Anda di halaman 1dari 13

MENGGAPAI KEBERKAHAN HIDUP

.

.







.










.
























.


.




























.











.
Hadirin Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah
Dari mimbar khutbah jumat ini khatib mengajak kepada diri khatib dan jamaah sekalian untuk
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Peningkatan iman yang terus
dilakukan dengan peningkatan amal sholeh. Karena derajat kemuliaan seorang hamba di sisi
Allah hanyalah dinilai dengan ketakwaannya. Allah berfirman:




Sesungguhnya orang yang paling bertakwa di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.
Hadirin Jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah
Masyarakat yang berkah adalah masyarakat yang jauh dari dosa-dosa dan maksiat. Sebaliknya
masyarakat yang penuh dengan dosa-dosa dan kemaksiatan adalah masyarakat yang rentan.
Ibarat tubuh penuh dengan penyakit dan kotoran yang menjijikkan. Maka ia tidak produktif dan
bahkan tidak bisa diharapkan darinya kebaikan.
Keberkahan suatu masyarakat itu mempunyai syarat khusus yang telah dipatok oleh Al-Quran
sehingga dengan mewujudkannya akan terwujudlah masyarakat yang mendapatkan keberkahan,
sebagaimana firman Allah:












.
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-Arof: 96)
Ustadz Sayyid Qutb mengomentari ayat ini sebagaimana yang ditulisnya dalam tafsir zhilal,
beliau mengatakan: Berkah-berkah yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang beriman
dan bertakwa secara tegas dan meyakinkan itu, bermacam-macam jenis dan ragamnya. Juga
tidak diperinci dan tidak ditentukan batas-batanya oleh nash ayat itu. Isyarat yang diberikan nash
Al-Quran itu menggambarkan limpahan yang turun dari semua tempat, bersumber dari semua
lokasi, tanpa batas, tanpa perincian, dan tanpa penjelasan. Maka ia adalah berkah dengan segala
macam warnanya, dengan segala gambaran dan bentuknya. Keberkahan yang dijanjikan kepada
orang beriman dan bertakwa ialah bahwa keberberkahan itu kadang-kadang menyertai sesuatu
yang jumlahnya sedikit, tetapi memberikan manfaat yang banyak serta diiringi dengan kebaikan,

keamanan, kerelaan, dan kelapangan hati. Berapa banyak bangsa yang kaya dan kuat, tetapi
hidup dalam penderitaan, tidak ada rasa aman, penuh goncangan dan krisis, bahkan menunggu
kehancuran.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Ketika kehidupan berjalan secara sinergis antara unsur-unsur pendorong dan pengekangnya,
dengan bekerja di bumi sambil memandang ke langit, terbebas dari hawa nafsu, menghambakan
diri dan tunduk kepada Allah. Berjalan dengan baik menuju ke arah yang diredoin oleh Allah,
maka sudah tentu kehidupan model ini akan diliputi dengan keberkahan, dipenuhi dengan
kebaikan dan dinaungi dengan kebahagian.
Berkah yang diperoleh bersama iman dan takwa adalah berkah yang meliputi segala sesuatu.
Berkah yang terdapat di dalam jiwa, dalam perasaan, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Juga
berkah yang mengembangkan kehidupan dan meninggikan mutunya dalam setiap waktu. Jadi
bukan semata-mata melimpahnya kekayaan namun dibarengi dengan penderitaan, kesengsaraan,
kerusakan bahkan kegersangan jiwa.
Tuntutan keberkahan yang dapat diambil dari tuntunan ayat di atas adalah: merealisasikan
keimanan dalam keseharian, meningkatkan ketaqwaan dalam setiap amalan. Maka sebaliknya,
hal-hal yang akan menghilangkan keberkahan itu adalah karena mendustakan ajaran dan ayatayat Allah, kemudian terperosoknya seseorang bahkan masyarakat ke dalam kubangan
kemaksiatan.
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam salah satu bukunya Al jawaabul Kaafii liman Saala
anid Dawaaisy Syaafii menyebutkan beberapa bahaya dan pengaruh dosa terhadap kehidupan
pribadi dan masyarakat yang akan membawa pada hilangnya keberkahan. Di antaranya pengaruh
buruk dosa dan kemaksiatan itu adalah:
Pertama: Dosa memperlemah kesadaran akan keagungan Allah dalam hati.
Seorang yang penuh dengan dosa-dosa tidak akan lagi bersungguh-sungguh mengagungkan
Allah. Kaki akan terasa malas dan berat berat untuk melangkah ke masjid dan menghadiri
pengajian. Badan terasa sulit untuk bangun pada waktu fajar melaksanakan shalat subuh. Telinga
tidak suka lagi mendengarkan ayat-ayat Al Quran, lama kelamaan hati menjadi keras seperti
batu bahkan bisa lebih keras dari pada itu. Maka ia hilanglah rasa sensitive terhadap suatu dosa,
tidak bergetar lagi hatinya ketika keagungan Allah disebut. Allah berfirman:





























