Dari beberapa ayat yang Allah sebutkan tentang sifat kehidupan dunia,
tidak satu pun ayat yang menyebutnya dengan bentuk pujian.
Sebagaimana firman-Nya,
ب لوللعهبِوُ لوعزيِنلةبِ لوتللفاَمخبِر بلعينلمكعم لوتللكاَثمبِر عفيِ اعللعملوُاعل لواعللعوللعد ۖ لكلمثلعل لغعي ث
ث ِاععللمموُا ألننلماَ اعللحلياَةم الددعنلياَ للعع ب
ب لشعديِبِد لولمعغفعلرةبِ عملن ِطاَرماَ ۖ لوعفيِ اعلعخلرعة لعلذا ب ب اعلمكنفاَلر نللباَتمهم ثمنم يِلعهيمج فلتللراهم مم ع
صفل ررا ثمنم يِلمكوُمن مح ل ألععلج ل
ع اعلمغمروعر ضلوُابِن ۚ لولماَ اعللحلياَةم الددعنلياَ إعنل لملتاَ م ن
اع لوعر ع
Surat ini adalah surat Makiyah, yakni surat yang Allah Ta’ala turunkan
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum beliau hijrah ke
Madinah.
Kita lihat kondisi pribadi kita pada saat ini dan orang-orang secara
umum. Kita menampakkan siapa yang memiliki perhiasan terbaik,
kendaraan paling bagus, rumah paling besar dan megah, gadget paling
baru, dll. Untuk berlomba-lomba tersebut kita pun membutuhkan
modal dan modal itu akan didapatkan dengan kerja keras dan
mencurahkan waktu yang tidak sedikit. Sehingga waktu dan umur kita
pun habis. Oleh karena itu, Allah berfirman tentang perlombaan ini,
لحتنىى مزعرتممم اعللملقاَبعلر
“sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS. At-Takatsur: 2).
Dalam ayat yang kedua, Allah Ta’ala memilih kata “zurtum” (Arab: )مزعرتممم
“kalian berziarah” untuk mengungkapkan kondisi mayat yang masuk ke
dalam kubur. Allah umpamakan, masuknya jasad manusia ke dalam
kubur sebagai ziarah atau kunjungan. Artinya kuburan hanyalah tempat
singgah. Tidak selamanya manusia berada di alam kubur. Hal ini sebagai
sanggahan kepada orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan atau
mereka yang memiliki keyakinan re-inkarnasi.
لكنل لسعوُ ل
ف تلععللمموُلن
“Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.” (QS. At-Takatsur: 3).
Ibadallah,
Di dalam kehidupan dunia ini, Allah ingatkan manusia. Dan ini adalah
bentuk kasih sayang Allah kepada para hamba-Nya. Allah ingatkan,
janganlah kalian para hamba-Ku disibukkan dengan perlombaan seperti
itu, jika kalian sudah mengetahui dan meyakini kematian itu pasti akan
terjadi. Dan tidak ada seorang pun yang meragukan jika ia akan
meninggal dunia.
للتللرمونن اعللجعحيلم
“niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim.” (QS. At-
Takatsur: 6).
Ibadallah,
Beliau yang meminta agar ilmu beliau berpindah menjadi ainu al-yaqin
tapi Allah berikan kepada beliau haqqu al-yaqin dengan cara terlibat
mencincang-cincang burung tersebut.
Namun, setelah mati kita akan dibangkitkan kembali. Dan akan ditanya
tentang segala yang kita nikmati.