Anda di halaman 1dari 10

Amalan Bulan Dzulhijjah


Ayyuhal muslimuun hafidzakumullah,
Kita saat ini tengah berada di awal bulan Dzulhijjah 1432 H. Dengan demikian kita telah 2 bulan keluar
dari madrasah Ramadhan, dan kini bersiap dengan tarbiyah Allah SWT yang lain, yakni madrasah
Dzulhijjah.
Mengapa disebut madrasah Dzulhijjah? Karena pada bulan ini ada ibadah besar yang sarat dengan nilai-
nilai tarbiyah.yaitu ibadah haji. Bagi kita yang tidak berhaji pun, kesempatan emas terbuka untuk meraih
banyak keutamaan di bulan Dzulhijjah. Memperbanyak ibadah pada tanggal 1 Dzulhijjah sampai dengan
10 Dzulhijjah merupakan pilihan yang cerdas, sebab banyak hadits yang menjelaskan keutamaannya.
Ibadah itu bisa berupa memperbanyak shadaqah, berdzikir, tilawah, dan amal shalih lainnya.
Rasulullah SAW bersabda:


Tidak ada hari-hari di mana amal shalih lebih disukai oleh Allah Azza wa Jalla dari pada hari-hari ini,
yakni hari pertama hingga kesepuluh Dzulhijjah. Para shahabat pun bertanya, Ya Rasulullah, meskipun
dibandingkan dengan berjihad fi sabilillah? Beliau menjawab, Memang, meskipun dibandingkan
dengan berjihad fi sabilillah, kecuali seorang yang pergi membawa nyawa dan hartanya, kemudian tidak
satu pun diantara keduanya itu yang kembali (mati syahid). (HR. Jamaah kecuali Muslim dan Nasai)

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah
Selain amalan-amalan sholih secara umum maka Rasulullah menganjurkan kepada kita untuk melakukan
amalan sholeh secara khusus yaitu

Yang Pertama: Puasa Arafah
Puasa ini disunnahkan bagi kita yang tidak sedang mengerjakan haji. Adapun bagi mereka para jamaah
haji, mereka tidak diperbolehkan berpuasa. Saat itu mereka harus wukuf di Arafah. Dengan demikian,
keutamaan hari Arafah bisa dinikmati oleh orang yang sedang berhaji maupun yang tidak sedang berhaji.
Keutamaan puasa Arafah ini diriwayatkan oleh Abu Qatadah r.a. :

) (
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, Puasa itu menghapus dosa
satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya. (HR. Muslim)
Subhaanallah, luar biasa. Mendengar keutamaan puasa Arafah ini, pantaslah bila pada hari Arafah itu
banyak orang yang dibebaskan Allah SWT dari siksa neraka.

Tidak ada satu hari yang pada hari itu Allah membebaskan para hamba dari api neraka yang lebih banyak
dibandingkan hari Arafah. (HR. Muslim)

Kedua: Shalat Idul Adha
Ikhwatal iman yahdikumullah,
Amal khusus di bulan Dzulhijjah berikutnya adalah Shalat Idul Adha. Jumhur ulama menjelaskan
bahwa hukumnya sunnah muakkad, sebagaimana firman Allah:


Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr). (QS. Al Kautsar: 2). Maksud ayat ini adalah perintah
untuk melaksanakan shalat ied.
ketiga: Berqurban
Amal lainnya yang sangat istimewa dan khusus di bulan Dzulhijjah ini adalah qurban bagi kita yang
mampu. Ibadah ini juga sarat dengan nilai tarbiyah. Bahkan sejarah disyariatkannya qurban pada masa
Nabi Ibrahim adalah sejarah pengorbanan, ketaatan, serta proses taurits di dalam keluarga muslim. Adapun
keutamaan qurban sebagaimana yang disebutkan dalam hadits:

Tidak ada amalan yang diperbuat manusia pada Hari Raya Kurban yang lebih dicintai oleh Allah selain
menyembelih hewan. Sesungguhnya hewan kurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-
tanduknya, bulu-bulu, dan kuku kukunya. Sesungguhnya sebelum darah kurban itu mengalir ke tanah,
pahalanya telah diterima Allah. Maka tenangkanlah jiwa dengan berkurban. (HR. Tirmidzi)

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah
Demikianlah amal-amal umum dan khusus selama bulan Dzulhijjah. Semoga Dzulhijjah 1432 ini semakin
mendekatkan kita kepada Allah SWT sehingga kita memperoleh ridha, rahmat, dan ampuan-Nya. Dengan
demikian, kita bisa berharap bertemu Allah kelak di surga.