.
"Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di
antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya
sungguh ada yang terbelah, lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada
yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa
yang kamu kerjakan". (QS. Al-Baqoroh: 74)
Kedua: Dosa membuat seseorang tidak mempunyai rasa malu.
Seseorang yang biasa berbuat dosa, lama-kelamaan tidak merasa berdosa lagi. Bahkan ia tidak
merasa malu berbuat dosa di depan siapapun. Bila rasa malu hilang maka hilanglah kebaikan.
Rosulullah saw bersabda: Rasa malu itu semuanya baik. Maksud dari hadist ini adalah: bahwa
semakin kuat rasa malu dalam diri seseorang akan semakin menyebar darinya kebaikan. Dengan

demikian masyarakat yang mempunyai rasa malu adalah masyarakat yang baik pula dan penuh
nuansa kemanusiaan.
Ketiga: Dosa menghilangkan keberkahan dan nikmat serta menggantikannya dengan bencana.
Allah swt. selalu menceritakan bahwa diazabnya umat-umat terdahulu adalah karena mereka
berbuat dosa. Dalam surat Al Ankabuut ayat 40 Allah SWT berfirman:





.
"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada
yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara
keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di
antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya
mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. " (QS. An-Ankabut: 40)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:




.
"Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami
binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan
hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka,
kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah
mereka generasi yang lain. " (QS. An-anam: 6)
Kaum muslimin jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Keberkahan yang kita inginkan dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara ini tidak akan
terwujud hanya dengan teori-teori dan arahan tanpa adanya kesadaran untuk saling
mengingatkan dan keinginan untuk mau mendengarkan dan menerima kebenaran, serta adanya
kepedulian untuk saling menghargai, saling mencintai, saling membantu dan memenuhi hak dan
kewajiban. Oleh sebab itulah Rasulullah berpesan kepada istri-istrinya untuk memperbanyak
kuah masakan untuk dibagikan kepada tetangga-tetangganya.
Memperbanyak kuah sebagaimana dimaksud oleh Rasulullah adalah, kepedulian kepada
tetangga dan masyarakat dalam arti luas. Apabila seorang memiliki kelebihan rezeki janganlah ia
melupakan tetangga kiri dan kanan, mungkin di antara mereka ada yang tidak memiliki makanan
untuk hari itu, atau mungkin anaknya sedang sakit namun ia malu meminjam uang untuk
berobat. Bisa pula kepedulian ini dalam bentuk non makanan, misalnya kesehatan dan biaya
pendidikan. Siapakah yang paling memahami kesulitan bersosial seseorang selain tetangganya?
Pentingnya kepedulian ini sehingga di akhirat nanti Allah akan mempertanyakannya kepada kita
masing-masing tentang kepedulian kita kepada sesama, Imam Muslim dalam kitab shohihnya
meriwayat hadist Qudsi:

.


























.















.







.










.



























