Anda di halaman 1dari 2

Berikut adalah beberapa nasehat sang guru kepada murid-muridnya, berdasarkan kitab Ihya

Ulumuddin, karangan beliau sendiri :

Pertama, yang paling dekat adalah kematian

Sahabat pembaca yang beriman, adakah yang tahu bahwa yang paling dekat itu adalah
kematian? Rasanya semua akan menjawab "tidak", mengapa? Karena saya rasa semua dari
kita akan menjawab yang paling dekat itu adalah orangtua, teman, guru dan lain sebagainya.
Tapi ketahuilah bahwa yang paling dekat itu adalah kematian. Kenapa? Karena kita tidak
akan pernah tahu kapan kematian itu akan datang menjemput kita. Ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah merahasiakan tiga hal mengenai kematian seseorang.
Pertama kapan kita akan meninggal. Bisa jadi di pagi hari, siang, sore atau malam hari. Yang
kedua adalah dimana. Hal ini juga sangat misteri, bisa jadi ketika kita sedang di jalan, di
rumah, di laut dan dimanapun kita berada. Yang ketiga adalah bagaimana kita akan
meninggal. Sedang sakit, kecelkaan, berjalan, duduk, makan, minum bahkan ketika tidur
sekalipun. Inilah kenapa yang paling dekat itu adalah kematian.

Kedua, yang paling jauh adalah masalalu

Kita mungkin berpikir yang paling jauh adalah planet-planet, bulan, bintang bahkan matahari.
Akan tetapi Imam Al-Ghazali menjelaskan sebuah hal yang paling benar. "Yang paling jauh
adalah masa lalu," kata imam Al-Ghazali kepada murid-muridnya. Alasannya adalah karena
bagaimana pun caranya, naik jet super cepat pun kita tidak akan pernah sampai (kembali) ke
masa lalu. Oleh karena itu, kita tidak dianjurkan untuk membanggakan kebaikan di masa lalu,
tapi kebaikan di masalalu menjadi tolak ukur sekaligus motivasi untuk kebaikan hari ini dan
hari esok.

Ketiga, yang paling besar adalah nafsu

Imam Al-Ghazali kembali bertanya kepada murid-muridnya, " apa yang paling besar di dunia
ini?." Kemudian diantara murid-muridnya ada yang menjawab gunung, lautan, matahari,
bulan, dan lain sebagainya. " itu benar," kata Imam Al-Ghazali. Kemudian beliau
menjelaskan bahwa yang paling besar di dunia ini adalah nafsu. Mengapa demikian? Karena
nafsu acapkali menjerumuskan manusia kepada hal-hal yang buruk, berbeda halnya dengan
yang baik-baik. Dalam Al-Qur'an Allah Swt juga menjelaskan tentang bahayanya nafsu.

"Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang." (Qs. Yusuf 53).

Keempat, yang paling berat adalah menanggung amanah

Dulu, bintang-bintang, bulan, matahri, malaikat, tumbuh-tumbuhan dan hewan tidak mau
menerima ketika Allah meminta mereka supaya menjadi khalifah (pemimpin) dimuka bumi
ini, tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan tersebut. Akibatnya di hari
kiamat kelak manusia banyak yang masuk ke neraka karena tidak sanggup menanggung
amanah. Seperti firman Allah dalam Al-qur'an :
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Yang dimaksud dengan amanat di
sini ialah tugas-tugas keagamaan.(Qs Al-Ahzab : 72).

Kelima, yang paling ringan adalah meninggalkan salat

Umat islam semuanya tahu kalau salat adalah tiang agama. Tapi banyak diantara kita yang
mengaku muslim, secara terang-terangan meninggalkan salat, meninggalkan salat dianggap
hal yang mudah dan ringan. Alasan meninggalkan salat pun berbagai macam, karena
pekerjaan, kesibukan bahkan karena lupa. Sebenarnya jika manusia hidup hanya untuk
mencari makan dan kesenangan saja, maka tidak ada bedanya manusia dengan binatang.
Ketahuilah bahwa meninggalkan salat itu adalah dosa besar, dan dosanya lebih besar dari
dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina dan minum minuman keras.

Keenam, yang paling tajam adalah lidah

Ketika berbicara mengenai apa yang paling tajam, spontan kita akan menjawab pisau,
pedang, gergaji dan lain sebagainya. Akan tetapi, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa yang
paling tajam itu adalah lidah. Karena dengan lidah, manusia kerapkali menyakiti perasaan
orang lain bahkan kerabat dekat sekalipun. Sebagaimana pepatah mengatakan, "Kalau
pedang melukai tubuh ada harapan akan sembuh, tapi kalau lidah melukai hati kemana obat
hendak di cari?".

Sahabat pembaca yang beriman, itulah enam nasehat penuh makna dari Imam Al-Ghazali.
Muslim yang sejati pasti tahu anjuran tersebut. Semoga bermanfaat!

Anda mungkin juga menyukai