Anda di halaman 1dari 25

12/20/2011

Nanang Ismail

Remember Him ?

1
12/20/2011

Survey membuktikan…….!

€ Subnetting
€ Supernettingalias Classless Inter-Domain
Routing (CIDR)

2
12/20/2011

€ Original IP address scheme


ƒ Setiap jaringan fisik diberi sebuah network address
yang unik
ƒ Setiap host di dalam sebuah jaringan mempunyai
network address sebagai prefix dari individual
address

(prefix) (Individual address)

3
12/20/2011

€ Paraperancang TCP/IP tidak menyangka akan


pesatnya pertumbuhan (growth) jumlah jaringan
(dan hostnya) yang terhubung ke Internet

€ Jumlah
jaringan yang sangat banyak akan
membebani Internet
ƒ Overhead administratif akan sangat banyak hanya
untuk me-manage network address
ƒ Tabel ruting di dalam router akan sangat besar
(membebani Internet ketika terjadi pertukaran
informasi tabel ruting yang sangat besar)
ƒ Alokasi alamat akan habis
| Khususnya alokasi kelas B akan cepat habis untuk jaringan
skala menengah

4
12/20/2011

€ Menghemat pemberian network prefix


€ Network prefix yang sama harus dipakai
b
bersama l h sejumlah
oleh l h jaringan fisik
k
(subnetting)
€ Untuk menghemat penggunaan alamat kelas
B, harus digunakan kelas C

Note:

IP addresses are designed with two


levels of hierarchy.

10 TCP/IP Protocol Suite

5
12/20/2011

Figure A network with two levels of hierarchy (not subnetted)

11

6
12/20/2011

OKTET SUBNET MASK


CLASS PRIVATE ADDRESS
PERTAMA DEFAULT
A 1-127 255.0.0.0 10.0.0.0-10.255.255.255
B 128-191
128 191 255 255 0 0
255.255.0.0 172 16 0 0-172
172.16.0.0 31 255 255
172.31.255.255
C 192-223 255.255.255.0 192.168.0.0-192.168.255.255

Class A - 255.0.0.0 - 11111111.00000000.00000000.00000000


Class B - 255.255.0.0 - 11111111.11111111.00000000.00000000
Class C - 255.255.255.0 - 11111111.11111111.11111111.00000000

7
12/20/2011

All traffic
to 141.14.0.0

Keterangan gambar
€ Jaringan dengan satu alamat kelas B tetapi memiliki lebih dari satu jaringan fisik
€ Hanya router lokal (R1) yang mengetahui adanya beberapa jaringan fisik
€ Router yang berada di Internet (in the rest of Internet) merutekan seluruh trafik ke jaringan di atas seolah-olah jaringan
tersebut hanya terdiri dari satu buah jaringan

15

Router lokal menggunakan oktet ke-3 untuk membedakan masing-masing jaringan

16

8
12/20/2011

Figure A network with three levels of hierarchy (subnetted)

17

Figure Addresses in a network with and without subnetting

18

9
12/20/2011

Figure Hierarchy concept in a telephone number

19

€ Digunakan subnet mask 32-bit


ƒ Bit diset “1” : mesin dalam jaringan
menganggap bit-bit pada IP address yang sesuai
sebagai subnet prefix
ƒ Bit diset “0” : mesin mengganggap IP address
yang sesuai sebagai host identifier
€ Contoh: subnet mask 11111111 11111111
11111111 00000000 menyatakan bahwa 3
oktet pertana dari IP addres adalah
subnet prefix (identifikasi jaringan)
sedangkan oktet ke empat
mengidentifikasi host dalam jaringan
tersebut
20

10
12/20/2011

21

22

11
12/20/2011

EXAMPLE 15

What is the subnetwork address if the destination address is


200.45.34.56 and the subnet mask is 255.255.240.0?

Solution
We apply the AND operation on the address and the subnet
mask.
Address ➡ 11001000 00101101 00100010 00111000
Subnet Mask ➡ 11111111 11111111 11110000 00000000
Subnetwork Address ➡ 11001000 00101101 00100000 00000000.