KEUTAMAAN DAN HIKMAH QURBAN IDUL ADHA
27 Oktober 2012

Di dalam syariat yang dibawa oleh Rasulullah Saw, perintah dan larangan selalu ada dan terus berjalan kepada
setiap hamba selama ruh masih bersama jasadnya. Dan selama itu pula manusia dapat menambah kedekatannya
kepada Allah swt dengan melakukan perintah-perintah syariat yang mulia. Baik yang berupa kewajiban maupun
yang sunnah.
Dan kesunnahan yang dilakukan si hamba inilah yang menjadi bukti keberhasilannya dan keuntungannya dalam
kehidupan dunia. Sebab ibadah wajib ibarat modal seseorang, mau tidak mau, suka tidak suka dia harus
menjalankannya, sedang amal sunnah itulah keuntungannya. Alangkah ruginya manusia jika di dunia hanya
beribadah yang wajib saja atau dengan kata lain setelah bermuamalah dia kembali modal, tidak mendapat
keuntungan sedikitpun. Maka ibadah sunnah ini hendaknya kita kejar, kita amalkan, sebab itulah bukti kesetiaan kita
dalam mengikuti dan mencintai Rasulullah Saw, beliau saw bersabda (yang artinya):
Barang siapa menghidupkan sunnahku, maka dia telah mencintaiku, dan siapa yang mencintaiku, maka kelak akan
berkumpul bersamaku di surga . (HR. As Sijizi dari Anas bin Malik, lihat Al Jamiush Shoghir)
Bahkan dalam hadits qudsi Allah menyatakan bahwa Dia sangat cinta kepada hamba yang suka menjalankan amal-
amal sunnah, sehingga manakala Dia telah mencintai hamba tersebut, Dia akan menjaga matanya,
pendengarannya, tangan dan kakinya. Semua anggota tubuhnya akan terjaga dari maksiat dan pelanggaran.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Bukhori dari Abu Hurairah RA.
Dari sekian banyak sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah melakukan qurban, yaitu menyembelih
binatang ternak, berupa onta, atau sapi(lembu) atau kambing dengan syarat dan waktu yang tertentu. Bahkan
kesunnahan berqurban ini adalah sunnah muakkadah, artinya kesunnahan yang sangat ditekankan dan dianjurkan.
Sebagaimana diriwayatkan oleh imam Muslim dalam Shohihnya dari Anas bin Malik, beliau berkata :
Rasulullah saw berudhiyah (berkurban) dengan dua kambing putih dan bertanduk, beliau menyembelih dengan
tangan beliau sendiri yang mulia, beliau mengawali (penyembelihan itu) dengan basmalah kemudian bertakbir
Tapi hendaknya kita mengetahui bahwa kesunnahan kurban adalah untuk umat Nabi Muhammad saw, sedang bagi
beliau justru adalah sebagai kewajiban, ini termasuk sekian banyak kekhususan yang diberikan oleh Allah kepada
Rasulullah saw.
Pengertian qurban secara terminologi syara tidak ada perbedaan, yaitu hewan yang khusus disembelih pada saat
Hari Raya Qurban (Idul Al-Adha 10 Dzul Hijjah) dan hari-hari tasyriq (11,12, dan 13 Dzul Hijjah) sebagai upaya
untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.
Dalam Islam qurban disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Saat itu Rasulullah keluar menuju masjid untuk
melaksanakan shalat Idul Adha dan membaca khutbah `Id. Setelah itu beliau berqurban dua ekor kambing yang
bertanduk dan berbulu putih.
Tradisi qurban sebetulnya telah menjadi kebiasaan umat-umat terdahulu, hanya saja prosesi dan ketentuannya tidak
sama persis dengan yang ada dalam syariat Rasulullah. Allah SWT befirman, Bagi tiap-tiap umat telah Kami
tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu (Muhammad)
dalam urusan syariat ini. Dan serulah kepada agama Tuhanmu, sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan
yang lurus (QS AI-Haj: 67).
Bahkan qurban telah menjadi salah satu ritus dalam sejarah pertama manusia. Seperti dikisahkan dengan jelas
dalam AI-Quran surah Al-Maidah ayat 27 mengenai prosesi qurban yang dilakukan oleh kedua putra Nabi Adam AS,
qurban diselenggarakan tiada lain sebagai refleksi syukur hamba atas segala nikmat yang dianugerahkan
Tuhannya, di samping sebagai upaya taqarrub ke hadirat-Nya.

