ُصلوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا أيُّها َ ال ِذ ْينَ‬ ‫ُّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫صلى َعلَى نَبِيِّ ِه تَق ِد ْي ًما َوبَدَأ بِنَف ِس ِه تَ ْعلِ ْي ًما‪َ ،‬وقَا َل هللاُ َع َّز َو َجلَّ‪ :‬إِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ ي َ‬ ‫َّ‬ ‫ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ ‪ ،‬أَ َّن هللاَ تَ َعالَى َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪.‬‬ ‫صلَّيْتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اَللَّهُ َّم َ‬ ‫َءا َمنُوْ ا َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫اركتَ َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫ْ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫‪.‬وبَ ِ‬ ‫َ‬
‫ق َحًقًّّـا‬ ‫ت‪.‬اَللَّهُ َّم أَ ِرنَا ْال َح َّ‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َوا ِ‬ ‫ت‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫ت ْاألَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاألَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِـ‬ ‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫ك َرحْ َمة إِنكَ أنتَ ال َوهَّابُ ‪َ .‬ربَّنَا‬ ‫َّ‬ ‫ً‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫اط َل با ِطال َوارْ زقنَا اجْ تِنَابَهُ‪َ .‬ربَّنَا الَ ت ِزغ قلوْ بَنَا بَ ْع َد إِذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لنَا ِمن ل ُدن َ‬ ‫ُ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َعهُ‪َ ،‬وأَ ِرنَا ْالبَ ِ‬
‫ف َّر ِح ْي ٌم‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا أَ ْنفُ َسنَا َوإِ ْن لَّ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا‬ ‫ك َرءُوْ ٌ‬ ‫ًّ‬
‫ا ْغفِرْ لَنَا َو ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ ْينَ َسبَقُوْ نَا ِباْ ِإل ْي َما ِن َوالَ تَجْ َعلْ فِ ْي قُلُوْ بِنَا ِغًالّـ لِّلَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوْ ا َربَّنَا إِنَّ َ‬
‫ً‬ ‫ً‬ ‫ْ‬ ‫ُّ‬
‫صغَارًا‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي الدنيَا َح َسنَة َوفِي اآل ِخ َر ِة َح َسنَة َوقِنَا‬ ‫َاس ِر ْينَ ‪َ .‬ربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ َد ْينَا َوارْ َح ْمهُ َماـ َك َما َربَّيَانَا ِ‬ ‫َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخ ِ‬
‫ار‪َ .‬و ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫‪َ .‬ع َذ َ‬

‫َر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ .‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ‬ ‫َآئ ِذي ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شَآ ِء َو ْال ُمنك ِ‬ ‫ان َوإِيت ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِ َّن هللاَ يَأْ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع ْد ِل َو ْا ِإلحْ َس ِ‬
‫‪.‬ال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َواسْأَلُوْ هُ ِم ْن فَضْ لِ ِه يُ ْع ِط ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَ ُر‬
‫ْ‬

Anda mungkin juga menyukai