23

Figure Comparison of a default mask and a subnet mask

24

12
12/20/2011

Note:
In subnetting
subnetting, we need the first address
of the subnet and the subnet mask to
define the range of addresses.
In supernetting, we need the first
address of the supernet and the
supernet mask to define the range of
addresses.
25

€ PenulisanIP address umumnya adalah dengan


192.168.1.2.
€ Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24, apa ini artinya?
ƒ Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan
subnet mask 255.255.255.0.
ƒ /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit
subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau
dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0)

13
12/20/2011

Subnet Mask Nilai CIDR Subnet Mask Nilai CIDR


255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20
255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21
255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22
255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23
255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24
255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25
255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26
255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27
255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28
255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29
255.255.224.0 /19 255.255.255.252 /30

€ Jumlah subnet = 2n-2


ƒ n = jumlah bit yang melebihi default subnet mask
€ Jumlah total host = Jumlah subnet x jumlah host
dalam setiap subnet
€ Subnet dengan semua “1” atau “0” dilarang
€ Host address yang sudah direserve : “0” semua
(network ID) dan “1” semua (broadcast address)

28

14
12/20/2011

€ Network ID tidak boleh sama dengan 127


ƒ Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat
loopback yakni IP address yang digunakan oleh komputer
untuk menunjuk dirinya sendiri
€ Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255
ƒ Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat
broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh
jaringan.
€ Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
ƒ IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat
network, digunakan untuk menunjuk suatu jaringn
bu a suatu host.
bukan ost.
€ Host ID harus unik dalam suatu network.
ƒ Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang sama.

Contoh
€ 10001100.10110011.11011100.11001000 (140.179.220.200) IP Address
11111111.11111111.11100000.00000000 (255.255.224.000) Subnet Mask
€ Pada contoh di atas digunakan 3 bit tambahan untuk subnet mask
€ Maka ada 23-2 = 6 subnet yang masing-masing berisi 213-2=8190 host
ƒ Host addres yyang
g dapat
p di-assign
g pada
p setiap
p subnet adalah yyang
g berada di
antara subnet address dan broadcast address
10001100.10110011.11000000.00000000 (140.179.192.000) Subnet Address
10001100.10110011.11011111.11111111 (140.179.223.255) Broadcast Address
€ Masing-masing subnet adalah :
ƒ 10001100.10110011.00100000.00000000 : subnet 1 (140.179.32.0)
ƒ 10001100.10110011. 01000000.00000000: subnet 2 (140.179.64.0)
ƒ 10001100.10110011. 01100000.00000000: subnet 3 (140.179.96.0)
ƒ 10001100.10110011. 10000000.00000000: subnet 4 (140.179.128.0)
ƒ 10001100.10110011. 10100000.00000000:
10001100 10110011 10100000 (140.179.160.0)
00000000: subnet 5 (140 179 160 0)
ƒ 10001100.10110011. 11000000.00000000: subnet 6 (140.179.192.0)
ƒ 10001100.10110011.00000000.00000000 : dilarang (subnet id 0 semua)
ƒ 10001100.10110011. 11100000.00000000: dilarang (net id 1 semua)
€ Jumlah total host yang mungkin adalah 6x8190 = 49140

30

15
12/20/2011

Subnetting seperti apa yang terjadi dengan


sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
‰ Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26
berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
‰ Penghitungan:
¾Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet
terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet
terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
¾Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan
dari x yyaitu banyaknya
y y binari 0 p
pada oktet terakhir subnet. Jadi jjumlah
host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
¾Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
¾Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita
langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka
setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192


Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

SILAHKAN COBA UNTUK SUBNET MASK CLASS C LAINNYA

Subnet Mask Nilai CIDR


255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

16
12/20/2011

Nilai Nilai
Subnet Mask Subnet Mask
CIDR CIDR
255.255.128.0 /17 255.255.255.128 /25
255.255.192.0 /18 255.255.255.192 /26
255.255.224.0 /19 255.255.255.224 /27
255.255.240.0 /20 255.255.255.240 /28
255.255.248.0 /21 255.255.255.248 /29
255.255.252.0 /22 255.255.255.252 /30
255.255.254.0 /23 p /30
CIDR /25 sampai
255.255.255.0 /24 (kelipatan) blok subnet kita
CIDR /17 sampai /24 caranya sama “mainkan” di oktet
persis dengan subnetting Class C, keempat, tapi setelah
hanya blok subnetnya kita masukkan selesai oktet ketiga berjalan
langsung ke oktet ketiga, bukan maju (coeunter) dari 0, 1, 2,
seperti Class C yang “dimainkan” di 3, dst
oktet keempat