Dalil Qurban dan Keutamaan berkurban
Allah SWT berfirman, Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan sembelihlah (QS Al-Kautsar: 1-2). Mayoritas
ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan shalat di sini adalah shalat hari `Idul Adha, sedangkan yang
dimaksud dengan menyembelih adalah menyembelih hewan qurban.
Diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi, Ibnu Majah dan al Hakim dari Zaid bin Arqam, bahwsanya Rasulullah saw
bersabda (yang artinya):
Al Udhiyah (binatang kurban), bagi pemiliknya (yang berkurban) akan diberi pahala setiap satu rambut binatang itu
satu kebaikan .
Diriwayatkan oleh imam Abul Qasim Al Ashbahani, dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah saw
bersabda (yang artinya):
Wahai Fathimah, bangkitlah dan saksikan penyembelihan binatang kurbanmu, sungguh bagimu pada awal tetesan
darah binatang itu sebagai pengampunan untuk setiap dosa, ketahuilah kelak dia akan didatangkan (di hari akhirat)
dengan daging dan darahnya dan diletakkan diatas timbangan kebaikanmu 70 kali lipat .
Rasulullah saw bersabda (yang artinya):
Barang siapa berkurban dengan lapang dada (senang hati) dan ikhlas hanya mengharap pahala dari Allah, maka
dia akan dihijab dari neraka (berkat udhiyahnya) . (HR. Ath Thabarani dari Al Husein bin Ali)
Dalil dari hadits, dari Siti Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), Tiada amal anak-cucu Adam pada
waktu Hari Raya Qurban yang lebih disukai Allah daripada mengalirkan darah (berqurban). Dan bahwasanya darah
qurban itu sudah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah sebelum jatuh ke tanah. Maka laksanakan qurban itu
dengan penuh ketulusan hati. (HR. At Tirmidzi)
Dari Anas RA, ia berkata, Nabi SAW mengurbankan dua ekor kambing yang putih-putih dan bertanduk. Keduanya
disembelih dengan kedua tangan beliau yang mulia setelah dibacakan bismillah dan takbir, dan beliau meletakkan
kakinya yang berbarakah di atas kedua kambing tersebut: (HR Muslim).
Rasulullah SAW bersabda tentang keutamaan qurban bahwasanya qurban itu akan menyelamatkan pemiliknya dari
kejelekan dunia dan akhirat. Beliau juga bersabda (yang artinya),
Barang siapa telah melaksanakan qurban, setelah orang itu keluar dari kubur nanti, ia akan menemukan qurbannya
berdiri di atas kuburannya, rambut qurban itu terdiri dari belahan emas, matanya dari yaqut, kedua tanduknya dari
emas pula. Lalu ia terheran-heran dan bertanya, Siapa kamu ini? Aku belum pernah melihat sesuatu seindah kamu.
Hewan itu menjawab, Aku adalah qurbanmu yang engkau persembahkan di dunia sekarang. Naiklah ke alas
punggungku. Kemudian ia naik dan berangkatlah mereka sampai naungan Arasy, di langit yang ketujuh
Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), Perbesarlah qurban-qurban kalian, sebab qurban itu akan menjadi
kendaraan-kendaraan dalam melewati jembatan AshShirat menuju surga (HR Ibnu Rifah).
Dalam satu riwayat disebutkan, Nabi Dawud AS pernah bertanya kepada Allah SWT tentang pahala qurban yang
diperoleh umat Nabi Muhammad SAW.
Allah SWT menjawab, Pahalanya adalah, Aku akan memberikan sepuluh kebajikan dari setiap satu helai rambut
qurban itu, akan melebur sepuluh kejelekan, dan akan mengangkat derajat mereka sebanyak sepuluh derajat.
Tahukah engkau, wahai Daud, bahwa qurban-qurban itu adalah kendaraankendaraan bagi mereka di hari kiamat
nanti, dan qurban-qurban itu pula yang menjadi penebus kesalahan-kesalahan mereka.
Sayyidina Ali RA berkata, Apabila seorang hamba telah berqurban, setiap tetesan darah qurban itu akan menjadi
penebus dosanya di dunia dan setiap rambut dari qurban itu tercatat sebagai satu kebajikan baginya.

Hikmah yang bisa kita ambil dari qurban adalah:
Pertama, untuk mengenang nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim dengan digagalkannya
penyembelihan putranya, Ismail AS, yang ditebus dengan seekor kambing dari surga.
Kedua, untuk membagi-bagikan rizqi yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia saat Hari Raya Idul
Adha, yang memang menjadi hari membahagiakan bagi umat Islam, agar yang miskin juga merasakan kegembiraan
seperti yang lainnya. Sebagaimana telah disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw (artinya): Hari Raya Qurban
adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah (HR. Muslim)
Ketiga, untuk memperbanyak rizqi bagi orang yang berqurban, karena setiap hamba yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah akan mendapatkan balasan berlipat ganda.