Dari Abu Hurairoh ra, Rosulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah swt berfirman pada hari
kiamat: Wahai anak adam! Aku sakit kenapa engkau tidak menjengukku, ia berkata:Wahai
Tuhanku, bagaimana mungkin aku menjengukmu, sedangkan engkau adalah Tuham semesta
alam. Allah berfirman: Engkau tahu bahwa seorang hamba-Ku sakit di dunia akan tetapi
engkau tidak menjenguknya, seandainya engkau menjenguknya sungguh engkau akan dapati
Aku di sisinya. Wahai anak adam, Aku meminta makan kepadamu, kenapa engkau tidak
memberiku? Orang itu berkata: Wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku member-Mu makan,
sedangkan engkau adalah Tuhan semesta alam? Allah berfirman: Engkau mengetahui ada dari
hamba-Ku yang kelaparan dan engkau tidak memberinya makan, sekiranya engkau memberinya
makan, niscaya engkau dapati Aku di sisinya. Wahai anak adam Aku meminta minum padamu,
sedang engkau enggan memberik-Ku minum. Ia berkata: Wahai Tuhanku, bagaimana aku
memberi-Mu minum sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam? Allah menjawab:
Seseorang meminta minum padamu dan engkau tak memberinya, sekiranya engkau
memberinya minum niscaya engkau dapati Aku di sisinya. (HR. Muslim)
Kaum muslimin jamaah jumat yang dimuliakan Allah
Kesimpulan yang dapat kita tarik dari khutbah yang singkat ini adalah: bahwa tidak mungkin
individu yang kotor, yang hidup di alam dosa, akan melahirkan masyarakat yang baik. Oleh
karena itu, jalan satu-satunya untuk membangun masyarakat yang bersih dan beradab, penuh
dengan nuansa tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, yang jauh dari kerjasama
dalam keburukan dan dosa, adalah hanya dengan kembali bersungguh-sungguh mentaati Allah
dan mengagungkan-Nya. Kembali meramaikan masjid, mengajak keluarga, anak-anak untuk
menunaikan sholat sebagai kewajiban kita kepada Allah yang tak boleh dilalaikan apapun
kondisinya, membaca dan memahami Al-Quran, menerapkan pengetahuan tentang islam yang
sudah diketahui, mengendalikan nafsu dari dosa-dosa dan sesuatu yang mendatangkan murka
Allah serta tidak melupakan untuk saling peduli dan saling mengingatkan sesama saudara dan
tetangga.
Semoga Allah menjadikan masyarakat dan bangsa kita bangsa yang mendapatkan keberkahan,
mengumpulkan kita dalam umat Rosulullah yang terbaik dan terjauhkan dari ketergelinciran ke
dalam jurang kemaksiatan. Amiin ya Rabbal alamin.
























.


.



.




4 SYARAT KESEMPURNAAN IMAN MENURUT IMAM JUNAID AL-BAGHDADI


Khutbah Pertama:















































.





