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti


11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0)

€ Penghitungan:
ƒ Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya
binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnet
ƒ Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y
adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host
per subnet adalah 214 – 2 = 16
16.382
382 host
ƒ Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya
adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi
subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
ƒ Alamat host dan broadcast yang valid?

17
12/20/2011

Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0


Host Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Host Terakhir 172 16 63 254
172.16.63.254 172 16 127 254
172.16.127.254 172 16 191 254
172.16.191.254 172 16 255 254
172.16.255.254
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti


11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128)

€ Penghitungan:
ƒ Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
ƒ Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
ƒ Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya
adalah (0, 128)
ƒ Alamat host dan broadcast yang valid?

18
12/20/2011

Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128


Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

€ Perbedaannya dengan Class C dan B


adalah di OKTET mana kita mainkan blok
b
subnet.
ƒ Class C di oktet ke 4 (terakhir),
ƒ Class B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir),
ƒ Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir).
ƒ subnet mask yang bisa digunakan untuk
subnetting class A adalah semua subnet mask
dari CIDR /8 sampai /30

19
12/20/2011

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti


11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0)

€ Penghitungan:
ƒ Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
ƒ Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
ƒ Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet
lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
ƒ Alamat host dan broadcast yang valid?

S b t
Subnet 10 0 0 0
10.0.0.0 10 1 0 0
10.1.0.0 … 10 254 0 0
10.254.0.0 10 255 0 0
10.255.0.0
Host
10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Pertama
Host
10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Terakhir

Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

20
12/20/2011

41

€ Tabelruting konvensional hanya mengandung


informasi (network address, next hop address)
ƒ Network address mengacu pada IP address dari jaringan
yang dituju (misalnya N) sedangkan next hop address
adalah alamat router berikutnya yang digunakan untuk
mengirimkan datagram ke N
€ Tabel
ruting dengan subnet mask :
(subnet mask, network address,next hop
address)
ƒ Router menggunakan subnet mask untuk meng ekstrak
meng-ekstrak
subnet id dari IP address tujuan. Hasilnya dibandingkan
dengan entry network address. Jika sesuai, maka
datagram dikirimkan melalui router yang ada di next
hop address

42

21
12/20/2011

€ Subnetting ditemukan pada tahun 80-an


€ Tahun 1993 semakin disadari bahwa untuk
menghemat IP address tidak boleh hanya
mengandalkan teknik subnetting
€ Lahirlah Classless addressing (supernet
addressing/supernetting)

43

€ Classfull
address tidak membagi network address
secara
seca a merata setiap
e ata pada set ap kelas
elas
ƒ Ada kurang dari 17000 alamat kelas B yang dapat di-
assigned tetapi ada lebih dari 2 juta alamat kelas C
€ Permintaan akan alamat kelas C sangat lambat
€ Permintaan yang banyak terhadap kelas B akan
mempercepat habisnya alamat kelas B (Running
p
Out of Address Space ((ROADS)) p
problem))