Kisah Sayyiduna Abdullah bin Abdul Mutthalib
Dalam Islam, qurban tidak sekadar memiliki dimensi religius, yang menghu bungkan makhluk dengan Allah,
Pencipta alam semesta. Qurban bukan sekadar ritus penyembelihan binatang dan aktivitas membagikan daging
hewan kepada mereka yang tidak mampu. la pun memiliki dimensi sosial. Qurban juga memiliki akar sejarah yang
demikian kuat dan memiliki posisi vital di tengah-tengah masyarakat.
Berhubungan dengan sejarah qurban seperti yang umum diketahui oleh umat Islam tentang awalnya syariat qurban
diturunkan, ada satu kisah yang menarik dari Rasulullah sehingga beliau menyatakan dirinya sebagai anak dua
sembelihan.
Kisahnya ketika Abdullah bin Abdul Muthalib belum dilahirkan. Ayahnya, Abdul Muthalib, pernah bernazar bahwa,
jika anaknya laki-laki sudah berjumlah sepuluh orang, salah seorang di antara mereka akan dijadikan qurban.
Setelah istri Abdul Muthalib melahirkan lagi anak laki-laki, genaplah anak laki-lakinya sepuluh orang. Anak laki-laki
yang kesepuluh itu tidaklah diberi nama dengan nama-nama yang biasa, tapi diberi nama dengan nama yang arti
dan maksudnya berlainan sekali, yaitu dengan nama Abdullah, yang artinya hamba Allah.
Selanjutnya setelah Abdullah berumur beberapa tahun, ayahnya, Abdul Muthalib, belum juga menyempurnakan
nazarnya. Pada suatu hari dia mendapat tanda-tanda yang tidak tersangkasangka datangnya yang menyuruhnya
supaya menyempurnakan nazarnya. Oleh sebab itu bulatlah keinginannya agar salah seorang di antara anak laki-
lakinya dijadikan qurban dengan cara disembelih.
Sebelum pengurbanan itu dilaksanakan, dia lebih dulu mengumpulkan semua anak laki-lakinya dan mengadakan
undian. Pada saat itu undian jatuh pada diri Abdullah, padahal Abdullah adalah anak yang paling muda, yang paling
bagus wajahnya dan yang paling disayangi dan dicintai. Tetapi apa boleh buat, kenyataannya undian jatuh padanya,
dan itu harus dilaksanakan.
Seketika tersiar kabar di seluruh kota Makkah bahwa Abdul Mutthalib hendak mengurbankan anaknya yang paling
muda. Maka datanglah seorang kepala agama, penjaga Kabah, menemui Abdul Mutthalib, untuk menghalang-
halangi apa yang akan diperbuat Abdul Mutthalib.
Kepala agama itu memperingatkan untuk tidak melakukan perbuatan tersebut. Jika hal itu sampai dilaksanakan,
sudah tentu kelak akan dicontoh oleh orang banyak, karena Abdul Muthalib adalah seorang wali negeri pada masa
itu dan dia mempunyai pengaruh yang sangat besar di kota Makkah. Oleh sebab itu, apa yang akan dilakukannya
tentu akan jadi panutan bagi warga lain. Si pemuka agama ini mengusulkan agar nazar tersebut diganti saja dengan
menyembelih seratus ekor unta.
Berhubung kepala agama penjaga Masjidil Haram telah memperkenankan bahwa nazar Abdul Muthalib cukup
ditebus dengan seratus ekor unta, disembelihlah oleh Abdul Muthallib seratus ekor unta di muka Kabah. Dengan
demikian Abdullah urung jadi qurban.
Karena peristiwa itu pada waktu Nabi SAW telah beberapa tahun lamanya menjadi utusan Allah, Rasulullah pernah
bersabda (yang artinya), Aku anak laki-laki dari dua orang yang disembelih. Maksud Rasulullah, beliau adalah
keturunan dari Nabi Ismail AS, yang juga akan disembelih tapi lalu diganti Allah dengan kibas, dan anak Abdullah,
yang juga akan disembelih tapi kemudian diganti dengan seratus ekor unta.
Sumber: Website Al Ustadz Al Habib Sholeh bin Ahmad Al Aydrus
About these ads
Bagikan ini:
Cetak
Twitter1
Facebook21
Google

Like this:
Kategori : Rahasia Allah
Tag : Alquran, Hikmah, Info, Rahasia Allah, Tradisi
Navigasi tulisan
Inilah Sejarah Dan Kisah Hidup Para Nabi Palsu
Inilah 5 Keajaiban Adzan
TINGGALKAN BALASAN