Kaum Muslimin rahimakumullah,
Khatib mewasiatkan kepada diri khatib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa
kepada Allah Taala, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Bertakwa
dengan cara menaati-Nya bukan berbuatk maksiat kepada-Nya, mensyukuri nikmat-Nya bukan
malah mengkufurinya, dan selalu mengingat-Nya bukan melupakan-Nya.
Segala puji bagi-Nya Rabb semesta alam, yang telah mengaruniakan berbagai kenikmatan yang
tak terhingga. Shalawat dan salam bagi penghulu para rasul, kekasih dan penyejuk hati kita,
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, juga kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, serta
pengikutnya hingga akhir zaman.
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Menurut Imam Al-Junaid, Ada empat hal yang dapat mengangkat manusia ke derajat yang
paling tinggi meskipun amal dan ilmunya sedikit; kesabaran, kesederhanaan, kemurahan hati dan
akhlak yang baik. Itulah kesempurnaan iman. "
Jika kita resapi secara mendalam, maka kesempurnaan iman kita sangat tergantung pada
dipenuhinya 4 syarak kesempurnaan iman tersebut. Oleh karena pentingnya keempat tersebut,
izinkan khotib mengulasnya satu persatu.
Yang pertama adalah Kesabaran.
Syarat pertama ini mengkonsekuensikan tumbuhnya secara kuat kesabaran dalam diri kita
sebagai manusia. Bukan saja ketika mendapat ujian yang perih dalam bentuk kesusahan,
penderitaan, ataupun sejenisnya.
Namun juga kesabaran untuk memikul amanah yang juga tak lain adalah cobaan dan ujian dalam
bentuk kemuliaan posisi, pangkat, ataupun kehidupan yang berlimpah.
Tanpa kesabaran, keimanan kita hanyalah pohon yang menjulang tanpa akar yang kuat
menancap ke bumi.
Sidang Jumat yang dicintai oleh Allah. .
Dalam hiruk pikuk kehidupan yang makin kompleks dewasa ini, kadangkala kita mudah sekali
lupa untuk senantiasa menyisakan ruang kesabaran dalam hati kita. Tak jarang hal-hal kecil
menjadi pemicu kegaduhan, bahkan konflik yang berujung hilangnya nyawa sesorang.

Padahal jika masih ada ruang kesabaran dalam hati, tentu kita akan selalu terjaga dari hal-hal
yang tidak kita inginkan tersebut.
Kaum Muslimin Rohimakumullah...

Yang Kedua Kesederhanaan


Syarat ini menjadi sangat berat tatkala kehidupan dewasa ini selalu menggoda kita untuk
menunjukkan apa yang kita miliki di depan orang lain. Baik ilmu, harta ataupun kelebihankelebihan lainnya.
Orang-orang yang dikaruniai kelebihan di bidang ilmu seringkali tergelincir dalam sifat sombong
dan merasa diri sempurna sehingga tak lagi membutuhkan pihak lain. Kesombongan inilah yang
pelan namun pasti membuat kita tertutup dari pancaran cahaya iman.
Harta terlebih lagi seringkali membuat manusia lupa bahwa segala hal yang kita miliki hanyalah
titipan dari Allah. Orang-orang yang berlebih secara harta seringkali merasa bahwa ia tak lagi
pantas bicara dengan saudara-saudaranya yang miskin. Padahal kekayaan yang dimilikinya bisa
kapanpun dibersihkan oleh Allah SWT.
3. Kemurahan Hati
Kemurahan hati adalah cermin dekatnya hati seorang hamba pada Tuhannya. Dalam posisi
apapun kemurahan hati mewajibkan kita untuk selalu welas-asih dan pemurah kepada orang lain.
Bukan saja dalam hal harta dan rizki, namun juga ilmu dan jabatan.
Seringkali orang tergelincir karena merasa bahwa apa yang disandangnya, baik ilmum, harta
ataupun jabatan, adalah miliknya sendiri, tanpa memahami bahwa semuanya adalah titipan untuk
memberikan kemanfaatan kepada sesama manusia. Apalah arti segala kelebihan yang kita miliki
jika tak jua berikan kemanfaatan bagi sesama manusia.
4. Akhlak Yang Mulia
Akhlak adalah hal utama yang mendapat penekanan dalam Islam. Rasulullah sendiri menegaskan
bahwa diutusnya beliau adalah untuk memperbaiki akhlak umat manusia.
Apalah arti dalamnya ilmu, banyaknya harta, juga tingginya jabatan kita jika tak dihiasi dengan
akhlak yang baik kepada sesama.
Sidang Jumat Rohimakumullah. . .
Marilah kita senantiasa berdoa, dan saling mengingatkan agar kita selalu dapat menetapi 4 syarat
kesempuranaan iman sebagaimana dipesankan oleh Imam AL-Junaid tadi. Allahumma Amiin.











Khutbah Kedua:




.























.

