44

22
12/20/2011

€ Misalnya ada sebuah organisasi skala menengah yang ingin


bergabung ke Internet
€ Mereka akan lebih suka memesan satu alamat IP kelas B karena
ƒ Kelas C tidak dapat mengakomodasi lebih dari 254 hosts
ƒ Alamat IP kelas B memiliki jumlah bit yang cukup untuk melakukan
subnetting secara leluasa
€ Untuk menghemat alamat IP kelas B dengan supernetting,
organisasi tersebut diberikan satu blok alamat IP kelas C
ƒ Ukuran blok harus cukup besar sedemikian hingga organisasi
tersebut dapat memberi alamat pada setiap jaringannya
€ Contoh
ƒ Organisasi meminta kelas B dan bermaksud menggunakan oktet ke
tiga sebagai field subnet (ada 28-2 = 254 subnet dengan masing-
masing memiliki jumlah host 254; jumlah total host 254x254 =
64516)
ƒ Dengan supernetting, organisasi itu dapat diberi sebanyak 256
alamat IP kelas C yang berurutan (dengan blok sebesar ini, jumlah
network yang bisa diberi alamat adalah 254 network; masing-masing
network dapat mengakomodasi 254 host)
| Keinginan organisasi tercapai, alamat kelas B bisa dihemat

45

€ Supernetting menyebabkan informasi yang


disimpan di router (yang dipertukarkan dengan
router lain) akan sangat besar
ƒ Pada contoh sebelumnya : kalau menggunakan alamat
kelas B hanya akan ada satu entry; bila menggunakan
kelas C akan ada 256 entry
€ CIDR memecahkan masalah ini
€ Pada CIDR, satu blok alamat dinyatakan oleh
satu entry dengan format (network address,
count)
ƒ Network address adalah alamat terkecil dari suatu blok
ƒ Count menyatakan jumlah total network address di
dalam suatu blok
ƒ Contoh : pasangan (192.5.48.0,3) menyatakan tiga
network address yaitu 192.5.48.0, 192.5.49.0,
192 5 48 0 192 5 49 0
192.5.50.0
ƒ Dalam kenyataan, CIDR tidak hanya berlaku untuk kelas
C

46

23
12/20/2011

€ CIDR mensyaratkan ukuran setiap blok alamat merupakan


kelipatan dua dan menggunakan bit masks untuk
mengidentifikasi ukuran blok
€ Misalnya suatu organisasi diberi 2048 alamat yang
berurutan mulai dari 128.211.168.0, maka range
alamatnya adalah :
128.211.168.0 (10000000 11010011 10101000 00000000) : the
lowest
128.211.175.0 (10000000 11010011 10101111 00000000) : the
highest
€ CIDR memerlukan dua item untuk menyatakan suatu blok
alamat :
ƒ 32 bit lowest address
ƒ 32-bit masks
€ Untuk contoh di atas, “1”,
atas mask CIDR terdiri dari 21 bit “1”
yang artinya pemisahan antara prefix dan suffix terjadi
setelah bit ke-21
ƒ Mask : 11111111 11111111 11111000 00000000

47

€ Untuk identifikasi blok CIDR diperlukan address


dan mask, maka dibuat notasi yang lebih pendek
: CIDR notation (slash notation)
€ Slash notation untuk contoh sebelumnya adalah
128.211.168.0/21 dimana 21 menyatakan 21-bit
masks

48

24
12/20/2011

CIDR Block Prefix # Equivalent Class C # of Host Addresses


/27 1/8th of a Class C 32 hosts
/26 1/4th of a Class C 64 hosts
/25 1/2 of a Class C 128 hosts
/24 1 Class C 256 hosts
/23 2 Class C 512 hosts
/22 4 Class C 1,024 hosts
/21 8 Class C 2,048 hosts
/20 16 Class C 4,096 hosts

/19 32 Class C 8,192 hosts

/18 64 Class C 16,384 hosts

/17 128 Class C 32,768 hosts

/16 256 Class C 65,536 hosts

(= 1 Class B)

/15 512 Class C 131,072 hosts

/14 1,024 Class C 262,144 hosts

/13 2,048 Class C 524,288 hosts


49

€ Keuntungan classless addressing : fleksibilitas


dalam pemberian blok IP address
€ Misal sebuah ISP memiliki jatah alamat
128.211.0.0/16
ƒ ISP tsb. dapat memberi pelanggan mereka 2048
alamat dalam range /21 (seperti contoh sebelumnya)
ƒ Di lain waktu, mereka dapat memberi alamat kepada
klien yang kecil (hanya dengan 2 komputer) dengan
range /29 (128.211.176.212/29)

50

25

Anda mungkin juga menyukai