7 keutamaan qurban
Sebentar lagi kita akan kedatangan tamu istimewa, Hari Raya Idul Adha, dimana di hari itu dan hari tasyrik
dilakukan penyembelihan hewan qurba. Jika Anda belum memutuskan untuk berkurban tahun ini, ada baiknya
Anda menyimak hikmah dan keutamaan qurban pada hari-hari tersebut:
1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu? Rasulullah
menjawab: Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim. Mereka menjawab: Apa keutamaan yang
kami akan peroleh dengan qurban itu? Rasulullah menjawab: Setiap satu helai rambutnya adalah satu
kebaikan.Mereka menjawab: Kalau bulu-bulunya?Rasulullah menjawab: Setiap satu helai bulunya juga satu
kebaikan. [HR. Ahmad dan ibn Majah]
2. Berkurban adalah ciri keislaman seseorang
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak
berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami. [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]
3. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih
disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat
nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya.
Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah sebagai qurban di manapun hewan itu disembelih sebelum
darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya. [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi
menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib]
4. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa
Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah [HR. Muslim]
5. Berkurban adalah ibadah yang paling utama
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah. [Quran Surat Al Kautsar : 2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat
kedua surat Al-Kautsar menguraikan : Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan
dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu,
merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Taala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada
Allah Subhanahu wa Taala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.
Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam. [Quran Surat Al Anam : 162]
Beliau juga menegaskan: Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah
badan yang paling utama adalah shalat
6. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah
terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha
Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk
patuh (kepada Allah) [Quran Surat Al Hajj : 34]
7. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai
anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu! Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim
membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: Hai
Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus
anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. [Quran Surat Ash Shaffat : 102 - 107]


Redaktur: Shabra Syatila
Sumber: 1bulu1kebaikan
153
Sebarkan pada dunia: KLIK DI SINI


READ MORE







Definisi, Dalil dan Keutamaan Qurban dalam Fiqih
Sunnah
Diposkan oleh Admin BeDa pada Senin, 08 November 2010 | 08.00 WIB

Menjelang Idul Adha 1431 H ini, Bersama Dakwah berniat menampilkan tulisan-tulisan yang berkaitan
dengan ibadah haji dan qurban. Diantaranya adalah pembahasan Qurban dalam Fiqih Sunnah yang dimulai
pada edisi hari ini.

Insya Allah pembahasan Qurban dalam Fiqih Sunnah ini terbagi menjadi lima bagian:
1. Dalil dan Keutamaan Qurban dalam Fiqih Sunnah
2. Hukum dan Hikmah Qurban dalam Fiqih Sunnah
3. Hewan Qurban dan Syaratnya dalam Fiqih Sunnah
4. Waktu Penyembelihan Qurban dan Berserikat Qurban dalam Fiqih Sunnah
5. Pembagian Daging Qurban dalam Fiqih Sunnah

Definisi Qurban
Kata udhhiyah dan dhahiyah adalah nama hewan sembelihan seperti unta, sapi dan kambing yang dipotong pada
hari raya nahar (qurban) dan tasyrik sebagai bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah.

Dalil Qurban dalam Al-Quran
Allah telah mensyariatkan qurban sebagaimana firman-Nya:



Sesungguhnya, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena
Tuhanmu, dan berqurbanlah. Sungguh, orang-orang yang membencimu adalah orang-orang yang terputus. (QS.
Al-Kautsar : 1-3)



Dan unta-unta itu Kami jadikan untukmu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan
padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya)(QS. Al-Hajj : 36)

Maksud kata nahr adalah penyembelihan binatang qurban sebagaimana keterangan dalam sebuah hadits bahwa
Nabi SAW melakukan ibadah qurban dan begitu juga kaum muslimin. Para ulama telah sepakat (ijma) akan
pensyariatannya.

Keutamaan Qurban
Sebuah riwayat dari Aisyah r.a., Nabi SAW telah bersabda,



Tidak ada amalan yang diperbuat manusia pada hari raya qurban yang lebih dicintai oleh Allah selain
menyembelih hewan. Sesungguhnya hewan qurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-
tanduknya, bulu-bulu dan kuku-kukunya. Sesungguhnya sebelum darah qurban itu mengalir ke tanah, pahalanya
telah diterima di sisi Allah. Maka tenangkanlah jiwa dengan berqurban. (HR. Tirmidzi)

Bersambung ke Hukum dan Hikmah Qurban dalam Fiqih Sunnah. []

Anda mungkin juga menyukai