Keadilan dan Pemimpin yang Adil


Rasulullah Pernah bersabda "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa seperti singa, para
menterinya seperti serigala, dan hakim-hakimnya seperti anjing. Sementara itu umat kebanyakan
bagaikan kambing. Bagaimana bisa kambing hidup diantara singa, serigala dan anjing?"

.
.
. . .
.
. . .
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Yang Maha Adil dengan
menhindarkan diri dari kedhaliman dan berusaha mendekatkan segala keputusan kita pada
keadilan. Walaupun itu bukanlah perkara yang sulit. Sesungguhnya demikianlah perintah Allah
dan Rasul-Nya.
Adil adalah kata sifat yang dapat dimaknai dengan bertindak sebagaimana mestinya, tidak berat
sebelah dan tanpa keberpihakan. Adil adalah memberikan hak kepada pemiliknya, baik hak itu
bersifat ganjaran bagi yang berjasa maupun hukuman bagi yang bersalah.
Jamaah Jumah yang dirahmati Allah
Kata adil dalam bahasa Indonesia seolah tinggal kenangan. Bagi bangsa ini sekarang, adil
terkesan mewah dalam realita kehidupan. Popularitas kata adil pada saat ini masih jauh berada di
bawah kata android, Iphone, caleg, partai dan lain sebagainya. Begitu pula adanya berbagai
lembaga yang berkutat dalam hal putusan dan keadilan sama sekali tidak dapat memposisikan
kata adil pada tempatnya, bahkan terkesan membelokkan makna adil itu sendiri.
Padahal adil adalah barang murah, adil tidak perlu dibayar mahal seperti halnya short curse atau
studi S1, S2 atau S3. Karena potensi adil selalu terkandung dalam diri tiap insan sebagai
pengejawantahan sifat Allah swt al-adilu. Adil adalah kekayaan alami yang terkandung dalam
diri setiap individu yang hanya memerlukan modal kemauan saja untuk menghadirkannya. Adil
bagaikan barang tambang dalam bumi Indonesia yang telah lama tersedia, bahkan semenjak
bumi pertiwi ini belum dinamai Indonesia. Kemauan adalah kunci membuka gudang keadilan.
Oleh karena itu, dalam usahan merealisasikan potensi adil yang terkandung dalam diri individu
inilah perlu latihan dan pembiasaan. Adil harus diterapkan dalam lingkup kehidupan paling
kecil, dari individu, keluarga, dan dari pemerintahan tingkat RT hingga tingkat pusat. Sehingga
para bapak bangsa ini menjadikan konsep keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
sebagai salah satu dari Pancasila sebagai Dasar Negara.
Jamah jumah yang berbahagia

Dengan demikian keadilan menjadi salah satu basicstruktur yang harus ada di Indonesia. Dengan
bahasa lain Keadilan merupakan masalah ushuliyah yang keberadaannya sudah merupakan
barang pasti yang tidak bisa diganti dengan yang lain, apabila bangsa ini ingin lestari. Bukankah
demikian peringatan Allah kepada Nabi Daud yang tergambar dalam surat as-shad ayat 26:




.



Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang
yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan.
Sudah jelas kiranya janji Allah dalam ayat tersebut. Bahwa keadilan adalah syarat mutlaq
seorang pemimpin, karena keadilanlah yang akan menentukan arah keberlanjutan sebuah
bahngsa. Demikian pentingnya keadilan hingga ada sebuah cerita tentang seorang darwis yang
dimintai pendapat tentang pemimpin yang dhazilim.
Sa'di bercerita; Alkisah, Seorang raja yang zalim berkenan memanggil seorang darwis ke
istananya untuk memberi nasihat. Ketika sufi itu datang, Raja Zalim berkata, "Berikan aku
nasihat. Amal apa yang paling utama untuk aku lakukan sebagai bekalku ke akhirat nanti?"
Sang darwis menjawab, "Amal terbaik untuk baginda adalah tidur. " Raja itu kehairanan,
"Mengapa?" "Karena ketika tidur," jawab sufi itu, "baginda berhenti menzalimi rakyat. Ketika
baginda tidur, rakyat dapat beristirahat dari kezaliman. "
Namun manusia adalah insan yang sering lalai dan mudah tergoda dengan berbgai bujuk rayu
setan yang menyesatkan. Karenanya hampir dalam setiap jangkah kehidupan ini kedhaliman
hadir menggantikan posisi keadilan. Begitulah hingga Rasulullah saw pernah bersabda:



Akan tiba satu waktu kepada umatku penguasanya seperti singa, para menterinya seperti
serigala, dan hakim-hakimnya seperti anjing. Sementara itu umat kebanyakan bagaikan
kambing. Bagaimana bisa kambing hidup diantara singa, serigala dan anjing?
Apakah maksud penguasa seperti singa dalam konteks hadits ini? tidak, singa ditamsilkan dalam
hadits ini bukan dalam hal keberanian, tapi dalam hal kerakusannya. Singa selalu saja memburu
makanan dan demi kepentinga pribadi dan golongannya. Sementara serigala terkenal dengan
sifat culas, gesit, dan licik. Ia bisa menggunakan berbagai cara demi menghasilkan buruan
walaupun dengan jalan tidak ksatria. Adapun anjing yang suka menjilat pandai sekali
menyembunyikan kebuasannya dibalik kejinakan yang dimilikinya. Begitulah Rasulullah saw

?menerang keberadaan umatnya. Apakah massa yang dimaksud dengan hadits tersebut telah tiba
Wallahu alam bis shawab.
Hadirin Rahimakumullah
Hanya saja sebagai garis petunjuk adalah surat An-Nisa ayat 135 haruslah dipegang seorang
pemimpin.

























Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. Jika ia[361] kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika
kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
Demikianlah khotbah singkat kali ini semoga bermanfaat bagi kita semua. Ya Allah kami
sungguh bersyukur atas potensi keadilan yang kau berikan kepada kami, tetapi kami sadar
keadilah bukanlah hal yang mudah kami realisasikan. Namun dengan kebesaran-Mu apa
susahnya Kau mudahkan keadilan itu hadir pada kehidupan kami ya Allah. .













Khutbah II



.









.













.


.






.


!

.

























5 Langkah Gagalkan Godaan Setan
Pertama, membuat kurus setan dengan memperbanyak dzikir kepada Allah swt. Kedua,
menghindari tempat-tempat maksiat. Ketiga, sadarlah bahwa setan suka cuci tangan. Keempat,
ketahuilah setan itu mencari teman. Kelima, Janganlah terlalu banyak makan. Itulah lima langkah
kongkrit ajaran al-Ghazali dalam upaya mematahkan usaha setan menggoda insan.

.
.
. . .
.
. . .
Alhamdulillah, hari Jumat ini kita masih diberi kemampuan oleh Allah Yang Mang Maha Kuasa
untuk menjalankan salah satu perintahnya melaksanakan jamaah shalat Jumah. Walaupun
sebenarnya kita mafhum bersama bahwa keberhasilan kita menjalankan perintahnya merupakan
bukti pemberian rahmat dariNya. Oleh karena itu sudah selayaknya kalau kita saling berwasiat
untuk menjaga dan meningkatkan ketaqwaan kita bersama. karena hanya dengan taqwalah kita
dapat mendekatkan diri kepadanya sekaligus menjadikannya pelindung tunggal dari godaan
setan yang terkutuk.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ululmiddin pernah berkata bahwa diantara hal yang harus
dimengerti oleh seorang hamba adalah mengetahui tipu daya setan dan godaannya.
Sesungguhnya pemahaman ini fardhu ain adanya. Hanya saja kebanyakan manusia tidak mau
mengerti dan lebih suka disibukkan oleh pengetahuan-pengetahuan yang menjebak dirinya
sendiri masuk ke dalam kubangan setan.

Oleh karena begitu akutnya tipu daya setan, maka seorang hamba harus mengerti berbagai kiat
mematahkan bujuk rayu setan. Hal ini berfungsi untuk menyelamatkan dirinya dari para setan
yang terkutuk. Terkutuk karena godaan dan rayuan itu dihembuskan oleh setan bersama dengan
hembusan nafas manusia. Sehingga Al-Hasan suatu ketika pernah ditanya oleh Abu Said
apakah setan itu tidur?. Al-Hasanpun menjawa jika setan itu tidur, pasti kita bisa istirahat.
Sayangnya setan tidak mengenal sekat ruang dan waktu. begitu juga godaan-godaan mereka
yang mengalir bersama arus dalam darah seorang hamba.
Jamaah Jumah Rahimakumullah
Namun, manusia sebagai makhluk yang sempurna yang dibekali Allah dengan kemampuan
bernalar harus memiliki kemauan untuk mngalahkan setan. Dan oleh karenanya Al-Ghazalai
dengan jelas menerangkan lima kiat mematahkan godaan setan. Pertama, membuat kurus setan
dengan memperbanyak dzikir kepada Allah swt. Rasulullah saw pernah bersabda:


Sesungguhnya orang mukmin itu membuat kurus setannya, sebagaimana seseorang diantara
kamu membuat kurus ontanya dalam perjalanan.
Jika sebuah binatang liar telah dikuruskan pastilah ia akan mudah diatur dan menjadi penurut.
Karena ketergantungan kepada majikannya. Begitu juga setan, jika seorang hamba telah bisa
menguasai setan dengan tidak serta merta memenuhi keinginannya, pastilah setan akan kurus
badannya.
Kedua, janganlah seorang hamba mendekatkkan dirinya kepada tempat-tempat kemaksiatan dan
orang-orang mungkar. Sungguh hal itu memperkuat daya pikat setan membujuk manusia.
Rasulullah secara legoris menyatakan:


Baran siapa berputar-putar di sekitar tempat larangan, maka besar kemungkinan ia akan
terjerembab ke dalamnya.
Demikianlah Jamaah yang Berbahagia
Dua langkah pertama mencoba membikin setan tidak nyaman menggoda kita dengan harapan
setan akan segera bosan dan kecewa karena keteguhan kita. Meskipun keduanya bukan hal yang
mudah tetapi harus terus dicoba.
Ketiga, hendaknya seorang hamba selalu sadar bahwa sesungguhnya tujuan setan menggoda
hanyalah ingin menjerumuskan kita kelembah kenistaan dan kemadharatan abadi. Tidak ada
godaan setan yang membawa pada kemanfaatan. Sesungguhnya setan berbuat demikian karena
setan ahli cuci tangan. Ibarat penjegal yang merasa puas jika korbannya jatuh tersungkur dan dia
terkekeh dengan bangganya. Dalam surat al-Hasyr ayat 16 Allah menerangkan






ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir,
maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu
Para Hadirin Rahimakumullah
Kemudian keempat, seorang hamba harus selalu ingat bahwa selain berusaha cuci tangan, setan
juga bersifat pengecut. Ia menginginkan banyak teman dalam kesesatannya. Semakin banyak
teman yang menemani dirinya dalam kesesatan ia akan semakin puas. Karena sesungguhnya
neraka sair itu sungguh luasnya. Dan karenanya setan menginginkan kawan untuk mengisinya.
Demikian keterangan alAraf 16-17 menerangkan












( 16)








Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
Dan terakhir, kelima guna mendukung keempat kiat tersebut seorang hamba harus senantiasa
dalam kondisi lapar. Karena kondisi lapar akan mempermudah seorang hamba dalam mengingat
Allah swt.


Innas syaithana yajri min ibni adam majrad dammi, fadhayyiqu majariyahu biljui
Sesungguhnya setan itu berjalan pada manusia di tempat jalannya darah. Maka persempitlah
jalannya itu dengan mengosongkan perut.
Demikianlah khotbah jumah kali ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.














Khutbah II






.









.































.













.






.


!

.

Anda mungkin juga menyukai